Anda di halaman 1dari 26

MEKANISME PASAR : PERMINTAAN DAN

PENAWARAN

Dosen Pembimbing:
Ainun Ridha,SE,M.Si,Ak

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. EKA SUMARNI (22100003)
2. INTAN SYARINA (22100006)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SABANG ( STIES )


Jl. Prada Utama, gampong Pineung, syiah Kuala Kota Banda Aceh
a. Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu.
1. Hukum Permintaan
“Apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang diminta
konsumen akan berkurang dan sebaliknya, apabila harga suatu barang atau
jasa turun, maka jumlah yang diminta konsumen akan bertambah”.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
• Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang
bertambah.
• Harga Barang Lain yang Terkait
Apabila harga barang substitusinya turun, maka permintaan akan barang
tersebut akan berkurang. Namun apabila harga barang substitusinya naik,
maka permintaan
barang tersebut akan meningkat. (hubungannya
positif/berbanding lurus). Contohnya adalah daging sapi dengan daging ayam.
Apabila harga barang komplementernya turun, maka permintaan akan barang
tersebut akan menurun pula. Sebaliknya, jika harga barang komplementernya
naik, maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat
pula. (hubungannya negatif/berbanding terbalik). Contohnya adalah kopi
dengan gula pasir. Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya
beli konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin meningkat
permintaan terhadap suatu barang tersebut.
• Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan dapat memengaruhi permintaan suatu barang. Jika
selera masyarakat terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap
barang itu pun akan
meningkat.
• Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi
permintaan suatu barang untuk harga tertentu.
• Perkiraan Harga di Masa Mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akannaik, adalah lebih baik
membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih
banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
• Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila
distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat
menguasai “kue” perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya
beli secara umum melemah sehingga permintaan terhadap suatu barang
menurun.
• Usaha – Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam
mempengaruhi masyarakat, seperti lewat iklan, pemberian hadiah, dan
pemberian potongan harga.
3. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya. Dengan fungsi
permintaan, kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas
(dependent variabel) dan variabel – variabel bebas (independent variabel).
Bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat
permintaan dengan faktor – faktor yang memengaruhi permintaan.
- +/- + + + + + +
Dx = f (Px, Py, Y / cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom) .......... (2.1)
dimana : Dx = permintaan barang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Y/cap = pendapatan per kapita sel = selera atau
kebiasaan pen = jumlah penduduk
Pp = perkiraan harga X periode mendatang Ydist =
distribusi pendapatan prom = upaya produsen meningkatkan
penjualan
(promosi)
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variabel), karena besar nilainya
ditentukan oleh variabel – variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan.
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan masing – masing variabel bebas
terhadap permintaan barang X. Tanda positif menunjukkan hubungan searah,
sedangkan tanda negatif menunjukkan hubungan terbalik.
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Dalam hal ini
variabel yang dianggap memengaruhi permintaan suatu barang adalah harga
barang itu sendiri, harga barang lain, dan pendapatan.
Persamaan (2.1) dapat disusun lebih sederhana menjadi
Persamaan (2.2).
- +/- +
Dx = f(Px, Py, Y/cap) ................................................... (2.2)
Tanda – tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis
∂Dx/∂Px < 0 (jika harga X naik, permintaan barang X turun, atau sebaliknya),
∂Dx/∂Py > 0 (jika pendapatan naik, permintaan barang X naik, dan sebaliknya.
Persamaan – persamaan diatas menjelaskan hubungan – hubungan
antarvariabel dengan asumsi barang normal. Di luar asumsi itu akan terjadi
penyimpangan pola hubungan.
4. Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan
tingkat permintaan abarang tersebut. Misalnya, fungsi permintaan beras di
kota Brebes per bulan merupakan fungsi linear sebagai berikut,
Qd = 100 – 10P ......................................................... (2.3)
dimana : Qd = permintaan beras (dalam ribu ton)
P = harga beras per kilogram (dalam rupiah)
Dari Persamaan (2.3) kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis),
permintaan beras tidaklah tak terhingga melainkan hanya 100.000 ton.
Permintaan beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp10.000,00 atau lebih
per kilogram. Kita juga dapat menentukan berapa jumlah permintaan beras
pada berbagai tingkat harga antara nol rupiah sampai Rp10.000,00 per
kilogram.
Seperti yang tertera dalam skedul permintaan berikut ini.

Tabel 2.1
Skedul Permintaan Beras

Harga beras Per Permintaan beras per


kilogram (Rp) bulan (ribu ton)

100
0
80
2.000
60
4.000
40
6.000
20
8.000
0
10.000

Skedul permintaan dapat digambarkan dalam bentuk kurva permintaan dua


dimensi.
Diagram 2.1 Kurva Permintaan Beras
Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar
∂Qd/∂P = -10 (minus sepuluh), yang mempunyai arti jika harga
beras berubah 1 unit maka permintaan beras berubah menjadi 10 unit dengan
arah yang berlawanan.
5. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan
Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga
dan perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan
sebagainya (faktor non harga).
Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi
perubahan hanya terjadi dalam satu kurva yang sama yang disebut pergerakan
permintaan sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve).
Bila kurva permintaan diatas diambil sebagai contoh mengenai pergerakan
permintaan sepanjang kurva.
Diagram 2.2 Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan Beras

Pada harga beras Rp4.000,00 per kilogram, permintaan beras 60.000 ton per
bulan. Jika harga naik menjadi Rp6.000,00 per kilogram, permintaan turun
menjadi 40.000 ton per bulan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi
Rp2.000,00 per kilogram, permintaan beras meningkat kembali menjadi 80.000
ton per bulan. Jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus, yaitu
pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Jika
pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika
pendapatan menurun, kurva permintaan
bergeser sejajar ke kiri.
Diagram 2.3 Pergeseran Kurva Permintaan Beras

Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi
perubahan harga (barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan
jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan
menambah jumlah yang diminta.
Apabila faktor – faktor nonharga berubah, akan menyebabkan perubahan
dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ditunjukkan oleh
bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna
bahwa perubahan faktor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik,
ceteris paribus) akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan
permintaan), yaitu pada tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta
bertambah.
6. Kasus Pengecualian
Hukum permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru
permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Ada tiga kelompok barang
dimana hukum permintaan tidak berlaku.
• Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi
Misalnya emas, saham dan tanah (dikota). Barang – barang itu dapat
menyebabkan orang akan menambah pembeliannya pada saat harga naik,
karena ada unsur spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada
saat harga barang itu naik, dengan demikian mereka mengharapkan akan
memperoleh keuntungan.
• Barang Prestise
Barang yang akan menambah prestise seseorang yang memilikinya umumnya
barang yang harganya mahal sekali. Contohnya adalah mobil mewah, lukisan
dari pelukis yang terkenal, atau barang – barang antik.
• Barang Giffen
Apabila harganya turun dapat menyebabkan jumlah barang yang akan diminta
akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pandangan yang negatif dari barang
giffen lebih besar daripada naiknya jumlah barang yang diminta karena
berlakunya efek substitusi yang selalu positif.

b. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan
(jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.
1. Hukum Penawaran
“Apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang ditawarkan
produsen akan bertambah dan sebaliknya, apabila harga suatu barang atau
jasa turun, maka jumlah yang ditawarkan produsen juga akan berkurang”.
2. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Penawaran
• Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah
jumlah barang yang dihasilkan.
• Harga Barang Lain Yang Terkait
Barang substitusi dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Apabila
harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah,
dan sebaliknya. Sedangkan barang komplemen naik, maka penawaran suatu
barang
berkurang, dan sebaliknya. Jika harga suatu barang naik, maka produsen
cenderung akan menambah jumlah barang yang
dihasilkan.
• Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi (tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan
baku yang meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal) akan
menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan
jumlah anggaran yang tetap. Kenaikan harga faktor produksi akan mengurangi
laba perusahaan. Apabila tingkat laba industri tidak menarik lagi, mereka akan
pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya
penawaran barang.
• Biaya Produksi
Kenaikan harga input sebenaranya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.
Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan
kenaikan harga faktor produksi atau penyebab lain), maka produsen akan
mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.
• Teknologi Produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan
menciptakan barang-barang baru. Dalam
hubungan dengan penawaran, suatu barang kemajuan teknologi
menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
• Jumlah Pedagang atau Penjual
Apabila jumlah penjual produk tertentu semakin banyak, maka penawaran
barang tersebut akan bertambah.
• Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan hasil
produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan
kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada
tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
• Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Di
Indonesia beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk
mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna
tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanan padi
tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas
menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
3. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan
dalam hubungan matematis dengan faktor – faktor yang
mempengaruhinya. Penjelasan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan
matematis yang menjelaskan hubungan antara ingkat penawaran dengan
faktor – faktor yang memengaruhi penawaran.
- +/- - - + + +/- +
Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij) .................. (2.4)
dimana : Sx = penawaran barang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Pi = harga input
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang/penjual
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing – masing
variabel bebas terhadap penawaran barang X.
Qs = -40 + 5P ......................................................... (2.5)
dimana : Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per
tahun
P = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per
unit)
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil per unit
hanya Rp80 juta atau kurang produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu
unit kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat lima unit. Jika
yang berubah adalah faktor nonharga seperti teknologi, kurva penawaran
bergeser (shifting) dari S₀ ke S₁.
Diagram 2.4 Kurva Penawaran Mobil

4. Kasus Pengecualian
Kurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk melengkung membalik
(backword bending labour supply curve). Misalnya, seorang pekerja yang
dibayar berdasarkan jumlah jam kerjanya.
Tabel ini akan menunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan untuk bekerja
(penawaran tenaga kerja) pada berbagai tingkat upah per jam yang berbeda –
beda.
Tabel 2.2 Penawaran Tenaga Kerja

Tabel 2.2
Penawaran Tenaga Kerja

Upah per jam (dalam Jumlah jam kerja per


rupiah) minggu
2.000 4
4.000 12
8.000 20
12.000 24
14.000 25
16.000 23
18.000 20
Pada Diagram 2.5 tingkat upah yang rendah (Rp2.000,00 sampai Rp14.000,00)
adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang positif. Bagi pekerja,
akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja bila tingkat
upah naik. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari Rp14.000,00 per jamnya, ia
cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan untuk bekerja.
Diagram 2.5 Backword Bending Labour Supply Curve

c. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun
produsen sama – sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang
dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di
bawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan
akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya, jika harga
melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah
penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
Kasus Pasar Mobil Sedan
Permintaan : Qd = 200 – 10P

Penawaran : Qs
Qd = Qs = -40 + 5P dimana :
Qd, Qs = ribu unit
200 – 10P = -40 + 5P
per tahun

P = puluh juta rupiah per


unit Keseimbangan Pasar : Qd = 200 – 10 (16) = 40

200 + 40 = 10P + 5P Qs = -40 + 5 (16) = 40

240 = 15P
P =

P = 16
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp160 juta per unit. Saat itu
jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit per
tahun.
Jika harga \ mobil ditetapkan Rp150 juta per unit (di bawah harga
keseimbangan), maka akan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit
mobil per tahun. Jika harga mobil ditetapkan Rp170 juta per unit (di atas harga
keseimbangan), terjadi kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil per
tahun.
Diagram 2.6 Keseimbangan Pasar Mobil

d. Perubahan Keseimbangan Pasar


Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi
permintaan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah
harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal (Diagram 2.7.a). Tetapi jika
yang berubah adalah faktor – faktor ceteris paribus seperti teknologi produksi
untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan
tidak kembali ke titik awal (Diagram 2.7.b dan 2.7.c).
Diagram 2.7 Perubahan Keseimbangan Pasar
e. Surplus Ekonomi
Keputusan dalam memproduksi atau mengkonsumsi ditentukan oleh berapa
besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang
diproduksi atau dikonsumsi. ( Marginal Approach
/ Keputusan Marginal ).
Konsumen Surplus (Consumer Surplus)
• Willingness to pay adalah jumlah maksimum yang mau dibayar oleh
konsumen untuk memperoleh suatu barang, dan sekaligus menjadi ukuran
seberapa besar pembeli menilai suatu barang.
• Surplus Konsumen ( Consumer Surplus) adalah selisih antara jumlah
yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus
dibayar.
Besarnya surplus konsumen dapat diketahui dengan mencari luas segitiga
seperti dibawah ini.

Surplus Produsen ( Produser Surplus )


• Surplus Produsen ( Produser Surplus ) adalah selisih antara jumlah yang
diterima produsen dengan yang produsen harapkan untuk dibayar dari
konsumen.
• Semakin tinggi harga yang diperoleh maka semakin tinggi pula surplus
produsen yang dimiliki oleh penjual.
• Surplus produsen dalam kurva penawaran ditunjukkan pada area
dibawah harga barang, dan di atas kurva penawaran.

• Dari Kurva tersebut, area surplus produsen ditunjukkan oleh arsiran


yang berwarna ungu.
• Apabila harga meningkat, maka surplus produsen akan bertambah.
Sebaliknya apabila harga menurun, maka surplus produsen akan berkurang.
• Apabila terjadi kenaikan harga, seorang produsen
akan mendapatkan tambahan keuntungan (Surpus Produsen).
• Saat produsen baru masuk kedalam pasar ia juga akan mendapat surplus
produsen dari kenaikan harga tersebut.
Dalam kasur pasar mobil, surplus konsumen jumlahnya seluas segi tiga ABE,
yang merupakan selisih luas trapesium 0BEC ( jumlah yang konsumen bersedia
memabayar) dengan segi empat 0AEC (jumlah yang harus konsumen bayar).
Jumlah surplus produsen seluas segi tiga FAE yang merupakan selisih antara
luas segi empat 0AEC (jumlah yang konsumen bayarkan) dengan trapesium
0FEC (Jumlah yang produsen bersedia dibayar.
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur
tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah
dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi (kehilangan
surplus konsumen + surplus produsen) makin besar.
Diagram 2.8 Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
f. Kegagalan Pasar
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya
terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna,
pasar berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat. Proses
pertukaran (exchange) tidak terbatasi dimensi waktu dan tempat (timeless dan
placeless). Sayangnya, kenyataan tidak seperti dunia ideal. Banyak asumsi tidak
cocok dengan lapangan. Akibatnya pasar gagal menjadi alat alokasi sumber
daya yang efisien (market failure).
1) Informasi Tidak Sempurna (Incomplete Information)
Informasi tidak sempurna adalah kebalikan dari asumsi informasi sempurna
yang mendasari efisiensi pasar, dimana pembeli memiliki informasi kualitas
harga dan harga produk dan perusahaan memiliki informasi kualitas dan harga
input. Akibatnya adalah konsumen akan mengalami perlakuan harga jual yang
berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
2) Daya Monopoli (Monopoly Power)
Asumsi pasar persaingan sempurna adalah produsen begitu banyak dan kecil –
kecil sehingga individu tidak mampu memengaruhi pasar. Keputusan produsen
dalam memasok,
bereferensi pada harga yang berlaku di pasar (price taker). Sering terjadi dalam
pasar hanya ada satu (monopoli) atau beberapa produsen (oligopoly) yang
begitu kuat. kemampuan itu mempengaruhi tingkat harga (price setter) yang
menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang lebih tinggi,
dibanding dalam pasar persaingan sempurna.
3) Eksternalitas (Externality)
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita
pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak
dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara formal.
• Eksternalitas positif
Dampak dari kegiatan yang dilakukan suatu pihak terhadap orang lain tanpa
ada kompensasi dari pihak yang diuntungkan. Contoh : Pabrik A membangun
jalan sehingga tanah penduduk di sekitar jalan itu nilainya meningkat.
• Eksternalitas negative
Dampak dari kegiatan yang dilakukan suatu pihak apabila dampak tersebut
merugikan orang lain. Contoh : Pabrik cat
membuang limbahnya ke sungai dan menyebabkan
masyarakat yang menggunakan air sungai menjadi sakit, asap pabrik yang
menyebabkan sakit ispa, dan sebagainya.
4) Barang Publik (Public Goods)
Asumsi dasar lain yang sering kali tidak relevan adalah barang yang
dipertukarkan bersifat private (rival dan eksklusif).
Rival artinya, barang tidak dapat dikonsumsi secara simultan (bersamaan)
tanpa saling merugikan. Ekslusif artinya diperlukan syarat untuk memperoleh
barang tersebut, seperti tidak perlu membayar dan sebagainya. Dan divisible
artinya dapat dipecahpecah atau dibagi-bagi. Sehingga barang public adalah
barang yang dapat digunakan/dimanfaatkan bersama-sama secara gratis (non
exclusive) dan bersifat non divisible. Contoh: mesjid, jalan raya, taman,
pertahanan nasional suatu Negara, dan sebagainya.
Barang public biasanya disediakan oleh pemerintah, sedangkan Semi Public
Goods adalah adalah barang yang bersifat non-rivalry, dan non-divisible namun
bersifat ekslusif. Contoh: jalan tol dan bioskop. Jalan tol memang bersifat non-
rivalry dan nondivisiable, tetapi exclusive karena orang harus membayar dan
memenuhi syarat lainnya. Begitu pula dengan bioskop.
5) Barang Altruisme (Altruism Good)
Barang Alturisme adalah barang yang ketersediannya berdasarkan sukarela
karena rasa kemanusaan. Contohnya adalah darah. Supply darah ada karena
rasa kemanusiaan. Apabila supply barang ini diserahkan kepada mekanisme
pasar, maka tidak akan terjadi pasar karena aspek supply-nya bertentangan
dengan ajaran agama (akan terjadi kegagalan pasar atau market failures). Oleh
karena itu Pemerintah menangani masalah demand dan supply darah dengan
membentuk PMI (Palang Merah Indonesia).
g. Intervensi Pemerintah
Kegagalan pasar seringkali menuntut campur tangan (intervensi)
pemerintah. Namun yang harus diperhatikan adalah tidak semua campur
tangan pemerintah memberikan hasil yang baik, walaupun tujuannya
baik.salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah dalam
menentukan kebijaksanaan adalah adanya trade off (konflik) antara tujuan -
tujuan yang ingin dicapai misalnya: ada konflik antara tujuan efesiensi dengan
pemerataan. Agar harga rumah dapat terjangkau rakyat kecil dan
berpenghasilan rendah, pemerintah memberikan subsidi. Tetapi pemberian
subsidi itu cenderung mengorbankan efesiensi, karena uang subsidi bisa
dialokasikan ke sektor-sektor yang lebih produktif.
Tujuan intervensi pemerintah adalah :
• Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud
dan eksploitasi dapat dihindarkan.
• Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami
perkembangan yang teratur dan stabil.
• Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahan besar
yang dapat memengaruhi pasar, agar mereka tidak
menjalankan praktik-praktik monopoli yang merugikan.
• Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
• Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan
masyarakat dapat dihindari atau dikurangi.
1) Kontrol harga
Tujuan kontrol harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk
kontrol harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar
(floor price) dan harga maksimum
(ceiling price).
• Harga dasar (Floor Price)
Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Dampak
kebijakan harga minimum terhadap keseimbangan pasar dijelaskan dengan
diagram berikut ini.
Kasus Pasar Gabah di Karawang
Qd = 2.000 – 3P ; Qs = -500 + 2P
dimana : Qd, Qs = ribu ton per musim
P = ratus ribu rupiah per ton
Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah
Rp500.000,00 per ton. Sedangkan jmlah gabah yang tersedia 500.000 ton per
musim. Andaikan pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan
berniat menambahnya pada musim tanam mendatang dengan menetapkan
harga dasar gabah menjadi Rp600.000,00 per ton, akan terjadi kelebihan
penawaran 500.000 ton. Sebab, penawaran naik menjadi 700.000 ton,
sedangkan permintaan turun menjadi 200.000 ton. Keputusan ini merugikan
konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi yang hilang (consumer
surplus dan producer surplus) besarnya seluas segi tiga B+C.
Diagram 2.9 Pasar Gabah di Karawang

Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp600.000,00 per ton, pemerintah harus
membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar
permintaan yang disebut permintaan pemerintah (Qdp). Akibatnya, kurva
permintaan bergeser ke Qd₂ yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar
anggaran yang disediakan adalah 500.000 ton dikali dengan
Rp600.000,00 sama dengan Rp300.000.000.000,00.
Kasus Pasar Gabah di Karawang
Qd = 20.000 – 6P ; Qs = -5.000 + 4P dimana : Qd, Qs = jiwa
per bulan
P = upah per hari
Keseimbangan pasar terjadi pada harga Rp2.500,00/hari.
Kesempatan kerja yang tersedia untuk 5.000 pekerja/bulan. Jika Pemerintah
Daerah Cianjur menilai upah keseimbangan itu terlalu rendah dan menetapkan
upah minimum sebesar Rp3.000,00/hari, yang terjadi adalah pengangguran
sebanyak Rp5.000 oran/bulan. Sebab dengan tingkat upah tersebut jumlah
yang ingin bekerja meningkatkan menjadi 7.000 orang/bulan. Sedangkan
permintaan terhadap tenaga kerja menurun menjadi 2.000 orang/bulan.
Diagram 2.10 Pasar Tenaga Kerja di Cianjur

• Harga Tertinggi (Celling Price)


Harga tertinggi adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen.
Kasus Pasar Gabah di Karawang
Qd = 20.000 – 5P ; Qs = -5.000 + 20P dimana : Qd, Qs = ribu bungkus
per bulan P = harga perbungkus
Diagram 2.11 Pasar Mie Instant di Indonesia
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instan Rp1.000,00 per
bungkus dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Sekarang pemerintah
merasa harga mie instan terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp750,00 per
bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6.250.000
bungkus per bulan (16.250.000 – 10.000.000).
Secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan surplus
ekonomi (dendweight loss) sebesar luas segi tiga A + B.
• Kuota
Pemerintah memengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijaksanaan
kuota (pembatasan produksi). Diagram 2.12 menunjukkan tanpa campur
tangan pemerintah, keseimbangan pasar jagung terjadi di titik E₁ dengan
jumlah Q₀ dan harga P₀.
Jika pemerintah ingin menjaga agar harga jagung minimal P₁ untuk jumlah
produksi dibatasi hanya sampai Q₁. Kurva penawaran jagung yang relevan
adalah S₁. Keputusan ini mengurangi surplus seluas C, tetapi memperoleh
tambahan surplus A ditambah insentif tidak memproduksi, seluas F. Agar
produsen jagung mau mengurangi produksinya sampai tingkat Q₁ maka insentif
finansial yang harus diberikan setidak – tidaknya seluas B + C + F.
Diagram 2.12 Pasar Jagung di Jawa Barat

2) Pajak dan Subsidi


• Pajak
Pajak memberatkan karena membuat harga barang menjadi lebih mahal.
Namun, pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk
membiayai fungsi – fungsinya, khususnya redistribusi pendapatan dan sebagai
alat stabilitas ekonomi.
Hanya keputusan penentuan pajak harus
mempertimbangkan elastisitas permintaan dan penawaran. Jika tidak,
tujuan – tujuan yang ditargetkan tidak tercapai.
Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap
keseimbangan pasar.
Diagram 2.12 Pasar Jagung di Jawa Barat

Pemerintah bermaksud menarik pajak sepeda motor, dengan membebankan


pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). Pajak dibebankan kepada produsen.
Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari S₀ ke S₁,
sehingga harga keseimbangan menjadi P₁ sedangkan jumlah keseimbangan
menjadi Q₁. Kebijakan ini menyebabkan konsumen kehilangan surplus
konsumen sebasar A + B.
Sedangkan produsen kehilangan surplus sebanyak F + C. Tetapi pemerintah
memperoleh pendapatan sebanyak A + F dengan 0Q₁ X (P₁ - P₂). Tetapi
konsumen dirugikan karena beban pajak yang seharusnya ditanggung
produsen, sebagian
(A) ditanggung oleh konsumen yang disebut pergeseran beban pajak (tax
incidnce). Besarnya tax incidnce sangat tergantung pada elastisitas permintaan
dan penawaran.
Diagram 2.13 Pasar Sepeda Motor di Indonesia
• Subsidi
Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif (negative tax), karena subsidi
menambah pendapatan nyata.
Kasus Pasar Susu Bayi di Jakarta
Diagram 2.14 menggambarkan keseimbangan pasar susu bayi di Jakarta. Agar
makin banyak keluarga yang mampu membeli susu, pemerintah bermaksud
menurunkan harga susu ke P₁ permintaan meningkat menjadi Q₁ sementara
penawaran berkurang menjadi Q₂. Bila menempuh kebijakan harga tertinggi
(celing price) akan menimbulkan deadweig los, pemerintah menempuh
kebijakan subsidi (negative tax). Besarnya subsidi yang diberikan adalah (P₁ -
P₂). Bila subsidi diberikan kepada konsumen, akan menggeser kurva
permintaan ke D₁ sehingga keseimbangan baru terjadi di titik E₂. Bila subsidi
diberikan kepada produsen, akan menggeser kurva penawaran ke S₁.
Keseimbangan baru terjadi di titik E₁.
Diagram 2.14 Pasar Susu Bayi di Jakarta

3) Tarif dan Kuota


Dalam sistem perekonomian terbuka (melakukan transaksi dengan
perekonomian luar), maka harga barang yang berlaku adalah harga
internasional. Yang menjadi persoalan adalah bila harga domestik lebih tinggi
daripada harga dunia.sebab dengan mekanisme pasar bebas, terpaksa
dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Walaupun dari
sudut
konsumen hal ini menguntungkan, tetapi demi melindungi industri dalam
negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif dengan memberlakukan
tarif (pajak impor) dan kuota impor (pembatasan jumlah impor).
Diagram 2.15 Tarif atau Kuota Impor

Dengan harga internasional setingkat tingkat impor mencapai jumlah Qd₀ -


Qs₀ unit. Untuk melindungi industri dalam negeri pemerintah menetapkan tarif
sebesar T per unit impor. Harga dalam negeri meningkat menjadi impor pun
berkurang menjadi Qd₁ - Qs₁ unit. Bagi produsen domestik kebijakan ini
menambah keuntungan mereka sebesar luas trapesium A. Tetapi konsumen
domestik mengalami kerugian sebesar A + B + C + F. Sedangkan F merupakan
penerimaan pajak pemerintah. Jika pemerintah memberlakukan kuota impor F
merupakan keuntungan yang diperoleh produsen asing. Sehingga kerugian
domestik neto adalah B + C + F.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama. Manurung, Mandala. 2010. Teori Ekonomi Mikro
Suatu Pengantar, Edisi Keempat, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
https://blog.ruangguru.com/definisi-dan-faktor-faktor-memengaruhi-
permintaan-danpenawaran
https://www.academia.edu/9757569/MEKANISME_PASAR_PERMINTAA
N_DAN_PENAWARAN
http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2015/01/mak
alah-mekanisme-pasar.html?m=1
https://sites.google.com/site/httplusidefiantiblogspotcoid/makalahpermintaan
-dan-penawaran http://www.makalah.co.id/2016/11/makalah-pembahasan-
mekanismepasar.html
https://www.google.com/amp/s/kageweblog.wordpress.com/2017/07/30/su
rplus-ekonomi/amp/
https://www.google.com/amp/s/kageweblog.wordpress.com/2017/07/24/su
mber-sumber-kegagalan-pasar/amp/

Anda mungkin juga menyukai