Anda di halaman 1dari 15

A.

HUKUM PERMINTAAN DAN HUKUM PENAWARAN

1. Pengertian Permintaan

Permintaan tercipta apabila kamu memiliki keinginan untuk membeli barang dan jasa
yang disertai oleh kemampuan untuk membayarnya. Jadi, secara sederhana kita dapat
mengatakan bahwa permintaan ialah keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk
membeli barang dan jasa pada tingkat harga dan waktu tertentu.

Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan konsep permintaan ini. Pertama,
kuantitas yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Hal ini menunjukkan
berapa banyak yang ingin dibeli konsumen berdasarkan harga barang tersebut, harga
barang lain, pendapatan, dan selera. Kedua, keinginan konsumen tersebut disertai oleh
kemampuan serta kesediaan untuk membeli. Jadi, merupakan permintaan efektif. Ketiga,
kuantitas yang diminta dinyatakan dalam satuan waktu. Artinya, jika disebutkan bahwa
kuantitas televisi yang diminta di kota Jakarta adalah 20.000 unit maka harus jelas apakah
20.000 unit tersebut per hari, per bulan, atau per tahun. Penjualan televisi 20.000 unit per
hari adalah angka yang sangat fantastis. Berbeda jika kita katakan bahwa penjualan
tersebut adalah per tahun.

2. Hukum Permintaan

Ulasan di atas menyinggung sekilas bahwa ada beberapa faktor yang menentukan
besarnya permintaan. Faktor-faktor itu di antaranya adalah harga barang dan jasa itu
sendiri, harga barang dan jasa lain, pendapatan, selera, juga jumlah penduduk. Namun
demikian, kita tidak dapat memahami pengaruh semua variabel tersebut sekaligus dalam
waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, untuk memudahkan analisis, para ekonom
biasanya memisahkan faktor-faktor tersebut dan menganalisisnya secara terpisah.

Jadi, jika kita ingin menganalisis pengaruh perubahan harga terhadap permintaan,
faktor-faktor lain yang juga memengaruhi harga, kita anggap tidak berubah atau konstan.
Dalam ilmu ekonomi, anggapan bahwa hal-hal lainnya konstan dinamakan ceteris
paribus. Jika kita telah memisahkan pengaruh faktor-faktor lainnya seperti ini, barulah
kita dapat menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh harga secara jelas.
Mari kita ambil contoh berikut. Ana membeli 5 kilogram buah jeruk. Padahal, semula
ia hanya berniat untuk membeli 2 kilogram. Namun, karena di toko Buah Segar sedang
ada bulan promosi dengan menurunkan harga jeruk, maka ja memutuskan membeli 5
kilogram. Sebelumnya, ia juga berniat membeli 5 kilogram buah apel. Namun, harga apel
ternyata naik, sehingga ia terpaksa hanya membeli 2 kilogram. Ana pun terpaksa
mengurungkan niatnya untuk membeli buah durian kesukaannya karena harganya sudah
naik sangat tinggi.

Dalam ilustrasi tersebut, kita ketahui bahwa harga memainkan peran penting dalam
memengaruhi kuantitas yang diminta. Semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang
diminta. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang dan jasa, semakin banyak jumiah
yang diminta. Terlihat di sini bahwa ada hubungan terbalik antara tingkat harga dan
jumlah barang dan jasa yang diminta. Fenomena ini pada intinya merupakan isi dari
hukum permintaan. Secara lebih jelas, hukum permintaan ini berbunyi: “Jika harga suatu
barang dan jasa meningkat, kuantitas yang diminta akan menurun. Sebaliknya, apabila
harga suatu barang dan jasa menurun, maka kuantitas yang diminta akan meningkat,
ceteris paribus."

Studi Ekonomi dan Bisnis

“Naiknya harga-harga bahan kebutuhan pokok dalam seminggu terakhir atau


menjelang bulan puasa tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat pembeli. Pedagang juga
mengeluh omzetnya turun karena perdagangan sepi.

Berdasarkan pemantauan Kompas di sejumlah pasar di Kediri, kenaikan harga


terjadi hampir di seluruh komoditas seperti beras, telur, daging ayam, dan daging sapi
sejak seminggu terakhir. Kenaikan tertinggi terjadi pada harga telur ayam dari
Rp10.000,00 menjadi Rp13.500,00 per kilogram (kg) atau naik 355.

Sementara itu, daging sapi naik hanya 676 dari Rp45.000,00 menjadi
Rp48.000,07 per kg. Hanya beras naik tipis, rata-rata 5-85. Beras kelas III yang
dikonsumsi sebagian besar masyarakat harganya di kisaran Rp4.800,00 per kg, naik dari
harga sebelumnya yaitu Rp4.500,00 per kg. Diprediksi kenaikan harga tertinggi akan
terjadi pada bulan puasa dan menjelang Lebaran”.

Sumber: kompas.com
3. Kurva Permintaan

Definisi yang terkandung dalam hukum permintaan di atas akan lebih jelas kita
pahami jika kita mengilustrasikannya ke dalam sebuah tabel dan kurva permintaan.
Namun sebelumnya, kita perlu memahami terlebih dahulu pengertian dari istilah
kuantitas yang diminta (guantity demanded), tabel permintaan (demand schedule), dan
kurva permintaan (demand curve).

Kuantitas yang diminta mengacu kepada kuantitas barang dan jasa yang ingin dibeli
konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu, ceteris paribus. Sebagai contoh,
misalkan 10 ton jeruk terjual setiap bulan di kota A pada harga Rp5.000,00 per kilogram.
Kuantitas sebesar 10 ton tersebut merupakan jeruk yang diminta per bulan pada harga
Rp5.000.00. Jika harga jeruk naik menjadi Rp7.000,00 kita memperkirakan bahwa
kuantitas yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, jika harga jeruk turun menjadi
Rp3.000,00 pembelian jeruk Oleh konsumen kota A akan meningkat.

Tabel permintaan ialah tabel yang menunjukkan kuantitas barang dan jasa yang
diminta selama periode waktu tertentu pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor-
faktor lainnya konstan. Informasi yang disajikan dalam tabel permintaan tersebut
selanjtnya dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang dinamakan kurva permintaan.
Dengan demikian, kurva permintaan merupakan penyajian tabel permintaan secara grafis.
Pada tabel di peraga 8.1 diberikan contoh kuantitas permintaan Ana terhadap jeruk selama
satu bulan pada harga antara Rp. 1.000 dan Rp. 5.000 per kilogram sedangkan gambar
memperlihatkan dalam sebuah kurva permintaan.

Tabel ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi harga jeruk, maka semakin rendah
kuantitas jeruk yang diminta oleh Ana. Sebaliknya, semakin rencah harga jeruk, semakin
banyak kuantitas jeruk yang diminta oleh Ana.

Peraga 8.1 Tabel dan Kurva Prmintaan Ana

Tabel permintaan Ana terhadap jeruk selama satu bulan digambarkan dalam kurva
permintaan Ana terhadap jeruk selama satu bulan yang ada do bawah. Setiap titik pada
kurva permintaan memperlihatkan kombinasi harga dan kuantitas yang diminta oleh Ana.
Perhatikan bahwa kurva permintaan Ana terhadap jeruk memiliki kemiringan negative,
yaitu bergerak dari kiri atas ke bawah.
Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa kuantitas jeruk yang diminta akan Semaki
banyak jika harga turun. Sebaliknya, kuantitas jeruk yang diminta semakin sedikit jika
har Semakin tinggi. Jika tabel ini digambarkan dalam kurva, bentuknya akan terlihat
Sepery pada gambar di Peraga 8.1.

Setiap titik pada kurva permintaan memperlihatkan kombinasi harga dan kuantitas
yang diminta oleh Ana. Perhatikan bahwa kurva permintaan Ana terhadap jeruk memilik:
kemiringan negatif, yaitu bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.

Untuk menggambar kurva, mula-mula tarik garis vertikal dari bawah ke atas yang
disebut dengan sumbu Y (sumbu harga) atau ordinat. Selanjutnya, tarik garis horizontg
yang disebut absis atau sumbu X (sumbu kuantitas). Tentukan titik potong antara hargz
dengan kuantitas yang diminta. Tentukanlah titik pertemuan 10 kilogram dengan harga
5.000 yaitu titik A. Tentukan titik pertemuan antara 20 kilogram dan 4.000 yaitu titik 8
dan selanjutnya setelah selesai, titik-titik tersebut dihubungkan oleh sebuah garis. Garis
itulah yang disebut dengan kurva permintaan.

Kita lihat bahwa kurva permintaan dalam gambar tersebut turun dari kiri atas ke kanan
bawah (berlereng negatif). Ketika harga jeruk Rp5.000,00 per kilogram, Ana hanya
mampu membeli 10 kilogram (titik A). Namun, ketika harga turun menjadi Rp4.000,00
per kilogram, jumlah yang diminta Ana meningkat menjadi 20 kilogram (titik B). Begitu
seterusnya sampai ka titik E. Gambaran ini menunjukkan berlakunya hukum permintaan
yang telah kita uraikan di atas,

Dari gambar di Peraga 8.1, kita juga dapat melihat bahwa perubahan kuantitas yang
diminta akibat perubahan harga mengakibatkan pergerakan sepanjang kurva permintaan
(dari titik A ke B, ke C, ke D, dan ke E). Konsep pergerakan sepanjang kurva permintaan
ini perlu kita pahami untuk membedakannya dengan pergeseran kurva permintaan yang
diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor selain harga (akan kita bahas pada subbab
selanjutnya).

Kurva yang kita ilustrasikan di atas adalah khusus kurva permintaan satu individu,
yaitu Ana. Namun, para ekonom biasanya lebih memfokuskan pada permintaan secara
keseluruhan. Begitu pula produsen. Produsen tidak begitu memperhatikan permintaan si
A, B, atau C. Mereka lebih tertarik pada berapa permintaan produknya secara total. Lalu,
bagaimana dengan bentuk kurva permintaan dari gabungan berbagai individu, atau
dengan kata lain kurva permintaan pasar tersebut?

Pada dasarnya, permintaan pasar terhadap suatu barang dan jasa adalah penjumlahan
dari kuantitas yang diminta oleh masing-masing individu di pasar. Dengan demikian,
kurva permintaan pasar adalah kurva yang menunjukkan penjumlahan dari kuantitas yang
diminta oleh semua konsumen yang ada di pasar pada periode dan harga tertentu.

4. Pergeseran Kurva Permintaan

Seperti telah disinggung sebelumnya, permintaan tidak saja dipengaruhi oleh harga.
Ada banyak faktor lain yang juga dapat memengaruhi kuantitas permintaan barang dan
jasa. Di antaranya adalah harga barang pengganti (substitusi), pendapatan, jumlah
penduduk, dan selera. Pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor ini
terhadap permintaan adalah bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri.

Contohnya, suatu ketika terjadi peningkatan kuantitas jeruk yang diminta, padahal
harg2 jeruk tetap. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan,
meningkatny3 jumlah penduduk, atau meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa jeruk
sangat baik sebaga! sumber vitamin. Perubahan tersebut akan menghasilkan sebuah kurva
permintaan baru.
Permintaan jeruk bisa juga mengalami penurunan, meskipun harganya tetap. Hal ini
msatnya diakibatkan oleh menurunnya pendapatan, menurunnya kesadaran masyarakat
pahwa jeruk sangat baik bagi kesehatan, atau penurunan jumlah penduduk.

5. Pengertian Penawaran

Sadar atau tidak sadar, hampir semua barang yang kita gunakan adalah produksi orang
lain atau pihak lain. Banyak ralatan atau pakaian yang kita miliki diproduksi di lain
kecarnatan, lain provinsi, bahkan lan negara. Penawaran tidak mempersoalkan jauh-
dekatnya produsen, tetapi mempersoalkan kuantitas barang yang ditawarkan berkaitan
dengan variabel harga. Dengan perkataan lain, penawaran (supply) ialah kuantitas barang
dan jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap
tingkat harga selama periode waktu tertentu. Pengertian ini berlaku dengan menganggap
hal-hal lain selain harga tetap konstan (ceteris paribus).

6. Hukum Penawaran

Selain faktor harga, penawaran pun dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
Contohnya, harga bahan baku, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, serta harapan
atau perkiraan. Namun demikian, seperti halnya dalam permintaan, kita tidak dapat
memahami pengaruh semua variabel tersebut sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, untuk memudahkan analisis, para ekonom biasanya memisahkan faktor-
faktor tersebut dan menganalisisnya secara terpisah.

Di antara semua faktor di atas, harga dianggap memainkan peran yang sangat penting
dan menjadi acuan dalam melakukan analisis penawaran. Contohnya, pada tingkat harga
Rp1.000,00 per kilogram, toko Buah Segar hanya bersedia menjual jeruk sebanyak 20
kilogram. Harga kemudian naik menjadi Rp2.000,00 per kilogram. Toko Buah Segar
bersedia menambah penawarannya menjadi 30 kilogram. Begitu seterusnya sampai harga
mencapai Rp5.000,00 per kilogram. Toka Buah Segar semakin berani menawarkan
kuantitas jeruk yang makin tinggi, yartu 60 kilogram. Semakin tinggi harga semakin
tinggi pula kuantitas jeruk yang ia tawarkan. Hal ini karena keuntungan yang akan ia
peroleh semakin tinggi. Toko Buah Segar pun semakin giat mencari jeruk dari para petani
jeruk untuk ia jual kembali.
Sekarang, katakanlah harga jeruk tiba-tiba turun dari Rp5.000,00 per kilogram
menjadi Rp2.000,00 per kilogram. Pada tingkat harga yang rendah ini, toko Buah Segar
hanya bersedia menjualnya sebanyak 30 kilogram. la berpikir bahwa lebih baik buah jeruk
tersebut disimpan di lemari pendingin untuk dijual nanti ketika harga meningkat lagi.

Dari ilustrasi tersebut, kita ketahui bahwa harga memainkan peran penting dalam
memengaruhi kuantitas yang ditawarkan. Semakin tinggi harga, semakin tinggi kuantitas
barang dan jasa yang ditawarkan.

Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang dan jasa, semakin rendah kuantitas
barang dan jasa tersebut yang ditawarkan. Terlihat di sini bahwa ada hubungan searah
antara tingkat harga dan jumlah barang serta jasa yang ditawarkan. Fenomena ini pada
intinya merupakan isi dari hukum penawaran. Secara lebih jelas, hukum penawaran
berbunyi:

“Jika harga suatu barang dan jasa meningkat, kuantitas yang ditawarkan juga akan
meningkat. Sebaliknya, apabila harga suatu barang dan jasa menurun, maka kuantitas
yang Itawarkan juga akan semakin menurun cetaris paribus."

7. Kurva Penawaran

Untuk memahami lebih jelas pengaruh harga terhadap kuantitas barang dan jasa yang
ditawarkan, kita akan menyusun Sebuah tabel penawaran dan menggambarkannya ke
dalam kurva, Namun sebelumnya, kita perlu memahami terlebih dahulu pengertian istilah
kuantitas yang ditawarkan (guantity supplied), tabel penawaran (supply schedule), dan
kurva penawaran (supply curve). aan

Kuantitas yang ditawarkan mengacu pada kuantitas barang dan jasa yang Ingin
ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga serta waktu tertentu, ceteris paribus.
Contohnya, 100 kilogram jeruk terjual setiap hari di kota A pada harga Rp3.000,00 per
kilogram Kuantitas sebesar 100 kilogram merupakan jumlah jeruk yang ditawarkan per
hari pada harga Rp3.000,00. Jika katakanlah, terjadi kenaikan harga jeruk menjadi
Rp5.000,00, maka diperkirakan kuantitas jeruk yang ditawarkan akan meningkat.
Sebaliknya, jika harga jeruk turun menjadi Rp2.000,00 ada kemungkinan kuantitas jeruk
yang ditawarkan berkurang.
Tabel penawaran ialah tabel yang menunjukkan kuantitas suatu barang dan jasa yang
ditawarkan selama periode waktu tertentu pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi
faktor-faktor lainnya konstan. Informasi yang disajikan dalam tabel penawaran tersebut
selanjutnya dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang dinamakan kurva penawaran.
Kurva penawaran merupakan penyajian secara grafis tabel penawaran

Pada Peraga 8 2 diberikan contoh tabel dan kurva kuantitas penawaran jeruk dari toko
Buah Segar selama satu bulan pada harga antara Rp1.000,00 dan Rp5.000,00 per
kilogram.

Dari Peraga 8.2 tersebut, kita dapat melihat bahwa kuantitas jeruk yang ditawarkan
semakin banyak jika harga meningkat. Sebaliknya, kuntitas jeruk yang ditawarkan
semakin sedikit jika harga semakin rendah.

Untuk menggambarkan kurva penawaran, pertama, tariklah garis vertikal dan bawah
ke atas yang disebut dengan sumbu Y (sumbu harga) atau ordinat. Selanjutnya, tarik garis
horizontal yang disebut absis atau surnbu X (sumbu kuantitas). Tentukan titik potong
antara harga dan kuantitas yang ditawarkan Tentukanlah titik pertemuan 60 kilogram
dengan harga Rp5.000,00 yaitu titik A. Tentukan titik pertemuan antara 50 kilogram
dengan Rp4.000,00 yaitu titik 8 dan selanjutnya. Setelah selesai, titik-titik tersebut
dihubungkan dengan sebuah garis. Garis itulah yang disebut kurva penawaran.

Peraga 8.2 Ilustrasi Kurva Penawaran

Ketika harga jeruk naik, kuantrtas jeruk yang ditawarkan oleh toko Buah Segar juga
akan naik. Hal ini menunjukkan berlakunya hukum penawaran. Setiap titik pada kurva
penawaran memperlihatkan kombinasi harga dan kuantitas yang ditawarkan oleh toko
Buah Segar. Perhatikan bahwa kurva penawaran jeruk dan toko Buah Segar menmuliki
kerniringan positif, yattu bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.
Dalam Peraga 8.2, kita melihat bahwa kurva penawaran naik dari kiri bawah ke kanan
atas (berlereng positif). Ketika harga jeruk Rp5.000,00 per kilogram, toko Buah Segar
bersedia menawarkan jeruk sebanyak 60 kilogram (titik A). Namun, ketika harga turun
menjadi Rp4.000,00 per kilogram, kuantitas yang ditawarkan toko Buah Segar berkurang
menjadi 50 kilogram (titik 8). Begitu seterusnya sampai ke titik E. Perubahan kuantitas
yang ditawarkan akibat perubahan harga ini mengakibatkan pergerakan sepanjang kurva
penawaran (dari titik A ke B, ke C, ke D, dan ke E). Konsep pergerakan sepanjang kurva
penawaran ini perlu kita pahami untuk membedakannya dengan pergeseran kurva
penawaran yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor selain harga.

Kurva yang kita ilustrasikan pada Peraga 8.2 adalah khusus untuk kurva penawaran
satu individu, yaitu Toko Buah Segar. Namun para ekonom biasanya lebih memfokuskan
pada penawaran secara keseluruhan di pasar (Toko Buah X, Y, Z, dan lain-lain). Lalu,
bagaimana dengan bentuk kurva penawaran dari berbagai tokok buah, atau dengan kata
lain kurva penawaran pasar tersebut?
Sama seperti dalam permintaan pasar, penawaran pasar terhadap suatu barang dan
jasa pada dasarnya adalah penjumlahan dari kuantitas yang ditawarkan oleh seluruh
produsen yang ada di pasar selama periode dan tingkat harga tertentu.

Perhatikan Peraga 8.3. Pada tabel dan gambar tersebut, kita sederhanakan bahwa
pasar terdiri dari toko Buah Segar, toko Buah Harum, dan toko Buah Manis.

Peraga 8.3 Penawaran Pasar

Kuantitas penawaran pasar merupakan penjumlahan dari kuantitas yang ditawarkan oleh
seluruh produsen di pasar. Contohya, pada harga Rp4.000,00 penawaran toko Buah Segar
adalah 50 kilogram jeruk, toko Buah Harum 25 kilogram, dan toko Buah Manis 9
kilogram. Dengan demikian, penawaran pasar pada tingkat harga Rp4.000,00 adalah 84
kilogram.

8. Pergeseran Kurva Penawaran

Seperti halnya permintaan, penawaran tidak saja dipengaruhi oleh harga. Ada banyak
faktor lain yang dapat memengaruhi kuantitas penawaran barang dan jasa. Selain harga,
beberapa faktor lain yang memengaruhi kuantitas penawaran di antaranya adalah harga
bahan baku, tingkat teknologi, jumlah produsen, serta ekspektasi atau harapan produsen,
Pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor ini terhadap penawaran adalah
bergesernya kurva penawaran ke kin atau ke kanan.

Contohnya, suatu ketika terjadi peningkatan kuantitas jeruk yang ditawarkan, padahal
harga jeruk tetap. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah petani
jeruk, atau ditemukannya teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi jeruk, atau
karena menurunnya biaya pupuk serta obat-obatan.

Penawaran jeruk bisa juga mengalami penurunan, meskipun harganya tetap. Hal ini,
misalnya, diakibatkan oleh menurunnya jumlah petani jeruk, hama penyakit yang
menyerang, atau meningkatnya biaya pemeliharaan.

B. TEORI KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Keseimbangan adalah kombinasi harga dan kuantitas saat kuantitas yang diminta dan
yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik
keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi tolak ukur pihak pembeli serta pihak
penual. Kalaupun ada dorongan terhadap harga untuk turun atau naik, harga tersebut
lambat laun akan kembali pada harga keseimbangan.

Contohnya, katakanlah harga buah jeruk turun dari Rp3.000,00 menjadi Rp2.000,00
sehingga kuantitas yang diminta akan meningkat dari 66 kilogram menjadi 84 kilogram.
Selanjutnya, menurunnya harga berakibat pada menurunnya penawaran dari 66 kilogram
menjadi 48 kilogram. Untuk memenuhi kebutuhannya, pembeli yang mampu terpaksa
mengeluarkan uang lebih untuk membeli jeruk dengan harga yang lebih tinggt sehingga
harga keseimbangan kembali pada angka Rp3.000,00.

Demikian juga apabila ada dorongan harga untuk meningkat. Katakalah harga buah
jeruk naik dari Rp3.000,00 menjadi Rp4.000,00. Hal ini akan menurunkan permintaan
dan 66 kilogram menjadi 48 kilogram. Sebaliknya, penawaran naik dari 66 kilogram
menjadi 84 kilogram sehingga terdapat kelebihan penawaran sebanyak 36 kilogram. Agar
barang terjual, penjual secara berangsur-angsur akan menurunkan harga sehingga pada
akhirnya harga jeruk akan kembali pada harga pasar atau harga keseimbangan semula.

Dalam proses pembentukan harga ini jelas terlihat berlakunya hukum permintaan dan
penawaran yang telah kita bahas dalam bab-bab sebelumnya. Hukum permintaan
mengatakan bahwa kuantitas permintaan berbanding terbalik dengan harga. Jika harga
naik, kuantitas yang diminta turun. Sebaliknya, jika harga turun, kuantitas yang diminta
naik sedangkan hukum penawaran mengatakan bahwa kuantitas penawaran berbanding
lurus dengan harga. Jka harga turun, kuantitas yang ditawarkan berkurang. Sebaliknya,
jika harga natk, kuantitas yang ditawarkan bertambah.

Kedua hukum itu berlaku pada kondisi ceteris paribus. Artinya, selain harga, faktor
lan bersifat tetap/tidak berubah. Misalkan harga barang X naik, sehingga kuantitas yang
dminta akan turun. Akan tetapi, jika yang terjadi justru meningkatnya kuantitas yang
diminta, maka berarti ada faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan. Contohnya,
hal INI terjadi karena di masyarakat beredar desas-desus bahwa harga akan naik semakin
tinggi, sehingga masyarakat beramai-ramai membeli pada kenaikan harga pertama. Jadi,
ketika Permintaan seharusnya menurun (karena harga naik), yang terjadi malah menaik.
Faktor-faktor selain harga ini akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan dan
penawaran. yang selanjutnya akan memunculkan harga keseimbangan baru.

C. KURVA KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Produsen selalu mengharapkan harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya konsumen


mengharapkan harga yang serendah-rendahnya. Produsen dan konsumen melakukan
tawar-menawar. Proses tawar-menawar ini akan memunculkan harga kesepakatan atau
apa yang sebut sebagai harga pasar. Apa yang telah kita uraikan sebelumnya akan
semakin jelas ka digambarkan dalam bentuk kurva.

Sebelum melangkah pada pembuatan kurva harga keseimbangan terlebih dahulu kita
harus memahami apa yang dinamakan harga keseimbangan. Untuk memudahkan
pemahaman mengenai konsep harga keseimbangan ini perhatikan Peraga 8.4
Dari tabel permintaan dan penawaran pada Peraga 8.4, dapat dilihat berapa kuantitas
yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam berbagai tingkat harga dalam waktu
satu bulan. Jika digambarkan dalam bentuk kurva, akan terlihat seperti pada gambar di
Peraga 8.4. Gambar dalam Peraga 8.4 menunjukkan adanya titik potong antara kurva
permintaan (garis D) dan kurva penawaran (garis 5) pada titik £. Jika dari titik £ ditarik
garis paralel ke garis ordinat, akan terdapat angka Rp3.000,00 dan apabila ditarik ke garis
absis akan terdapat 66 kilogram. Artinya, pada harga Rp3.000,00 kuantitas barang yang
diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan sama, yaitu 60 kilogram.

Harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran
disebut harga keseimbangan. Pada tingkat harga Rp3.000,00 terdapat kuantitas yang sama
antara barang yang diminta dan barang yang ditawarkan. Dalam ilmu ekonomi, harga
keseimbangan itu dikenal dengan harga pasar.

Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil


kesepakatan antara pembeli dan penjual. Namun demikian, kedua belah pihak pada
dasarnya memiliki taksiran yang berbeda-beda terhadap harga sebuah barang dan jasa
yang diperjualbelikan di pasar. Taksiran harga yang diberikan oleh konsumen dan
produsen tersebut disebut harga subjektif.

Berdasarkan subjeknya, pembeli di pasar dapat digolongkan atas tiga kelompok


sebagai berikut:

a. Pembeli marjinal

Pembeli marjinal ialah pembeli yang harga taksirannya sama dengan harga pasar.
Jika kita melihat kembali Peraga 8.4 (b), yang disebut pembeli marjinal adalah
pembeli yang harga subjektifnya sebesar p, yaitu harga yang sama dengan harga
keseimbangan atau harga pasar.

b. Pembeli supermarjinal

Pembeli supermarjinal ialah pembeli yang harga taksirannya melebihi harga


pasar. Mereka merasa bahwa harga barang yang dibayar terlalu murah, sehingga
merasa mendapat keuntungan. Keuntungan ini disebut premi konsumen yang
ditunjukkan oleh daerah A dalam peraga 8.4 (b).
c. Pembeli submarjinal

Pembeli submarjinal ialah pembeli yang harga taksirannya di bawah harga pasar.
Mereka tidak membeli karena menurut mereka harga itu terlalu mahal.

Pembeli marjinal dan pembeli supermarjina! adalah pembeli potensial yang


akhirnya menjadi pembeli efektif. Pembeli potensial ialah pembeli yang ingin
membeli dan mempunyai kemampuan untuk membeli. Sementara itu, pembeli
submarjinal disebut sebagai pembeli absolut. Pembeli ini berkeinginan untuk
membeli tetapi tidak memiliki kemampuan untuk

Berdasarkan harga subjektifnya, penjual di pasar dapat digolongkan atas tiga


kelompok sebagai berikut:

a. Penjual marjinal

Penjual marjinal ialah penjual yang harga pokoknya sama dengan harga yang ada
di pasar. Untuk menjual, mereka menunggu harga naik supaya memperoleh
keuntungan.

b. Penjual supermarjinal

Penjual supermarjinal ialah penjual yang harga pokoknya di bawah harga pasar.
Harga pasar bagi mereka menguntungkan karena harga pokoknya lebih murah
daripada harga pasar. Keuntungan yang mereka dapat disebut premi produsen.
Dalam Peraga 8.4 (b), premi produsen diperlihatkan oleh daerah B.

c. Penjual submarjinal

Penjual submarjinal ialah penjual yang harga pokoknya di atas harga pasar, Untuk
menjual mereka menunggu kenaikan harga. Dengan tindakan ini, mereka akan
mendapatkan keuntungan. Jadi penjual submarjinal mengharapkan harga naik.

Anda mungkin juga menyukai