Anda di halaman 1dari 12

4 Teori Permintaan

dan Penawaran

Teori permintaan dan penawaran mendasari pemahaman terhadap konsep


pasar. Pengertian pasar tidak hanya dengan menunjuk lokasi fisik, tetapi pasar
lebih menunjuk pada adanya hukum atau ketentuan tawar menawar atau
negosiasi untuk transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual. Secara seder-
hana orang dapat berkata bahwa pembeli akan bertransaksi dengan penjual
di pasar. Dalam kondisi seperti ini transaksi terjadi secara langsung dimana
pembeli langsung berhadapan dengan penjual. Namun kemajuan teknologi
yang pesat dewasa ini seringkali transaksi terjadi secara tidak langsung, artinya
pembeli tidak perlu lagi bertemu dan berhadapan langsung dengan penjual.
Dalam proses transaksi tersebut tidak jarang melibatkan pihak ketiga, yaitu
perantara yang akan dapat mengurangi biaya transaksi.

4.1 Pasar
Berbagai jenis pasar berbeda satu dengan yang lain, sehingga kadang
mengalami kesulitan untuk membuat definisi tentang pasar. Beberapa contoh
pasar antara lain: pasar saham, pasar valuta asing, pasar tenaga kerja dan pasar
beras, pasar baju dan sebagainya. Pasar tidak hanya dilihat dari jenis barang
yang diperdagangkan, tetapi dapat juga dibedakan berdasarkan jangkauan
transaksi, yang dapat bersifat lokal, regional, nasional bahkan internasional.
Pasar juga dapat dibedakan berdasarkan waktu terjadinya transaksi karena
ada future markets.

Pertanyaan mendasar tentang pasar bukan tentang apa itu pasar, tetapi lebih
kepada apa peran pasar. Pasar adalah pertemuan permintaan dan penawaran,
dan dari pertemuan ini terjadi harga. Dengan perkataan lain, di pasar terjadi
harga sebagai hasil dari pertemuan permintaan dan penawaran. Dengan
menggunakan konsep permintaan dan penawaran, dan bukan pelaku yaitu
pembeli dan penjual, maka dapat diakomodasi konsep transaksi langsung dan
transaksi tidak langsung. Apa peran pasar? Pasar berperan menentukan harga
4. Teori Permintaan dan Penawaran|33
melalui apa yang disebut dengan mekanisme pasar dengan instrumennya yaitu
permintaan dan penawaran. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing harga,
permintaan, dan penawaran.

4.2 Harga
Harga adalah nilai yang dilekatkan kepada suatu barang atau jasa; atau jumlah
uang yang harus dikeluarka untuk mempreoleh satu unit barang atau jasa.
Nilai ini dinyatakan dalam satuan mata uang. Misalnya, untuk secangkir kopi
dilekatkan nilai sebesar Rp 5,000.-, artinya secangkir kopi dihargai Rp 5,000
atau untuk mendapatkan secangkir kopi dibutuhkan uang sebesar Rp 5,000.-
Dikatakan harga turun kalau jumlah uang yang harus dibayarkan untuk
membayar suatu barang lebih sedikit; dari contoh di atas harga secangkir kopi
turun dari Rp 5,000 menjadi Rp 4,000. Sebaliknya jika jumlah uang untuk
memperoleh secangkir kopi harus ditambah maka harga disebut naik. Inilah
yang sering disebut harga absolut atau harga nominal. Harga absolut (absolute
price) atau harga nominal (nominal price) juga menggambarkan daya beli uang.
Apabila dengan jumlah uang yang sama jumlah barang yang dapat dibeli waktu
dulu lebih banyak daripada yang dapat dibeli sekarang disebutlah daya beli
uang turun; sebaliknya bila kini lebih banyak daripada dulu disebut daya beli
uang naik. Dengan jumlah uang yang sama dan dengan mengetahui harga
barang dulu dan harga barang sekarang, anda dapat mengetahui daya beli
uang. Anda juga akan tahu jenis barang apa yang harga nominalnya turun,
dan jenis barang mana yang harga nominalnya naik.

Apabila harga dua jenis barang diperbandingkan akan menggambarkan harga


relatif. Kalau sewa bus eksekutif naik relatif dibandingkan dengan sewa bus
ekonomi, maka dapat diperkirakan penumpang bus eksekutif akan berkurang,
ceteris paribus (other things remain the same). Adalah penting untuk selalu
memperhatikan harga relatif dari barang-barang yang dijual di pasar agar
konsumen secara bijak dapat menggunakan uangnya (yang terbatas jumlahnya)
dengan pilihan yang terbaik pula.

4.3 Hukum Permintaan


Beberapa hukum melindungi masyarakat, misalnya larangan mengemudikan
mobil sehabis minum minuman beralkhohol, larangan menggunakan obat

34|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


penenang dan sebagainya. Namun, ada juga hukum lain yang sifatnya alami
yang merupakan hasil pengamatan terhadap perilaku masyarakat, baik secara
pisik maupun sosial. Salah satu hukum yang alami adalah hukum permintaan
yang menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang
diminta.

Sesuai dengan hukum permintaan, jumlah barang atau jasa yang diminta akan
berhubungan terbalik dengan harganya, ceteris paribus. Dinyatakan dalam
hukum permintaan, apabila hal-hal lain konstan, kalau harga barang atau jasa
turun (P), jumlah barang yang diminta (Qd) akan meningkat dan sebaliknya.

P  Qs  dan P  Qs

Dalam hukum permintaan, harga menunjukkan pengorbanan pembeli untuk


mendapatkan barang yang dibutuhkan. Pertanyaan, kalau dibutuhkan
pengorbanan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya, akan tetapkah
membeli seperti jumlah sebelumnya? Permintaan lebih dari sekedar hanya
keinginan. Ingin mobil baru, merupakan pernyataan yang akan menjadi
permintaan kalau disertai dengan daya beli atau kesediaan untuk membayar
(willingness to pay). Mengapa antara harga dengan jumlah barang yang diminta
mempunyai hubungan terbalik? Alasan utamanya karena efek substitusi. Kalau
harga naik, pembeli akan meningkatkan pembelian barang substitusi sebagai
pengganti barang yang harga relatipnya naik. Sebagai contoh, kalau harga
minuman ringan merk “X” naik, konsumen akan mengganti dengan menambah
pembelian minuman merk “Y”.

Kurva Permintaan
Tabel permintaan individual menunjukkan berbagai jumlah yang akan dibeli
pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh,
seseorang hobi minum kopi. Berapa gelas kopi yang akan dibeli pada berbagai
tingkat harga selama setahun?

4. Teori Permintaan dan Penawaran|35


Tabel 4.1 Jumlah permintaan kopi

Harga Jumlah permintaan


(Rp) (gelas)
2.000 30
1.500 40
1.000 60
500 100

Data dalam Tabel 4.1. di atas dapat digambarkan menjadi kurva permintaan
individual berikut:

P
C

1000 B

500 A

O 40 60 100 Qd

Pada tingkat harga Rp. 1.000,-, akan dibeli 50 gelas. Kalau harga turun menjadi
Rp. 500,- konsumen akan membeli 100 gelas kopi, sebaliknya kalau harga naik
menjadi Rp.1.500,- jumlah kopi yang dibeli turun menjadi 40 gelas. Kurva
Permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah dengan alasan konsumen
selalu ingin memperoleh harga yang lebih murah dan dapat memperoleh
jumlah barang yang lebih besar untuk memuaskan kebutuhannya.

Berdasarkan permintaan individual tersebut dapat dicari permintaan pasar.


Pengertian pasar menunjukkan suatu negara tertentu, daerah tertentu atau
sekelompok orang tertentu. Kurva permintaan pasar merupakan penjumlah-
an secara horizontal kurva permintaan individual.

4.4 Pergeseran kurva permintaan


Dengan asumsi hal-hal lain konstan, keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Pada tingkat harga yang lebih rendah,
konsumen lebih senang membeli lebih banyak dibandingkan dengan tingkat

36|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


harga yang lebih tinggi. Dari Grafik 4.1, pada titik C tingkat harganya Rp.1.500,-,
sedangkan jumlah barang yang diminta 40 unit. Di titik B, harga turun menjadi
Rp. 1.000,-, jumlah barang yang diminta meningkat menjadi 50 unit.

Perubahan dari titik A ke titik B menggambarkan pergeseran titik pada kurva


permintaan karena perubahan harga barang itu sendiri dan ini mengakibatkan
perubahan jumlah barang yang diminta (change in quantity demanded). Hal
tersebut ditunjukkan oleh perubahan sepanjang kurva permintaan. Asumsinya:
· Harga barang lain tetap (P)
· Pendapatan konsumen tertentu (Y)
· Selera konsumen tetap (T)
· Harapan konsumen tetap (E)
· Untuk permintaan pasar, jumlah konsumen tetap (N)

Apabila ada perubahan dari lima asumsi di atas, akan mengakibatkan change in
demand. Keadaan ini ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan.
Peningkatan permintaan akan menggeser kurva permintaan ke kanan, sebaliknya
berkurangnya permintaan akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Lebih jelas
dapat dilihat pada Grafik 4.2 berikut.

Peningkatan permintaan

Penurunan permintaan

O Qd
Grafik 4.2 Pergeseran kurva permintaan

Secara matematis dapat dirumuskan :


QdA = f (Po, Y, T, E, N).
QdA = jumlah permintaan barang A T = selera konsumen
Po = harga barang lain (selain harga barang A) E = harapan konsumen
Y = pendapatan konsumen N = jumlah konsumen.
4. Teori Permintaan dan Penawaran|37
Lima variabel tersebut mampu mempengaruhi pergeseran kurva permintaan
baik ke sebelah kiri maupun ke sebelah kanan. Pergeseran kurva ke sebelah
kanan, berarti pada tingkat harga tertentu jumlah barang yang diminta
bertambah bukan sebagai akibat perubahan harga barang tersebut tetapi
karena perubahan asumsi (lima faktor di atas), dan sebaliknya.

Setelah mengetahui perilaku konsumen pada berbagai tingkat harga dengan


asumsi ceteris paribus, dan perilaku konsumen ketika asumsi berubah, maka
penting pula untuk mengetahui klasifikasi barang dalam kaitan antara 1 barang
dengan barang lainnya. Hubungan antar barang dapat diklasifikasi menjadi:
· Barang substitusi atau barang yang saling menggantikan. Misalnya antara
minuman Cocacola dan Pepsicola. Apabila harga Cocacola naik, kurva
permintaan Pepsicola akan bergeser ke kanan karena masyarakat mengganti
minuman Cocacola yang naik harganya dengan jenis minuman Pepsicola.
Dalam ilmu ekonomi dibedakan antara good substitutes dan poor subtitutes.
· Barang komplementer, barang yang saling melengkapi. Misalnya antara
raket dengan senar. Kalau harga raket naik, ceteris paribus, permintaan senar
akan turun. Mengapa ? Karena harga raket naik, ceteris paribus, permintaan
raket akan berkurang. Karena permintaan raket berkurang maka permintaan
senar juga akan berkurang.
Selain itu juga menarik untuk mengetahui klasifikasi barang berdasarkan
kemungkinan pengaruh pendapatan terhadap perilaku permintaan konsumen.
Untuk itu terdapat dua klasifikasi barang dalam kaitan dengan kemungkinan
pengaruh pendapatan terhadap permintaan:
· Pendapatan konsumen meningkat akan mengakibatkan kurva permintaan
bergeser ke kanan. Ini terjadi untuk jenis barang superior atau barang yang
dianggap barang mewah (superior goods), misalnya mobil, rumah dan
sebagainya.
· Pendapatan konsumen naik, kurva permintaan bergeser ke kiri. Ini berlaku
untuk jenis barang jelek (inferior goods), misalnya hamburger, bistik, nasi
jagung dan sebagainya. Permintaan hamburger akan turun pada saat
pendapatan konsumen naik karena konsumen lebih memilih bistik
ketimbang hamburger. Demikian juga kalau pendapatan konsumen naik,
permintaan nasi jagung akan turun karena masyarakat mengganti dengan
nasi dari beras.
38|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko
Perubahan selera juga mempengaruhi permintaan. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi selera, misalnya umur, kondisi kesehatan, pekerjaan, musim
dan sebagainya. Pada musim kemarau permintaan untuk minuman dingin
meningkat karena pada cuaca panas masyarakat lebih memilih minuman dingin.
Ketika usia sudah semakin lanjut maka selera juga akan mengikutinya. Harapan
pada masa yang akan datang akan mempengaruhi permintaan konsumen
terutama terlihat pada masa krisis. Pada masa krisis, konsumen memperkirakan
akan terjadi kelangkaan barang, sehingga perrmintaan akan bergeser ke kanan.
Contoh lain, pada saat ada isu harga BBM naik, permintaan BBM naik yang
berarti kurva permintaan BBM bergeser ke kanan.

4.5 Hukum penawaran


Jawaban terhadap pertanyaan mendasar barang apa yang harus diproduksi
dan berapa jumlahnya tergantung pada interaksi antara pembeli dan penjual.
Analisis permintaan baru satu sisi yang dibahas. Keinginan dan kemampuan
penjual untuk menyediakan barang juga merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan oleh para pengambil keputusan di setiap negara.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penjual. Salah satu faktor terpenting
adalah harga barang yang diproduksi. Dengan asumsi hal-hal lain konstan,
jumlah barang yang ditawarkan akan bervariasi searah dengan perubahan
harganya.

P  Qs  dan P  Qs

Hukum penawaran menyatakan, kalau harga meningkat, ceteris paribus, jumlah


barang yang ditawarkan juga meningkat, demikian sebaliknya kalau harga turun,
ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan juga berkurang. Jadi antara
harga dengan jumlah barang yang ditawarkan mempunyai hubungan positip
karena mempunyai arah perubahan yang sama.

Perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan.


Dengan harga per unit yang lebih tinggi, menunjukkan keuntungan per unit
juga lebih tinggi, sehingga perusahaan menawarkan jumlah yang lebih banyak.
Alasan lain kurva penawaran mempunyai slope positip (naik dari kiri bawah ke

4. Teori Permintaan dan Penawaran|39


kanan atas), karena hukum biaya kesempatan yang meningkat (the law of
increasing opportunity costs). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
· Asumsi teknologi dan harga input tetap.
· Untuk menambah produksi satu unit barang dibutuhkan input baru.
· Mula-mula input yang digunakan yang paling efisien.
· Dengan menambah output, input yang digunakan semakin tidak efisien
· Itu berarti opportunity costs semakin tinggi.
· Karena opportunity cost semakin tinggi perusahaan harus mendapatkan
harga yang lebih tinggi untuk kompensasi biaya yang lebih tinggi tersebut.

Tabel 4.2 Jumlah barang yang ditawarkan


Harga Jumlah penawaran
( Rp ) ( unit )
5.000 80
4.000 70
3.000 60
2.000 50

P
kurva penawaran

B
5.000
A
4.000

3.000
2.000

O 50 60 70 80 Qd
Grafik 4.3 Kurva penawaran

Konsep penawaran individual menjelaskan berbagai jumlah barang yang


ditawarkan oleh penjual pada berbagai tingkat harga yang berlaku pada periode
waktu tertentu.

Dari tabel 4.2. di atas diketahui pada saat harga Rp 5.000,-, jumlah penawaran
80 unit, dan kalau harga turun menjadi Rp 4.000,- jumlah barang yang

40|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


ditawarkan juga turun menjadi 70 unit, dan seterusnya. Secara grafik Tabel
4.2. tersebut digambarkan dalam Grafik 4.3. Kurva penawaran bergerak dari
kiri bawah ke kanan atas karena seorang penjual beharap pada harga yang
lebih mahal akan menjual jumlah yang lebih besar agar dapat memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

Untuk mendapatkan penawaran pasar, penawaran individual dijumlahkan.


Kalau ada 50 penjual yang identik dengan tabel 4.2 di atas, pada tingkat harga
Rp. 5.000,-, jumlah penawaran pasar = 50 x 80 unit = 4.000 unit. Secara grafik,
kurva penawaran pasar meru-pakan penjumlahan secara horizontal
penawaran-penawaran individual ke kanan.

4.6 Pergeseran kurva penawaran


Perubahan harga barang ceteris paribus, akan mengakibatkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan (changes in quantity supplied). Hal tersebut
ditunjukkan oleh perubahan dari titik A ke titik B pada Gambar 4.3. Pada titik
A, harga Rp. 4.000,-, jumlah barang yang ditawarkan 70 unit. Di titik B, harga
naik menjadi Rp. 5.000,-,sedangkan jumlah barang yang ditawarkan juga naik
menjadi 80 unit.

Apabila terjadi perubahan jumlah barang yang ditawarkan bukan disebabkan


oleh perubahan harga disebut change in supply (perubahan penawaran). Hal
ini menunjukkan adanya perubahan asumsi. Faktor-faktor selain harga yang
mempengaruhi jumlah penawaran pasar adalah: harga input, harga barang
lain, harapan penjual, jumlah penjual, teknologi, pajak, dan sebagainya.

Harga input yang digunakan dalam proses produksi sangat mempengaruhi


penjual. Kalau hal-hal lain konstan, penawaran barang pada tingkat harga
tertentu akan berkurang dengan naiknya harga input. Hal ini ditunjukkan oleh
pergeseran kurva penawaran bergeser ke kiri. Naiknya harga input akan
meningkatkan biaya produksi, sehingga pada tingkat harga yang sama
keuntungan per unit akan berkurang. Sebaliknya kalau harga input turun, akan
mengakibatkan kurva penawaran bergeser ke kanan. Itu berarti pada tingkat
harga yang sama, jumlah barang yang ditawarkan lebih banyak.

4. Teori Permintaan dan Penawaran|41


P

B A C
P1

O Q2 Q1 Q3 Qs
Grafik 4.4 Pergeseran kurva penawaran

Dari gambar 4.4 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


· Harga input naik, akibatnya kurva penawaran bergeser ke kiri.
Pada tingkat harga yang sama, yaitu P1, jumlah barang yang ditawarkan turun
dari Q1 menjadi Q2.
Hal ini ditunjukkan oleh perubahan dari titik A ke titik B
· Harga input turun, akibatnya kurva penawaran bergeser ke kanan.
Pada tingkat harga yang sama, yaitu P1, jumlah barang yang ditawarkan naik
dari Q1 menjadi Q3. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan dari titik A ke titik C

Hubungannya dengan harga barang lain, kalau harga barang lain turun,
produsen akan mengurangi produksi barang tersebut dan akan menggantinya
dengan barang yang harganya relatip lebih baik. Sebagai contoh apabila
perusahaan memproduksi sepatu dan sepatu sandal:
a) Kalau harga sandal turun, kurva penawaran sepatu akan bergeser ke kanan.
b) Kalau harga sandal naik, kurva penawaran sepatu akan bergeser ke kiri.

Faktor lain yang mempengaruhi penawaran adalah harapan harga di masa


mendatang.
· Kalau produsen mengharap harga di masa mendatang naik, kurva penawaran
akan bergeser ke kiri yang berarti produsen mengurangi penawaran barang
sekarang.

42|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


· Kalau produsen menebak harga dimasa mendatang turun, kurva penawaran
akan bergeser ke kanan yang berarti produsen menambah penawaran barang
sekarang.

Dalam analisis, akan menarik untuk dilihat permintaan dan penawaran pasar
ketimbang perilaku permintaan dan penawaran secara individual. Seperti
penjelasan sebelumnya, kurva penawaran pasar merupakan penjumlahan
secara horizontal penawaran individual. Kalau jumlah penjual di pasar
bertambah, kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sebaliknya kalau jumlah
penjual berkurang kurva penawaran akan bergeser ke kiri.

4. Teori Permintaan dan Penawaran|43


44|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko

Anda mungkin juga menyukai