Anda di halaman 1dari 97

EKONOMI DAN BISNIS

Bab 2
Mekanisme Pasar:
Permintaan dan Penawaran

KELOMPOK 2
Tim Kami

M. Zacky H.
Andri Suwendi
1239210012
1239210016

Moreno M.A. Shahibul A.Z.


1239210041 1239210008
Ini kan
yang
kalian
rasakan?
‫ْل‬
•٥• ‫ِإَّن َم َع ا ُع ْس ِر ُيْس ًرا‬ ‫َف‬
Tapi Ingatlah
Kawan "Maka, sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan"

QS. Al-Insyirah ayat 5


Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli
suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Supaya lebih akurat kita
memasukkan dimensi geografis. Misalnya ketika
berbicara tentang permintaan pakaian di Jakarta,
kita berbicara tentang berapa jumlah pakaian yang
akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu
periode waktu tertentu, per bulan atau per tahun di
Jakarta.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

1. 5.
Harga barang itu sendiri. Jumlah penduduk.

2. Harga barang lain yang 6. Perkiraan harga di


terkait. masa mendatang.

3. Tingkat pendapatan per 7.


Distribusi pendapatan.
kapita.

4. 8. Usaha-usaha produsen
Selera atau kebiasaan.
meningkatkan penjualan
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka


permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu
juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum
permintaan, yang menyatakan "Bila harga suatu
barang naik, ceteris peribus, maka jumlah barang
itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya."
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

2. Harga Barang Lain yang Terkait

Harga barang lain juga dapat


memengaruhi permintaan suatu
barang, tetapi kedua macam barang
tersebut mempunyai keterkaitan.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

3. Tingkat Pendapatan Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat


mencerminkan daya beli. Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat,
sehingga permintaan terhadap suatu
barang meningkat.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

4. Selera atau Kebiasaan

Selera atau kebiasaan juga dapat


memengaruhi permintaan suatu
barang.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

5. Jumlah penduduk

Jumlah populasi atau jumlah


penduduk yang mendiami suatu
daerah ikut menjadi faktor sebuah
permintaan
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

6. Perkiraan harga di masa mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang


akan naik, adalah lebih baik membeli barang itu
sekarang, sehingga mendorong orang untuk
membeli lebih banyak saat ini guna menghemat
belanja di masa mendatang.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

7. Distribusi Pendapatan

Tingkat pendapatan per kapita bisa


memberikan kesimpulan yang
salah bila distribusi pendapatan
buruk.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para


penjual untuk membeli barang besar sekali
peranannya dalam memengaruhi masyarakat.
Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk
mengenal suatu barang baru atau menimbulkan
permintaan terhadap barang tersebut
b. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam
hubungan matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan
antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel
bebas (independent variables).

Berikut persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara


tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang memengaruhi
permintaan
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya
ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan
Persamaan (2.1). Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent
pariable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel
lain.

Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing


variabel bebas terhadap permintaan barang X. Tanda positif menunjukkan
hubungan searah, sedangkan tanda negatif menunjukkan hubungan
terbalik. Misalnya, pertambahan jumlah penduduk (pen) akan
meningkatkan permintaan barang X. Sementara jika harga X (Px) naik,
permintaan barang X turun
Persamaan (2.1) dapat disusun dengan lebih sederhana menjadi
Persamaan (2.2).

Tanda-tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan


matematis Dx/Px < 0 (jika harga X naik, permintaan barang X turun,
atau sebaliknya), Dx/Py> 0 (jika harga barang substitusi X naik,
permintaan barang X naik, begitu sebaliknya). Dx/a> 0 (jika
pendapatan naik, permintaan barang X naik, dan sebaliknya).
c. Skedul Kurva Permintaan
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga
suatu barang dengan tingkat permintaan barang tersebut.
Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes per
bulan merupakan fungsi linear berikut ini,
Qd =100-10P................(2.3)
di mana: Qd permintaan beras (dalam ribu ton)
P= harga beras per kilogram (dalam rupiah)
c. Skedul Kurva Permintaan
Dari Persamaan (2.3) kita menyimpulkan bahwa jika harga
beras nol (gratis), permintaan beras tidaklah tak
terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Permintaan beras
akan menjadi nol kalau harga beras Rp10.000,00 atau lebih
per kilogram. Kita dapat juga menentukan berapa jumlah
permintaan beras pada berbagai tingkat harga antara nol
rupiah sampai Rp10.000,00 per kilogram, seperti yang
tertera dalam skedul permintaan berikut ini.
Tabel 2.1
Skedul Permintaan Beras
Diagram 2.1
Kurva Permintaan Beras
d. Ferubahan Jumlah yang Diminta dan
Perubahan Permintaan

Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab


utama, yaitu perubaha harga dan perubahan faktor ter
paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya
(faktor nanharga).

Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah


barang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi
dalam satu kurva yang sama. ltu yang disebut
pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaa
(movement along demand curve). Berikut ini adalah
pergerakan permintaan sepanjang kura permintaan.
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan Beras
d. Ferubahan Jumlah yang Diminta dan
Perubahan Permintaan

Pada harga beras Rp4000,00 per kilogram, permintaan beras


60.000 ton per bulan. Jika harga naik menjadi Rp6.000,00 per
kilogram, permintaan turun menjadi 40.000 ton per bulan.
Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp2.000,00
per kilogram, permintaan beras meningkat kembali menjadi
80.000 ton per bulan. Jika yang berubah adalah faktor
ceteris paribus, yaitu pendapatan, maka akan terjadi
pergeseran kurva permintaan (shifting). Jika pendapatan
meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan.
Jika pendapatan menimin, kurva permintaan bergeser
sejajar ke kiri.
Pergeseran Kurva Permintaan Beras
d. Ferubahan Jumlah yang Diminta dan
Perubahan Permintaan

Jadi, jumlah barang yang diminta akan


mengalami perubahan apabila terjadi
perubahan harga (barang itu sendiri).
Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah
barang yang diminta berkurang dan bila
harganya turun akan menambah jumlah
yang diminta. Sedangkan apabila faktor-
faktor nonharga yang berubah, akan
menyebabkan perubahan dalam permintaan.
Adakalanya hukum permintaan
tidak berlaku, yaitu kalau harga
e. Kasus suatu barang naik justru permintaan
Pengecualian terhadap barang tersebut meningkat.
Paling tidak ada tiga kelompok
barang di mana hukum permintaan
tidak berlaku.
Misalnya saja emas, saham, dan tanah (di
kota). Barang-barang itu dapat
1. Barang yang menyebabkan orang akan menambah
Memiliki Unsur pembeliannya pada saat harganya naik,
Spekulasi karena ada unsur spekulasi. Mereka
mengharapkan harga akan naik lagi pada
saat harga barang itu naik, dengan
demikian mereka mengharapkan akan
memperoleh keuntungan.
Barang-barang yang dapat menambah prestise
seseorang yang memilikinya umumnya berharga
mahal sekali. Kalau barang tersebut nak
2. Barang harganya, boleh jadi menyebabkan permintaan
terhadap barang tersebut meningkat, karena
Prestise bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik
Contohnya adalah mobil mewah, lukisan dari
pelukis terkenal (apalag pelukasnya sudah
meninggal dunia), atau barang-barang antik.
Untuk barang Giffen (Giffen good), apabila
harganya turun menyebabkan jumlah barang
yang diminta akan berkurang. Hal ini
3. Barong disebabkan efek pendapatan yang negatif dari
barang Giffen lebih besar daripada naiknya
Giffen jumlah barang yang diminta karena
berlakunya efek substitusi yang selalu positif
Dalam hal ini, apabila suatu barang harganya
turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata
(real income) konsumen bertambah.
2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang
produsen ingin tawarkan (jual) pada
berbagai tingkat harga selama satu periode
tertentu. Faktor-faktor yang menentukan
tingkat penawaran adalah harga jual
barang yang bersangkutan, serta faktor-
faktor lainnya yang dapat disederhanakan
sebagai faktor nonharga.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

1. Harga barang itu 5. Teknologi


sendiri. produksi.

2. Harga barang lain yang 6. Jumlah


terkait. pedagang/penjual

3. 7.
Harga faktor produksi Tujuan perusahaan

4. 8.
Biaya produksi Kebijakan pemerintah
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang naik, maka produsen


cenderung akan menambah jumlah barang yang
dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum
penawaran. Hukum penawaran menyatakan
"Semakin tinggi harga suatu barang, ceteris paribus,
semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin
ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya".
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

2. Harga barang lain yang terkait


Barang-barang substitusi dapat memengaruhi penawaran
suatu barang. Misalkan, dikarenakan kenaikan biaya
produksi di luar negeri atau kenaikan tarif impor, baju yang
diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen
baju impor sekarang lebih suka membeli baju buatan dalam
negeri sehingga permintaan terhadap baju produksi dalam
negeri meningkat. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya
akan mendorong para produsen dalam negeri untuk
meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran baju
meningkat.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

3. Harga Faktor produksi


Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih
tinggi), harga bahan baku yang meningkat, atau kenaikan
tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan
memproduksi output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran
yang tetap. Kenaikan harga faktor produksi ini juga akan
mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu
industri tidak menarik lagi, mereka akan pindah ke industri lain,
dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran
barang.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

4. Biaya Produksi

Kenaikan harga input sebenarnya juga


menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan
demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah
dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau
penyebab lainnya), maka produsen akan
mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran
barang itu berkurang.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

5. Teknologi Produksi

Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan


biaya produksi, dan menciptakan barang-
barang baru. Dalam hubungannya dengan
penawaran suatu barang, kemajuan teknologi
menyebabkan kenaikan dalam penawaran
barang
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

6. Jumlah Pedagang/penjualan

Apabila jumlah penjual suatu


produk tertentu semakin banyak,
maka penawaran barang tersebut
akan bertambah
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

7. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan
laba, bukan memaksimumkan hasil
produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak
berusaha untuk memanfaatkan kapasitas
produksinya secara maksimum, tetapi akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang
memberikan keuntungan maksimum.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

8. Kebijakan pemerintah
Di Indonesia, beras merupakan makanan utama.
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras
dan meningkatkan produksi dalam negeri guna
tercapainya swasembada beras, menyebabkan para
petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil
banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah
supply beras dan keperluan impor beras dapat
dikurangi.
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang
dinyatakan dalam hubungan matematis dengan
faktor-faktor yang memengaruhinya. Berikut
persamaan matematis yang menjelaskan hubungan
antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor
yang memengaruhi penawan.
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-
masing
variabel bebas terhadap penawaran barang X.
Misal, fungsi penawaran mobil adalah:
Qs= -40 + 5P
di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun
P = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit)
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila
harga mobil per unit hanya Rp80 juta atau kurang,
produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit
kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil
meningkat lima unit. Jika yang berubah adalah faktor
nonharga seperti teknologi, kurva penawaran bergeser
(shifting) dari S⁰ ke S¹
Kurva Penawaran Mobil
C. Kasus Pengecualian

Kadang-kadang kita temui pula adanya kurva penawaran


yang mempunyai slope negatif Contoh yang sering kita
jumpai adalah kurva penawaran akan tenaga kerja yang
berbentuk melengkung membalik (backward bending
labour supply curve). Misalnya saja, seorang pekerja yang
dibayar berdasarkan jumlah jam kerjanya. Tabel berikut
menunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan untuk
bekerja (penawaran tenaga kerja) pada berbagai tingkat
upah per jam yang berbeda-beda.
Penawaran Tenaga Kerja
Backward Bending Labour Supply Curve
3. Harga Keseimbangan

Harga keseimbangan adalah harga di


mana baik konsumen maupun
produsen sama-sama tidak ingin
menambah atau mengurangi jumlah
dikonsumsi dan dijual.
Kasus Pasar Mobil Sedan

Permintaan : Qd = 200-10P Qd, Qs = ribu unit per tahun


Penawaran : -40+ 5P P = puluh juta rupiah per unit

Keseimbangan Pasar =
Qd = Qs
200-10P = -40+5P
240 = 15P
P = 16
Qd = 200-10(16) = 40
Qs =-50+ 5(16) = 40
Keseimbangan Pasar Mobill
4. Perubahan Keseimbangan Pasar

Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada


perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran.
Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah
harga, keseimbang-an akan kembali ke titik awal
(Diagram a). Tetapi jika yang berubah adalah faktor-
faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi
penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan,
keseimbangan tidak kembali ke titik awal (Diagram
b dan diagram c).
Diagram a
Perubahan Keseimbangan Pasar
Diagram b
Perubahan Keseimbangan Pasar
Diagram c
Perubahan Keseimbangan Pasar
5. Surplus Ekonomi
Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia
tidak menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah
penjualan, Jika kasus pasar mobil di atas digunakan kembali
sebagai contoh, satu unit mobil pertama dijual dengan harga
Rp82 juta, sedangkan unit kedua baru akan dijual jika
harganya Rp84 juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi
konsumen untuk 1 unit pertama bersedia membeli dengan
harga Rp199 juta. Tetapi untuk unit selanjutnya, sebut saja
unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di
bawah Rp199 juta, yaitu Rp198 juta. Alasannya tambahan
manfaat dari tambahan pemakaian mobil telah menurun.
5. Surplus Ekonomi
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil
yang dibeli jauh lebih sedikit dibanding kesediaan
membayar. Sebaliknya produsen menerima uang lebih
banyak daripada yang sebenarnya mereka harapkan.

Apa yang dialami oleh konsumen disebut surplus


konsumen (consumer surplus), yaitu selisih antara jumlah
yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus
dibayar. Untuk produsen disebut surplus produsen
(producer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang
diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.
Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
6. Kegagalan Pasar
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang
efisien, bila asumsi asumsinya terpenuhi, antara
lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi
sempurna, pasar berbentuk persaingan sempurna
dan barang bersifat privat Proses pertukaran
(exchange) tidak terbatasi dimensi waktu dan
tempat (timeless dan placeless). Sayangnya, Banyak
asumsi tidak cocok dengan lapangan. Akibatnya
pasar gagal menjadi alat alokasi sumber daya yang
efisien (market failure)
a. Informasi Tidak Sempurna
(Incomplete information)

Untuk mengetahui informasi tentang mobil,


seringkali harus membayar. Misalnya dengan
menyewa montir mobil yang ahli mesin dan dapat
dipercaya. Demikian juga memperoleh
perusahaan-perusahaan yang ingin merekrut
pegawai. Untuk kualitas calon pegawai mereka
terpaksa menggunakan konsultan, yang
mengetahui untuk menikmati jasanya,
perusahaan harus membayar.
b. Daya Monopoll (Monopoly
Power)

Dalam kenyataannya sering terjadi dalam pasar


hanya ada satu (monopoli) atau beberapa produsen
(oligopoli) yang begitu kuat. Mereka mampu
memengaruhi pasar dengan menentukan tingkat
harga (price setter). Kemampuan itu menyebabkan
barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang
lebih tinggi, dibanding dalam pasar persaingan
sempurna.
c. Eksternalitas (Externality)

Eksternalitas adalah keuntungan atau


kerugian yang dinikmati atau diderita
pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan
pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak
dapat dimasukkan dalam perhitungan
biaya secara formal.
d. Barang Publik (Public Goods)

Asumsi dasar lain yang seringkali tidak relevan adalah barang


yang dipertukarkan bersifat private (rival dan eksklusif). Rival
artinya, barang tidak dapat dikonsumsi secara simultan
(bersamaan) tanpa saling merugikan. Eksklusif artinya siapa yang
tidak mau membayar tidak dapat menikmati/memanfaatkannya.
misalnya, softdrink atau nasi merupakan barang privat (private
good). Bila satu kaleng softdrink sudah kita minum (konsumsi),
maka orang lain sudah tidak dapat mengonsumsi softdrink
tersebut (barang yang sama). Berarti untuk dapat mengonsumsi
softdrink diperlukan rival (bersifat rivalry). Selain bersifat rivalry,
kita juga harus membeli (membayar) untuk dapat
mengonsumsikannya. Dengan demikian diperlukan syarat untuk
memperolehnya (bersifat exclusive).
e. Barang Altruisme (Altruism
Good)

Barang altruisme adalah barang yang


ketersediaannya berdasarkan suka rela karena rasa
kemanusiaan Contoh barang altruisme ialah darah.
Supply darah ada karena rasa kemanusiaan (ingin
membantu sesama manusia). Apabila untuk barang ini
diserahkan kepada mekanisme pasar, maka tidak akan
terjadi pasar karena aspek supply-nya bertentangan
dengan ajaran agama (akan terjadi kegagalan pasar
atau market failures).
7. Intervensi Pemerintah

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah


dalam menentukan kebijaksanaan adalah adanya trade
off (konflik) antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya ada konflik antara tujuan efisiensi dengan
pemerataan Agar harga rumah dapat terjangkau rakyat
kecil dan berpenghasilan rendah, pemerintah
memberikan subsidi. Tetapi pemberian subsidi itu
cenderung mengorbankan efisiensi, karena uang subsidi
bisa dialokasikan ke sektor-sektor yang lebih produktif.
Tujuan Campur Tangan Pemerintah

• Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat


tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan,
• Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan
mengalami perkembangan yang teratur dan stabil,
• Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama
perusahaan- perusahaan besar yang dapat memengaruhi
pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik
monopoli yang merugikan,
• Menyediakan barang publik (public goods) untuk
meningkatan kesejahteraan masyarakat.
• Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang
merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi.
a. Kontrol Harga

Tujuan kontrol harga adalah melindungi


konsumen atau p. dusen. Bentuk kontrol
harga yang paling umum digunakan
adalah penetapan harga dasar (floor
price) dan harga maksimum (ceiling price)
1) Harga Dasar (Floor Price)

Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang


diberlakukan. Bila pemerintah menetapkan harga dasar
gabah Rp700,00 per kilogram, pembeli, harus membeli
gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya
Rp700,00 per kilogram. Contoh lain, bila pemerintah
menetapkan upah minimum tenaga kerja Rp15.000,00 per
hari, maka majikan harus membayar tenaga kerja paling
tidak Rp15.000,00 per hari. Dampak kebijakan harga
minimum terhadap keseimbangan pasar dijelaskan
dengan diagram-diagram berikut ini.
Kasus Pasar Gabah di Karawang

Qd = 2.000-3P: Qs=-500+ 2P

di mana: Qd, QS =ribu ton per musim


P =ratus ribu rupiah per ton

Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp500.000,00 per tom


Sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500.000 ton per musim. Andaikan
pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan bernilai
menambahnya pada musim tanam mendatang dengan menetapkan ha rga
dasar gabah menjadi Rp600.000,00 per ton, akan terjadi kelebihan
penawaran 500.000 ton Sebab, penawaran naik menjadi 700.000 ton,
sedangkan permintaan turun menjadi 200.000 ton. Keputusan ini merugikan
konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi yang hilang
(consumer surplus des producer surplus) besarnya seluas segi tiga B+C.
Pasar Gabah di Krawang
Kasus Pasar Gabah di Karawang

Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp600.000,00


per ton, pemerintah harus membeli kelebihan
penawaran tersebut. Pembelian pemerintah
memperbesar permintaan yang kita sebut saja
permintaan pemerintah (Qdp) Akibatnya, kurva
permintaan bergeser ke Qd2, yang besarnya
merupakan Qd +Qdp. Besar anggaran yang
disediakan adalah 500.000 ton dikali dengan
Rp600.000,00 sama dengan Rp300.000.000.000,00.
Kasus Pasar Tenaga Kerja di
Clonjur

Qd= 20.000-6P: Qs=-5.000+4P

di mana Qd. Qs = jiwa per bulan


P = upah per hari
Pasar Tenaga Kerja di Cianjur
Kasus Pasar Tenaga Kerja di
Clonjur

Keseimbangan pasar terjadi pada harga Rp2.500,00/hari.


Kesempatan kerja yang tersedia untuk 5.000
pekerja/bulan. Jika Pemerintah Daerah Cianjur menilai
upah keseimbangan itu terlalu rendah dan menetapkan
upah minimum sebesar Rp3.000,00/hari, yang terjadi
adalah pengangguran sebanyak 5,000 orang/bulan.
Sebab dengan tingkat upah tersebut jumlah yang ingin
bekerja meningkat menjadi 7.000 orang/bulan.
Sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja menurun
menjadi 2.000 orang/bulan
2) Harga Tertinggi (Celling Price)

Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas


maksimum harga penjualan oleh produsen. Di
Indonesia yang paling terkenal misalnya
penetapan harga patokan setempat (HPS) untuk
semen. Tujuan penetapan harga tertinggi
umumnya adalah agar harga produk dapat
terjangkau oleh konsumen yang daya belinya
kurang. Namun kebijakan ini tidak berdayaguna
bila produsen memiliki kekuatan oligo-poli,
apalagi daya monopoli.
Kasus Pasar Mie Instant di
Indonesia

Qd= 20.000-5P ; Qs= -5.000+20P


di mana: Qd. Qs= ribu bungkus per bulan
P = harga per bungkus
Diagram 2.11
Pasar Mie Instant di Indonesia
Kasus Pasar Mie Instant di
Indonesia

Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie


instant Rp1.000,00 per bungkus, dengan jumlah 15 juta
bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di atas,
sekarang pemerintah merasa harga mie instant terlalu
tinggi dan me-netapkan harga Rp750,00 per bungkus.
Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan
sebesar 6.250.000 bungkus per bulan (16.250.000 -
10.000.000). Secara ekonomis keputusan ini merugikan,
karena terjadi kehilangan surplus ekonomi
(deadweight loss) sebesar luas segi tiga A+ B.
3) Kuota
Selain dengan pembelian, pemerintah
memengaruhi tingkat harga dengan melakukan
kebijaksanaan kuota (pembatasan produksi).
Misalnya, pemerintah ingin menolong petani
jagung dengan cara membatasi jumlah produksi
(kuota) untuk meningkatkan harga. Diagram 2.12
menunjukkan tanpa campur tangan pemerintah,
keseimbangan pasar jagung terjadi di titik E
dengan jumlah jagung Q, dan harga Po
Kasus Pasar Mie Instant di
Indonesia

Jika pemerintah ingin menjaga agar harga jagung


minimal P1, untuk jumlah produksi dibatasi hanya
sampai Q1. Kurva penawaran jagung relevan adalah S1.
Keputusan ini mengurangi surplus konsumen sebesar
A+B Produsen mengalami kehilangan surplus seluas C,
tetapi memperoleh tambahan surplus seluas A
ditambah insentif tidak memproduksi seluas F. Agar
produsen jagung mau mengurangi produksinya maka
insentif finansial yang harus diberikan setidak-
tidaknya seluas B+C+F
Diagram 2.12
Pasar Jagung di Jawa Barat
b. Pajak dan Subsidi

1. Pajak
pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan
negara untuk membiayai fungsi-fungsinya,
khususnya redistribusi pendapatan dan sebagai alat
stabilisasi ekonomi. Hanya saja keputusan
penentuan pajak harus mempertimbangkan
elastisitas permintaan dan penawaran. Jika tidak,
tujuan-tujuan yang ditargetkan tidak tercapai.

Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pen


taruh pajak terhadap keseimbangan pasar.
Diagram 2.13
Pasar Sepeda Motor di Indonesia
b. Pajak dan Subsidi

1. Pajak

Pemerintah bermaksud menarik pajak dari sepeda motor


dengan membebaskan pajak sebar T per unit (Dagram
2.13) Pajak itu dibebaskan kepada produsen. Pengenaan
pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari S0
ke S1, sehingga harga keseimbangan menjadi P1,
sedangkan jumlah kehilangan surplus menjadi Q1,
Keljakan ini menyebabkan konsumen kehilangan surplus
konsumen sebanyak A+B Sedangkan produsen
kehilangan surplus produsen sebanyak F+C. Tetapi
pemerintah memperoleh pendapatan sebanyak A+F sama
dengan 0Q1×(P1-P2).
b. Pajak dan Subsidi

2. Subsidi

Subsidi dapat dipandang sebagai pajak


negatif (negative tax), karena subsidi
menambah pendapatan nyata.
Sebagaimana halnya pajak, manfaat
pemberian subsidi terbagi-bagi antara
produsen dan konsumen, tergantung
elastisitas permintaan dan penawaran
Kasus Pasar Susu Bayi di Jakara

Pemerintah bermaksud menurunkan harga susu ke P1.


Dengan harga setingkat P1 permintaan meningkat menjadi
Q1 sementara penawaran berkurang menjadi Q2. Sadar bila
menempuh kebijakan harga tertinggi (ceiling price) akan
menimbulkan deadweight loss, pemerintah menempuh
kebijakan subsidi (negative tax). Besarnya subsidi yang
diberikan adalah (P1-P2). Bila subsidi diberikan kepada
konsumen, akan menggeser kurva permintaan ke D1
sehingga keseimbangan baru terjadi di titik E2. Bila subsidi
diberikan kepada produsen, akan menggeser kurva
penawaran ke S1. Ke-seimbangan baru terjadi di titik E1.
Diagram 2.14
Pasar Susu Bayi di Jakarta
c. Tarif dan Kuota

Dalam sistem perekonomian yang terbuka (melakukan


transaksi dengan perekonomian luar), maka harga
barang yang berlaku adalah harga internasional. Yang
menjadi persoalan adalah bila harga domestik lebih tinggi
daripada harga dunia. Sebab dengan mekanisme pasar
bebas, terpaksa dilakukan impor untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Walaupun dari sudut konsumen
hal ini menguntungkan, tetapi demi melindungi industri
dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif
dengan member- lakukan tarif (pajak impor) dan kuota
impor (pembatasan jumlah impor).
Diagram 2.15
Tarif atau Kuota Impor
c. Tarif dan Kuota

Dengan harga internasional setingkat Pw, tingkat impor


mencapai sejumlah Qd0-Qs0 unit. Untuk melindungi industri
dalam negeri, pemerintah menetapkan tarif sebesar T per
unit impor. Harga dalam negeri meningkat menjadi P. impor
pun berkurang menjadi Qd1-Qs1 unit. Bagi produsen
domestik, kebijakan ini menambahkan keuntungan mereka
sebesar luas trapesium A. Tetapi konsumen domestik
mengalami kerugian sebesar A+B+C+F. Sedangkan F
merupakan penerimaan pajak pemerintah. Jika pemerintah
memberlakukan kuota impor, F merupakan keuntungan
yang diperoleh produsen asing. Sehingga kerugian domestik
neto adalah B+C+F.
DILEMA UMP

Apakah penerapan mekanisme pasar harus selalu dipandang sebagai


sikap ketidakberpihakan terhadap rakyat kecil?

Misalkan permintaan dan penawaran tenaga kerja di sebuah kota


kecil dinyatakan sebagai: DL= 8.000-1/2W dan SL= -2.000 +2W, di
mana DL= permintaan tenaga kerja per hari (ribu orang), SL=
penawaran tenaga kerja per har (ribu orang). W= upah harian per
orang tenaga kerja (ribu rupiah). Berdasarkan informasi di atas
dapat dihitung kondisi keseimbangan pasar tenaga karja
DILEMA UMP

Apakah penerapan mekanisme pasar harus selalu dipandang sebagai


sikap ketidakberpihakan terhadap rakyat kecil?

Bila pemerintah merasa upah tenaga kerja rendah dan bermaksud


menaikkannya, maka dapat ditetapkan UMP yang lebih tinggi dari
tingkat upah keseimbangan. Misalkan pemerintah menetapkan UMP
sebesar Rp6.000,00, mari kita perhatikan apa dampaknya bagi
buruh,

Pada saat UMP adalah Rp6.000,00 per orang per hari, maka:
Ada yang
ingin
ditanyakan?
Kami Siap
Menjawab
Pertanyaan
Kalian

Kami Siap
Menjawab
Pertanyaan
Kalian
a.
"Ketika naik kapal kau tidak tahu nahkodanya, tapi
kau yakin akan sampai tujuan, ketika naik pesawat
kau tidak tahu pilotnya, tapi kau yakin akan sampai
tujuan Dan di dunia ini kau tau tuhan mu kau kenal
tuhan mu lantas kenapa kau masih ragu untuk
sampai tujuan." _Abdur Arsyad_

٧... ‫َف ِاَذ ا َف َرْغ َت َف اْنَص ْۙب‬ b.


"Maka apabila engkau telah selesai
(dari sesuatu urusan), tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang
lain)" _Al-Insyirah Ayat 7_
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai