7
Perubahan Keselmbangan Pasar
(a) Harga
36 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
namun barang inferior belum tentu barang Giffen. Seseorang, misalnya, yang bekerja di (setiap hari
Jumat sore). Dengan pendapatan Rp 1 juta per bulan, ia selalu menjadi R 2 juta per bulan, ja tidak
lantas akan sering pulang ke Bandung (dengan kereta api Parahyangan. Kita katakan bahwa bagi orang
tadi jasa bus adalah barang in-mal goods). Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa
kereta api pribadi ke Bandung. Jadi barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan)
orang,dianggap sebagai barang inferior, maka barang tersebut dinamakan barang Giffen.Contoh
barang Giffen adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia, ada kecenderungan bahwa kalau
penghasilannya meningkat, konsumsinya terhadap beras akan berkurang, karena mereka akan
menambah lauknya (baik secara kuantitas maupun kualitas). Kenyang bagi mereka sudah tidak lagi
kenyang secara fisik,melainkan kenyang secara gizi. Anda dapat membuktikan hal ini dengan cara
mengamati orang-orang yang makan di Warung Tegal atau Warteg (di dekat proyek pembangunan
perumahan, bukan Warteg yang berada di kampus), dan di restoran,misalnya, Kentucky Fried Chicken,
serta di restoran yang berada di hotel berbintang lima.Jika Anda perhatikan, porsi nasi bagi konsumen
di tiap-tiap rumah makan di atas berbeda secara nyata.
Gejala ini pertama kali ditemukan Sir Robert Giffen di Irlandia, yaitu meningkatnya harga kentang
menyebabkan jumlah yang dibeli meningkat, begitu sebaliknya. Penjelasan tentang gejala ini akan
dibahas dalam bab tentang perilaku konsumen (Bab IV).
Kuantitas beras
Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi per-ubahan harga
(barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan
bila harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. Sedangkan apabila faktor-faktor nonharga
yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ini
ditunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna
bahwa perubahan faktor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris paribus) akan
menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan permintaan), yaitu pada tingkat harga yang tetap
jumlah barang yang diminta bertambah.
e. Kasus Pengecualian
Di atas telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Adakalanya hukum per-barang tersebut
meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana hukum permintaan tidak berlaku.
28
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
per minggu
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak
ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan
penawaran. Jika harga di bawah harga keseimbangan,kelebihan penawaran. Jumlah penawaran
meningkat,jumlah permintaan menurun.
Kasus Pasar Mobil Sedan
Permintaan:
Penawaran :
di mana : luh juta rupiah per unit
Keseimbangan Pasar:
34
linghan pendapatan, daya bel makin kuat, sehingga permintan terhadap uln inge
meningkat.
4) Selera atau Kebiasaan
Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang kan
masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan ter-
pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik harga,
berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang
dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern. Bukan berarti sebelum masa itu tidak
sampai masa Adam Smith? Jawabannya adalah baik Plato maupun Aquinas mencoba
Smith melihatnya dari sudut rasionalitas. Misalnya, zaman dahulu kemiskinan diang-
gap sebagai takdir. Tetapi semenjak zaman modern (abad 18) kemiskinan dipandang
ada kaitannya dengan ketidakmampuan bekerja produktif atau karena tidak memiliki
tanah.
Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam
semesta.Sebagai sistem, perekonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk
menjaga keseimbangannya. Masalah-masalah ekonomi merupakan gangguan keseim-bangan
sistem. Masalah akan pulih jika keseimbangan dipulihkan. Kekuatan yang mampu
mengendalikan sistem ekonomi, disebutnya sebagai tangan gaib (invisible hand). Analisis-
analisis semenjak masa Smith telah mewujudkan suatu analisis'ekonomi yang memberikan
gambaran tentang berbagai aspek kegiatan ekonomi suatu negara.
Cara pandang Smith tentang perekonomian merupakan hasil pergaulan in-tensifnya dengan
Quesnay, seorang dokter kekaisaran Perancis. Quesnay merupakan tokoh utama kelompok
Psyokrat, yaitu kelompok yang merintis analisis ekonomi de-ngan pendekatan Ilmu Pengetahuan
Alam (Sciences).
Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh J.B. Say, Thomas Malthus ekonomi
adalah pertemuan permintaan dan penawaran. Dalam pengertian ekonomi, pasar berdasarkan
kekuatan permintaan dan penawaran.
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 21
2)Barang Prestise
positf. Dalam hal ini, a bila sua u barang bertambah. Untuk kasus barang Giffen, kenaikan
pendapatan nyata konsumen justru nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya beli,
money income).
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai
tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat
penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang
dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga.
·Tujuan perusahaan
· Kebijakan pemerintah
Diagram 3.5
Bentuk-bentuk Kurva Penawaran
(Berkaitan Dengan Elastisitas Penawaran)
a. Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab pro-Jika
harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan umumnya
elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan harga. Bila menambah
pekerja harian atau memberikan kesempatan lembur.
tisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi. Pena dengan
mengeluarkan ia ane en tinggi. Bila penawaran dapat ditambah
57
BAB III : KONSEP ELASTISITAS
atau
(lihat diagram)
Diagram 3.2
Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Hasil dari penghitungan rumus elastisitas titik di atas (Persamaan 3.3) akan
sama 3.3.a). Dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa elastisitas pada
tengah garis AC
hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit berubah
adalah faktor nonharga seperti teknologi, kurva penawaran bergeser (shifting)dari So ke S1.
Diagram 2.4
Kurva Penawaran Mobil
(ribu unit)
c. Kasus Pengecualian
Kadang-kadang kita temui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai
slope yang berbentuk melengkung membalik (backward bending lbour supply
curve). Misalnya saenunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan untuk bekeria
(penawa an antena-
njual
Diagram 2.12
Pasar Jagung di Jawa Barat
Analisis ini disebut analisis sensitivitas atau elastisitas. Angka elastisitas (koefisien
akan berubah, sebagai reaksi karena satu variabel lain (variabel bebas) berubah satu
persen.
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai
akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Di Bab II telah dibahas
bahwa setidaknya ada tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang,
yaitu harga barang itu sendiri,harga barang lain; dan pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga barang lai
disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pen-dapatan disebut elastisitas
pendapatan (income elasticity).
a.Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
di mana:
43
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN
(b)
Dengan demikian, dalam suatu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus,koefisien
a) Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin
mintaan beras inelastis. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu per-
membelinya, dan seandainya harganya turun banyak, orang tidak lantas akan
memborong garam.
pokok tidaknya suatu barang bagi kita. Semakin pokok suatu barang, semakin esa at
televisi, misalnya, bagi orang-orang di kota mungkin sekali termasuk sangat penting),
Diagram 3.8
Pergeseran Beban Pajak
(Permintaan Inelastis, Penawaran Elastis)
Kuantitas
Mie Instant
Karenanya dia mau menambah konsumsi bajunya. Baju yang kedua memberi tambah.
naan total (TU) menjadi 125,000 util. Dia pun menambah konsumsi baju menjadi
tiga,
MU (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun telah terjadi), tetap lebih
setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat
dapat diterjemahkan dalam bentuk grafik berikut ini (Diagram 4.1). Terlihat kurva TU
Diagram 4.1
Kurva-kurva Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
MU
68
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
Diagram 2.15
Tarif atau Kuota Impor
Dengan harga internasional setingkat Pw, tingkat impor mencapai sejumlah Qdo-Qso
unit. Untuk melindungi industri dalam negeri, pemerintah menetapkan tarif sebesar T per
unit impor. Harga dalam negeri meningkat menjadi P*, impor pun berkurang menjadi Qd1-
Qs1 unit. Bagi produsen domestik, kebijakan ini menambahkan keuntungan mereka sebesar
luas trapesium A. Tetapi konsumen domestik mengalami kerugian sebesar
A+B+C+F.Sedangkan F merupakan penerimaan pajak pemerintah.Jika pemerintah
memberlakukan kuota impor, F merupakan keuntungan yang
48 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
a ilangan yang menunjukkan lingkat sensitivitas suatu barang dikeai e an ensnya dalam
kebijaksanaan penentuan harga.Dalam bagan i dua contoh saja.
e a a ual barang naik dua kemungkinan ekstrem reaksi para manajer.mintaan sehingga
penerimaanturun. Kemungkinan kedua mereka bergembira,benar, sangat ditentukan oleh
angka elastisitas harga.
babkan penurunan permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerimaan total
mintaannya inelastis, pendapatan marjinal atau marginal révenué (MR), negatif. Barang
yang permintaannya elastis, kenaikan harga 10% menurunkan permintaan lebih besar
daripada 10%, akibatnya penerimaan total menurun. Dengan kata lain MR positif.Barang
yang elastisitas permintaannya unitari, kenaikan harga 10% menurunkan per-mintaan
sebesar 10% juga. Akibatnya TR tidak berubah, atau MR sama dengan nol.Dengan cara
berpikir yang sama, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi jika harga turun. TR dapat
didefinisikan sebagai harga (P) dialikan dengan jumlah barang (Q)yang terjual. Sedangkan
MR adalah tambahan penerimaan yang disebabkan oleh bertambahnya satu unit barang
yang terjual, atau MR = aTR/aQ.
Tabel 3.2
Hubungan Antara Elastisltas Harga (Ep),
Elastisitas
Jika harga nelk Pendapatan
Harge Jika harga tuun
maka TR Marjinal
maka TA
atau
(3.5)
Dlagram 3.4
Klaslfikasi Barang Berdasarkan
Angka Elastisltas Pendapatan
Tabel 3.1 memberikan ilustrasi angka elastisitas harga, elastisitas silang, dan
a. Dari elastisitas harga ((Ep),apakah permintaan suatu barang elastis atau inelastis,b. Dari
elastisitas silang(Ec),, apakah korelasi barang tersebut bersifat substitusi atau komplemen,
BAB IIl : KONSEP ELASTISITAS 55
Diagram 2.9
Pasar Gabah di Krawang
Harga
(Rp
Kelebihah penawaran
ratus
500.000 ton
musim)
Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp 600.000,00 per ton, pemerintah harus membeli
kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar per-mintaan yang kita sebut
saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibatnya, kurva per-mintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya
merupakanQd + Qdp. Besar anggaran yang disediakan, adalah 500.000 ton dikali dengan Rp
600.000,00 sama dengan Rp 300.000.000.000,00.
di mana:
42 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Diagram 2.11
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp 1.000,00 per bung-kus,
dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di atas,sekarang
pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp 750,00 per
bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6.250.000 bungkus per
bulan (16.250.000-10.000.000). Secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi
kehilangan surplus ekonomi (deadweight loss) sebesar luas segi tiga A +B.
3) Kuota
Selain dengan pembelian,pemerintah mempengaruhi tingkat harga dengan menolong
petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk keseimbangan pasar
jagung terjadi di titik Ei dengan jumlah jagung Qo dan harga Po.
masyarakat,
Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari
atau dikurangi.
a. Kontrol Harga
harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga
maksimum (ceiling price)
Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah dari petani
dengan harga serendah-rendahnya Rp 700,00 per kilogram. Contoh lain,bila pemerintah
menetapkan upah minimum tenaga kerja Rp 15.000,00 per hari, maka majikan harus membayar
tenaga kerja paling tidak Rp 15.000,00 per hari. Dampak kebijakan harga minimum terhadap
keseimbangan pasar dijelaskan dengan diagram-diagram berikut ini.
di mana:
us ribu rupiah per ton
bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya pada musim tanam terjadi
kelebihan penawaran 500,000 ton. Sebab, penawaran naik menjadi 700.000 ton,dan produsen
karena total surplus ekonomi yang hilang (consumer surplus dan producer surplus) besarnya
41
(ribu unit)
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya terpenuhi, antara
lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar change) tidak terbatasi dimensi
waktu dan tempat (timeless dan placeless). Sayangnya,Akibatnya pasar gagal menjadi alat alokasi
sumber daya yang efsien (market failure).
a. Informasi Tidak Sempurna (Incomplete Information)
Diagram 2.8
38 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
sejajar sumbu datar, permintaan elastis takterhingga (perfect elastic).Perubahan harga
Diagram 3.1
Bentuk-bentuk Kurva Permintaan
(Berkaitan Dengan Elastisitas Harga)
Kuantitas
74 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Achmad akan berhenti mengonsumsi
berhenti mengonsumsi pada saat harga baju (Rp 25,000) sama dengan nilai utilitas
marjinal(25.000 util).
(4.1)
Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapa kepuasan
maksimum pada saat:
(4.2)
di mana :
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; Hanya dapat dibanding-kan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menje-laskan pendapatnya,
Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indifference curve).Kurva indiferensi adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva
indiferensi (yang disebut peta in-diferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang
konsumen. Misalkan Sutarno mengombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.
Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat
dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadi lebih jelas), tidaklah salah bila kita
mengasumsikan bahwa informasi dari kurva indiferensi dapat diterje-mahkan dalam persamaan
kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan makan
sate per bulan dapat ditulis sebagai
(4.3)
di mana: tingkat kepuasan
an bakso (mangkok per bulan)
akan sate (porsi per bulan)
Untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan
dalam Tabel 4.2.
Pada Diagram 4.9 ditunjukkan bahwa keseimbangan awal terjadi dititik A. Bila harga barang X
turun, maka pendapatan nyata meningkat, ditunjukkan oleh BL2 dan BL3. Keseimbangan pun
berubah dari titik A, ke titik B dan titik C. Demikian halnya dengan kombinasi konsumsi. Jika titik-
titik keseimbangan tersebut dihubungkan sehingga membentuk sebuah garis, terbentuklah kurva
PCC.
77
BAB IV: TEORI' PERILAKU KONSUMEN
atau
naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%. Begitu juga sebaliknya.Semakin jauh lebih besar dibanding
perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nila absolut.E,artinya sama dengan Ep = -2.
besarnya.
Diagram 2.13
2) Subsidi
subsidi penawaran.
Kasus Pasar Susu Bayi di Jakarta
Diagram 2.14 menggambarkan keseimbangan pasar susu bayi di Jakarta. Agar ma-harga susu
ke P1. Dengan harga setingkat Pi permintaan meningkat menjadi or tertinggi (ceiling price) akan
46 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Asumsi-asumsi Kurva Indiferensi
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi ingkat kepuasan-nya.
Asumsi ini penting, agar asumsi bahwa konsumen dapat membandingkan pilihan-ence map)
hanya mengatakan bahwa makin ke kanan atas, tingkat kepuasannya makin jaraknya terhadap titik
(0,0) adalah tiga kali IC1, tidak berarti tingkat kepuasan yang tingkat kepuasan lebih besar dari IC1.
Diagram 4.3
Himpunan Kurva Indiferensi (Peta Indiferensi)
2) Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung
ke titik origin (convex to origin).
Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin langka,harganya makin
mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate of Substitution (MRSyx), yaitu berapa banyak
barang Y harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X demi menjaga tingkat kepuasan yang
sama. Berdasarkan hukum LDMU,(langka).
71
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN
Do ke D1. Jumlah pajak yang berhasil dipungut pemerintah seluas bidang segi
empat A
Permintaan yang
64PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
2.000
4.000 12
0.000
20
12.000
14.000 24
16.000 25
18.000 23
20
Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara kedua variabel serta kemudian dalam Diagram-
2.5. Pada tingkat upah yang rendah (Rp 2.000,00 sampai Rp 14.000,00)adalah normal, diperoleh
bentuk kurva penawaran yang positif. Bagi pekerja tadi,akan memberikan manfaat dengan
menambah jumlah jam kerja bila tinġkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi
dari Rp 14.000,00 per jamnya, ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan
untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya yang diperoleh selama masa
sebelumnya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap. atau bahkan masih bisa meningkat
sedikit. Hal ini wajar, karena pendapatannya sudah cukup tinggi, sehingga ia sudah memiliki rumah
dan vila yang bagus, mobil, dan barang-barang konsumsi lain, yang kesemuanya membutuhkan
waktu lebih banyak untuk bisa menikmatinya. Dengan demikian bentuk kurva penawaran akan
tenaga kerjanya akan melengkung dan Contoh yang sering dikemukakan seperti ilustrasi di atas
adalah dokter. Bagi seorang pasien), ia cenderung akan mengurangi jam praktiknya, dan menambah
leisure time-nya.
33
Diagram 4.8
Maksimalisasi.Kepuasan dan Minimalisasi Biaya
(a) (b)
Maksimalisasi Minimalisasi
Kepuasan Biaya
Diagram 2.6
Keseimbangan Pasar Mobil
(ribu unit)
e e e an eeseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan an akan
kembali ke titik awal (Diagram 2.7.a). Tetapi jika yang berubah adalah faktor-permintaan,
keseimbangan tidak kembali ke titik awal (Diagram 2.7.b dan 2.7.c).
35
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Diagram 5.18
Jalur Ekspansi (Expantion Path)
106
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang trsebut arang,
ceteris paribus, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjua,dan
sebaliknya".
diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen baju impor baju produksi dalam neger
meningkat. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya akan sehingga penawaran baju meningkat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka komplemen,
dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang
berkurang, dan sebaliknya.
3) Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang
meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan memproduksi
output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap.Kenaikan harga faktor produksi ini juga
akan mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka
akan pindah ke industri lain,dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran barang.
4)Biaya Produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.faktor produksi
atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil pro-duksinya, berarti penawaran
barangitu berkurang.
5) Teknologi Produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan teknologi
menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6) Jumlah Pedagang/Penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang
tersebut akan bertambah.
c. Jangka waktu. Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas pena.Jangka Panjang
berikut ini.
Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena per-ubahan
harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika dimensi waktunya satu
tahun atau kurang, kita berbicara tentang elastisitas jangka pendek.Bila lebih dari satu tahun, kita
berbicara elastisitas jangka panjang.
a.Elastisitas Permintaan
1) Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan
lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam
jangka pendek. Ada dua penyebab.
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.Bila harga kopi
naik, konsumen yang biasa minum kopi banyak (lebih dari tiga gelas kopi dalam jangka pendek
mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding dalam jangka panjang.
58
PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun
produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih henti produksi pada
tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata
mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Pe-nambahan tenaga
kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP
datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penam-bahan
tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope
kurva TP negatif).
Dengan demikian, perusahaan sebaiknya berproduksi di tahap II. Yang menjadi pertanyaan
adalah di titik mana perusahaan berhenti menambah tenaga kerja? Secara matematis
perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat:tambahan biaya (marginal cost)
yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang
diterima. Jika tambahan biaya masih lebih kecil dari tambahan pendapatan, perusahaan akan
menambah tenaga kerja. Begitu sebaliknya. Tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage)
tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marjinal dikalikan harga jual barang. Jika
upah, dinotasikan sebagai W,sedangkan harga jual barang dinotasikan P, maka alokasi tenaga
kerja (faktor produksi)dianggap efisien bila :
(5.5)
c.Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat. Secara gra-fis dapat
digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram 5.3, akibat
kemajuan teknologi, luas kurva T. Artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi
semakin besar. Dari Diagram 5.3
tampak bahwa
83
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN
Tabel 4.2
Makan Bakso dan Makan Sate
Makan Bakso
Makan Sate
mengkok per bulau)) (posisi per bulanty
25 kall
20 kali 4 porsi
10 kall 5 porsl
5 kali 10 porsi
4 kali 20 porsi
25 porsi
Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC)seperti ditunjukkan
oleh Diagram 4.2.
Diagram 4.2
Kurva Indiferensi (Indifference Curve)
70 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
e. Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di titik
persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil
output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena per-ubahan kemampuan
anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen
analogis dengan analisis perilaku konsumen.
Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek substitusi
(substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu pro-dusen juga mengenal faktor
produksi inferior, yaitu faktor produksi yang penggu-naannya justru menurun bila kemampuan anggaran
perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat). Misalnya, tenaga kerja adalah faktor
produksi inferior, jika tingkat produksi ditingkatkan, jumlah penggunaannya ternyata berkurang.
Perusahaan lebih menyukai menambah barang modal (mesin).
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi,yaitu
maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost
minimalization).Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah
ditentukan, dicapai output maksimum (Diagram 5.16.a). Prinsip minimalisasi biaya· menyatakan
target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum (Diagram 5.16.b).
Diagram 5.16
Prinsip Efisiensi
(b)Minimalisasi Biaya
(a).Maksimalisasi Output
Jika penambahan 1 unit faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari 1
unit, fungsi poduksi memiliki karakter Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
seperti ditunjukkan pada Diagram 5.11. Penjelasannya adalah kebalikan pen-jelasan
terjadinya Skala Hasil Menaik.
Diagram 5.11
Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
99
BAB V: TEORI PRODUKSI
c. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor pro-duksi.
Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang lebih sedikit.
Diagram 5.12 menggambarkan hal tersebut. Karena kemajuan teknologi, tingkat produksi 90 unit
(Q90 periode pertama) dapat dicapai dengan peng-gunaan faktor produksi yang lebih sedikit (Q90
periode kedua).
Diagram 5.12
Kemajuan Teknologi
Diagram 4.11
Permintaan Pasar
78 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
tingkat produksi, kombinasinya tidak terhingga.
b. Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang
dipahami dengan mengikuti penjelasan Diagram 6.6.
Diagram 6.6
Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang
Diagram 6.6 menunjukkan bahwa tingkat produksi di bawah 0X1 unit akan meng-hasilkan
SAC yang lebih besar dari LAC, sehingga LTC lebih besar dari STC. Kita dapat menyimpulkan
bahwa biaya marjinal jangka pendek (SMC) lebih kecil dari biaya marji-nal jangka panjang
(LMC). Ketika ekspansi produksi dilanjutkkan sampai 0X2, SAC sama dengan LAC (titik A),
sehingga SMC = LMC (titik B). Ekspansi lanjutan ke 0X3menyebabkan SAC lebih besar dari LAC
atau STC lebih besar dari LTC. Karena itu SMC lebih kecil dari LMC. Sampai di sini kita dapat
menyimpulkan bahwa jika pro-duksi lebih kecil dari 0X2, LMC lebih besar dari SMC. Tetapi jika
produksi lebih besar dari 0X2, LMC lebih kecil dari SMC.
Selanjutnya yang harus kita ingat adalah LMC akan memotong LAC pada saat LAC
minimum. Hal itu terjadi jika ekspansi produksi sampai ke 0X4 (titik C). Karena itu kurva LMC
harus menelusuri titik-titik B dan C (perhatikan garis putus-putus LMC).
memberikan hasil yang baik, walaupun tujuannya baik. Banyak faktor yang menyebab-
kebijaksanaan adalah adanya trade off (konfik) antara tujuan-tujuan yang ingin
pemerintah
memberikan subsidi. Tetapi pemberian subsidi itu cenderung mengorbankan efisiensi,
40 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
duksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi.variabel
tingkat pro.
digunakan. Begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrikrokokadalah con.
buruhhariannya
Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila pro-duksi
ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horizontal (as-imptot). Artinyanilai
AFC tidak pernah negatif. Kurva AC mula-mula menurun lalu naik, sepola dengan pergerakan
kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan hukum LDR (law of diminishing return). Kurva AVC juga
mula-mula menurun selanjutnya menaik dan terus mendekati kurva AC, namun tidak pernah
bersentuhan (asimptot). Makin kecilnya jarak AVC dengan AC karena makin mengecilnya AFC.
Pergerakan kurva AVC berkaitan dengan pergerakan kurva AP (average product). Bila harga per
unit tenaga kerja adalah P, maka AVC = P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP
meningkat, nilai AVC menurun. Begitu sebaliknya.
c. Biaya Marjinal
Biaya marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi ubahan
output adalah ðQ, maka
(6.4)
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variabel.
(6.5)
Diagram 3.7
Kurva Penawaran Dalam Jangka Pendek
dan jangka Panjang Besi Primer dan Besi Daur Ulang
Kuantitas besi
primer
Kuantitas besi daur ulang
Besi Primer (b)
Besi Daur Ulang
60 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah garam
dan TV yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar
Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec>0,X sehingga permintaan
terhadap X meningkat. Misalkan, bila harga daging ayam naik sekarang daging sapi relatif menjadi
lebih murah dibanding harga daging ayam dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan
Ymenurun,yang (ceteris paribus), maka dapat diduga permintaan terhadap mobil akan berkurang.
54
PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
subsidi diberikan kepada konsumen, akanmenggeser kurva permintaan ke D1,eeler
kurvepenawaran ke Sit.Kescimbangan banu terad depad
Diagram 2.14
Pasar Susu Bayi di Jakarta
Jika produsen berpandangan bahwa tingkat output yang memberikan laba mak-simum
adalah X1, maka dalam jangka pendek dia memilih berproduksi dengan pabrik ukuran kecil. Tetapi
jika menurutnya tingkat produksi yang memberi laba adalah X3maka dalam jangka pendek pabrik
yang dia pilih adalah yang berskala menengah.Sebenarnya dia bisa saja memproduksi X3 dengan
menggunakan pabrik kecil, tetapi biaya produksi rata-ratanya menjadi lebih besar (0
Keputusan yang diambil menjadi sulit bila tingkat produksi yang memberikan laba maksimum
adalah X2. Bila pengusaha memprediksi pasar akan terus membesar dia akan memilih pabrik skala
menengah. Sebaliknya bila pengusaha memprediksi pasar makin kecil, dia memilih pabrik skala
kecil. Dalam kasus ini, pengambilan keputusan tidak lagi berlandaskan biaya rata-rata saja, tetapi
juga perkiraan tentang masa depan.
Dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih satu pabrik saja untuk berproduksi.
Tetapi dalam jangka panjang pengusaha dapat menambah atau mengurangi jumlah pabrik sesuai
dengan tingkat produksi yang direncanakan.Ke-mampuan tersebut memungkinkan perusahaan
beroperasi dengan biaya rata-rata yang minimum pada berbagai tingkat produksi. Kurva yang
menunjukkan titik-titik biaya rata-rata minimum pada berbagai tingkat produksi disebut kurva
amplop (envelope curve).Kurva ini merupakan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long run
average cost (kurva LAC). Besarnya biaya per unit minimum ditunjukkan dalam Diagram
6.5pendek atau short run average cost (kurva SAC).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang
115
BAB VI: TEORI BIAYA PRODUKSI
terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen ter-
Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Uility (LDMU),
sedangkan dalam penggunaan faktor produksi berlaku The Law of Diminishing Return
(LDR). Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas fak-
tor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan
maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Pema-
haman perilaku konsumen akan memudahkan pemahaman mengenai perilaku pro-
dusen.
produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola per-Untuk
perusabaan yang ber"skala hasil menaik" (increasing return to scale atau IRS), pe-perusahaan
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap fak-
kerja.
Produksi Total :
(5.2)
di mana:
l (yang dianggap konstan)
a/buruh
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari_fungsi maksimum pada saat
MP sama dengan nol.
Produksi Marjinal :
(5.3)
di mana: duksi marjinal
Perusahaan dapat terus mehambah tenaga kerja selama MP> 0. Jika·MP sudah<merupakan indikasi
telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil YangSemakin
Karva AFC terus menuron berbentuk garis asimptot pada sumibu verdeal dan hct-zontal (ftik 1
dan 2h tapi Edak perah sampai menyingaung atan memctorg sumbu horizontl.
beseatuhan (titik 5), karena APC terus menurun
3) Kurva AC awralnya menurun sampai mencapai minimum di titik é, setelah itu teras meaik
4) Kurva MC pada awalnya juga menurun hingga mencapai minimum di btk<6Selanjutnya kurva
MC menaik dan memotong kurva AVC dan AC pada saat keduanya mánimum (titik 3 dan 4).
Setelah btitik itu nilai MC lebin beser dari nilai ACdan AVC.
(6.7)
Persamaan 6.7 dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 6.3 berikut ini.
Diagram 6.3
Kurva Biaya Marjinal
112
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
Diagram 4.4
Marginal Rate of Substitution (MRS)
Dalam Diagram 4.4 pada awalnya jumlah Y yang ingin dikorbankan untuk memperoleh
tambahan satu unit X adalah 0Y1-OY2. Sehingga besarnya MRSyx adalah - (OY1-OY2/ OX1-
OX2). Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi (dari OX2 ke OX3),jumlah Y yang ingin
dikorbankan menjadi lebih kecil (OY2-OY3), sehingga nilai MRSyx berubah.Jumlah Y yang ingin
dikorbankan menurun, karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka).
3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan.
Asumsi ini penting agar asumsi transitivitas terpenuhi.
72
g. Efek Substitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
hadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi
keseimbangan konsumen. Dengan perkataan lain, jika harga suatu barang turun, maka ada dua
komponen yang dipengaruhi:
1)Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat tetap,
maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya harganya menjadi
relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek substitusi (substitution effect).
2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika per-ubahan ini
dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat
efek pendapatan (income effect).
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh berikut ini.
Diagram 4.14
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan:
Kasus Harga Turun
Efek Total:
Turunnya harga barang X telah menyebabkan keseimbang-an konsumen bergeser diminta
bertambah dari 0X1 ke 0X3. Pertambahan jumlah yang diminta sebesar X1X3
81
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN
Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah marjinalis engonsumsi
ditentukan oleh berapa besar tamaan enda an e e e produsen adalah dia tidak menetapkan
harga yang sama untuk setiap jumlah il pertama dijual denan harga Rp 82 juta, sedangkan
unit kedua baru akan dijiua n a ersedia membeli dengan harga Rp 199 juta. Tetapi untuk unit
selanjutnya, sebut yaitu Rp 198 juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan
pemakaian mobil telah menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih sedikit
daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
Apa yang dialami oleh konsumen dišebut surplus konsumen (consumer surplus),yaitu
selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar.Untuk
produsen disebut surplus produsen (producer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang
diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.
Dalam kasus pasar mobil, surplus konsumen jumlahnya seluas segi tiga ABE,yang
merupakan selisih luas trapesium OBEC (jumlah yang konsumen bersedia membayar)dengan
segi empat 0AEC (jumlah yang harus konsumen bayar). Jumlah surplus pro-dusen seluas segi
tiga FAE yang merupakan selisih antara luas segi empat 0AEC (jumlah yang konsumen
bayarkan) dengan trapesium OFEC (jumlah yang produsen bersedia di bayar).
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur
kehilangan surplus ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen)
37
22
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai dimensi geografis.
Misalnya ketika berbicara tentang ermintaan pakaian di Jakarta,harga dalam satu periode waklu
tertentu, per bulan atau per tahun, di Jakarta.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang yaitu:
·Harga barang itu sendiri
·Harga barang lain yang terkait
Tingkat pendapatan per kapita
Selera atau kebiasaan
Jumlah penduduk
Perkiraan harga di masa mendatang
Distribusi pendapatan
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
I) Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu
juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan "Bila harga suatu
barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dansebaliknya."
2)Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam
barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi
(pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).Misalnya,barang substitusi dari daging ayam adalah
daging sapi, ikan atau tempe. Suatu barang menjadi substitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak
salah satu syarat dari dua syarat: memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal
ini, bila harga substitusi daging sapi (misalnya daging ayam) meningkat, harg relatif daging sapi menjadi
lebih murah, sehingga permintaan daging sapi meningkat. Sedangkan kalau harga komplemen daging
sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras meningkat, sehingga permintaan daging sapi
mungkin meningkat pula. Contoh lain dua macam barang yang mempunyai hubungan komplementer
adalah BBM dan perubahan harga satu barang tidak mempengaruhi permintaan akan barang satunya
daging sapi, karena antara pensil dan daging sapi tidak berkorelasi, baik sebagai barang substitusi
maupun barang komplemen.
Diagram 6.1
Kurva-kurva Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel
Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah
produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan hubung-an terbalik antara tingkat
produktivitas dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukkan bahwa dalam jangka
pendėk, perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variabel.
b. Biaya Rata-rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya
biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah ouput. Karena dalam jangka pendek?maka biaya rata-rata
(average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata
(average variable cost).
(6.2)atau
(6.3)
di mana : rata-rata jangka pendek
ya tetap rata-rata jangka pendek
ya variabel rata-rata jangka pendek
Diagram 5.1
Kurva TP, MP, dan AP,
Kasus Usaha Tekstil Tradisional
Tabel 3.1
Elastlsitas Harga, Elastlsitas Sllang,
dan Elastisltas Pendapatan Beberapa Barang
Barng E9 Barrang
Bareng 日
Elastisitas harga permintaan (Ep) dalam tabel di atas tidak bertanda negatif (-),tetapi harus
dibaca sebagai negatif. Bila suatu barang, misalnya, mempunyai elastisitas harga yang positif
(yaitu kalau harga naik, permintaannya juga naik), maka angka atau koefisien elastisitas
harganya diberi tanda (+).
dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan persen.
Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-harga bahan
baku dan harga bahan antara lainnya.
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita
menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan
satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang
berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari
penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus
dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.Untuk setiap unit
tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.
Misalnya Achmad ingin membeli baju, yangharga per helainya Rp 25.000,00.Berapa buah baju
yang akan di konsumsi? Untuk menjawabnya, kita harus tahu dahulu nilai baju itu bagi Achmad yang
diasumsikan setara dengan rupiah. Seandainya pola konsumsi Achmad seperti Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal darl Mengonsumsi Baju
Diagram 5.8
Daerah Produksi Yang Ekonomis
b. Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Re-turn to Scale)
Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scale)
adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor
produksi dilipat gandakan (doubling).
e aingan sempurna adalah produsen begitu banyak an ke e e dusen (oligopoli) yang begitu
c. Eksternalitas (Externality)
pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapta banyak
pabrik tapioka yang mencerarkan lingkungan dengan membuang limbahnyg hitungan biaya
produksi tapioka. Akibatnya, walaupun secara finansial biaya produksi ekonomis biayanya
mahal; Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost).
Dalam kenyataan ada barang yang bersifat non rivalry,noneksklusif (non exclusive taman,
jembatan, fasilitas pertahanan keamanan dan lain-lain. Barang-barang seperti disediakan oleh
pemerintah. Tetapi tidak berarti kita kemudian mendefinisikan bahwa bik bisa juga disediakan
39
c.Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis
mana penambahan oulput akan menurunkan biaya produksi jangka panjang per unit.produksi di
mana penambahan tingkat produksi justru menaikkan biaya produksi berlaku hukum LDR. Karena
itu kurva LAC umumnya berbentuk huruf Ú,seperti ditunjukkan oleh Diagram 6.7.
Diagram 6.7
Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis
Pada diagram di muka kurva LAC mencapai minimum di titik A, kemudian naik lagi. Gerak
menurun sampai titik A di-sebabkan efisiensi skala produksi. Sebaliknya setelah titik A efisiensi
skala produksi tidak terjadi lagi. Penambahan jumlah output menaikkan biaya produksi per unit.
Sebelum di titik A, kurva LMC berada di bawah kurva LAC, karena pada saat itu nilai MP (marginal
product) lebih besar dari·AP (average product). Besarnya nilai MP menyebabkan nilai LAC bergerak
menurun. Hal yang sebaliknya terjadi setelah di titik A.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya efisiensi dan inefisiensi jangka panjang, yaitu:
1) Teknologi Produksi
Dalam jangka panjang salah satu sumber peningkatan efisiensi adalah kemajuan memper-
cepat penurunan LAC. Tetapi percepatan kemajuan teknologi dapat mening-
117
BAB VI: TEORI BIAYA PRODUKSI
1) Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menye-babkan output meningkat
lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing
Return to Scale).
Diagram 5.9
Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
Diagram 5.9 menunjukkan bila penggunaan mesin dan tenaga kerja dilipat gandakan (K1 ke K2),
output meningkat lebih dari dua kali lipat. Pencapaian hasil ini dimungkinkan antara lain karena
kemampuan manajemen dalam menangani produksi skala besar, ada sinerji antara mesin dan tenaga
kerja (embodied technology).
(a) (b)
Kasus Umum Kasus Skala Hasil Konstan (CRS)
Bila ekspansi produksi berdasarkan asumsi bahwa harga faktor produksi tidak berubah,
isoklin merupakan garis jalur ekspansi (expantion path). Garis ini menunjuk-kan bagaimana
proporsi penggunaan faktor produksi berubah karena perubahan (pe-nambahan) tingkat
produksi, bila harga faktor produksi dianggap tetap. Diagram 5.18.a menunjukkan jalur ekspansi
pada umumnya, sedangkan Diagram 5.18.b untuk kasus skala hasil konstan (CRS).
(5.4)
di mana: produksi rata-rata·
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (Al.Dengan penjelasan
matematis, AP maksimum tercapai pada saat /,dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP
maksimum. Contoh kasus usaha tekstil tradisional yang menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan
Mesin) berikut ini akan memperjelas lagi.
Tabel 5.1
Produksi Total, Produksl Marjinal dan
Produksi Rata-rata Usaha Tekstll Tradislonal
(Satu Faktor Produksi Varlabel)
1 5 5 5
2 20 15 10
1 3 45 25 15
1 4 80 35 20
1 5 105 25 21
1
6 120 15 20
1
7 126 6 18
1
8 120 -6 16
9 106 -12 12
1 10 90 9
-16
Dari Tabel 5.1 kita melihat bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai
maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang dipekerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu
penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena sangat mempengaruhi TP. Selama nilai
MP > 0, TP tetap bertambah. Sayangnya per-terhadap nilai produksi rata-rata (AP). Penambahan satu
orang tenaga kerja akan Hal ini terjadi pada saat penggunaan tenaga kerja antara 2-5 orang. Misalnya,
pada saat unit, karena MP sama dengan 25 unit. Bandingkan dengan pada saat tenaga kerja ditambah
dari lima menjadi enam.
dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses pro-kasi faktor-
faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien akan abel ini,
Tabel 5.2
Produksl Total Usaha Tekstil
Tradisional (Dua Faktor Produksl Varlabel)
uenaga Kerja
Mesin
1 2 3 4
1 5 20 45 80 135
2 30 45 150 135
3 80 105 150 180 150
4 105 135 180 240 210
Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa ga kerja dan
seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut ini.
Teknologi harus melewati tiga tahap sebelum dapat mempengaruhi efisiensi.Tahap pertama
adalah penemuan (invention). Riset-riset ilmu pengetahuan bertujuan menemukan teknologi-
teknologi baru untuk proses produksi. Tetapi hasil penemuan tidak ada artinya bila para
produsen (pengusaha) tidak berani mengaplikasikannya dengan melakukan inovasi (inovation).
Umumnya hanya sedikit pengusaha yang berani melakukan inovasi awal. Tetapi keberhasilan
inovasi akan mengundang makin banyak pengusaha yang mau melakukannya. Terjadilah
penyebaran inovasi (spread of inovation)yang menyebabkan tingkat penerimaan terhadap
inovasi (adopting inovation) mendekati angka 100%. Diagram 5.14 menggambarkan tingkat
perkembangan penerimaan inovasi berbentuk kurva S (S curve).
c. Biaya Kewirausahawanan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi
untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut, dia harus
menanggung risiko kegagalan. Atas keberanian menanggung risiko,pengusaha mendapat balas
jasa berupa laba. Makin besar (tinggi) risikonya, laba yang diharapkan harus makin besar. Begitu
juga sebaliknya. Pengertian laba yang digunakan diperoleh dibanding jika memilih alternatif lain.
Di Bab Pendahuluan, kasus nona Lia yang mempunyai usaha jual-beli mobil bekas menunjukkan
walaupun secara finansial memperoleh laba, secara ekonomi rugi karena keuntungan
ekonominya negatif (nega-tive economic profit).
faktor-faktor produksi yang digunakan. Di Bab V (Teori Produksi), kita melihat bahwa
Diagram 4.12
Kurva Pendapatan-Konsumsi
(Income-Consumption Curve)
Diagram 3.6
Kurva Permintaan Dalam Jangka Pendek
dan Jangka Panjang BBM dan Mobil
Kuantitas mobil
Permintaan BBM (b)
Permintaan Mobil
2) Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel lebih besar dibanding
jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20%, masyarakat yang tadinya hanya mampu makan
gaplek, sekarang sebenarnya mampu membeli beras. Namun karena sudah terbiasa makan
gaplek, mereka tidak segera mengganti konsumsinya ke beras. (Gaplek adalah bahan makanan
yang berasal dari singkong dikeringkan, dapat dibuat makanan yang dinamakan tiwul sebagai
pengganti nasi).
Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih hadap mobil
dalam jangka pendek dapat mencapai misalnya 30%, tetapi dalam jangka panjang lebih kecil,
karena seseorang tidak membeli mobil setiap tahun.
b. Elastisitas Penawaran
panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan
Jumlah X
(b)
Barang Kebutuhan Pokok Barang Mewah
Diagram 4.13.a adalah kurva Engel untuk barang yang merupakan kebutuhan aruh banyak
terhadap perubahan permintaan. Bahkan jika pendapatan terus perubahan pendapatan. Jika
dikaitkan dengan konsep elastisitas, maka elastisitas pen-makin tinggi.
Diagram 4.13.b adalah kurva Engel untuk barang yang termasuk barang mewah.kenaikan
tingkat pendapatan. Atau dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap
Dlagram 5.2
Kurva TP,MP, dan AP
Faktor Produksi
Substitusi Sempurna (b)Faktor Produksi
Proporsional Tetap
3) Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
Di muka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor produksi juga berlaku
hukum LDR. Pada Diagram 5.7, Q60, Q80, Q90 adalah isokuan-isokuan dengan tingkat produksi
masing-masing 60, 80, dan 90 unit.
Diagram 5.7
Himpunan Isokuan
(6.9)
di mana: iaya marjinal jangka panjang
ubahan biaya total jangka panjang
han output
114
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
Diagram 5.5
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
Jika produsen ingin mengubah kombinasi faktor produksi dari titik A ke titik B,maka tambahan
output karena menambah 1 unit L adalah sama dengan produksi marji-nal L (MPL) dikali dengan
perubahan L atau (MPL. aL). Pengurangan output karena pengurangan faktor produksi K adalah sama
dengan produksi marjinal K (MPk) dikali perubahan K atau (MPk'. ðK). Karena bergerak pada isokuan
yang sama, maka per-tambahan output sama dengan nol (N
(5.6)
(5.7)
Di Bab I (Pendahuluan) telah diuraikan bahwa pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah
biaya kesempatan. Konsep ini tetap dipakai dalam analisis teori biaya
107
BAB V:TEORI BIAYA PRODUKSI
Bab 4
Teori Perilaku
Konsumen
ADA bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ilmu ekonomi modern meng-
negara maju dan atau kaya, setiap keluarga umumnya memiliki sedikit anak? Sedang-
kan di negara-negara yang belum maju, jumlah anak per keluarga umumnya banyak?
membeli informasi (buku, surat kabar, dan internet) dibanding orang-orang yang ber-
poli lebih suka menjual produk dalam jumlah lebih sedikit dengan harga yang lebih
Bab ini akan menguraikan perilaku konsumen dalam menentukan alokasi sumber maksimum.
Untuk dapat membahasnya kita harus mengetahui beberapa pengertian dan asumsi dasar
(utama).
a) Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.
Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruhnya digabungkan dalam
bundel barang (commodities bundle). Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak
dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good). Contohnya pakaian, makin banyak
dimiliki makin memberi manfaat. Sesuatu
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN 65
Diagram 5.3
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output
Yang perlu direnungkan adalah apakah bila nilai AP meningkat berarti efisiensi meningkat?
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi meningkat.
Studi empiris yang dilakukan duapuluh tahun terakhir ini menun-jukkan bahwa ada yang lebih
peņting dari sekedar memodernisasi mesin. Yaitu moder-nisasi sumber daya manusia (SDM),
terutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan
teknologi akan meresap kedalam diri manusia (embodied technology) dan mendorong
peningkatan efisiensi.
Seorang ekonom senior (Paul Krugman) menggunakan konsep ini untuk menjelas-kan kenapa
negara-negara yang dikenal sebagai "Macan Asia" (Asia Timur) mengalami krisis ekonomi di akhir
dasa warsa ini. Salah satu jawabannya adalah pertumbuhan ekonomi Asia Timur, seperti halnya
Rusia, lebih disebabkan oleh pertambahan peng-gunaan faktor produksi (barang modal dan
tenaga kerja). Tidak ada peningkatan efisiensi yang signifikan. Oleh karena itu ukuran efisiensi
dengan menggunakan angka AP harus ditinjau ulang. Paul Krugman kemudian mengusulkan TFP
(Total Factor Pro-ductivity) sebagai ukuran efisiensi. Pada prinsipnya metode ini ingin memisahkan
pe-ngaruh barang modal, teknologi dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan itu
akan terlihat apakah ada kemajuan efisiensi yang signifikan. Angka per-tumbuhan TFP yang besar
mengindikasikan perkembangan efisiensi yang semakin signifikan.
Pada Diagram 4.5.a IC1 dan IC2 berpotongan di titik B, berarti IDi titik C,IC1, padahal di titik A,2.Keadaan itu tidak
sesuai dengan asumsi transiti-vitas yang mengatakan: Bila A > B dan B> C, maka C. Asumsi transitivitas hanya terpenuhi
bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan (Diagram 4.5.b).
Asumsi-asumsi Isokuan:
1) Konveksitas (Convexity)
Asumsi konveksitas (convexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen,
yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen
dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar
tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi
menambah penggunaan faktor pro-duksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang
sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution
(MRTS).MRTSlk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan
untuk menambah 1 unit faktor produksi K pada tingkat produksi yang sama. Jika L adalah tenaga kerja
dan K adalah barang modal (mesin),maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus
dikorbankan untuk menambah 1 unit mesin, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama. Dasar
per-timbangan substitusi faktor produksi adalah perbandingan rasio produktivitas. Per-hatikan
Diagram 5.5 di bawah ini.
d. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai
tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat
dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya).Secara grafis kondisi keseimbangan
tercapai pada saat kurva garis anggaran (meng-gambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan
dengan kurva indiferensi (menggam-barkan tingkat kepuasan).
Diagram 4.8.a menggambarkan maksimalisasi kepuasan (satisfaction maximaliza-tion).
Kemampuan yang dimiliki adalah BL1. Karena itu tingkat kepuasan yang ter-tinggi yang dapat
diperoleh adalah di titik E, tempat persinggungan antara BL1 dengan IC2. Pada saat itu kombinasi
konsumsi adalah 0X1 unit barang X dan 0Y1 unit barang Y.Kurva IC1 bukan kurva yang
memberikan tingkat kepuasan maksimum, karena dapat dijangkau dengan anggaran yang lebih
rendah daripada BL1 yaitu BL2. Kurva IC3walaupun lebih tinggi daripada IC2 tidak terjangkau
dengan kemampuan yang ada.
Diagram 4.8.b menggambarkan minimalisasi biaya (cost minimalization). Tingkake-puasan
yang ingin dicapai adalah IC1, yang dapat dicapai dengan anggaran minimum sebesar BL2,
dengan kombinasi konsumsi 0X1 unit barang X dan 0Y1 unit barang Y. BL1walaupun lebih rendah
daripada BL2 bukan biaya minimum karena tidak dapat menjangkau target IC1. Sementara
dengan BL3 konsumen dapat mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada IC1.
Keseimbangan konsumen berada di titik E.
Diagram 3.9
Pergeseran Beban Pajak
(Permintaan Elastis, Penawaran Inelastis)
Cindera Mata
(2.1
Ydist, prom).
)
di mana: rang X
(2.2)
Tanda-tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis ika harga X naik,
permintaan akan X turun, atau sebaliknya), aDx/ðPy (jika pendapatan naik, permintaan akan X naik, dan
sebaliknya).
Persamaan-persamaan di atas menjelaskan hubungan-hubungan antarvariabel de-
hubungan.
Dalam kasus barang inferior(inferior goods) aQd 0;Jika pendapatan naik
Diagram 2.2
Pergerakan Sepanjang
Kurva Pemintaan Beras
(ribu ton)
Pada harga beras Rp 4.000,00 per kilogram, permintaán beras 60.000 ton per
bulan.er bulan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp 2.000,00 per
Tabel 2.1
Skedul Permintaan Beras
0 100
2.000 80
4.000 60
6.000
40
8.000
10.000
20
0
Diagram 2.1
Kurva Permintaan Beras
(ribu ton)