Anda di halaman 1dari 111

Diagram 2.

7
Perubahan Keselmbangan Pasar

(a) Harga

Jika harga berubah (misal ke P1), terjadi


ke.harga turun kembali ke Po·Titik
keseimbang-an tetap Eo·

Kurva penawaran bergeser ke kanan karena


perubahan teknologi. Titik keseimbangan
bergeser dari Eo ke Er

Kurva permintaan bergeser ke kanan


karena perubahan pendapatan. Titik
keseimbangan bergeser dari Eo ke E1-

36 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
namun barang inferior belum tentu barang Giffen. Seseorang, misalnya, yang bekerja di (setiap hari
Jumat sore). Dengan pendapatan Rp 1 juta per bulan, ia selalu menjadi R 2 juta per bulan, ja tidak
lantas akan sering pulang ke Bandung (dengan kereta api Parahyangan. Kita katakan bahwa bagi orang
tadi jasa bus adalah barang in-mal goods). Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa
kereta api pribadi ke Bandung. Jadi barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan)
orang,dianggap sebagai barang inferior, maka barang tersebut dinamakan barang Giffen.Contoh
barang Giffen adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia, ada kecenderungan bahwa kalau
penghasilannya meningkat, konsumsinya terhadap beras akan berkurang, karena mereka akan
menambah lauknya (baik secara kuantitas maupun kualitas). Kenyang bagi mereka sudah tidak lagi
kenyang secara fisik,melainkan kenyang secara gizi. Anda dapat membuktikan hal ini dengan cara
mengamati orang-orang yang makan di Warung Tegal atau Warteg (di dekat proyek pembangunan
perumahan, bukan Warteg yang berada di kampus), dan di restoran,misalnya, Kentucky Fried Chicken,
serta di restoran yang berada di hotel berbintang lima.Jika Anda perhatikan, porsi nasi bagi konsumen
di tiap-tiap rumah makan di atas berbeda secara nyata.
Gejala ini pertama kali ditemukan Sir Robert Giffen di Irlandia, yaitu meningkatnya harga kentang
menyebabkan jumlah yang dibeli meningkat, begitu sebaliknya. Penjelasan tentang gejala ini akan
dibahas dalam bab tentang perilaku konsumen (Bab IV).

c. Skedul dan Kurva Permintaan


Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan tingkat
permintaan barang tersebut.
Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes per bulan merupakan fungsi li-near berikut ini,
(2.3)
di mana: ermintaan akan beras (dalam ribu ton)
=harga beras per kilogram(dalam rupiah)
mintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Permintaan beras juga
menentukan berapa jumlah permintaan beras pada berbagai tingkat harga antara
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 25
Diagram 2.3
Pergeseran Kurva Permintaan Beras

Kuantitas beras

Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi per-ubahan harga
(barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan
bila harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. Sedangkan apabila faktor-faktor nonharga
yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ini
ditunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna
bahwa perubahan faktor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris paribus) akan
menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan permintaan), yaitu pada tingkat harga yang tetap
jumlah barang yang diminta bertambah.

e. Kasus Pengecualian
Di atas telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Adakalanya hukum per-barang tersebut
meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana hukum permintaan tidak berlaku.

1) Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi


e ealnya saja emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu
dapat menye-babur spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik
lage pada saat har ga baran

28
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)

PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 2.5
Backward Bending Labour Supply Curve

per minggu

Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak
ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan
penawaran. Jika harga di bawah harga keseimbangan,kelebihan penawaran. Jumlah penawaran
meningkat,jumlah permintaan menurun.
Kasus Pasar Mobil Sedan
Permintaan:
Penawaran :
di mana : luh juta rupiah per unit
Keseimbangan Pasar:

34

PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)

PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


3) Tingkat Pendapatan Per Kapita

linghan pendapatan, daya bel makin kuat, sehingga permintan terhadap uln inge
meningkat.
4) Selera atau Kebiasaan

e e e e e a n e e e e t mempengaruhi permintaan suatu barang.


Bera s endah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa Karena o
an e e e e ee beras, ada kebiasaan (adal) yang membutuhkean ber as
e
5) Jumlah Penduduk
Kita ambil contoh beras lagi. Sebaga makanan pokok rakyat Indonesia, maka per-jumlah
penduduk, permintaan beras makin banyak.
6) Perkiraan Harga di Masa Mendatang
membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak
saatini guna menghemat belanja di masa mendatang.
7)Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila dis-tribusi
pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai begitu besar
"kue" perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum
melemah, sehingga permintaan terhadap suatu.barang menurun.
8) Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang kan

masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan ter-

pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik harga,

sering mendorong orang untuk membeli lebih banyak daripada biasanya.


b. Fungsi Permintaan
ae es ene gean aktor-faktor yang me m e ngaruhinya.Dengan fungsi permintaan,
makávariabel-variabel bebas (independent variables).

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 23


Bab 2
Mekanisme Pasar:
Permintaan dan
Penawaran
ASALAH ekonomi sama tuanya dengan usia peradaban manusia. Tetapi

berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang

dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern. Bukan berarti sebelum masa itu tidak

Thomas Aquinas,rohaniwan Kristen abad 13 Masehi, adalah dua dari beberapa

sampai masa Adam Smith? Jawabannya adalah baik Plato maupun Aquinas mencoba

memecahkan masalah ekonomi dengan pendekatan moral dan teologis. Sedangkan

Smith melihatnya dari sudut rasionalitas. Misalnya, zaman dahulu kemiskinan diang-

gap sebagai takdir. Tetapi semenjak zaman modern (abad 18) kemiskinan dipandang

ada kaitannya dengan ketidakmampuan bekerja produktif atau karena tidak memiliki

tanah.
Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam
semesta.Sebagai sistem, perekonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk
menjaga keseimbangannya. Masalah-masalah ekonomi merupakan gangguan keseim-bangan
sistem. Masalah akan pulih jika keseimbangan dipulihkan. Kekuatan yang mampu
mengendalikan sistem ekonomi, disebutnya sebagai tangan gaib (invisible hand). Analisis-
analisis semenjak masa Smith telah mewujudkan suatu analisis'ekonomi yang memberikan
gambaran tentang berbagai aspek kegiatan ekonomi suatu negara.
Cara pandang Smith tentang perekonomian merupakan hasil pergaulan in-tensifnya dengan
Quesnay, seorang dokter kekaisaran Perancis. Quesnay merupakan tokoh utama kelompok
Psyokrat, yaitu kelompok yang merintis analisis ekonomi de-ngan pendekatan Ilmu Pengetahuan
Alam (Sciences).
Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh J.B. Say, Thomas Malthus ekonomi
adalah pertemuan permintaan dan penawaran. Dalam pengertian ekonomi, pasar berdasarkan
kekuatan permintaan dan penawaran.
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 21
2)Barang Prestise

meabah presise seseorang


en e e il in e enal (apalagi
pelukisnya sudah meninggal
dunia),atau barangbarann
adar
3) Barang Giffen
e enea e a a n efek pendapatan yang nenah berlakunya efek substitusi yang selalu

positf. Dalam hal ini, a bila sua u barang bertambah. Untuk kasus barang Giffen, kenaikan

pendapatan nyata konsumen justru nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya beli,

artinya sudah memperhitungkan perubahan harga dinamakan pendapatan nominal atau

money income).

Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai
tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat
penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang
dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu barang, yaitu :
·Harga barang itu sendiri
·Harga barang lain yang terkait
·Harga faktor produksi
· Biaya produksi
· Teknologi produksi

·Tujuan perusahaan
· Kebijakan pemerintah

1) Harga Barang Itu Sendiri

arang yang dihasilkan.Hal ink kita ke hukum penawaran,


yang
29
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAANDANPENAWARAN
cara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran :

Diagram 3.5
Bentuk-bentuk Kurva Penawaran
(Berkaitan Dengan Elastisitas Penawaran)

Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Penawaran

a. Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab pro-Jika
harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan umumnya
elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan harga. Bila menambah
pekerja harian atau memberikan kesempatan lembur.
tisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi. Pena dengan
mengeluarkan ia ane en tinggi. Bila penawaran dapat ditambah

57
BAB III : KONSEP ELASTISITAS
atau

(lihat diagram)

Rumus Elastisitas Titik:


(3.3)

Diagram 3.2
Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur

Hasil dari penghitungan rumus elastisitas titik di atas (Persamaan 3.3) akan
sama 3.3.a). Dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa elastisitas pada
tengah garis AC

52PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOM)


Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap penawaran akan barang X.


Misal, fungsi penawaran mobil adalah :
(2.5)
di mana: jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun
harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit)

hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit berubah
adalah faktor nonharga seperti teknologi, kurva penawaran bergeser (shifting)dari So ke S1.

Diagram 2.4
Kurva Penawaran Mobil

(ribu unit)

c. Kasus Pengecualian
Kadang-kadang kita temui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai
slope yang berbentuk melengkung membalik (backward bending lbour supply
curve). Misalnya saenunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan untuk bekeria
(penawa an antena-

32 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


e yang makeian BUMN e engan demikian penawaran suatu barang dipengaruhi e dicapai produsen.
8)Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Di In-nper beras dan
meningkatkan produksi dalam negeri guna ercapainy a swesema anyak setiap panennya. Kebijakan
ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
Sama halnya dengan permintaan, analisis penawaran dapat disederhanakan,lah
harga, maka terjadi pèrgerakan sepanjang kurva penawaran (movement along sup-
ditawarkan. Jika yang berubah adalah faktor nonharga (ceteris paribus), maka kurva
banyak akan ditawarkan pada sembarang harga yang tetap, dan bergeser ke kiri berarti
jumlah yang lebih sedikit akan ditawarkan pada harga yang tetap manapun.
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan mate-matis dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penjelasan di muka dapat ditulis dalam bentuk persamaan
matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat pena-waran dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran.
Pi,C,tek,ped,tuj, kebij). (2.4)
di mana: aran akan barang X

rang substitusi atau komplemen)

njual

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 31


duksinya sampai tingkat Q1, maka insentiffinansial yang harus diberikan setidak-

tidaknya seluas B+C+F.

Diagram 2.12
Pasar Jagung di Jawa Barat

b. Pajak dan Subsidi


1) Pajak
Dilihat dari satu sisi, pajak memberatkan karena membuat harga barang menjadi untuk
membiayai fungsi-fungsinya, khususnya redistribusi pendapatan dan sebagai bangkan
elastisitas permintaan dan penawaran. Jika tidak, tujuan-tujuan yang ditarget-kan tidak
tercapai.
Diagram 213 adalah contoh yang menjelaskan pengaruhpajak terhadap keseim-bangan
pasar.
Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan
mem-esen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke
si Q1. Kebijakan ini sebenarnya menyebabkan konsumen kehilangan surplus
konsumen

BAB II: MEKANISME PASAR : PERMINTAAN DAN PENAWARAN 45


Bab 3
Konsep
Elastisitas
AKIN meluasnya penggunaan matematika dalam ilmu ekonomi telah

sebab-akibat, aksi-reaksi antara satu variabel dengan variabel lain. Berapa

Analisis ini disebut analisis sensitivitas atau elastisitas. Angka elastisitas (koefisien

akan berubah, sebagai reaksi karena satu variabel lain (variabel bebas) berubah satu

persen.

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai
akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Di Bab II telah dibahas
bahwa setidaknya ada tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang,
yaitu harga barang itu sendiri,harga barang lain; dan pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga barang lai
disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pen-dapatan disebut elastisitas
pendapatan (income elasticity).
a.Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

BAB III : KONSEP ELASTISITAS 49


Diagram 2.10
Pasar Tenaga Kerja di Cianjur

Keseimbangan pasar terjadi pada harga Rp 2.500,00/hari.Kesempatan kerja yang


keseimbangan itu terlalu rendah dan menetapkan upah minimum sebesar Rp
3.000,00/tingkat upah tersebut jumlah yang ingin bekerja meningkat menjadi 7.000
orang/bulan.Sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja menurun menjadi 2.000
orang/bulan.
2) Harga Tertinggi (Ceiling Price)
Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh pro-(HPS)
untuk semen. Tujuan penetapan harga tertinggi umumnya adalah agar harga ini tidak
berdayaguna bila produsen memiliki kekuatan oligopoli, apalagi daya dusen semen raksasa.

Kasus Pasar Mie Instant di Indonesia

di mana:

43
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB III : KONSEP ELASTISITAS


53
BAB III : KONSEP ELASTISITAS
53
Diagram 3.3
Mengukur Elastisitas Titik

(b)

Dengan demikian, dalam suatu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus,koefisien

elastisitasnya berbeda-beda pada berbagai tingkat harga.


3) Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga :

a) Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin

mintaan beras inelastis. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu per-

membelinya, dan seandainya harganya turun banyak, orang tidak lantas akan

memborong garam.

b) Jumlahpemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang

makanan pokok. Ini penjelasan lain mengapa permintaan beras di Indonesia,in eh

pokok tidaknya suatu barang bagi kita. Semakin pokok suatu barang, semakin esa at

televisi, misalnya, bagi orang-orang di kota mungkin sekali termasuk sangat penting),

tetapi bagi masy arakat desa merupakan barang mewah, sehingga

BAB III : KONSEP ELASTISITAS


53
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa apabila permintaannya inelastis,jika
Sedangkan apabila permintaannya elastis, jika harga turun maka penerimaan total
yang diterima perusahaan akan naik dan MR-nya positif.
b. Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)
Jika pemerintah memutuskan mengenakan pajak untuk barang mie instant, penge.tampaknya
yang diuntungkan adalah konsumen, karena beban pajak ditanggung oleh produsen. Apakah benar
demikian?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus memperhatikan sisi pemintaan Sementara di
sisi permintaan, sebagai alternatif utama dari nasi, permintaannya relatif inelastis. Maka distribusi
beban pajak antara konsumen dan produsen adalah sebagai berikut.
Kondisi keseimbangan awal sebelum pajak adalah Po dan Qo.Pajak sebesar T per unit
menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke S1. Koordinat keseimbangan berubah ke (P1,
Q1).

Diagram 3.8
Pergeseran Beban Pajak
(Permintaan Inelastis, Penawaran Elastis)

Kuantitas
Mie Instant

62 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOM)


Bagi Achmad, baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar dibanding uang
50.000util.

Karenanya dia mau menambah konsumsi bajunya. Baju yang kedua memberi tambah.

naan total (TU) menjadi 125,000 util. Dia pun menambah konsumsi baju menjadi
tiga,

MU (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun telah terjadi), tetap lebih

setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat

dapat diterjemahkan dalam bentuk grafik berikut ini (Diagram 4.1). Terlihat kurva TU

maksimum, untuk selanjutnya menurun yang menyebabkan slope kurva TU makin


mendatar.

Diagram 4.1
Kurva-kurva Utilitas Total dan Utilitas Marjinal

MU
68
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
Diagram 2.15
Tarif atau Kuota Impor

Dengan harga internasional setingkat Pw, tingkat impor mencapai sejumlah Qdo-Qso
unit. Untuk melindungi industri dalam negeri, pemerintah menetapkan tarif sebesar T per
unit impor. Harga dalam negeri meningkat menjadi P*, impor pun berkurang menjadi Qd1-
Qs1 unit. Bagi produsen domestik, kebijakan ini menambahkan keuntungan mereka sebesar
luas trapesium A. Tetapi konsumen domestik mengalami kerugian sebesar
A+B+C+F.Sedangkan F merupakan penerimaan pajak pemerintah.Jika pemerintah
memberlakukan kuota impor, F merupakan keuntungan yang

48 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
a ilangan yang menunjukkan lingkat sensitivitas suatu barang dikeai e an ensnya dalam
kebijaksanaan penentuan harga.Dalam bagan i dua contoh saja.

e a a ual barang naik dua kemungkinan ekstrem reaksi para manajer.mintaan sehingga
penerimaanturun. Kemungkinan kedua mereka bergembira,benar, sangat ditentukan oleh
angka elastisitas harga.
babkan penurunan permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerimaan total
mintaannya inelastis, pendapatan marjinal atau marginal révenué (MR), negatif. Barang
yang permintaannya elastis, kenaikan harga 10% menurunkan permintaan lebih besar
daripada 10%, akibatnya penerimaan total menurun. Dengan kata lain MR positif.Barang
yang elastisitas permintaannya unitari, kenaikan harga 10% menurunkan per-mintaan
sebesar 10% juga. Akibatnya TR tidak berubah, atau MR sama dengan nol.Dengan cara
berpikir yang sama, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi jika harga turun. TR dapat
didefinisikan sebagai harga (P) dialikan dengan jumlah barang (Q)yang terjual. Sedangkan
MR adalah tambahan penerimaan yang disebabkan oleh bertambahnya satu unit barang
yang terjual, atau MR = aTR/aQ.

Tabel 3.2
Hubungan Antara Elastisltas Harga (Ep),

Elastisitas
Jika harga nelk Pendapatan
Harge Jika harga tuun
maka TR Marjinal
maka TA

Inelastis Naik Negatif


Turun
Unitari Tetap Tetap
Naik Nol
Elastis Turun Positif

BAB III: KONSEP ELASTISITAS 61


c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
barang berubah bila pendapatan berubah sebeas perers ne

atau

(3.5)

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan


dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0 sampai
1,barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei >1
merupakan barang mewah (luxurius goods).
Ada barang dengan Ei <0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada
saat pendapatan nyata mèningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior good).

Dlagram 3.4
Klaslfikasi Barang Berdasarkan
Angka Elastisltas Pendapatan

Tabel 3.1 memberikan ilustrasi angka elastisitas harga, elastisitas silang, dan
a. Dari elastisitas harga ((Ep),apakah permintaan suatu barang elastis atau inelastis,b. Dari
elastisitas silang(Ec),, apakah korelasi barang tersebut bersifat substitusi atau komplemen,
BAB IIl : KONSEP ELASTISITAS 55
Diagram 2.9
Pasar Gabah di Krawang

Harga
(Rp
Kelebihah penawaran
ratus
500.000 ton

musim)

Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp 600.000,00 per ton, pemerintah harus membeli
kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar per-mintaan yang kita sebut
saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibatnya, kurva per-mintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya
merupakanQd + Qdp. Besar anggaran yang disediakan, adalah 500.000 ton dikali dengan Rp
600.000,00 sama dengan Rp 300.000.000.000,00.

Kasus Pasar Tenaga Kerja di Cianjur

di mana:

42 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Diagram 2.11

Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp 1.000,00 per bung-kus,
dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di atas,sekarang
pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp 750,00 per
bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6.250.000 bungkus per
bulan (16.250.000-10.000.000). Secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi
kehilangan surplus ekonomi (deadweight loss) sebesar luas segi tiga A +B.

3) Kuota
Selain dengan pembelian,pemerintah mempengaruhi tingkat harga dengan menolong
petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk keseimbangan pasar
jagung terjadi di titik Ei dengan jumlah jagung Qo dan harga Po.

produksi dibatasi hanya sampai Q1.


Keputusan ini mengurangi surpluskonsumen sebesar A+B.Produsen mengalami

insentif tidak memproduksi, seluas 合


Agar produsen jagung mau mengurangi pro-

44 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOM)

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN


· Menjamin agar kesamaan hak bagisetiap individu dapat tetap terwujud dan
aa aar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yangter atur dan stabil,
endapat mempengaruhipasar, agar mereka tidak menjalankan prakian besat monopoli yang
merugikan,
Menyediakan barang publik (public
untuk meningkatan kesejahteraan

masyarakat,
Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari
atau dikurangi.

a. Kontrol Harga
harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga
maksimum (ceiling price)

Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah dari petani
dengan harga serendah-rendahnya Rp 700,00 per kilogram. Contoh lain,bila pemerintah
menetapkan upah minimum tenaga kerja Rp 15.000,00 per hari, maka majikan harus membayar
tenaga kerja paling tidak Rp 15.000,00 per hari. Dampak kebijakan harga minimum terhadap
keseimbangan pasar dijelaskan dengan diagram-diagram berikut ini.

Kasus Pasar Gabah di Karawang

di mana:
us ribu rupiah per ton

bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya pada musim tanam terjadi

kelebihan penawaran 500,000 ton. Sebab, penawaran naik menjadi 700.000 ton,dan produsen

karena total surplus ekonomi yang hilang (consumer surplus dan producer surplus) besarnya

seluas segi tiga B+C.

41

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Diagram 2.8

Surplus Produsen dan Surplus Konsumen

(ribu unit)

Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya terpenuhi, antara
lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar change) tidak terbatasi dimensi
waktu dan tempat (timeless dan placeless). Sayangnya,Akibatnya pasar gagal menjadi alat alokasi
sumber daya yang efsien (market failure).
a. Informasi Tidak Sempurna (Incomplete Information)

digunakan. Misalnya ketika membeli mobil bekas, Untuk memperoleh informasi


ten-yang ahli mesin dan dapat dipercaya. Demikian juga perusahaan-perusahaan
yang nenggunakan konsultan, yang untuk menikmati jasanya, perusahaan
hacrekaembayar.

Diagram 2.8
38 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
sejajar sumbu datar, permintaan elastis takterhingga (perfect elastic).Perubahan harga

sedikit saja, menyebabkan perubahan jumlah

minus satu (kurvanya membentuk sudut 459).

(unitary elastic), bila slope kurvanya

Diagram 3.1
Bentuk-bentuk Kurva Permintaan
(Berkaitan Dengan Elastisitas Harga)

Kuantitas

2) Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur


Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.sehingga
mendekati nol. Tetapi konsep ini kurangakurat bila perubahan harga yang busur (arch
elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik. Rumus elastisitas titik.
Rumus Elastisitas Busur :
(3.2)
di mana :

BAB III: KONSEP ELASTISITAS 51


Diagram 4.6
Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Dari kurva di atas:

c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan


Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas
bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, daya beli
meningkat. Begitu juga sebaliknya. Diagram 4.7.a menunjukkan jika harga X turun, dengan jumlah
pendapatan nominal yang sama,jumlah X yang dapat dibeli makin banyak (pendapatan nyata
meningkat), sehingga baru adalah BL3, di mana pendapatan nyata menurun.
meningkat, sehingga kurva garis anggaran bergeser sejajar ke kanan. Begitu sebaliknya.

74 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Achmad akan berhenti mengonsumsi
berhenti mengonsumsi pada saat harga baju (Rp 25,000) sama dengan nilai utilitas
marjinal(25.000 util).
(4.1)
Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapa kepuasan
maksimum pada saat:
(4.2)
di mana :

a. Kurva Indiferensi (Indifference Curve)

Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; Hanya dapat dibanding-kan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menje-laskan pendapatnya,
Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indifference curve).Kurva indiferensi adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva
indiferensi (yang disebut peta in-diferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang
konsumen. Misalkan Sutarno mengombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.
Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat
dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadi lebih jelas), tidaklah salah bila kita
mengasumsikan bahwa informasi dari kurva indiferensi dapat diterje-mahkan dalam persamaan
kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan makan
sate per bulan dapat ditulis sebagai
(4.3)
di mana: tingkat kepuasan
an bakso (mangkok per bulan)
akan sate (porsi per bulan)

Untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan
dalam Tabel 4.2.

BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN 69


.Diagram 4.9
Kurva Harga-Konsumsi
(Price-Consumption Curve)

Pada Diagram 4.9 ditunjukkan bahwa keseimbangan awal terjadi dititik A. Bila harga barang X
turun, maka pendapatan nyata meningkat, ditunjukkan oleh BL2 dan BL3. Keseimbangan pun
berubah dari titik A, ke titik B dan titik C. Demikian halnya dengan kombinasi konsumsi. Jika titik-
titik keseimbangan tersebut dihubungkan sehingga membentuk sebuah garis, terbentuklah kurva
PCC.

2)Penurunan Kurva Permintaan


Dari Diagram 4.9 disimpulkan bahwa pada saat harga barang X makin murah (P1:P2 > P3)
permintaan terhadap X makin bertambah (0X). Hal ini sesuai dengan hukum permintaan. Karena
itu dari kurva PCC dapat diturunkan kurva per-
Kurva permintaan ini diturunkan dalam batasan tiga asumsi:
a) Konsumen berada pada kondisi keseimbangan
b) Pendapatan nominal tidak berubah
c) Harga nominal barang lain tidak berubah

77
BAB IV: TEORI' PERILAKU KONSUMEN
atau

naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%. Begitu juga sebaliknya.Semakin jauh lebih besar dibanding
perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nila absolut.E,artinya sama dengan Ep = -2.

1) Angka Elastisitas Harga(Ep)


a) Inelastis (Ep<1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga Kalau harga
naik 10% menyebabkan permintaan turun sebesar, misalnya, 6%. Per mintaan barang
kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak
berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan ter-hadap beras.
b) Elasts (Ep>1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun satu. Barang
mewah seperti mobil umumnya permintaannya elastis.
c) Elastis unitari
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
d) Inelastis sempurna (E
dibutuhkan.Contohnya adalah permintaan terhadap garam.
e) Elastis tak terhingga (E

besarnya.

erubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang

mintaan. Bila kurva permintaan tegak us, permintaan inelastis


sempurna (perfectit
50
PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
etapi pemerintah memperoleh pendapatan sebanyak A+F sama dengan

0Q1x(P1-P2).dirugikan karena beban pajak yang seharusnya ditanggung

produsen,sebagian(A)tax incidence sangat tergantung pada elastisitas

permintaan dan penawaran.

Diagram 2.13

Pasar Sepeda Motor di Indonesia

2) Subsidi

menambah pendapatan nyata. Sebagaimana halnya pajak, manfaat pemberian

subsidi penawaran.
Kasus Pasar Susu Bayi di Jakarta

Diagram 2.14 menggambarkan keseimbangan pasar susu bayi di Jakarta. Agar ma-harga susu

ke P1. Dengan harga setingkat Pi permintaan meningkat menjadi or tertinggi (ceiling price) akan

menimbulkandeadweight loss, pemerintahmenempuh

46 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Asumsi-asumsi Kurva Indiferensi
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi ingkat kepuasan-nya.
Asumsi ini penting, agar asumsi bahwa konsumen dapat membandingkan pilihan-ence map)

hanya mengatakan bahwa makin ke kanan atas, tingkat kepuasannya makin jaraknya terhadap titik

(0,0) adalah tiga kali IC1, tidak berarti tingkat kepuasan yang tingkat kepuasan lebih besar dari IC1.

Diagram 4.3
Himpunan Kurva Indiferensi (Peta Indiferensi)

2) Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung
ke titik origin (convex to origin).
Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin langka,harganya makin
mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate of Substitution (MRSyx), yaitu berapa banyak
barang Y harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X demi menjaga tingkat kepuasan yang
sama. Berdasarkan hukum LDMU,(langka).

71
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN
Do ke D1. Jumlah pajak yang berhasil dipungut pemerintah seluas bidang segi
empat A
Permintaan yang

elastis membuat konsumen mampu menggeser beban pajaknya ke


produen.Jadi pra
dusen (pengusaha kecil) dirugikan oleh kebijaksanaan pemerintah.

64PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Tabel 2.2
Penawaran Tenaga Kerja

Opah per lam Lemlah jam keuE


Calamrupiall) permunggu

2.000
4.000 12
0.000
20
12.000
14.000 24
16.000 25
18.000 23
20

Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara kedua variabel serta kemudian dalam Diagram-
2.5. Pada tingkat upah yang rendah (Rp 2.000,00 sampai Rp 14.000,00)adalah normal, diperoleh
bentuk kurva penawaran yang positif. Bagi pekerja tadi,akan memberikan manfaat dengan
menambah jumlah jam kerja bila tinġkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi
dari Rp 14.000,00 per jamnya, ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan
untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya yang diperoleh selama masa
sebelumnya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap. atau bahkan masih bisa meningkat
sedikit. Hal ini wajar, karena pendapatannya sudah cukup tinggi, sehingga ia sudah memiliki rumah
dan vila yang bagus, mobil, dan barang-barang konsumsi lain, yang kesemuanya membutuhkan
waktu lebih banyak untuk bisa menikmatinya. Dengan demikian bentuk kurva penawaran akan
tenaga kerjanya akan melengkung dan Contoh yang sering dikemukakan seperti ilustrasi di atas
adalah dokter. Bagi seorang pasien), ia cenderung akan mengurangi jam praktiknya, dan menambah
leisure time-nya.

33
Diagram 4.8
Maksimalisasi.Kepuasan dan Minimalisasi Biaya

(a) (b)
Maksimalisasi Minimalisasi
Kepuasan Biaya

e. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang


Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika
pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya.Sebaliknya
bila pendapatan nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat
kepuasannya, disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menurun. Salah satu faktor
yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

1) Kurva Harga-Konsumsi(Price-Consumption Curve)


Perubahan harga salah satu barang menyebabkan rasio harga berubah. Akibatnya
barang yang harganya turun atau naik menjadi relatif lebih murah atau mahal diban-ding
barang lainnya. Perubahan ini menyebabkan pendapatan nyata berubah walau-pun
pendapatan nominal (money income) tidak berubah. Akhirnya jumlah barang yang
dikonsumsi berubah karena tingkat keseimbangan konsumen juga berubah. Per-ubahan-
perubahan di atas dapat digambarkan dalam kurva yang disebut Kurva Harga-Konsumsi
(Price-Consumption Curve).
Price-Consumption Curve (PCC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan (lokus)
titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai rasio harga sebagai akibat per-ubahan
harga suatu barang, di mana pendapatan nominalnya tetap.

76 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


P

engan jumlah penavaran, yaitu 40.000unit mobil pesatit


kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil per tahun.

Diagram 2.6
Keseimbangan Pasar Mobil

(ribu unit)

e e e an eeseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan an akan
kembali ke titik awal (Diagram 2.7.a). Tetapi jika yang berubah adalah faktor-permintaan,
keseimbangan tidak kembali ke titik awal (Diagram 2.7.b dan 2.7.c).

35
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Diagram 5.18
Jalur Ekspansi (Expantion Path)

(a)Kasus Umum (b)


Kasus Skala Hasil Konstan (CRS)

106
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang trsebut arang,
ceteris paribus, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjua,dan
sebaliknya".

2) Harga Barang Lain yang Terkait

Barang-barang substitusi dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Misal.baju yang

diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen baju impor baju produksi dalam neger

meningkat. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya akan sehingga penawaran baju meningkat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka komplemen,
dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang
berkurang, dan sebaliknya.
3) Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang
meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan memproduksi
output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap.Kenaikan harga faktor produksi ini juga
akan mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka
akan pindah ke industri lain,dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran barang.
4)Biaya Produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.faktor produksi
atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil pro-duksinya, berarti penawaran
barangitu berkurang.
5) Teknologi Produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan teknologi
menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6) Jumlah Pedagang/Penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang
tersebut akan bertambah.

produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk


memanksinumkan hias
30 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan
atau

apabila produksi ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

1) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah menca.duksi. Dalam


keadaan ini kurva penawaran akan menjadi inelastis.
elastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan pro.duksi sulit diperoleh.

c. Jangka waktu. Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas pena.Jangka Panjang
berikut ini.

3. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena per-ubahan
harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika dimensi waktunya satu
tahun atau kurang, kita berbicara tentang elastisitas jangka pendek.Bila lebih dari satu tahun, kita
berbicara elastisitas jangka panjang.
a.Elastisitas Permintaan
1) Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan
lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam
jangka pendek. Ada dua penyebab.
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.Bila harga kopi
naik, konsumen yang biasa minum kopi banyak (lebih dari tiga gelas kopi dalam jangka pendek
mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding dalam jangka panjang.

barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang.


Misalnya,bila
jam pemakaian kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar
atau segera
penggunaan
bahan bakar. Dalam dua atau tiga tahun kemudian, dengan mobil yang lebih efisien
jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek.

58
PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun
produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih henti produksi pada
tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata
mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Pe-nambahan tenaga
kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP
datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penam-bahan
tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope
kurva TP negatif).
Dengan demikian, perusahaan sebaiknya berproduksi di tahap II. Yang menjadi pertanyaan
adalah di titik mana perusahaan berhenti menambah tenaga kerja? Secara matematis
perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat:tambahan biaya (marginal cost)
yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang
diterima. Jika tambahan biaya masih lebih kecil dari tambahan pendapatan, perusahaan akan
menambah tenaga kerja. Begitu sebaliknya. Tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage)
tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marjinal dikalikan harga jual barang. Jika
upah, dinotasikan sebagai W,sedangkan harga jual barang dinotasikan P, maka alokasi tenaga
kerja (faktor produksi)dianggap efisien bila :
(5.5)

c.Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat. Secara gra-fis dapat
digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram 5.3, akibat
kemajuan teknologi, luas kurva T. Artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi
semakin besar. Dari Diagram 5.3
tampak bahwa

BAB V: TEORI PRODUKSI 91


Efek total dari kenaikan harga X adalah penurunanpermintaiin sebesar (X1-0X3.

pendapatan dan tingkat kepuasanadalahsamaeeerti kondisi awal (IC1),maka


keseimbangan konsumen tercapai dititikB
terputus-putus) dengan IC1.Perubahanrasio harga(harga relatif) telah mengurangi

jumlah X yang diminta sebesar X2X3. Ini merupakan efek pendapatan.

83
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN
Tabel 4.2
Makan Bakso dan Makan Sate

Makan Bakso
Makan Sate
mengkok per bulau)) (posisi per bulanty
25 kall

20 kali 4 porsi
10 kall 5 porsl

5 kali 10 porsi
4 kali 20 porsi
25 porsi

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC)seperti ditunjukkan
oleh Diagram 4.2.

Diagram 4.2
Kurva Indiferensi (Indifference Curve)

70 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
e. Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di titik
persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil
output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena per-ubahan kemampuan
anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen
analogis dengan analisis perilaku konsumen.
Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek substitusi
(substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu pro-dusen juga mengenal faktor
produksi inferior, yaitu faktor produksi yang penggu-naannya justru menurun bila kemampuan anggaran
perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat). Misalnya, tenaga kerja adalah faktor
produksi inferior, jika tingkat produksi ditingkatkan, jumlah penggunaannya ternyata berkurang.
Perusahaan lebih menyukai menambah barang modal (mesin).
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi,yaitu
maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost
minimalization).Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah
ditentukan, dicapai output maksimum (Diagram 5.16.a). Prinsip minimalisasi biaya· menyatakan
target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum (Diagram 5.16.b).

Diagram 5.16
Prinsip Efisiensi

(b)Minimalisasi Biaya
(a).Maksimalisasi Output

BAB V: TEORI PRODUKSI 103


Diagram 5.10
Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)

Jika penambahan 1 unit faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari 1
unit, fungsi poduksi memiliki karakter Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
seperti ditunjukkan pada Diagram 5.11. Penjelasannya adalah kebalikan pen-jelasan
terjadinya Skala Hasil Menaik.

Diagram 5.11
Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)

99
BAB V: TEORI PRODUKSI
c. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor pro-duksi.
Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang lebih sedikit.
Diagram 5.12 menggambarkan hal tersebut. Karena kemajuan teknologi, tingkat produksi 90 unit
(Q90 periode pertama) dapat dicapai dengan peng-gunaan faktor produksi yang lebih sedikit (Q90
periode kedua).

Diagram 5.12
Kemajuan Teknologi

Seorang ekonom bernama Hicks mengklasifikasikan kemajuan teknologi berda-sarkan


pengaruhnya terhadap kombinasi penggunaan faktor produksi. Bila kemajuan teknologi
mengakibatkan porsi penggunaan barang modal menjadi lebih besar diban-ding tenaga kerja,
disebut teknologi padat modal (capital using atau capital intensive).but teknologi padat karya
(labour using atau labourintensive). Jika tidak mengubah porsi (rasio faktor produksi tetap),
disebut teknologi netral (neutral technology). Perubahan-perubahan itu dapat dilihat dari angka
MRTS yang tercermin dari perubahan sudut

100 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 4.10
Menurunkan Kurva Permintaan

3) Permintaan Individu dan Permintaan Pasar


Permintaan pasar adalah jumlah permintaan individu-individu yang ada di pasar.Misalkan
jumlah konsumen dalam pasar barang X hanya dua, yaitu A dan B yang dicerminkan oleh kurva
permintaan Da dan Db (perhatikan Diagram 4.11). Permintaan pasar (Dt) diperoleh dengan cara
menjumlahkan secara horizontal Da dan Db.

Diagram 4.11
Permintaan Pasar

78 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
tingkat produksi, kombinasinya tidak terhingga.
b. Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang
dipahami dengan mengikuti penjelasan Diagram 6.6.

Diagram 6.6
Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang

Diagram 6.6 menunjukkan bahwa tingkat produksi di bawah 0X1 unit akan meng-hasilkan
SAC yang lebih besar dari LAC, sehingga LTC lebih besar dari STC. Kita dapat menyimpulkan
bahwa biaya marjinal jangka pendek (SMC) lebih kecil dari biaya marji-nal jangka panjang
(LMC). Ketika ekspansi produksi dilanjutkkan sampai 0X2, SAC sama dengan LAC (titik A),
sehingga SMC = LMC (titik B). Ekspansi lanjutan ke 0X3menyebabkan SAC lebih besar dari LAC
atau STC lebih besar dari LTC. Karena itu SMC lebih kecil dari LMC. Sampai di sini kita dapat
menyimpulkan bahwa jika pro-duksi lebih kecil dari 0X2, LMC lebih besar dari SMC. Tetapi jika
produksi lebih besar dari 0X2, LMC lebih kecil dari SMC.
Selanjutnya yang harus kita ingat adalah LMC akan memotong LAC pada saat LAC
minimum. Hal itu terjadi jika ekspansi produksi sampai ke 0X4 (titik C). Karena itu kurva LMC
harus menelusuri titik-titik B dan C (perhatikan garis putus-putus LMC).

116 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


membuat (menyedliakan) mesjid bagi masyarakat umum. Meijidadalahtermasuk
endomplengan atau pemboneeng gratis (fre rider), yaitu mereka menikmati manfaat Publik
tersebut dibuat olch pemerintah, yang sumber pembiayaannya antara lain berasal dari
penerimaan pajak).
hambatan (jalan tol) dan bioskop. Jalan tol memang bersifat non-rivalry dan non-divist.(misalnya
kendaraan beroda dua atau liga tidak diperkenankan melewati jalan tol)untuk dapat
menggunakannya. Begitu pula dengan bioskop.

e. Barang Altruisme(Altruism Good)


Selain barang publik, kita juga mengenal barang altruisme. Barang altruisme ada-lah barang
yang ketersediaannya berdasarkan suka rela karena rasa kemanusiaan. Con-toh barang altruisme
ialah darah. Supply darah ada karena rasa kemanusiaan (ingin membantu sesama manusia).
Apabila untuk barang ini diserahkan kepada mekanisme pasar, maka tidak akan terjadi pasar
karena aspek supply-nya bertentangan dengan ajaran agama (akan terjadi kegagalan pasar atau
markct failures). Oleh karena itu peme.rintah menangani masalah demand dan supply darah,
dengan membentuk PMI (Palang Merah Indonesia). Apabila kita datang ke PMI untuk donor
darah, motivasinya semata-mata adalah karena rasa kemanusiaan, sama sekali bukan karena
ingin memperoleh pembayaran. Bagi orang yang membutuhkan, mereka tidak perlu membeli
darah yang diperlukannya (paling-paling hanya membayar biaya administrasi yang sangat
murah).

Kegagalan pasar, seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah.

memberikan hasil yang baik, walaupun tujuannya baik. Banyak faktor yang menyebab-

kebijaksanaan adalah adanya trade off (konfik) antara tujuan-tujuan yang ingin

pemerintah
memberikan subsidi. Tetapi pemberian subsidi itu cenderung mengorbankan efisiensi,

Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut.

40 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
duksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi.variabel

tingkat pro.
digunakan. Begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrikrokokadalah con.

buruhhariannya

ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat


dikurangi.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabelterkaiterat dengan Mesin
dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek(kurang produksi variabel
karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi
sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi dengan
menambah atau mengurangi mesin produksi. Dalam konteks manaje-men, jangka panjang dan
jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran waktu kronologis. Misalnya ada kualifikasi yang
menyatakan bahwa jangka panjang berkisar antara 5-25 tahun. Jangka sangat panjang bila waktunya
lebih dari 25 tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis.
Periode jangka pendek adalah periode produksi di mana perusahaan tidak mampu dengan segera
melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode
jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi faktor produksi
variabel.
Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung jenis usahanya.
Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka pen-deknya barangkali lima
tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal lima tahun untuk menambah kapasitas
produksi dengan menambah mesin. Perusahaan usahaan yang mengolah makanan kalengan,
periode jangka pendeknya barangkali hanya dua atau tiga tahun.
Adakah perusahaan yang jangka pendeknya kurang dari satu tahun? Ada,duksi dalam tempo
kurang dari satu tahun. Bahkan pedagang bakso keliling yang fak jangka pendeknya hanya sebulan.

Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksiyanghanya satufaktor


86 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOMI)
Diagram 6.2
Kurva Biaya Rata-rata

Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila pro-duksi
ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horizontal (as-imptot). Artinyanilai
AFC tidak pernah negatif. Kurva AC mula-mula menurun lalu naik, sepola dengan pergerakan
kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan hukum LDR (law of diminishing return). Kurva AVC juga
mula-mula menurun selanjutnya menaik dan terus mendekati kurva AC, namun tidak pernah
bersentuhan (asimptot). Makin kecilnya jarak AVC dengan AC karena makin mengecilnya AFC.
Pergerakan kurva AVC berkaitan dengan pergerakan kurva AP (average product). Bila harga per
unit tenaga kerja adalah P, maka AVC = P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP
meningkat, nilai AVC menurun. Begitu sebaliknya.

c. Biaya Marjinal
Biaya marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi ubahan
output adalah ðQ, maka
(6.4)
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variabel.
(6.5)

BAB VI.: TEORI BIAYA PRODUKSI 111


usahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari satu
penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.
Untuk beberapa barang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis sempurna unit
apartemen yang siap sewa, maka jumlah permintaan yang terpenuhi maksimal unit, maka
kelebihan permintaan itu tidak terespon oleh sisi penawaran. Sebab tidak mungkin
membangun apartemen baru sebanyak 5.000 unit dalam tempo kurang dari tiga bulan.
Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam jangka pen-dek,
dibnding dalam jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat didaur ulang (recycling).
Misalnya logam besi untuk kebutuhan industri dapat diperoleh dari hasil primer
pertambangan (primary metal) dan atau hasil daur ulang.
Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih
besar dibanding dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi maupun cukupnya
waktu untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan besi hasil daur ulang.
Karena dapat terus didaur ulang, maka kurva penawaran dalam jangka panjangnya lebih
inelastis dibanding dalam jangka pendek (Diagram 3.7).

Diagram 3.7
Kurva Penawaran Dalam Jangka Pendek
dan jangka Panjang Besi Primer dan Besi Daur Ulang

Kuantitas besi
primer
Kuantitas besi daur ulang
Besi Primer (b)
Besi Daur Ulang

60 PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah garam

dan TV yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar

keluarga Rp 100.000,00 dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga

menunda pembeliannya sampai tahun depan.


d) Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pe.barangnya durabel
atau nondurabel. Selanjutnya mengenai pengaruh jangka waktu Elastisitas Jangka Pendek dan
Jangka Panjang.
b. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai
akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Persentase perubahan harga barang Y ase perubahan jumlah barang
X yang diminta
atau
(3.4)

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec>0,X sehingga permintaan

terhadap X meningkat. Misalkan, bila harga daging ayam naik sekarang daging sapi relatif menjadi

lebih murah dibanding harga daging ayam dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan

bersama-sama Y.Penambahan Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan ·terhadap

Ymenurun,yang (ceteris paribus), maka dapat diduga permintaan terhadap mobil akan berkurang.

54
PENGANTAR EKONOMI(MIKROEKONOM)
subsidi diberikan kepada konsumen, akanmenggeser kurva permintaan ke D1,eeler
kurvepenawaran ke Sit.Kescimbangan banu terad depad

Diagram 2.14
Pasar Susu Bayi di Jakarta

c. Tarif dan Kuota


Dalam sistem perekonomian yang terbuka (melakukan transaksi dengan per-ekonomian
luar), maka harga barang yang berlaku adalah harga internasional. Yang menjadi persoalan
adalah bila harga domestik lebih tinggi daripada harga dunia. Sebab dengan mekanisme
pasar bebas, terpaksa dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Walaupun
dari sudut konsumen hal ini menguntungkan,ektif dengan memberlakukan tarif (pajak impor)
dan kuota impor (pembatasan jumlah impor).

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 47


Diagram 6.5
Teorema Amplop (Envelope Theorem)

Jika produsen berpandangan bahwa tingkat output yang memberikan laba mak-simum
adalah X1, maka dalam jangka pendek dia memilih berproduksi dengan pabrik ukuran kecil. Tetapi
jika menurutnya tingkat produksi yang memberi laba adalah X3maka dalam jangka pendek pabrik
yang dia pilih adalah yang berskala menengah.Sebenarnya dia bisa saja memproduksi X3 dengan
menggunakan pabrik kecil, tetapi biaya produksi rata-ratanya menjadi lebih besar (0
Keputusan yang diambil menjadi sulit bila tingkat produksi yang memberikan laba maksimum
adalah X2. Bila pengusaha memprediksi pasar akan terus membesar dia akan memilih pabrik skala
menengah. Sebaliknya bila pengusaha memprediksi pasar makin kecil, dia memilih pabrik skala
kecil. Dalam kasus ini, pengambilan keputusan tidak lagi berlandaskan biaya rata-rata saja, tetapi
juga perkiraan tentang masa depan.
Dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih satu pabrik saja untuk berproduksi.
Tetapi dalam jangka panjang pengusaha dapat menambah atau mengurangi jumlah pabrik sesuai
dengan tingkat produksi yang direncanakan.Ke-mampuan tersebut memungkinkan perusahaan
beroperasi dengan biaya rata-rata yang minimum pada berbagai tingkat produksi. Kurva yang
menunjukkan titik-titik biaya rata-rata minimum pada berbagai tingkat produksi disebut kurva
amplop (envelope curve).Kurva ini merupakan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long run
average cost (kurva LAC). Besarnya biaya per unit minimum ditunjukkan dalam Diagram
6.5pendek atau short run average cost (kurva SAC).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang

115
BAB VI: TEORI BIAYA PRODUKSI

BAB V: TEORI PRODUKSI


85
Bab 5
Teori Produksi
EORI perlaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori

konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor pro-

terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen ter-

Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Uility (LDMU),
sedangkan dalam penggunaan faktor produksi berlaku The Law of Diminishing Return
(LDR). Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas fak-
tor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan
maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Pema-
haman perilaku konsumen akan memudahkan pemahaman mengenai perilaku pro-
dusen.

Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor duksi,


faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi
variabel (variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak produksi
itu harus tetap tersedia. Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. Sampai tingkat
produksi menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi), jumlah mesin tidak bisa
dikurangi.
produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai mempunyai
hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu
juga sebaliknya.
Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek besarnya
tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua dapat disesuaikan
dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas biaya

produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola per-Untuk

perusabaan yang ber"skala hasil menaik" (increasing return to scale atau IRS), pe-perusahaan

yang ber"skala hasil menurun" (decreasing return to scale atau DRS).

a. Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variabel


Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya vari-abel.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi,
contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor. Biaya
variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya
upah buruh, biaya bahan baku.
(6.1)
di mana: total jangka pendek
a pendek
el jangka pendek
Persamaan (6.1) dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 6.1 berikut ini.

BAB VI: TEORI BIAYA PRODUKSI 109


produksi variabel adalah pengertiananalisisjangka pendek, di mana ada faktor pro-

duksi oleh perusahaan, ekonommembagi faktor produksi menjadi barang modal


(capital) dan tenaga kerja (labour).

yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi, seperti di


bawah ini.
(5.1)
di mana:

Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap fak-
kerja.

a. Produksi Total, Produksi Marjinal dan Produksi Rata-rata


Produksi, total (total product) adalah banyaknya_produksi yang dihasilkan dari tambahan produksi
karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Pro-duksi rata-rata (average product) adalah
rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

Produksi Total :
(5.2)

di mana:
l (yang dianggap konstan)
a/buruh

Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari_fungsi maksimum pada saat
MP sama dengan nol.

Produksi Marjinal :

(5.3)
di mana: duksi marjinal
Perusahaan dapat terus mehambah tenaga kerja selama MP> 0. Jika·MP sudah<merupakan indikasi
telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil YangSemakin

BAB V: TEORI PRODUKSI 87


Dizgram 6.4
Kurz-Kona Baja

Karva AFC terus menuron berbentuk garis asimptot pada sumibu verdeal dan hct-zontal (ftik 1
dan 2h tapi Edak perah sampai menyingaung atan memctorg sumbu horizontl.
beseatuhan (titik 5), karena APC terus menurun
3) Kurva AC awralnya menurun sampai mencapai minimum di titik é, setelah itu teras meaik
4) Kurva MC pada awalnya juga menurun hingga mencapai minimum di btk<6Selanjutnya kurva
MC menaik dan memotong kurva AVC dan AC pada saat keduanya mánimum (titik 3 dan 4).
Setelah btitik itu nilai MC lebin beser dari nilai ACdan AVC.

pada LTC,LVC,LAC,dan LMC menunjukkan jangka panjang (longrun).


yang bila konsumsinya diuambah justru mengurangi kenikmatan hidup
(bad), tidak
b) Utilitas (Utility)
eie as merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan
alternatif penggu-Utilitas total (total utility/TU) adalah manfaat total
yang diperoleh dari seluruh barang yang diperoleh karena menanbah
konsumsi sebanyak satu unit barang.
c) Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utili-tas
yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi
negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan
Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing Marginal Utility,untuk selanjutnya
disingkat LDMU). Dalam analisis perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dari makin
menurunnya nilai utilitas marjinal. Karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas
marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis marjinal (marginal analy-sis).
Analisis marjinal mula-mula dikembangkan untuk menjawab pertanyaan mengapa
berlian lebih mahal daripada air? Ada yang menjawab karena utilitas total penggunaan
berlian levih tinggi daripada air. Jawaban itu disanggah dengan mengatakan bahwa.ada
kondisi di mana air terasa lebih bernilai daripada berlian, misalnya pada saat manusia sangat
haus. Tetapi mengapa secara umum harga berlian lebihmahal daripada air? Seorang ekonom
bernama Gossen menjawab bahwa pertambahan man-faat dari air cepat sekali menurun.
Jika seseorang sangat haus, segelas pertama air akan tambahan manfaat air sudah sangat
menurun. Tidak demikian halnya dengan berlian.Gossen maka hukum pertambahan manfaat
yang makin menurun disebut sebagai hukum Gossen (Gossen law).
d) Konsistensi Preferensi (Transitivity)
pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan de-ence). Misalnya
ada dua barang X dan Y, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y ( atau X sama-sama
disukai seperti YTanpa sikap ini peri-laku konsumen sulit dianalisis.
Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki konsisten:) dan
barang Y lebih disukai dari

66 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOM)


Jika harga per unit tenaga kerja adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja ada.
lah aV,maka
(6.6)
Q); karena MP adalah dQ/aV, maka

(6.7)

Persamaan 6.7 dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 6.3 berikut ini.

Diagram 6.3
Kurva Biaya Marjinal

Diagram 6.3.a menggambarkan bahwa garis singgung a, b, c dan seterusnya menunjukkan


besarnya MC. Bila garis singgung makin mendatar, nilai MC makin mengecil, begitu sebaliknya.
Diagram 6.3.b menunjukkan kurva MC yang diturunkan dari Diagram 6.3.a.

d. Hubuhgan Antar Kurva-kurva Biaya


Diagram 6.4 memberikan gambaran tentang hubungan antar kurva-kurva biaya.

112
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)

PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Kurva indiferensi yang cembung ke arah titik origin menjelaskan kadar
pengganti.konsumsi suatu barang untuk menambah konsumsi barang lainnya dengan tetap
mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Diagram 4.4
Marginal Rate of Substitution (MRS)

Dalam Diagram 4.4 pada awalnya jumlah Y yang ingin dikorbankan untuk memperoleh
tambahan satu unit X adalah 0Y1-OY2. Sehingga besarnya MRSyx adalah - (OY1-OY2/ OX1-
OX2). Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi (dari OX2 ke OX3),jumlah Y yang ingin
dikorbankan menjadi lebih kecil (OY2-OY3), sehingga nilai MRSyx berubah.Jumlah Y yang ingin
dikorbankan menurun, karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka).
3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan.
Asumsi ini penting agar asumsi transitivitas terpenuhi.

72
g. Efek Substitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
hadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi
keseimbangan konsumen. Dengan perkataan lain, jika harga suatu barang turun, maka ada dua
komponen yang dipengaruhi:
1)Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat tetap,
maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya harganya menjadi
relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek substitusi (substitution effect).
2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika per-ubahan ini
dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat
efek pendapatan (income effect).
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh berikut ini.

Diagram 4.14
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan:
Kasus Harga Turun

Efek Total:
Turunnya harga barang X telah menyebabkan keseimbang-an konsumen bergeser diminta
bertambah dari 0X1 ke 0X3. Pertambahan jumlah yang diminta sebesar X1X3

81
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN


5. Surplus Ekonoml

Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah marjinalis engonsumsi
ditentukan oleh berapa besar tamaan enda an e e e produsen adalah dia tidak menetapkan
harga yang sama untuk setiap jumlah il pertama dijual denan harga Rp 82 juta, sedangkan
unit kedua baru akan dijiua n a ersedia membeli dengan harga Rp 199 juta. Tetapi untuk unit
selanjutnya, sebut yaitu Rp 198 juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan
pemakaian mobil telah menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih sedikit
daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
Apa yang dialami oleh konsumen dišebut surplus konsumen (consumer surplus),yaitu
selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar.Untuk
produsen disebut surplus produsen (producer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang
diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.
Dalam kasus pasar mobil, surplus konsumen jumlahnya seluas segi tiga ABE,yang
merupakan selisih luas trapesium OBEC (jumlah yang konsumen bersedia membayar)dengan
segi empat 0AEC (jumlah yang harus konsumen bayar). Jumlah surplus pro-dusen seluas segi
tiga FAE yang merupakan selisih antara luas segi empat 0AEC (jumlah yang konsumen
bayarkan) dengan trapesium OFEC (jumlah yang produsen bersedia di bayar).
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur
kehilangan surplus ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen)

37

PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)

22
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai dimensi geografis.
Misalnya ketika berbicara tentang ermintaan pakaian di Jakarta,harga dalam satu periode waklu
tertentu, per bulan atau per tahun, di Jakarta.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang yaitu:
·Harga barang itu sendiri
·Harga barang lain yang terkait
Tingkat pendapatan per kapita
Selera atau kebiasaan
Jumlah penduduk
Perkiraan harga di masa mendatang
Distribusi pendapatan
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
I) Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu
juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan "Bila harga suatu
barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dansebaliknya."
2)Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam
barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi
(pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).Misalnya,barang substitusi dari daging ayam adalah
daging sapi, ikan atau tempe. Suatu barang menjadi substitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak
salah satu syarat dari dua syarat: memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal
ini, bila harga substitusi daging sapi (misalnya daging ayam) meningkat, harg relatif daging sapi menjadi
lebih murah, sehingga permintaan daging sapi meningkat. Sedangkan kalau harga komplemen daging
sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras meningkat, sehingga permintaan daging sapi
mungkin meningkat pula. Contoh lain dua macam barang yang mempunyai hubungan komplementer
adalah BBM dan perubahan harga satu barang tidak mempengaruhi permintaan akan barang satunya
daging sapi, karena antara pensil dan daging sapi tidak berkorelasi, baik sebagai barang substitusi
maupun barang komplemen.
Diagram 6.1
Kurva-kurva Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel

Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah
produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan hubung-an terbalik antara tingkat
produktivitas dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukkan bahwa dalam jangka
pendėk, perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variabel.

b. Biaya Rata-rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya
biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah ouput. Karena dalam jangka pendek?maka biaya rata-rata
(average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata
(average variable cost).
(6.2)atau
(6.3)
di mana : rata-rata jangka pendek
ya tetap rata-rata jangka pendek
ya variabel rata-rata jangka pendek

Persamaan (6.2) juga dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 6.2.

110 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Tabel 5.1 dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 5.1. TP ternyata bergerak tambahan
hasil yang semakin menurun menyebabkan kurva MP berbentuk parabola,sampai menyentuh
sumbu horizontal (MI 0). Jika kurva MP telah lebih rendah dari sumbu horizontal (MP < 0),
penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi Sebelum titik potong AP dan MP, nilai AP
selalu di bawah MP, setelah itu AP di atas MP. Nilai AP juga mengalami penurunan akibat
pengaruh penurunan nilai MP. Tetapi penurunannya tidak setajam MP, sehingga pada saat MP <
0, AP masih mungkin bernilai positif bahkan tidak pernah negatif.

Diagram 5.1
Kurva TP, MP, dan AP,
Kasus Usaha Tekstil Tradisional

b. Tiga Tahap Produksi


Apa yang telah diuraikan ketika menjelaskan kasus di atas merupakan prinsip umum dalam
menganalisis proses alokasi faktor produksi yang efisien. Untuk kasus umum dan bila dianggap
penambahan faktor produksi bersifat kontinyu, kurva-kurva pada Diagram 5.1 dapat diperhalus
menjadi seperti pada Diagram 5.2.
BAB V: TEORI PRODUKSI 89
c. Dari elastisitas pendapatan (Ei), apakah barang tersebut merupakan barang mewah,barang
pokok, atau barang inferior.

Tabel 3.1
Elastlsitas Harga, Elastlsitas Sllang,
dan Elastisltas Pendapatan Beberapa Barang

Blastisites Elastisiies Elastisites


hnga perminee silant lendapaten

Barng E9 Barrang
Bareng 日

Daging sapi 0,92 Daging sapi, Minyak goreng 0,42


Beras 0,31 daging ayam 0,28 Beras 0,20
Gula 0,31 Teh,kopi 0,67 Daging sapi 0,35
Listrik 1,2 Keju,mentega -0,61 Listrik 0,20
Makanan Gula,kopi -0,28 Makanan
restoran 2,27
Listrik, gas 0,2 restoran 1,48

Elastisitas harga permintaan (Ep) dalam tabel di atas tidak bertanda negatif (-),tetapi harus
dibaca sebagai negatif. Bila suatu barang, misalnya, mempunyai elastisitas harga yang positif
(yaitu kalau harga naik, permintaannya juga naik), maka angka atau koefisien elastisitas
harganya diberi tanda (+).

dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan persen.
Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-harga bahan
baku dan harga bahan antara lainnya.

Persentase perubahan jumlah


barang yang ditawarkan Persentase
perubahan harga
atau
Z (Y> Z), maka barang X lebih disukai dari Z (X> Z). Konsep ini disebut transitivitas(transitivity).

e) Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)


berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang,.mampu memprediksi
jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita
menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan
satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang
berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari
penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus
dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.Untuk setiap unit
tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.
Misalnya Achmad ingin membeli baju, yangharga per helainya Rp 25.000,00.Berapa buah baju
yang akan di konsumsi? Untuk menjawabnya, kita harus tahu dahulu nilai baju itu bagi Achmad yang
diasumsikan setara dengan rupiah. Seandainya pola konsumsi Achmad seperti Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal darl Mengonsumsi Baju

Harga baju luāng yang Kegunaan Trambahan


!umlah ban
per helaf yang harus dike Total/TU kegunaan/Mu

(Rp) cikonsung luarkan (Rp) (cti) (Oil)


25,000 1 25,000 50,000 50,000
25,000 125,000 75,000
2 50,000
25,000 165,000 60.000
3 75,000
25,000 225,000
4 100,000 40,000
25,000 125,000 250,000 25,000
5
25,000 150,000 250,000 0
6 175,000 225,000
25,000 -25,000
7 200,000 100,000
-125,000
25,000
8

BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN 67


berproduksi dengan faktor produksi mesin (K) sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB
unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang
sama (BCC = AB) hanya menambah output sebanyak 10 unit. Penu-runan hasil K dapat
dilihatmisalnya pada saat jumlah L = M unit (perhatikan garis DBE). Awalnya untuk menambah
20 unit output cukup menambah DB unit K. Tetapi ketika akan menambah output 10 unit lagi
(Iq80 ke Iq90), jumlah unit mesin yang ditambah jauh lebih besar, yaitu BE unit (lebih banyak
dari DB unit).
4) Daerah Produksi Yang Ekonomis (Relevance Range of Production)
Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel, telah disim-pulkan
bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II. Prinsip yang sama
berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 5.8.a menggambarkan bahwa
batas antara titik A dan B adalah batas daerah produksi yang ekonomis (relevance range of
production) atau tahap II. Jika perusahaan berproduksi di luar batas areal itu (A ke C atau B ke
D), penambahan faktor produksi tidak meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah
tahap II. Diagram 5.8.b menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi
produksi,batas ruang gerak ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.

Diagram 5.8
Daerah Produksi Yang Ekonomis

b. Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Re-turn to Scale)
Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scale)
adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor
produksi dilipat gandakan (doubling).

BAB V: TEORI PRODUKSI 97


Keputusan maksimalisasi output atau minimalisasi faktor produksi sangat ter-gantung
pada tujuan atau misi yang diemban perusahaan atau lembaga. Perusahaan umumriya
memiliki tujuan maksimalisasi laba, sehingga biasanya prinsip efisiensi per-usahaan adalah
maksimalisasi output. Tetapi lembaga-lembaga yang tidak berorientasi laba maksimum (nir
laba atau non profit) seperti lembaga-lembaga swadaya masyarakat, menggunakan prinsip
minimalisasi biaya. Pada kondisi-kondisi tertentu perusahaan pun dapat menggunakan
prinsip-prinsip minimalisasi biaya. Misalnya badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak
di bidang penyediaan jasa publik ter-tentu menggunakan prinsip minimalisasi biaya.

f. Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)


Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam jangka pendek
maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya. Biasanya
perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya
minimum. Dalam jangka panjang per-usahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam
mengombinasikan faktor pro-duksi.
Diagram 5.17.a menunjukkan keseimbangan awal di titik A, persinggungan garis anggaran I1
dengan isokuan Q2. Dalam jangka pendek jika perusahaan ingin mengubah kombinasi faktor
produksi seperti di titik B atau C (tetap pada Q1), anggaran produksi harus ditingkatkan sampai ke I2.
Padahal dalam jangka panjang dengan anggaran sebesar I2, output dapat dinaikkan ke Q2 dengan
kombinasi penggunaan faktor pro-duksi di titik D.
Titik-titik keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan membentuk garis isoklin
(isoclin). Diagram 5.17.a. menunjukkan bahwa titik-titik keseimbangan produsen adalah di titik A, D,
K, L, dan seterusnya. Jika titik-titik keseimbangan tersebut dihubungkan, akan terbentuk garis isoklin
OS. Garis isoklin OS tidak membentuk garis lurus, karena seperti telah dinyatakan, dalam jangka
panjang perusahaan memiliki kemampuan mengubah kombinasi faktor produksi agar alokasi
anggaran lebih efisien. Untuk fungsi produksi skala hasil konstan atau constant return to scale (CRS),
isoklin berbentuk garis lurus OR. Hal ini karena dalam fungsi produksi CRS, rasio faktor produksi tidak
berubah (konstan) (Diagram 5.17.b).

104 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)

BAB I: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN


b. Daya Monopoli (Monopoly Power)

e aingan sempurna adalah produsen begitu banyak an ke e e dusen (oligopoli) yang begitu

kuat.Merekamampu mempengaruhi pasar dengan e e e e e edi e harga yang lebin tinggi,

dibanding dalam paarrang ya sempurna.

c. Eksternalitas (Externality)
pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapta banyak
pabrik tapioka yang mencerarkan lingkungan dengan membuang limbahnyg hitungan biaya
produksi tapioka. Akibatnya, walaupun secara finansial biaya produksi ekonomis biayanya
mahal; Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost).

d.Barang Publik (Public Goods)


Asumsi dasar lain yang seringkali tidak relevan adalah barang yang dipertukarkan bersifat
private (rival dan eksklusif). Rival artinya,barang tidak dapat dikonsumsi secara simultan
(bersamaan) tanpa saling merugikan. Eksklusif artinya siapa yang tidak mau membayar tidak
dapat menikmati/memanfaatkannya. Softdrink atau nasi, misal-minum (konsumsi), maka
orang lain sudah tidak dapat mengonsumsi softdrink tersebut (barang yang sama). Berarti
untuk dapat mengonsumsi softdrink diperlukan rival (bersifat rivalry). Selain bersifat rivalry,
kita juga harus membeli (membayar) untuk dapat mengonsumsikannya. Dengan demikian
diperlukan syarat untuk memperoleh-nya (bersifat exclusive). Beberapa barang privat juga bisa
"dipecah-pecah"atau "dibagi-memesan (membeli) nasi sebanyak setengah porsi. Atau
softdrink dalam contoh di atas,kita dapat membeli yang botol besar atau botol kecil.

Dalam kenyataan ada barang yang bersifat non rivalry,noneksklusif (non exclusive taman,

jembatan, fasilitas pertahanan keamanan dan lain-lain. Barang-barang seperti disediakan oleh

pemerintah. Tetapi tidak berarti kita kemudian mendefinisikan bahwa bik bisa juga disediakan

oleh perseorangan atau perusahaan swasta. Bakrie bisa saja

39
c.Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis
mana penambahan oulput akan menurunkan biaya produksi jangka panjang per unit.produksi di
mana penambahan tingkat produksi justru menaikkan biaya produksi berlaku hukum LDR. Karena
itu kurva LAC umumnya berbentuk huruf Ú,seperti ditunjukkan oleh Diagram 6.7.

Diagram 6.7
Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis

Pada diagram di muka kurva LAC mencapai minimum di titik A, kemudian naik lagi. Gerak
menurun sampai titik A di-sebabkan efisiensi skala produksi. Sebaliknya setelah titik A efisiensi
skala produksi tidak terjadi lagi. Penambahan jumlah output menaikkan biaya produksi per unit.
Sebelum di titik A, kurva LMC berada di bawah kurva LAC, karena pada saat itu nilai MP (marginal
product) lebih besar dari·AP (average product). Besarnya nilai MP menyebabkan nilai LAC bergerak
menurun. Hal yang sebaliknya terjadi setelah di titik A.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya efisiensi dan inefisiensi jangka panjang, yaitu:

1) Teknologi Produksi
Dalam jangka panjang salah satu sumber peningkatan efisiensi adalah kemajuan memper-
cepat penurunan LAC. Tetapi percepatan kemajuan teknologi dapat mening-

117
BAB VI: TEORI BIAYA PRODUKSI
1) Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menye-babkan output meningkat
lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing
Return to Scale).

Diagram 5.9
Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)

Diagram 5.9 menunjukkan bila penggunaan mesin dan tenaga kerja dilipat gandakan (K1 ke K2),
output meningkat lebih dari dua kali lipat. Pencapaian hasil ini dimungkinkan antara lain karena
kemampuan manajemen dalam menangani produksi skala besar, ada sinerji antara mesin dan tenaga
kerja (embodied technology).

2) Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)


Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi
produksi memiliki karkter Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale),seperti digambarkan dalam
Diagram 5.10.

98 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 5.17
Garis Isoklin

(a) (b)
Kasus Umum Kasus Skala Hasil Konstan (CRS)

Bila ekspansi produksi berdasarkan asumsi bahwa harga faktor produksi tidak berubah,
isoklin merupakan garis jalur ekspansi (expantion path). Garis ini menunjuk-kan bagaimana
proporsi penggunaan faktor produksi berubah karena perubahan (pe-nambahan) tingkat
produksi, bila harga faktor produksi dianggap tetap. Diagram 5.18.a menunjukkan jalur ekspansi
pada umumnya, sedangkan Diagram 5.18.b untuk kasus skala hasil konstan (CRS).

BAB V: TEORI PRODUKSI 105


Produksi Rata-rata:

(5.4)
di mana: produksi rata-rata·
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (Al.Dengan penjelasan
matematis, AP maksimum tercapai pada saat /,dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP
maksimum. Contoh kasus usaha tekstil tradisional yang menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan
Mesin) berikut ini akan memperjelas lagi.

Tabel 5.1
Produksi Total, Produksl Marjinal dan
Produksi Rata-rata Usaha Tekstll Tradislonal
(Satu Faktor Produksi Varlabel)

Buruh Produksi Produksi Produkst


Mesin
Total (TP) Marjinal (MP) Rata-rata (AP)
(orang) (bal) (bal)
(unit) (bal)

1 5 5 5
2 20 15 10
1 3 45 25 15
1 4 80 35 20
1 5 105 25 21
1
6 120 15 20
1
7 126 6 18
1
8 120 -6 16
9 106 -12 12
1 10 90 9
-16

Dari Tabel 5.1 kita melihat bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai
maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang dipekerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu
penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena sangat mempengaruhi TP. Selama nilai
MP > 0, TP tetap bertambah. Sayangnya per-terhadap nilai produksi rata-rata (AP). Penambahan satu
orang tenaga kerja akan Hal ini terjadi pada saat penggunaan tenaga kerja antara 2-5 orang. Misalnya,
pada saat unit, karena MP sama dengan 25 unit. Bandingkan dengan pada saat tenaga kerja ditambah
dari lima menjadi enam.

88PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus Sebab

dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses pro-kasi faktor-

faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien akan abel ini,

analisis cukup menggunakan penjelasan grafis dan matematika sederhana.


a. Isokuan (Isoquant)
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi peng-tertentu, yang
menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha ekstil tradisional di muka kita
perlonggar asumsinya dengan menyatakan bahwa mesin dapat ditambah. Tabel 5.2 memberikan data
sebagai berikut.

Tabel 5.2
Produksl Total Usaha Tekstil
Tradisional (Dua Faktor Produksl Varlabel)

uenaga Kerja
Mesin
1 2 3 4

1 5 20 45 80 135
2 30 45 150 135
3 80 105 150 180 150
4 105 135 180 240 210

Catatan: angka-angka pada kolom 1 s.d. 5 adalah produksi total(bal)

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa ga kerja dan
seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut ini.

BAB V: TEORI PRODUKSI 93


Diagram 5.13
Tipe Kemajuan Teknologi
Neutral Labour Intensive
Capital
(Netral) (Padat Karya)
(Padat
Intensive
Mes Modal) Mesi

Tenaga Kerja 0. Tenaga Kerja 0


(a) (b)
Porsi penggunaan barang Porsi penggunaan barang Porsi penggunaan tenaga
modal (mesin) makin besar modal (mesin) tetap kerja makin besar
(barang modal menurun)

Teknologi harus melewati tiga tahap sebelum dapat mempengaruhi efisiensi.Tahap pertama
adalah penemuan (invention). Riset-riset ilmu pengetahuan bertujuan menemukan teknologi-
teknologi baru untuk proses produksi. Tetapi hasil penemuan tidak ada artinya bila para
produsen (pengusaha) tidak berani mengaplikasikannya dengan melakukan inovasi (inovation).
Umumnya hanya sedikit pengusaha yang berani melakukan inovasi awal. Tetapi keberhasilan
inovasi akan mengundang makin banyak pengusaha yang mau melakukannya. Terjadilah
penyebaran inovasi (spread of inovation)yang menyebabkan tingkat penerimaan terhadap
inovasi (adopting inovation) mendekati angka 100%. Diagram 5.14 menggambarkan tingkat
perkembangan penerimaan inovasi berbentuk kurva S (S curve).

BAB V: TEORI PRODUKSI 101


produksi. Berkaitan dengan konsep tersebut, kita mengenal biaya eksplisit (explicit cost)terlihat,
terutama melalui laporan keuangan. Biaya listrik, telepon dan air, demikian melihatnya dalam
laporan keuangan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan (opportu.nity cost).

a. Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tena-ga kerja
per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau dibayarkan
adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain.
Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna.Notasi untuk upah adalah w.

b. Biaya Barang Modal


Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan biaya barang
modal. Akúntan menggunakan konsep biaya historis (historical cost). Itu sebabnya dalam
laporan akuntansi, nilai barang modal harus disusutkan (depreciation cost). Ekonom melihat
biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonomi peng-gunaan barang modal bukanlah
berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar
pendapatan yang diperoleh bila mesin dise-wakan kepada pengusaha lain. Karena itu biaya
barang modal diukur dengan harga sewa mesin, dinotasikan r.

c. Biaya Kewirausahawanan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi
untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut, dia harus
menanggung risiko kegagalan. Atas keberanian menanggung risiko,pengusaha mendapat balas
jasa berupa laba. Makin besar (tinggi) risikonya, laba yang diharapkan harus makin besar. Begitu
juga sebaliknya. Pengertian laba yang digunakan diperoleh dibanding jika memilih alternatif lain.
Di Bab Pendahuluan, kasus nona Lia yang mempunyai usaha jual-beli mobil bekas menunjukkan
walaupun secara finansial memperoleh laba, secara ekonomi rugi karena keuntungan
ekonominya negatif (nega-tive economic profit).

faktor-faktor produksi yang digunakan. Di Bab V (Teori Produksi), kita melihat bahwa

108 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 5.14
Kurva Penyebaran Inovasi

d. Kurva Anggaran Produksi (Isocost)


Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi
penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga faktor
produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor pro-duksi barang modal adalah sewa
(r), maka kurva isocost (I) adalah :
(5.8)
Sudut kemiringan kurva isocost adalah rasio harga kedua faktor produksi. Jika terjadi
perubahan harga faktor produksi, kurva I berotasi. Jika yang berubah adalah kemampuan
anggaran,kurva isocost bergeser sejajar (Diagram 5.15.b).

Pergeseran Kurva Isocost

102 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Pada harga Po, permintaan A adalah Ao dan permintaan B adalah Bo. sehingga per-mintaan total
adalah Ao+Bo sama dengan To Ketika harga menjadi Pr. permintaan A sama dengan nol, permintaan B
adalah 82 permintaan total T2 Pada harga P3 per.dengan nol.

.f. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal


Satu faktor lain yang dapat merubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan
nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva
garis anggaran sebelumnya.

1) Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curce)


Jika titik-titik keseimbangan tersebut di atas kita hubungan maka terbentuk Kurva Pendapatan-
Konsumsi (Income-Consumpfion Curve), seperti pada Diagram 4.12. Income-Consumption Curve (ICC)
dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat
pendapatan nominal, di mana harga nominal barang tidak berubah. Kemiringan ICC adalah positif,
karena umumnya per-mintaan terhadap suatu barang meningkat bila pendapatan meningkat (barang
nor-mal).Sudut kemiringan ICC dapat memberikan indikasi apakah suatu barang merupakan barang
kebutuhan pokok atau barang mewah.

Diagram 4.12
Kurva Pendapatan-Konsumsi
(Income-Consumption Curve)

BAB IV:TEORI PERILAKU KONSUMEN 79


Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang tahan
jangka panjang. Jika harga mobil naik 10%,dalam jangka pendek permintaan terhadap
yang harus diganti (replaced), pembelian akan naik lagi, sehingga penurunan per-mintaan
dalam jangka panjang kurang dari 15%.

Diagram 3.6
Kurva Permintaan Dalam Jangka Pendek
dan Jangka Panjang BBM dan Mobil

Kuantitas mobil
Permintaan BBM (b)
Permintaan Mobil

2) Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel lebih besar dibanding
jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20%, masyarakat yang tadinya hanya mampu makan
gaplek, sekarang sebenarnya mampu membeli beras. Namun karena sudah terbiasa makan
gaplek, mereka tidak segera mengganti konsumsinya ke beras. (Gaplek adalah bahan makanan
yang berasal dari singkong dikeringkan, dapat dibuat makanan yang dinamakan tiwul sebagai
pengganti nasi).
Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih hadap mobil
dalam jangka pendek dapat mencapai misalnya 30%, tetapi dalam jangka panjang lebih kecil,
karena seseorang tidak membeli mobil setiap tahun.
b. Elastisitas Penawaran
panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan

BAB III:KONSEP ELASTISITAS 59


Namun klarifikasi lebih jelas untuk mengetahui apakah suatu barang merupakan barang
kebutuhan pokok atau barang mewah dilakukan dengan menggunakan kurva Engel (Engel
Curve). Kurva ini diberi nama sesuai dengan nama penemunya, Christian Lorenz Ernst Engel
(statistian Jerman abad 19), yang mencoba melihat hubungan antara tingkat pendapatan
dengan tingkat konsumsi. Bila kurva permintaan diturunkan dari Price-Consumption Curve
(PCC), kurva Engel diturunkan dari Incorae-Consumption Curve (ICC).

Jumlah X

Diagram 4.13Kurva Engel


Jumlah X

(b)
Barang Kebutuhan Pokok Barang Mewah

Diagram 4.13.a adalah kurva Engel untuk barang yang merupakan kebutuhan aruh banyak
terhadap perubahan permintaan. Bahkan jika pendapatan terus perubahan pendapatan. Jika
dikaitkan dengan konsep elastisitas, maka elastisitas pen-makin tinggi.
Diagram 4.13.b adalah kurva Engel untuk barang yang termasuk barang mewah.kenaikan
tingkat pendapatan. Atau dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap

80 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 5.2 menunjukkan adatiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai
TP.Selanjutnya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap produksi (the three stages of
production):
1. Tahap I (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum
2. Tahap II (stage II), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
3. Tahap III (stage III), saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana perusahaan berproduksi.
Menurut Anda, di tahap mana sebaiknya perusahaan berproduksi? Mari kita lihat satu per satu.

Dlagram 5.2
Kurva TP,MP, dan AP

90 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 5.6
MRTS Kasus Khusus
Mesin

Faktor Produksi
Substitusi Sempurna (b)Faktor Produksi
Proporsional Tetap

3) Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
Di muka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor produksi juga berlaku
hukum LDR. Pada Diagram 5.7, Q60, Q80, Q90 adalah isokuan-isokuan dengan tingkat produksi
masing-masing 60, 80, dan 90 unit.

Diagram 5.7
Himpunan Isokuan

96PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
(6.8)
di mana: aya total jangka panjang
iaya variabel jangka panjang
Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu

(6.9)
di mana: iaya marjinal jangka panjang
ubahan biaya total jangka panjang
han output

Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output.


(6.10)
di mana: iaya rata-rata jangka panjang

a. Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang


Teorema Amplop (Envelope Theorem)
Untuk memahami perilaku biaya dalam jangka panjang, kita harus memahami kita mulai
dengan kasus sederhana di bawah ini.
Dianggap dalam menentukan tingkat produksi perusahaan hanya memiliki tiga pilih-an:
1. Memproduksi dengan pabrik ukuran kecil (small size plant), yang dalam jangka pen-dek
mempunyai kurva biaya rata-rata SAC1,
2. Memproduksi dengan pabrik ukuran sedang (medium size plant), yang dalam jangka
pendek mempunyai kurva biaya rata-rata SAC2, atau
3. Memproduksi dengan pabrik ukuran besar (large size plant), yang dalam jangka pen-dek
mempunyai kurva biaya rata-rata SAC3.
Situasi di atas digambarkan dalam Diagram 6.5 berikut ini.

114
PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)
Diagram 5.5
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Jika produsen ingin mengubah kombinasi faktor produksi dari titik A ke titik B,maka tambahan
output karena menambah 1 unit L adalah sama dengan produksi marji-nal L (MPL) dikali dengan
perubahan L atau (MPL. aL). Pengurangan output karena pengurangan faktor produksi K adalah sama
dengan produksi marjinal K (MPk) dikali perubahan K atau (MPk'. ðK). Karena bergerak pada isokuan
yang sama, maka per-tambahan output sama dengan nol (N
(5.6)

(5.7)

2) Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)


Sama halnya dengan konsumen, produsen menganggap makin mahal faktor pro-duksi yang
semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-
kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi besifat
substitusi sempurna (perfect substitution),seperti pada Diagram 5,6.a. MRTS adalah nol bila kedua
faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion production function)
seperti ditunjukkan oleh Diagram 5.6.b.

BAB V: TEORI PRODUKSI 95


Bab 6
Teori Biaya
Produksi
RODUKSI dan biaya produksi bagaikan keping mata uang logam bersisi dua.
Jika produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, biaya
mengukurnya dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana
peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (waaupun bukan
paling lengkap) adalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara
finansial dan ekonomi menguntungkan.
Memproduksi jagung yang efisien secara teknis (kualitas pengolahan tanah bagus,tepat
waktu dan menggunakan sedikit tenaga kerja) dapat dicapai dengan menggunakan peralatan
pertanian modern (traktor, alat semprot hama mekanis dan lain-lain). Tetapi biaya per unit baru
akan menjadi murah jika skala produksinya mini-mal 200 hektar. Padahal kemampuan keuangan
petani hanya untuk 2-5 hektar. Untuk skala produksi sekecil itu, penggunaan peralatan pertanian
modern walaupun efisien secara teknis, menimbulkan biaya produksi per kilogram jagung yang
sangat tinggi.Petani lebih memilih teknik produksi dengan peralatan sederhana.
Dalam pembahasan ini asumsi-asumsi yang digunakan adalah :
1. Perusahaan bergerak di pasar persaingan sempurna. Harga output ditentukan oleh pasar dan
berapa pun yang diproduksi akan terjual habis. Perusahaan tidak perlu merencanakan strategi
penjualan. Yang harus dipikirkan hanyalah menentukan tingkat output agar biaya produksi per
unit dapat diminimumkan.
2. Faktor produksi atau input yang digunakan adalah barang modal dan tenaga kerja.Dalam jangka
pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variabel.

Di Bab I (Pendahuluan) telah diuraikan bahwa pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah
biaya kesempatan. Konsep ini tetap dipakai dalam analisis teori biaya
107
BAB V:TEORI BIAYA PRODUKSI
Bab 4
Teori Perilaku
Konsumen
ADA bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ilmu ekonomi modern meng-

gejala yang diamati dijelaskan dengan logika. Misalnya mengapa di negara-

negara maju dan atau kaya, setiap keluarga umumnya memiliki sedikit anak? Sedang-
kan di negara-negara yang belum maju, jumlah anak per keluarga umumnya banyak?

Mengapa orang-orang yang berpendidikan tinggi, menghabiskan banyak uang untuk

membeli informasi (buku, surat kabar, dan internet) dibanding orang-orang yang ber-

pendidikan rendah? Mengapa perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya mono-

poli lebih suka menjual produk dalam jumlah lebih sedikit dengan harga yang lebih

tinggi? Masih banyak pertanyaan yang lainnya.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ekonom mengembangkan pema-haman-


pemahaman dan peralatan analisis ekonomi mikro. Dengan peralatan itu ilmu ekonomi
mengamati perilaku konsumen dan produsen. Perilaku konsumen penting dibahas agar dapat
memahami sisi permintaan barang dan jasa. Perilaku produsen penting dibahas untuk memahami
sisi penawaran barang dan jasa.

Bab ini akan menguraikan perilaku konsumen dalam menentukan alokasi sumber maksimum.
Untuk dapat membahasnya kita harus mengetahui beberapa pengertian dan asumsi dasar
(utama).
a) Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.
Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruhnya digabungkan dalam
bundel barang (commodities bundle). Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak
dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good). Contohnya pakaian, makin banyak
dimiliki makin memberi manfaat. Sesuatu
BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN 65
Diagram 5.3
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output

Yang perlu direnungkan adalah apakah bila nilai AP meningkat berarti efisiensi meningkat?
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi meningkat.
Studi empiris yang dilakukan duapuluh tahun terakhir ini menun-jukkan bahwa ada yang lebih
peņting dari sekedar memodernisasi mesin. Yaitu moder-nisasi sumber daya manusia (SDM),
terutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan
teknologi akan meresap kedalam diri manusia (embodied technology) dan mendorong
peningkatan efisiensi.
Seorang ekonom senior (Paul Krugman) menggunakan konsep ini untuk menjelas-kan kenapa
negara-negara yang dikenal sebagai "Macan Asia" (Asia Timur) mengalami krisis ekonomi di akhir
dasa warsa ini. Salah satu jawabannya adalah pertumbuhan ekonomi Asia Timur, seperti halnya
Rusia, lebih disebabkan oleh pertambahan peng-gunaan faktor produksi (barang modal dan
tenaga kerja). Tidak ada peningkatan efisiensi yang signifikan. Oleh karena itu ukuran efisiensi
dengan menggunakan angka AP harus ditinjau ulang. Paul Krugman kemudian mengusulkan TFP
(Total Factor Pro-ductivity) sebagai ukuran efisiensi. Pada prinsipnya metode ini ingin memisahkan
pe-ngaruh barang modal, teknologi dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan itu
akan terlihat apakah ada kemajuan efisiensi yang signifikan. Angka per-tumbuhan TFP yang besar
mengindikasikan perkembangan efisiensi yang semakin signifikan.

92 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 4.5

Dengan Konsistensi Preferensi (Transitivitas)

Kurva-kurva indiferensi Kurva-kurva indiferensi


yang berpotongan yang tidak berpotongan

Pada Diagram 4.5.a IC1 dan IC2 berpotongan di titik B, berarti IDi titik C,IC1, padahal di titik A,2.Keadaan itu tidak
sesuai dengan asumsi transiti-vitas yang mengatakan: Bila A > B dan B> C, maka C. Asumsi transitivitas hanya terpenuhi
bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan (Diagram 4.5.b).

b. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)


Garis anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam
barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan
sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py maka
(4.4)
Kemiringan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px dan Py.dibagi harga
Y, sedangkan OX sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X.Sehingga slope kurva
garis anggaran adalah:
(4.5)

BAB IV: TEORI PERILAKU KONSUMEN 73


Diagram 5.4
Isokuan (Isoquanf)

Asumsi-asumsi Isokuan:
1) Konveksitas (Convexity)
Asumsi konveksitas (convexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen,
yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen
dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar
tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi
menambah penggunaan faktor pro-duksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang
sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution
(MRTS).MRTSlk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan
untuk menambah 1 unit faktor produksi K pada tingkat produksi yang sama. Jika L adalah tenaga kerja
dan K adalah barang modal (mesin),maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus
dikorbankan untuk menambah 1 unit mesin, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama. Dasar
per-timbangan substitusi faktor produksi adalah perbandingan rasio produktivitas. Per-hatikan
Diagram 5.5 di bawah ini.

94 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)


Diagram 4.7

terhadap garis anggaran


Pengaruh perubahan Pengaruh
terhadap garis anggaran
perubahan

d. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai
tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat
dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya).Secara grafis kondisi keseimbangan
tercapai pada saat kurva garis anggaran (meng-gambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan
dengan kurva indiferensi (menggam-barkan tingkat kepuasan).
Diagram 4.8.a menggambarkan maksimalisasi kepuasan (satisfaction maximaliza-tion).
Kemampuan yang dimiliki adalah BL1. Karena itu tingkat kepuasan yang ter-tinggi yang dapat
diperoleh adalah di titik E, tempat persinggungan antara BL1 dengan IC2. Pada saat itu kombinasi
konsumsi adalah 0X1 unit barang X dan 0Y1 unit barang Y.Kurva IC1 bukan kurva yang
memberikan tingkat kepuasan maksimum, karena dapat dijangkau dengan anggaran yang lebih
rendah daripada BL1 yaitu BL2. Kurva IC3walaupun lebih tinggi daripada IC2 tidak terjangkau
dengan kemampuan yang ada.
Diagram 4.8.b menggambarkan minimalisasi biaya (cost minimalization). Tingkake-puasan
yang ingin dicapai adalah IC1, yang dapat dicapai dengan anggaran minimum sebesar BL2,
dengan kombinasi konsumsi 0X1 unit barang X dan 0Y1 unit barang Y. BL1walaupun lebih rendah
daripada BL2 bukan biaya minimum karena tidak dapat menjangkau target IC1. Sementara
dengan BL3 konsumen dapat mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada IC1.
Keseimbangan konsumen berada di titik E.

BAB IV:TEORI PERILAKU KONSUMEN


75
Besarnya penerimaan pajakadalahjumlah unit yang terjual dikalikan T per unit
1-P2)atau sama

Berdasarkan luas bidang,makaprodusen berhasil menggeser sebagian besar beban

e ik bila yang inelaslis adalah kurva penawaran ,


sementa e

Anloknya nilai mata uang e ah terhadap mata uang asing telah

meningkatkan e a n a an eeadaan ite n k meningkatkan penerimaan

pajak, dengan mengenn kepada konsumen.Benarkah hal itu tidak

merugikan produsen? Karena produsen tara karena alternatif pilihan

cindera mata begitu banyak, maka kurva permintaan

Diagram 3.9
Pergeseran Beban Pajak
(Permintaan Elastis, Penawaran Inelastis)
Cindera Mata

BAB III : KONSEP ELASTISITAS


laskan hubungan antar denkat permilam dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan.

(2.1
Ydist, prom).
)
di mana: rang X

rang substitusi atau komplemen)


per kapita
kebiasaan
nduduk
eriode mendatang
pendapatan
produsen meningkatkan penjualan (promosi)
Dx adalah variabel tidak bebas (dependentvariable), karena besar nilainya Variabel-variabel
ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar nilainya tidak tergantung
besarnya nilai variabel lain.
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap permintaan akan barang X. Tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan
tanda negatif menunjukkan hubungan terbalik.Misalnya, per-tambahan jumlah penduduk (pen)
akan meningkatkan permintaan akan barang X.Sementara jika harga X (Px) naik, permintaan
akan barang X turun.
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang diperhitungkan
adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel yang dianggap
mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain
dan pendapatan.
Persamaan (2.1) dapat disusun dengan lebih sederhana menjadi Persamaan (2.2).

(2.2)

Tanda-tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis ika harga X naik,
permintaan akan X turun, atau sebaliknya), aDx/ðPy (jika pendapatan naik, permintaan akan X naik, dan
sebaliknya).
Persamaan-persamaan di atas menjelaskan hubungan-hubungan antarvariabel de-
hubungan.
Dalam kasus barang inferior(inferior goods) aQd 0;Jika pendapatan naik

24 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOM)


Sudut (alfe menura de eee ene
beras berubah 10 unit dengan arah yang berlawanan.
d.Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan
e e e e eis paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainarea dan nonharga)

eaeen aa e eaan e e e barang yang diminta, tetapi erintan


sepaniang u ea e ei e (movement along demand curve) ieraka
sepanjang kurva permintaan.

Diagram 2.2
Pergerakan Sepanjang
Kurva Pemintaan Beras

(ribu ton)

Pada harga beras Rp 4.000,00 per kilogram, permintaán beras 60.000 ton per

bulan.er bulan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp 2.000,00 per

kilogram,adalah faktor ceteris paribus, yaitu pendapatan, maka akan terjadi

pergeseran kurva per kanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan


bergeser sejajar ke kiri.
BAB II: MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 27
nol rupiah sampai Rp 10.000,00 per kilogran, seperti yang tertera dalam skedul per-
mintaan berikut ini.

Tabel 2.1
Skedul Permintaan Beras

Harge bane P90be6


perRHogemfP pnie8

0 100
2.000 80
4.000 60
6.000
40
8.000
10.000
20
0

Selanjutnya skedul permintaan di atas, dapat digambarkan dalam bentuk kurva


permintaan dua dimensi di bawvah ini.

Diagram 2.1
Kurva Permintaan Beras

(ribu ton)

26 PENGANTAR EKONOMI (MIKROEKONOMI)

Anda mungkin juga menyukai