Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PENGANTAR EKONOMI

NAMA : WAODE VELANI FATMAYONE SALIHIN


STAMBUK : B1B121194
JURUSAN : MANAJEMEN

UNIVERSITAS HALU OLEO


2021
BAB 2
Mekanisme Pasar:
Permintaan dan Penawaran

Ilmu ekonomi baru muncul di abad 18, melalui buku Adam Smith yang berjudul An Inquiri into
the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang kemudian dikenal sebagai The Wealth of Nations
(1776). Itulah sebabnya Adam Smith dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern. Plato, filsuf
Yunani abad 4 SM, dan Thomas Aquinas, rohaniwan Kristen abad 13 Masehi, adalah dua dari beberapa
pemikir yang mendahului Adam Smith. Baik Plato maupun Aquinas mencoba memecahkan masalah
ekonomi dengan pendekatan moral dan teologis. Sementara itu, Smith melihatnya dari sudut rasionalitas.
Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam semesta. Sebagai
sistem, perekonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk menjaga keseimbangannnya
dipulihkan. Kekuatan yang mampu mengendalikan sistem ekonomi, disebutnya sebagai tangan gaib
(invisible hand).
Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh Jean Baptiste Say, Thomas Malthus, dan
David Ricardo, terbentuklah pemikiran tentang pasar. Pasar dalam pengertian ilmu ekonomi adalah
pertemuan permintaan dan penawaran. Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif, bukan fisik.
Mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan
penawaran.

Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga
selama periode waktu tertentu. Supaya lebih akurat, kita memasukan dimensi geografis. Sebagai contoh,
ketika berbicara tentang permintaan pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang berapa jumlah pakaian yang
akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode waktu tertentu, per bulan atau per tahun, di
Jakarta.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan


Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
 Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu
juga sebaliknya.

 Harga Barang Lain yang Terkait


Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang
tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat subtitusi
(pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).

 Tingkat Pendapatan Per Kapita


Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan gaya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan,
daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
 Selera atau Kebiasaan
Hal ini dapat memengaruhi permintaan suatu barang. Sebagai contoh, beras, walaupun harganya
sama, permintaan di provinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan Sumatera Utara karena
orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan sagu). Sebaliknya, di
Sumatera Utara, selain menyukai beras, ada kebiasaan (adat) yang membutuhkan beras, terutama
di kalangan masyarakat Batak, pada saat acara pernikahan.

 Jumlah Penduduk
Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan beras
berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, maka
permintaan beras makin banyak.

 Perkiraan Harga di Masa Mendatang


Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang
itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat
belanja di masa mendatang.

 Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan
buruk. Artinya, sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai begitu besar “kue”
perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah,
sehingga perrmintaan terhadap suatu barang menurun.

 Usaha-Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan


Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang, besar sekali
perannya dalam memengaruhi masyarakat. Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk
mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut.

Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubiungan matematis dengan
faktor-faktor yang memengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan
antara variable tidak bebas (dependent variable) dan variable bebas (independent variable).
Penjelasan di muka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan
antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan.

Skedul dan Kurva permintaan


Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang
tersebut yang diminta. Sebagai contoh, fungsi permintaan beras di kota Brebes per bulan merupakan
fungsi linear berikut ini,
Qd = 100 – 10P …………………………………………………………………….. (2.3)
di mana: Qd = permintaan beras (dalam ribu ton)
P = harga beras per kilogram (dalam rupiah)
Dari persamaan (2,3) kita dapat menyimpulkan jika harga beras nol (gratis), jumlah beras yang
diminta tidaklah tak terhingga, melainkan harga 100.000 ton. Beras yang diminta akan menjadi nol kalau
harga beras Rp10.000,00 atau lebih per kilogram. Kita dapat juga menentukan berapa jumlah permintaan
beras pada berbagai tingkat harga antara nol rupiah sampai Rp10.000,00 per kilogram, seperti tertera pada
Tabel 2.1 Skedul Permintaan Beras. Selanjutnya, skedul permintaan beras tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk kurva permintaan dua dimensi pada Gambar 2.1.
Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar ∂Qd/∂P = -10 (minus sepuluh), yang
berarti, jika harga beras berubah 1 unit, maka permintaan beras berubah 10 unit dengan arah yang
berlawanan.

Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan


Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab yaitu, perubahan harga dan perubahan faktor
ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor nonharga). Perubahan harga
menyebabkan perubahan jumlah barang yg diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva
yg sama. Ini yg di sebut pergerakan di sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve).
Bila kurva permintaan pada Gambar 2.1 kita ambil sebagai contoh, maka pada Gambar 2.2 adalah
pergerakan di sepanjang kurva permintaan
.
Pada harga beras Rp. 4.000,00 per kilogram, permintaan beras 60.000 ton per bulan. Jika harga
naik menjadi Rp. 6.000,00 per kilogram, permintaan turun menjadi 40.000 ton per bulan. Seandainya
harga beras turun menjadi Rp. 2.000,00 per kilogram, permintaan beras kembali meningkat menjadi
80.000 ton per bulan. Jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus, yaitu pendapatan, maka akan terjadi
pergeseran kurva permintaan (shifting demand curve). Jika pendapatan meningkat, kurva permintaan
bergeser sejajar kekanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri (Gambar
2.3)
Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apa bila terjadi perubahan harga
(barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan bila
harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. Sementara itu, apabila faktor-faktor nonharga yang
berubah, akan menyebabkan perubahan dan permintaan.

Kasus Pengecualian
Pada materi sebelumnya telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Namun, adakalanya hukum
permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap permintaan
tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang dimana hukum permintaan tidak berlaku.
Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi
Sebagai contoh emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan orang
akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik, Karena ada unsur spekulasi. Mereka
mengharapkan harga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik, dengan demikian mereka
mengharapkan akan memperoleh keuntungan.
Barang Prestise
Barang barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya umumnya berharga
mahal sekali. Kalau barang tersebut naik harganya, boleh jadi menyebabkan jumlah permintaan barang itu
meningkat, karena bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik. Sebagai contoh mobil mewah,
lukisan dari penulis terkenal (apalagi pelukisnya sudah meninggal dunia), atau barang-barang antik.
Barang Giffen
Untuk barang Giffen (giffen good), apabila harganya turun menyebabbkan jumlah orang yang
diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang negatif dari barang Giffen lebih besar
daripada naiknya jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek subtitusi yang selalu positif. Dalam
hal ini, apabila suatu barang harganya turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata (real income)
konsumen bertambah.

Penawaran
penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat
harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual
barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor
nonharga.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran


Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi penawaran suatu barang, yaitu:
 Harga Barang itu Sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang
dihasilkan. Hukum penawaran menyatakan “Semakin tinggi suatu barang, ceteris paribus,
semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya”.

 Harga Barang Lain yang Terkait


Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang subtitusi naik, maka penawaran suatu
barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sementara itu, untuk barang komplemen, dapat kita
nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang,
dan sebaliknya.

 Harga Faktor Produksi


Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang
meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan memproduksi
output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap. Kenaikan harga faktor ini juga akan
mengurangi laba perusahaan .

 Biaya Produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian,
bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau
penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang
itu berkurang.

 Teknologi Produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang
baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan
kanaikan dalam penawaran barang.

 Jumlah Pedagang/Penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut
akan bertambah.
 Tujuan Perusahaan
Adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya. Akibatnya, tiap
produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi
akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.

 Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Di Indonesia, beras
merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan
meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para
petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas
menambah pasokan (supply).

Fungsi Penawaran
Adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang
memengaruhinya. Penjelasan dimuka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan
hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran.
+ +/- - - + + +/- +
Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)……………………………………………….. (2.4)
Di mana: Sx = penawaran barang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Pi = harga input
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang/penjual
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah

Tanda positif (+) dan negative (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel beban terhadap
penawaran barang X. Sebagai contoh, fungsi penawaran mobil adalah:
Qs = -40 + 5P ……………………………………………………………………………(2.5)
Di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun
P = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit)

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil per unit hanya Rp. 80 juta
atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap 1 unit kenaikan harga menyebabkan jumlah
penawaran mobil meningkat 5 unit. Jika yang berubah adalah faktor nonharga seperti teknologi, kurva
penawaran bergeser (shifting) dari S0 ke S1. (lihat Gambar 2.4)
Kasus Pengecualian
Kadang-kadang, kita temui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai kemiringan (slope)
negatif. Contoh yang sering kita jumpai adalah kurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk
melengkung berbalik (backward bending labour supply curve).

Dari data pada Tabel 2.2, dapat kita buat titik-titik antara dua variabel serta kemudian
menghubungkan titik-titiknya yang nembentuk suatu garis sebagaimana tampak dalam diagram 2.5. Pada
tingkat upah yang rendah (Rp. 2000,00 sampai Rp. 14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva
penawaran yang bersifat positif. Bagi pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah
jam kerja bila tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari Rp.14.000,-
perjamnya,ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan untuk bekerja. Ia ingin bisa
lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan
masih bisa meningkat sedikit. Dengan demikian bentuk kurva pennawaran akan tenaga kerjanya akan
melengkung dan membalik kearah yang berlawanan atau kurvanya mempunyai kemiringan negative.
Harga Keseimbangan
Harga Keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak
ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikomsumsi atau dijual.
Kasus Pasar Mobil Sedan
Permintaan: Qd: 200-10P
Penawaran: Qs :-40+ 5P
Dimana : Qd, Qs = ribu unit pertahun
P = puluh juta unit pertahun
Keseimbangan Pasar:
Qd = Qs
200 - 10P = -40 + 5P
240 = 15P
P = 16
Qd = 200-10 (16) = 40
Qs = -50 + 5 (16) = 40

Keseimbangan Pasar terjadi pada Saat harga mobil Rp. 160 jt per unit. Saat itu jumlah permintaan sama
dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil per tahun.

Perubahan Keseimbangan Pasar


Perubahan Keseimbangan Pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan penawaran. Jika
faktor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal (Gambar 2.7
a). tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran
atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal. (Gambar 2.7.b dan
2.7.c)
Surplus Ekonomi
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan
pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi
makin besar.

Anda mungkin juga menyukai