Bidang Kesehatan
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena anugerah dan hidayah yang
diberikan oleh-Nya, sehingga paper dengan judul “Konsep Antropologi dan Perannya dalam
Bidang Kesehatan” dapat selesai dengan baik dan sesuai rencana. Meskipun ada beberapa
hambatan tetapi tidak mempengaruhi semangat kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dan motivasi dari berbagai
pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima
kasih kepada pengampu mata kuliah ini dan kedua orang tua yang selalu memberikan
motivasi serta doa untuk keberhasilan penulisan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan
senang hati penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan agar kami bisa mengevaluasi
dimana letak kesalahannya dan dimana hal-hal yang harus diperbaiki. Kami berharap kritik,
saran, dan masukan pembaca bisa membangun penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Definisi Antropologi dan Sosiologi...............................................................................3
2.2 Ruang Lingkup Antropologi dan Sosiologi Kesehatan.................................................4
2.3 Konsep Dasar Antropologi............................................................................................6
2.4 Definisi Antropologi Kesehatan dan Sosiologi Kesehatan............................................7
2.5 Hubungan Antropologi dengan Kesehatan....................................................................9
2.6 Pendekatan dalam Antropologi Kesehatan...................................................................10
2.7 Peran Antropologi dalam Bidang Kesehatan................................................................11
2.8 Penerapan Ilmu Antropologi Kesehatan.......................................................................11
2.9 Isu Antropologi Kesehatan di Masyarakat...................................................................12
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..14
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 14
3.2 Saran ………………………………………………………………………………....14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.5 Bagaimana hubungan antropologi dengan kesehatan ?
1.2.6 Apa saja pendekatan dalam antropologi Kesehatan ?
1.2.7 Bagaimana peran antropologi dalam bidang kesehatan ?
1.2.8 Bagaimana penerapan ilmu antropologi kesehatan ?
1.2.9 Apa saja contoh isu antropologi kesehatan yang menarik di masyarakat ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mendeskripsikan antropologi dan sosiologi
1.3.2 Mengetahui apa saja ruang lingkup antropologi dan sosiologi kesehatan
1.3.3 Mengetahui apa saja konsep dasar antropologi
1.3.4 Mendeskripsikan antropologi kesehatan dan sosiologi kesehatan
1.3.5 Mengetahui hubungan antropologi dengan kesehatan
1.3.6 Mengetahui apa saja pendekatan dalam antropologi kesehatan
1.3.7 Mengetahui peran antropologi dalam bidang kesehatan
1.3.8 Mengetahui penerapan ilmu antropologi kesehatan
1.3.9 Mengetahui contoh isu antropologi kesehatan yang menarik di masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melainkan juga tentang tindakan-tindakan dan perilaku-perilaku sosial yang bersifat mikro
(Raho, 2016).
Menurut Max Weber (1864 – 1920), sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha untuk memahami tindakan sosial secara interpretatif supaya diperoleh kejelasan
mengenai arah, maksud, dan akibat dari tindakan tersebut. Dalam definisinya, Weber
membawa dua konsep yakni tentang tindakan sosial dan pemahaman interpretatif.
Sosiologi menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial (keseluruhan jalinan antara unsur–unsur sosial yang pokok yaitu
kaidah–kaidah atau norma–norma sosial, lembaga–lembaga sosial, kelompok–kelompok serta
lapisan–lapisan sosial) dan proses–proses sosial (pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan
segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi
kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya), termasuk perubahan –
perubahan sosial (Dr. Mahendra Wijaya & Siti Zunariyah, S.Sos., 2002).
4
2.2.2 Ruang lingkup antropologi kesehatan
(Kusuma & Surakarta, 2018)Penyakit muncul tidak bersamaan dengan kemunculan
manusia, tetapi sebagimana dikemukakan oleh Sigerit, penyakit adalah bagian dari kehidupan
yang ada di bawah kondisi yang berubah–ubah. Menurut Foster dan Anderson terdapat
hubungan antara penyakit, obat–obatan, dan kebudayaan. Menurut Landy antropologi
kesehatan adalah suatu studi tentang konfrontasi manusia dengan penyakit serta rasa sakit dan
rencana adaptif yaitu sistem pengobatan dan obat – obatan yang dibuat oleh kelompok
manusia berkaitan dengan ancaman yang akan datang.
a. Akar antropologi Kesehatan
1) Antropologi fisik, terdiri atas asli – ahli antropologi fisik yang belajar melalui
penelitian di sekolah-sekolah kedokteran, sehingga mayoritasnya adalah
dokter.
2) Etnomedisin, merupakan bagian yang mempelajari tentang pengobatan
tradisional, dan juga praktek yang secara oral diturunkan selama berabad -
abad
3) Studi – studi tentang kebudayaan dan kepribadian
2.2.3 Ruang lingkup sosiologi kesehatan
Mechanic berpendapat tugas medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala
yang dipertimbangkan baik factor biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai
dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi
dasar bagi tumbuh dan berkembangnya sosiologi medis. Straus membedakan antara sosiologi
mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya sosiologi mengenai
bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan
oleh ahli sosiologi yang menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan
mengembangkan sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall
dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian
sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis
merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian
konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin, dimana sosiologi digunakan sebagai
pelengkap bidang medis. Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas
ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah
bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan
dan sosiologi dalam Kesehatan (National & Pillars, n.d.).
5
Menurut Wilson (dalam Sunarto, 2014:1.12) sosiologi mengenai kesehatan terdiri atas
pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu
masalah sosiologis (detached observation, and analysis, motivated primarily by a sense of
sociological problem) sedangkan sosiologi dalam kesehatan mempelajari penelitian dan
pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama
didorong oleh adanya masalah kesehatan (more intimate, applied ang conjoint research and
teaching, motivated primarily by a sense of health problem). Artinya rumusan sosiologi
mengenai kesehatan oleh Wilson mengacu pada kepentingan para sosiolog dalam
Pengembangan teori dan konsep sosiologi, sedangkan rumusan mengenai sosiologi dalam
Kesehatan jelas mengacu pada kepentingan bidang kesehatan. Sunarto (2014) memberikan
contoh perbedaan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan
sebagai berikut : Apabila dalam rangka upaya penanggulangan HIV/AIDS Departemen
Kesehatan RI menugaskan sosiolog dan ahli ilmu sosial lain (seperti antropolog, psikolog dan
ahli kesehatan masyarakat) untuk melakukan suatu telaah cepat (rapid assessment) di tempat-
tempat prostitusi dimana telah ditemukan sejumlah kasus HIV/AIDS untuk mengetahui faktor
sosial-budaya yang mendorong penyebarluasan HIV/AIDS. Agar temuannya dapat dijadikan
masukan bagi kebijakan pemerintah maka kegiatan ini termasuk dalam bidang sosiologi
dalam kesehatan. Namun, bilamana penelitian terhadap orang yang berperilaku berisiko
tinggi terhadap penularan HIV/AIDS serta jaringan sosial yang terjalin antara mereka dengan
berbagai pihak yang terlibat di dunia prostitusi tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan
sumbangan bagi pengembangan konsep dan teori sosiologi mengenai organisasi sosial atau
mobilitas sosial maka kegiatan ini merupakan kegiatan sosiologi mengenai kesehatan.
6
5. Teknologi → penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sumber daya
bagi kepentingan manusia
6. Norma → ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat
7. Lembaga
8. Seni
9. Bahasa → makna dan nilai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya
sebagai alat mengungkapkan perasaan, pikiran dan komunikasi dengan pihak atau
orang lain. Bahasa merupakan alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak
sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ke tingkat atau taraf yang
lebih sejahtera
10. Lambang → lambang seperti bahasa, bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan
tanda jabatan bagi suatu angkatan, monumen bagi suatu kelompok masyarakat atau
bangsa. Bendera bagi suatu bangsa, nilainya tidak hanya terletak pada secarik kain itu,
melainkan terletak pada makna kesatuan bangsa, semangat perjuangan bangsa, dan
lain-lain sebagainya
11. Dan banyak hal serta fenomena yang dapat kita sendiri menggalinya
7
- Sistem medis tradisional (etnomedisin)
- Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan professional mereka
- Tingkah laku sakit
- Hubungan antara dokter pasien
- Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional
8
dipelajari oleh ilmu sosiologi juga dipelajari oleh ilmu lain seperti antropologi (antropologi
medis) dan ilmu ekonomi (ekonomi kesehatan).
Menurut Foster dan Anderson ada empat hal utama yang dapat disumbangkan oleh
antropologi terhadap ilmu kesehatan :
a. Perspektif antropologi Terdapat dua konsep dalam perspektif antropologi bagi ilmu
kesehatan yaitu :
1) Pendekatan holistik, pendekatan ini memahami gejala sebagai suatu sistem,
dimana suatu pranata tidak dapat dipelajari sendiri – sendiri lepas dari
hubungannya dengan pranata lain dalam keseluruhan sistem.
9
2) Relativisme budaya, standar penilaian budaya sangatlah relatif, terkadang
yang dinilai baik, pantas dilakukan mungkin saja nilainya tidak baik dan tidak
pantas bagi masyarakat lainnya.
b. Perubahan terencana, perubahan terencana akan berhasil apabila perencanaan
program bertolak dari konsep budaya, maka akan timbul program pembaharuan
kesehatan dalam upaya mengubah perilaku kesehatan tidak hanya memfokuskan diri
pada hal yang tampak, tetapi seharusnya pada aspek psiko-budaya
c. Metodologi penelitian, suatu metode penelitian yang longgar tetapi efektif untuk
menggali serangkaian masalah teoritis dan praktis yang dihadapi dalam berbagai
program kesehatan
d. Premis, premis merupakan asumsi atau dalil yang mendasari atau dijadikan pedoman
individu atau kelompok dalam memilih alternatif tindakan. Beberapa premis dari ahli
antropologi kesehatan antara lain :
1) Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan fakta umum dari kehidupan
manusia.
2) Seluruh kelompok manusia, telah mengembangkan metode dan aturan, sesuai
dengan sumber daya dan strukturnya, untuk mengatasi atau merespon terhadap
penyakit.
10
tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur atau standar dalam menjelaskan masalah
interaksi sosial.
11
Sistem pengobatan tradisional dewasa ini banyak mendapat perhatian karena
sistem ini dalam realitanya di tengah masyarakat yang sudah sedemikian modern, dan
juga berkembang berdampingan dengan sistem pengobatan modern. Khususnya jamu
yang telah menjadi sistem pengobatan sejak ratusan tahun lalu bahkan saat ini bisa
memiliki perusahaan besar seperti Sido Muncul, Air mancur, Jamu Jago dan
perusahaan lainnya. Berdasarkan hasil riskesdas 2007 tentang pemanfaatan jamu oleh
masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa 35,7% masyarakat menggunakan jamu
dan lebih dari 85% diantaranya mengakui bahwa jamu bermanfaat bagi kesehatan.
Pengobatan tradisional di Indonesia masih memiliki eksistensi yang tinggi karena
adanya kepercayaan masyarakat yang masih kuat terhadapnya yakni teori Health
Belief Model. Meski demikian, banyak pula oknum yang memanfaatkan kemunculan
pengobatan tradisional menjadi sebuah kedok kriminal seperti penipuan. Oleh sebab
itu, masyarakat juga perlu berhati – hati dan teliti sebelum memilih dan menentukan
pengobatan tradisional atau alternatif yang akan dijalani (Anwar, 2020).
3. Penerapan Model Sosio Ekologi perilaku kesehatan dan pendekatan continuum of
Care dalam menurunkan AKI di Jawa Timur yang mana pada program ini diharapkan
dapat menjangkau setiap level masyarakatnya. Pendekatan continuum of care program
diupayakan untuk menangani masalah kesehatan ibu dan anak saat pra-konsepsi
hingga masa kehamilan dan pasca persalinan sebagai suatu kesatuan antara ibu dan
anak (Sumarmi, 2017).
12
1. Perilaku reproduksi orang Krui di Lampung yang dipengaruhi oleh pandangan atau
konsepsi mereka mengenai organ reproduksi. Konsepsi orang Krui mengenai organ
reproduksi terwujud melalui perilaku kawin muda dan sikap pronatalis (fertilitas
tinggi). Kenyataan ini jelas memiliki korelasi yang kuat dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita. Secara budaya, orang Krui mengatasi mortalitas bayi dan
balita dengan kawin muda dan mengembangkan sikap pronatalis.
2. Kebersihan dalam proses kelahiran dan perawatan bayi di kalangan orang Kerinci,
Jambi. Dapur dipilih sebagai tempat untuk melahirkan karena dianggap sebagai
ruangan antara ruangan bersih (bagian depan dan tengah rumah) dan ruangan kotor
(bagian belakang rumah dan tempat sampah). Proses kelahiran akan menghasilkan
sisa-sisa yang harus dibuang karena dianggap kotor, seperti darah dan plasenta. Dapur
juga merupakan arena sosial bagi kaum perempuan Kerinci karena mereka
menghabiskan sebagian besar kegiatannya di ruangan tersebut. Melahirkan
merupakan tugas budaya perempuan dan di dapurlah sesama perempuan menolong
ibu yang bersalin.
3. Ada sejumlah aktivitas yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang perempuan
hamil. Sebagai contoh, tidak boleh ke luar rumah pada saat senja atau malam hari,
tidak boleh masuk hutan, tidak boleh menyiksa atau membunuh binatang dan lain-
lain.
4. Penyakit hipertensi yang banyak diderita masyarakat pesisir (Desa Percut Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara) akibat faktor sosio
demografi dan konsumsi makan masyarakat disana yang tidak seimbang (Susanti et
al., 2020).
5. Kemiskinan yang dialami oleh nelayan wilayah pesisir lebih menonjol dari pada
petani sebab tantangan alam yang dihadapi nelayan sangat berat sehingga untuk
bertahan hidup ia mengandalkan kekayaan alam sekitarnya. Jika terlalu banyak
mengkonsumsi garam maka dapat berdampak buruk bagi kesehatan (Sabarisman,
2017) (Syatori, 2014)(Budaya, 2019).
6. Era bioteknologi karena adanya kemajuan kemajuan penelitian dalam segala bidang
sehingga dapat menghasilkan berbagai produk rekayasa termasuk dalam dunia
kesehatan (Supangat, 2015).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia (anthropos).
Secara etimologi, antropologi berasal dari kata anthropos berarti manusia dan logos
berarti ilmu. Dalam antropologi, manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks
dari segi fisik, emosi, sosial, dan kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut
sebagai ilmu tentang manusia dan kebudayaannya.
2. Ruang lingkup Antropologi diantaranya Asal usul manusia, Evolusi fisik manusia,
Keragaman bentuk fisik manusia dan ras, Kebudayaan, Berbagai kemampuan
manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Konsep dasar antropologi meliputi kebudayaan, tradisi, pengetahuan, dan lain-lain.
4. Antropologi kesehatan merupakan studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,
1993).
3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan pada masyarakat
berpengaruh kepada adat, keyakinan, dan kebiasaan. Oleh karena itu harus bersikap bijak dan
selektif dalam memfiltrasi kebudayaan-kebudayaan yang ada di sekitar. Jika kita memilih
kebudayaan yang baik maka akan membentuk perilaku yang baik pula.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
http://dnpi.go.id/portal/id/component/content/article/179-bahasa/lumbung-
pengetahuan/publikasi/paper/240-pendidikan-dan-perubahan-iklim
Susanti, N., Siregar, P. A., & Falefi, R. (2020). Determinan Kejadian Hipertensi Masyarakat
Pesisir Berdasarkan Kondisi Sosio Demografi dan Konsumsi Makan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 2(1), 43–52. https://doi.org/10.36590/jika.v2i1.52
Syatori, A. (2014). Ekologi Politik Masyarakat Pesisir (Analisis Sosiologis Kehidupan
Sosial-ekonomi dan Keagamaan Masyarakat Nelayan Desa Citemu Cirebon ). Jurnal
Holistik, 15(2), 241.
Wirastuti, K., Kes, M., & Sp, S. (n.d.). dr. Ken Wirastuti, M.Kes, Sp.S, KIC.
16