Disusun Oleh :
Kelompok 5
Adena Akhmal Nur Rafli (200612635358)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena anugerah dan hidayah
yang diberikan oleh-Nya, sehingga makalah dengan judul “Olahraga Goalball bagi
Penyandang Disabilitas Sensorik Tunanetra” dapat selesai dengan baik dan sesuai
rencana. Meskipun ada beberapa hambatan tetapi tidak mempengaruhi semangat
kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
sampaikan terima kasih kepada pengampu mata kuliah ini dan kedua orang tua yang
selalu memberikan motivasi beserta doa untuk keberhasilan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu dengan senang hati kami mengharapkan kritik, saran dan masukan agar kami
bisa mengevaluasi dimana letak kesalahannya dan dimana hal-hal yang harus
diperbaiki. Kami berharap kritik, saran, dan masukan pembaca bisa membangun
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penyandang diartikan
dengan orang yang menyandang (menderita) sesuatu, sedangkan disabilitas
merupakan kata bahasa Indonesia yang berasal dari kata serapan bahasa
Inggris disability yang berarti cacat atau ketidakmampuan. Undang-Undang
No 8 Tahun 2016, Pasal 2 poin D dan F tentang hak yang harus diterima
oleh penyandang disabilitas yaitu hak kesamaan kesempatan dan pelayanan
secara penuh bagi penyandang disabilitas dan hak tersebut perlu diterapkan
dalam segala aspek kehidupan termasuk aspek olahraga. Pasal 5 dan Pasal
15 tentang pelayanan olahraga yang merupakan hak bagi penyandang
disabilitas, salah satunya adalah penyandang disabilitas sensorik. Kondisi
disabilitas sensorik penglihatan atau tunanetra merupakan kondisi
seseorang dimana mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
yang menggunakan aktivitas penglihatan. Hal ini disebabkan karena adanya
kerusakan pada mata dan organ-organ lain yang mendukung terjadi proses
melihat (Nurakhmi et al., 2019). Individu dengan tunanetra akan dapat
membedakan orang-orang dilingkungannya melalui suara yang
didengarnya, sentuhan dan mungkin juga aromanya. Hal ini juga yang
dilakukan oleh individu dengan disabilitas netra melakukan eksplorasi atau
memahami apa yang ada disekitar lingkungannya melalui pendengaran,
perabaan, penciuman dan pengecapan. Dengan hal demikian itulah individu
dengan disabilitas netra belajar dan berfungsi (Nurakhmi et al., 2019).
Secara fisik, anak dengan disabilitas netra dapat dilihat pada kondisi bola
mata. Individu dengan disabilitas netra mempunyai fisik mata yang berbeda
dengan individu pada umumnya. Ada beberapa individu yang tidak
mempunyai bola mata, kondisi bola mata yang keruh. Namun demikian ada
beberapa individu yang mempunyai bola mata yang baik seperti individu
lainnya akan tetapi tidak dapat melihat. (Nurakhmi et al., 2019). Kondisi
disabilitas netra terlihat ketika ia berjalan yang berbeda dengan orang
kebanyakan, seperti menabrak-nabrak, kedua tangan diposisikan di depan.
Bagi penyandang tuna netra sudah banyak ditemukan alat modifikasi secara
keseluruhan untuk olahraga, termasuk goal ball.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan disabilitas sensorik secara umum dan
tunanetra?
2. Bagaimana prinsip aktivitas fisik pada penderita tunanetra?
3. Bagaimana olahraga goalball untuk penderita tunanetra?
4. Siapa saja sasaran olahraga goalball?
5. Apa alasan memilih olahraga goalball untuk penderita tunanetra?
6. Apa manfaat olahraga goalball untuk penderita tunanetra?
7. Bagaimana FITT olahraga goalball?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memiliki hambatan terutama terkait dengan panca indra. Disabilitas
sensorik dibagi menjadi dua yaitu tuna netra dan tuna rungu wicara. Tuna
netra adalah mereka yang memiliki gangguan daya penglihatan berupa
kebutaan yang menyeluruh atau sebagian. Walaupun telah diberi
pertolongan dengan alat khusus, penyandang disabilitas sensorik netra
masih tetap memerlukan pendidikan secara khusus. Keterbatasan dalam
konsep dan pengalaman baru, keterbatasan dalam berinteraksi dengan
lingkungan, dan keterbatasan dalam mobilitas (gerak).
Faktor Eksternal :
• Penyakit tertentu, misal rubela, cifilis, glukoma, retinopati diabetes
• Kekurangan mineral dan vitamin, seperti vitamin A
• Kecelakaan
4
orientasi mobilitas. Mereka tidak bisa menggunakan huruf lain selain
brailer.
2. Low Vision
Low vision adalah mereka yang bila melihat sesuatu, mata harus
didekatkan, atau mata harus dijauhkan dari objek yang diliatnya, atau
mereka yang memiliki pandangan kabur ketika objek. Untuk mengatasi
permasalahan penglihatannya, para penderita low vision ini
menggunakan kacamata atau kontak lensa.
5
melarang pemain dan penonton untuk bersuara. Jika ada pemain atau
penonton yang mengeluarkan suara, maka wasit tidak akan memulai
pertandingan. Peraturan itulah yang menyebabkan koordinasi antar pemain
dilakukan dengan sandi berupa tepukan tangan ke lapangan.
6
konsentrasi melalui indera pendengaran, kecerdasan dalam memilih posisi
yang tepat untuk menangkap, dan tentunya melatih gerak motorik kasar
penyandang tunanetra. Melempar bola Goalball memiliki beberapa tujuan
antara lain untuk melatih ketepatan dalam melempar bola Goalball, melatih
berpikir sebelum bertindak, dan juga meningkatkan motorik kasar
penyandang tunanetra.
Dengan diterapkannya olahraga Goalball pada penyandang tunanetra, maka
mereka dapat mengerti pentingnya aktivitas fisik, melalui olahraga Goalball
juga dapat memberikan kepercayaan diri yang tinggi serta juga menambah
daya peka atau motorik kasar melalui indra pendengar penyandang
tunanetra yang sejauh ini masih lemah.
7
H. FIIT Olahraga Goalball
- Frekuensi : Frekuensi latihan atlet Goalball 4-6 kali dalam satu minggu
secara teratur dan dapat diterapkan pada penyandang tunetra lain dengan
frekuensi lebih rendah dan teratur . Latihan sebelum pertandingan
dimulai dapat dengan latihan pengolahan dua macam napas, yaitu napas
halus dan napas kasar, kedua napas ini memiliki fungsi yang berbeda,
Pengolahan napas halus dalam GoalBall berguna untuk meningkatkan
kepekaan, fokus dan ketenangan para atlet. Sedangkan pengolahan nafas
kasar berguna untuk kekuatan fisik.
- Intensitas : Olahraga Goalball memiliki intensitas sedang hingga tinggi,
Permainan dimulai dengan lemparan bola dari team area. Para pemain
akan diizinkan pemanasan di lapangan dengan satu lapangan dibagi
menjadi dua bagian untuk kedua tim. Tim tidak akan diizinkan untuk
melempar bola ke arah setengah lapangan tempat pemanasan tim lain.
Saat pemain melakukan lemparan, bola harus mengenai landing area,
jika tidak maka akan terjadi penalti. Satu pemain yang sama tidak boleh
melempar lebih dari empat kali secara berturut-turut. Jika wasit sudah
menginstruksikan play tapi pemain masih belum melempar dalam waktu
10 detik, maka akan terjadi pelanggaran dan penalti. Jika ada pemain
berteriak sebanyak 2x, dianggap pelanggaran dan pemain tersebut harus
keluar lapangan. Permainan Goalball berdurasi 2×12 menit. Ketika ada
gangguan suara, wasit dapat menghentikan pertandingan sementara.
Kesempatan untuk melakukan pergantian pemain sebanyak 3 kali untuk
setiap tim.
- Type : Jenis olahraga Goalball adalah olahraga kepekaan dan
ketangkasan. Olahraga Goalball menggunakan konsep latihan kekuatan
otot dengan kebutuhan khusus melalui pola gerak tertentu yang
memungkinkan otot-otot tubuh dapat dilatih untuk dapat dikendurkan
atau ditegangkan khususnya yang menunjang persendian tubuh dan
kepekaan respon indera pendengar.
- Time : Pertandingan berlangsung selama 24 menit dan dibagi menjadi 2
babak dengan waktu 12 menit setiap babak. Setiap babak setidaknya
paling lama 5 menit untuk waktu tambahan. Sebuah peringatan akan
dimulainya pertandingan akan diberikan 5 menit sebelum dimulainya
pertandingan. Half time akan berdurasi 3 menit. Semua tim dan pemain
harus siap untuk memulai ketika wasit mengucapkan ‟time‟. Jika tidak
mematuhi peraturan tersebut akan mengakibatkan penundaan
pertandingan dan hukuman bagi tim atau pemain itu sendiri. Setiap
setengah pertandingan akan dianggap selesai pada akhir pertandingan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tunanetra merupakan kondisi seseorang dimana mengalami
kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari yang menggunakan aktivitas
penglihatan. Seseorang yang mengalami tunanetra harus tetap melakukan
aktifitas fisik untuk menunjang kesehatannya. Salah satu olahraga untuk
penyandang tunanetra adalah Goalball. Goalball merupakan sebuah
olahraga tim yang dirancang khusus untuk orang yang memiliki hambatan
penglihatan dengan memanfaatkan bola. Olahraga ini didesain khusus
dengan harapan memberikan manfaat bagi tunanetra, diantaranya yaitu
untuk meningkatkan respon atau motorik kasar yang tidak bekerja atau
bergerak lamban pada penyandang tunanetra yang mengalami gangguan
visual, memberikan kepercayaan diri yang tinggi, meningkatkan
kemampuan mobilitas seperti bergerak, berpindah tempat, berjalan mandiri
dan aktivitas kemandirian lainnya, meningkatkan daya kekuatan otot dan
sendi, serta menjadi olahraga alternatif untuk terapi kepekaan dan
ketangkasan ketika dalam keadaan gelap gulita.
B. Saran
Saran yang kami berikan adalah dalam setiap permainan Goalball
hendaknya selalu didampingi oleh pengawas atau pelatih yang ahli. Selain
itu, bagi penonton yang ingin melihat pertandingan ini diharapkan untuk
mematuhi peraturan yang ada, seperti tidak membuat suara berisik ketika
permainan sedang berlangsung.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi, Kunjung. 2019. Olahraga Disabilitas. Edited by Khusnul Khotimah.
Surabaya: Uwais Inspirasi Indonesia.
Rena, M.M. and Jakarta, U.S.H. (no date) ‘Permainan Orientasi Mobilitas Untuk
Anak Tunanetra’, p. 11.
10