Disusun Kelompok 2 :
Anjar Meltiana 23003229
Antasari Bayuningrum 23003230
Fitriana Kusumawardani 23003244
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Perspektif Pendidikan dan Pembelajaran Anak Tunadaksa tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Perspektif
Pendidikan dan Pembelajaran Anak Tundaksa di program RPL Pendidikan Luar Biasa
Universitas Negeri Padang. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang pemahaman Anak Tunadaksa.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Nurhastuti, S.Pd,
M.Pd selaku dosen pengampu sehingga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................................
C. Rumusan masalah.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Tunadaksa................................................................................................
B. Klasifikasi Tunadaksa................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak mempunyai kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan tanpa
mengenal perbedaan termasuk bagi anak berkebutuhan khusus. Hal ini telah diatur di dalam
pasal 31 ayat (1) UUD 1945, yang intinya setiap warga negara berhak untuk mendapatkan
layanan pendidikan secara merata, ini menunjukkan bahwa baik anak normal atau anak
berkebutuhan khusus juga harus mendapat pendidikan yang layak guna mengoptimalkan
potensi dirinya.
Gerak merupakan suatu yang sangat esensial bagi manusia. Perkembangan gerak
menggambarkan suatu fungsi persepsi senso-motorik, fungsi intelektual dan fungsi emosi
psikologis. Perkembangan gerak berjalan seiring dengan pertumbuhan gerak. Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan suatu proses yang tidak bisa dipisahkan karena saling
bergantung satu sama lainnya.
Tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya
disebabkan oleh kurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya
secara normal, sebagai akibat bawaan, luka penyakit, atau pertumbuhan yang tidak
sempurna sehingga untuk kkepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus.
Menurut Atmaja (2018:128) tunadaksa merupakan suatu keadaan rusak atau
terganggu sebagian akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi
dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau
juga dapat disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.
Peserta didik tunadaksa memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan peserta
didik berkebutuhan lainnya. Peserta didik tunadaksa memiliki hambatan yang terletak pada
kesulitan gerak dan kelainan postur. Sehingga dengan adanya hambatan ini peserta didik
tunadaksa memiliki ketidakmampuan untuk melakukan orientasi ruang dan memiliki
gangguan koordinasi gerak karena kondisi fisik motorik yang lemah. Memperhatikan peserta
didik tunadaksa tersebut, maka penataan situasi kelas dan lingkungan pembelajaran pada
peserta didik tunadaksa merupakan suatu kebutuhan. Tentunya kita sebagai guru harus
memiliki pemahaman dan komitmen serta keterampilan dalam menata fasilitas pembelajaran
yang memadai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apa saja jenis-jenis anak Tunadaksa ?
2. Apa klasifikasi anak Tunadaksa ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis anak Tunadaksa
2. Untuk mengetahui klasifikasi anak Tunadaksa
BAB II
PEMBAHASAN
2. Poliomielitis
Poliomielitismerupakan suatu infeksi penyakit pada sumsusm tulang belakang yang
disebabkan oleh virus polio. Area yang terserang infeksi virus adalah pada sel-sel
syaraf motorik pada sumsum tulang belakang atau pada jaringan syaraf yang terdapat
di dalam otak
3. Muskular Distropi
Muskular distropi adalah suatu penyakit yang menyababkan terjadinya kemunduran
dan kelemahan otot lurik, tanpa diketahui sebabnya apakah saraf pusat atau saraf
tepi. Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang khas mengenai otot-otot
4. Spina Bifida
Spina Bifida merupakan keadaan umum yang disebabkan karena kerusakan fisik
anak, yaitu kecacatan atau kerusakan bawaan dalam perkembangan urat syaraf tulang
belakang. Suatu bagian dari susunan syaraf tulang belakang yang mengontrol otot-
otot dan daya perasa pada bagian bawah tubuh tidak berkembang secara normal
5. Cacat Bawaan Pada Anggota Gerak Bagian Atas dan Anggota Gerak Bagian Bawah
Kelainan anggota yang dimaksud adalah hilangnya anggota sebagian atau secara
keseluruhan dari anggota gerak atas atau anggota bawah.
Penggolongan anak tuna daksa ke dalam kelompok sistem otot dan rangka
didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh yang mengalami kelainan yaitu:
kaki, tangan dan sendi, dan tulang belakang. Jenis-jenis kelainan sistem otak dan rangka
antara lain meliputi :
a. Poliomylitis
Penderita polio ini mengalami kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan
tenaganya melemah. Peradangan akibat virus polio ini menyerang sumsum tulang
belakang pada anak usia dua tahun sampai enam tahun.
b. Muscle Dystrophy.
Anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot. Kelumpuhan pada
penderita muscle dystrophy sifatnya progresif, semakin hari semakin parah.
Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris, yaitu pada kedua tangan saja atau
kedua kaki saja, atau pada kedua tangan dan kaki. Penyebab terjadinya muscle
distrophy belum diketahui secara pasti. Gejala anak menderita muscle
dystrophy baru kelihatan setelah anak berusia tiga tahun, yaitu gerakan-gerakan
yang lambat, di mana semakin hari keadaannya semakin mundur. Selain itu, jika
berjalan sering terjatuh. Hal ini kemudian mengakibatkan anak tidak mampu
berdiri dengan kedua kakinya dan harus duduk di atas kursi roda.
Berikut klasifikasi Tuna Daksa Menurut Frances G. Koening dalam Somantri (2006:123):
1. Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang merupakan
keturunan, meliputi :
a) Club-foot (kaki seperti tongkat).
b) Club –hand (tangan seperti tongkat).
c). Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing- masing tangan atau
kaki).
d) Syndactylism (jari-jari yang berselaput atau menempel satu dengan yang
lainnya).
e) Torticolis (gangguan pada leher sehingga kepala terkulai ke muka).
f) Spina-bifida (sebagian dari sumsum tulang belakang tidak tertutupi).
g) Cretinism (kerdil/katai).
h) Mycrocepalus (kepala yang kecil, tidak normal).
i) Hydrocepalus (kepala yang besar karena berisi cairan).
j) Clefpalats (langit-langit mulut yang berlubang).
k) Herelip (gangguan pada bibir dan mulut).
l) Congenital hip dislocation (kelumpuhan pada bagian paha).
m) Congenital amputation (bayi yang dilahirkan tanpa anggota tubuh tertentu).
n) Fredresich ataxia (gangguan pada sumsum tulang belakang).
o) Coxavalga (gangguan pada sendi paha, terlalu besar).
p) Syphilis (kerusakan tulang dan sendi akibat penyakit syphilis).
2. Kerusakan pada waktu kelahiran :
a) Erb‟s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau tertarik waktu
kelahiran).
b) Fragilitasosium (tulang yang rapuh dan mudah patah).
3. Infeksi :
a) Tuberkulosis tulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku).
b) Osteomyelitis (radang di dalam dan di sekeliling sumsum tulang karena
bakteri).
c) Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan).
d) Pott‟s disease (tuberkulosis sumsum tulang belakang).
e) Still‟s disease (radang pada tulang yang menyebabkan kerusakan permanen
pada tulang).
f) Tuberkulosis pada lutut atau pada sendi lain.
4. Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik :
a) Amputasi (anggota tubuh dibuang akibat kecelakaan).
b) Kecelakaan akibat luka bakar.
c) Patah tulang.
5. Tumor :
a) Oxostosis (tumor tulang).
b) Osteosis fibrosa cystica (kista atau kantang yang berisi cairan dalam tulang).
6. Kondisi-kondisi lainnya :
a) Flatfeet (telapak kaki yang rata, tidak berteluk).
b) Kyphosis (bagian belakang sumsum tulang belakang yang cekung).
c) Lordosis (bagian muka sumsum tulang belakang yang cekung).
d) Perthe‟s disease (sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan).
e) Rickets (tualng yang lunak karena nutrisi, menyebabkan kerusakan tulang dan
sendi).
f) Scilosis (tulang belakang yang berputar, bahu dan paha yang miring).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk jenis -jenis tuna daksa
yaitu Cerebral Palsy, Poliomielitis, Muskular Distropi, Spina Bifida, Cacat Bawaan Pada
Anggota Gerak Bagian Atas dan Anggota Gerak Bagian Bawah.
Klasifikasi Tunadaksa dikelompokkan menjadi; kelainan pada sistem serebral
( Cerebral System), dan kelainan pada sistem otot dan rangka ( Musculus Skeletal System).
Kelainan pada sistem serebral digolongkan menurut derajat kecacatan, topografi, dan
fisiologi. Kelainan pada sistem otot dan rangka meliputi Poliomylitis dan Muscle Dystrophy.
Namun Frances G. Koening mengklasifikasikan Tunadaksa menurut kerusakan sejak lahir,
kerusakan saat lahir, infeksi, kerusakan traumatik, tumor, dan kerusakan kondisi lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja Rinakri Jati. 2018. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
http://repository.unpas.ac.id/TK Ningrum - Masaliq, 2022 - ejournal.yasin-alsys.org. Di akses
pada tanggal 9 Novenber 2023
Nurhastuti. 2019. Bahan Ajar Perspektif Pendidikan Anak Tunadaksa. Jurusan Pendidikan Luar
Biasa:Universitas Padang.
http://repository.unp.ac.id/21924/1/BAHAN%20AJAR%20BUK%20NURHASTUTI.pdf