Allah berikan kita dua misi yang sangat pentig yaitu sebagai Hamba dan sebagai khalifah dimuka
bumi,
Misi ini besifat global dan belum terperinci Allah sang pencipta tulisakan misi ini didalam kitab
sucinya Al Qurannul Karim
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Q.S.
Adz-Dzariyat ayat 56
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Q.S. al-Baqarah: 30
Bagi mereka yang tidak memahami misi ini akan terjerumus kepada keseatan, ditambah dengan misi
ini memiliki waktu yang panjang dimulai dari manusia baligh sampai nafas terakhir berada di
lehernya, maka apabila salah dalam memahami misi ini maka akibatnya akan sangat fatal, karena
misi ini yang akan dipertanggung jawabkan oleh manusia dihadapan Allah sang pencipta alam
semesta
Dikarenakan misi ini masih bersifat global maka Allah mengutus rasulnya Nabi Muhammad SAW
sebagai pembawa risalah islam untuk menjawantahakan dan memperinci tugas yang harus dilakukan
oleh manusia agar tetap dalam misinya sesuai dengan perintaah Allah SWT
Kedua misi yang Allah berikan kepada manusia ini, jikalau dilakukan dengan baik dan benar maka
akan dicatat sebagai dari bentuk ibadah yang berbuah pahala
Maksud dari kata baik dan benar ini adalah sebagai mana telah tertuang dalam ajaran islam yang
dibawa oleh Rasulullah, ibadah tanpa mengikuti apa apa yang telah dicontohkan oleh rasulullah
maka tertolak karena termasuk sesat
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara
agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap
bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
Maka ibadah seseorang tidak akan diterima atau sesuai dengan syariat islam yang dibawa rasullah
kecuali dengan mengikuti syariat dalam 6 perkara
Misalkan, salat tahajud dimalam dua puluh tujuh rajab dengan dalih itu adalah malam isra dan
mi’rajnya rasulullah, tahajud adalah amalan yang sangat dianjurkan akan tetapi jika dikait kait kan
dengan hal tersebut yang tidak ada syariatnya maka menjadi tertolak
Misalkan shalat subuh yang dua rakaat ditambah menjadi empat rakaat walaupun dengan dalil agar
pahalanya bertambah
Misalkan seseorang yang qurban pada waktu lima belas zulhijah, maka ini sudah menyalahi aturan
syariat
Dimisalkan i’tikaf yang disyariatkan dilakukan di masjid tetapi malah dilakukan ditempat lain maka
ini jg termasuk ibadah yang tertolak
Dan keenam perkara ini tidak akan bisa ketahui kecuali dari syariat islam yang diajarkan dan
dicontohkan oleh Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Agama dan
tidak kurang satu pun baik melalui perkataan, perbuatan atau persetujuan beliau (Kesempurnaan
islam dan bahaya bid”ah- Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al Utsaimin)
Jadi apa apa yang kita butuhkan untuk melaksanakan misi ini telah tercantum dan sangat jelas dalam
risalah ini,
Beribadah tanpa menggunakan syariat islam merupakan hal yang sia sia karena akan terjerumus
kedalam keseatan
Oleh sebab itu imam An Nawwawi dalam kitab hadist arba’in hadis yang kedua menyebutkan
tentang rukun agama ()َأرْ كَانُ ال ِّد ْي ِن, yaitu
Tanpa ketiga faktor dan landasan ini maka ibadah yang kita lakukan akan sia sia karena bisa jadi tidak
akan diterima