Anda di halaman 1dari 15

Vol. 20 No.

2, Agustus 2019: 108-120

Pola Permainan Alat Musik Keroncong dan Tenor


di Orkes Keroncong Irama Jakarta
Hery Supiarza1, Irwan Sarbeni
Program Studi Film dan Televisi, FPSD, Universitas Pendidikan Indonesia

Deni Irmawan
SMP Negeri 1 Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

ABSTRACT
The Musical Pattern of Keroncong and Tenor Instruments in the Keroncong Irama
Orchestra Jakarta. This study discusses the musical pattern of keroncong and tenor instruments and
their application to the songs “Cente Manis” and “Sambel Cobek”. Both of these instruments are
the identity of the Jakarta style of keroncong. The study was conducted with a descriptive qualitative
approach. The data was collected through observation, interviews, and documentation. Based on the
results of the study, it was found that the origin term of keroncong musical instrument came from
the sound of the instrument itself. The term of tenor refers to the term for the highest male voice. The
techniques of playing musical instruments of keroncong and tenor were also found, namely rasguaedo
(prung), strumming, arpeggio, and by strumming on each string one by one. The techniques of
playing the keroncong and tenor instruments include double ankle, double back play, old format
and style. The four patterns of musical playing depend on the played songs and the agreement of the
personnel.
Keywords: cente manis; tenor; Irama Jakarta

ABSTRAK
Penelitian ini mendiskusikan pola permainan alat musik keroncong dan tenor serta penerapannya
pada lagu “Cente Manis” dan “Sambel Cobek”. Kedua alat musik ini merupakan identitas keroncong
gaya Jakarta. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan data dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa asal
mula istilah alat musik keroncong berasal dari bunyi alat musik itu sendiri. Istilah tenor merujuk pada
istilah suara laki-laki tertinggi. Ditemukan juga teknik permainan alat musik keroncong dan tenor
yaitu teknik rasguaedo (prung), strumming, arpeggio dan dengan cara dipetik satu-satu pada setiap senar.
Teknik memainkan alat musik keroncong dan tenor tersebut meliputi pola permainan dobel engkel,
dobel balik, format dan gaya lama. Permainan keempat pola tersebut bergantung pada lagu yang akan
dibawakan dan kesepakatan para personilnya.
Kata kunci: cente manis; tenor; Irama Jakarta

Pendahuluan tradisi tetap dikenal dan digemari oleh masyarakat


pendukungnya (Kautzar, 2019).
Musik keroncong sebagai salah satu Dari berbagai fenomena yang tampak,
budaya Indonesia sejak dulu telah diwarnai penamaan karya itu bukan hanya sebatas kepada
dengan keragaman karya dan dinamika wacana. arti musik keroncong saja, tetapi lebih bermakna
Keberagaman ini perlu diperkenalkan kepada sebagai suatu identitas dalam perkembangan musik
masyarakat luas, agar kesenian daerah atau seni keroncong yang mempunyai paradigma estetika

1
Alamat korespondensi: Prodi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan
Indonesia. Jln. Dr. Setiabudi 229, Bandung, Jawa Barat, HP. 081321063919, E-mail: herysupiarza@upi.edu.

108 Naskah diterima: 5 Mei 2019 | Revisi akhir: 5 Juli 2019


Vol. 20 No. 2, Agustus 2019

sendiri. Paradigma menurut Kuhn (dalam Nur- Bandung mengkolaborasikan musik keroncong
khalis, 2012) adalah proses pembentukan konsep, dengan musik reaggae dengan menciptakan
model, atau pandangan bersama terhadap suatu jenis keroncong baru bernama “Jamaican Sound
fakta. Bila merujuk definisi tersebut, paradigma Keroncong” (Supiarza, H. Sobarna, 2019).
estetik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Sejak awal keberadaannya, musik keroncong
suatu konsep atau model estetik yang tengah di- tercipta dari hasil perpaduan kebudayaan sehingga
anut bersama. Konsep dan model estetik itu oleh terjadi percampuran elemen-elemen dilakukan
penggiat musik keroncong dibangun untuk mem- secara sadar kemudian membentuk musik yang
bangkitkan dan mewujudkan kembali konsep dan baru. Percampuran elemen seperti ini disebut
sistem musik keroncong. Hal ini untuk melestari- hibridasi (Rachman & Utomo, 2017). Dalam
kan dan mengembangkan musik keroncong sebagai penciptaan musik, hibridisasi pada dasarnya
identitas musik Indonesia (Alfian, 2013) menjadi sifat yang inheren (melekat) berupa
Berdasarkan berbagai konsep musik keroncong pengadopsian dan pencampuran elemen-elemen
yang berkembang, dapat dikenali gaya-gaya musikal dari sumber-sumber yang memiliki gaya
permainan yang berdasarkan pada repertoar musik berbeda atau yang baru, (Siagian, 2013). Akan
keroncong. Ada beberapa pendapat mengenai tetapi hibridasi ini tidak semata-mata proses
repertoar musik keroncong ini. Keroncong dibagi percampuran sembarangan, ada nilai-nilai penting
menjadi empat jenis, yaitu: keroncong asli, stambul, di dalam proses percampurannya (Laksono, 2015).
langgam keroncong, langgam Jawa, dan keroncong Josep Martí berpandangan bahwa hakekat
beat (Margaret J. Kartomi, David Goldsworthy, nilai-nilai musik sesungguhnya “terletak pada
Catherine Falk, 1978). Philip B. Yampolsky (2010) kapasitas keterpaduan [estetika musik], yang
membagi menjadi empat yaitu keroncong asli, diciptakan dengan cara mencampur berbagai
stambul, langgam dan langgam Jawa. Harmunah elemen [gaya] yang diambil dari berbagai unsur”
(1996) membagi menjadi empat bagian besar, (Marti, 2014). Dalam musik hibrid, elemen-elemen
yaitu: keroncong asli, stambul, langgam, dan itu kemudian bercampur menjadi satu bagian yang
keroncong ekstra. Secara periodisasi Lisbijanto tidak terpisahkan (Sunarto, 2013).
(2013) membagi menjadi empat masa: (1) masa Musik keroncong merupakan salah satu
Keroncong Tempo Doeloe (1880-1920), (2) dari sekian banyak musik popular yang ada di
masa Keroncong Abadi (1920-1959), (3) masa Indonesia (Alfian, 2013). Mengenai peristilahan
Keroncong Modern (1959-2000), (4) Keroncong musik populer, dikatakan oleh Mack (1995:20),
Milenium (2000-sekarang). “dari segi peristilahan kami usulkan bahwa istilah
Konstruksi keroncong di era milenium dapat “musik populer” diartikan untuk segala musik yang
diketahui aktivitasnya melalui artikel “Prospek sedang berkembang sejajar dengan perkembangan
dan Masa Depan Musik Keroncong Anak Muda media audio visual, artinya “music entertainment”
di Kota Bandung”, (Supiarza, H. Sobarna, C. di Amerika dari awal abad ini sampai sekarang”.
Sukmayadi, Y . Mulyadi, 2018). Gejala ini secara Selanjutnya, Mack mengatakan bahwa, pengertian
menyeluruh menjadi rujukan para seniman musik mengenai musik populer ini sebaiknya didahului
keroncong di Indonesia. Musik keroncong adalah dengan pemahaman masalah folklor dan musik
musik yang mempunyai karakter unik karena bisa rakyat pada umumnya, sehingga dapat dibedakan
beradaptasi dengan kebudayaan-kebudayaan yang berbagai hal yang penting terkait dengan istilah
ada di Indonesia karena keroncong memiliki sifat tersebut. Musik rakyat atau folklor berada di seluruh
musik rakyat (Supiarza, H. Sobarna, C. Sukmayadi, dunia, akan tetapi musik folklor bukanlah musik
Y. Mulyadi, 2018). Berdasarkan kajian awal, yang bersifat massa dalam pengertian komersial,
pada kenyataannya gaya tersebut mengalami (walaupun kadang-kadang juga sudah “di-massa-
perkembangan dengan adanya pengaruh gaya kan”), melainkan lagu rakyat yang tetap berada di
irama lain, seperti latin, dangdut, jazz, dan rock. lingkup tradisi dan fungsi dalam suatu lingkungan
Salah satunya upaya anak muda keroncong di Kota tertentu sebagai lagu pergaulan, suasana nostalgia,

109
H. Supiarza, I. Sarbeni, & D. Irmawan, Permainan Keroncong Irama Jakarta

lagu anak-anak (Lei Ouyang Bryant, 2005). Dalam dan tenor. Keroncong sebagai bentuk kesenian
peristilahan popular, dalam musik keroncong popular masa itu bergantung pada media masa,
diketahui adanya hubungan atau keterkaitan sehingga posisinya lebih berkuasa dari kesenian
karena unsur popularitas melekat pada musik ini tradisi (Harwanto, 2018). Yang dimaksud kesenian
apabila ditinjau dari sudut sejarahnya, terutama di tradisi adalah musik asli yang ada di setiap wilayah
masa awal zaman kolonial ketika industri rekaman Republik Indonesia ini, seperti gamelan Sunda,
pertama berkembang di Indonesia pada tahun Jawa dan Bali (Widhyatama, 2012)
1920-an, lihat (Philip Bradford Yampolsky, 2013) Keroncong merupakan istilah yang digunakan
dalam Music and media in the Dutch East Indies: untuk menamakan cuk dan tenor merupakan isti-
Gramophone records and radio in the late colonial era, lah yang digunakan untuk menamakan cak. Hal
1903-1942). Budaya musik keroncong sangat erat ini menumbuhkan asumsi bahwa penamaan alat
kaitannya dengan alat musik peninggalan bangsa musik keroncong diambil dari bunyi yang dihasil-
Portugis yaitu Cavaquinho. Cavaquinho merupakan kan dari alat musik itu sendiri sehingga instru-
instrumen musik yang senantiasa dibawa oleh para men tersebut dinamakan keroncong. Selanjutnya,
pemukim, imigran, dan pelaut bangsa Portugis penamaan untuk alat musik tenor diambil karena
kemanapun mereka pergi, sehingga memperoleh wilayah suara yang dimiliki alat musik tenor lebih
berbagai nama.” (Ganap, 2000). Alat musik ini tinggi dibandingkan dengan alat musik keroncong.
merupakan embrio dari musik keroncong yang Selain itu, juga ditemukan keunikan pada sistem
berkembang saat ini. nada dan senar yang digunakan pada keroncong
Salah satu jenis musik keroncong yang dan tenor. Bentuk keroncong menyerupai gitar ber-
menarik bagi peneliti yaitu musik keroncong ukuran kecil berdawai tiga yang berbahan nilon
Jakarta. Berdasarkan observasi awal yang telah dengan susunan nada E-G-B. Sementara itu, ben-
dilakukan dapat disimpulkan bahwa satu-satunya tuk alat musik tenor menyerupai gitar berukuran
grup yang masih eksis memainkan musik keroncong kecil berdawai tiga yang berbahan logam namun
Jakarta adalah Orkes Keroncong Irama Jakarta. dengan susunan nada yang berbeda, yaitu B-Fis-D.
Orkes Keroncong Irama Jakarta cukup popular di Fungsi dari kedua instumen ini adalah sebagai pe-
kalangan penggiat dan penikmat musik keroncong megang irama. Kemudian cara memainkannya ked-
dengan pengalaman tampil di beberapa stasiun uanya, baik alat musik keroncong maupun tenor,
radio dan televisi. berbeda. Alat musik keroncong dimainkan dengan
Terdapat beberapa hal yang cukup menarik cara digaruk (rasguaedo) hampir sama dengan cara
bagi peneliti ketika berbicara tentang Orkes memainkan prounga dan macina pada Krontjong
Keroncong Irama Jakarta, salah satunya adalah Toegoe, sedangkan alat musik tenor dimainkan
irama musik keroncong yang dimainkan. Grup hampir sama dengan cara memainkan cak pada
keroncong ini memiliki keunikan pada sisi irama keroncong gaya Surakarta (Solo). Keunikan ini
yang membedakannya dengan irama musik menarik untuk dikaji lebih dalam tentang musik
keroncong pada umumnya, irama ini berkaitan keroncong Jakarta pada O.K. Irama Jakarta. Ber-
erat dengan keberadaan alat musik keroncong dasarkan latar belakang tersebut, tujuan paparan ini
dan tenor. Perbedaan irama yang terdapat dalam untuk mengkaji pola permainan alat musik keron-
Orkes Keroncong Irama Jakarta ini dikarenakan cong dan tenor di Orkes Keroncong Irama Jakarta.
oleh adanya alat musik keroncong dan tenor yang Metode penelitian ini dilakukan dengan
dimainkan dengan teknik rasguaedo dan strumming. pendekatan kualitatif deskriptif. Yakni penelitian
Selain itu, musik keroncong jenis ini cenderung yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
memainkan irama musik yang relatif cepat, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang,
sehingga kedua hal tersebut yang menjadikanya (Ratna, 2016). Partisipan dalam penelitian ini yaitu
berbeda dengan jenis keroncong lainnya. para pemain yang tergabung dalam grup musik
Penamaan alat musik dalam keroncong Orkes Keroncong Irama Jakarta, khususnya Harun
Jakarta ini unik, yaitu ada istilah keroncong Rusli dan Kelik S. Ponco.

110
Vol. 20 No. 2, Agustus 2019

Partisipan penelitian ini diambil karena kampung, telah lama diimitasi bahkan
mereka memiliki informasi yang berkaitan dengan diambil alih oleh kelompok masyarakat
alat musik keroncong dan tenor, serta informasi lainnya di kota Batavia. Kelompok
mengenai perkembangan Orkes Keroncong masyarakat yag berhasil tampil adalah
Irama Jakarta dari awal berdiri hingga sekarang. komunitas Indo-Belanda dari kampung
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Kemayoran yang kemudian dikenal sebagai
penelitian ini adalah melalui kegiatan observasi, komunitas Krontjong Kemajoran.’
wawancara, studi literature dan studi dokumentasi Ada beberapa hal yang menjadi bukti
(Aan Prabowo, 2013). keterkaitan antara musik keroncong Jakarta
Pada kegiatan observasi, peneliti melakukan dengan Keroncong Tugu. Pertama, dari cara
pengamatan tentang teknik memainkan alat musik pembawaanya musik keroncong gaya ini cenderung
keroncong dan tenor pada Orkes Keroncong Irama lebih cepat (up beat); kedua, teknik memainkan
Jakarta yang meliputi pembedaan alat musik alat musiknya. Perbedaanya hanya pada penamaan
keroncong dan tenor, cara memainkan alat musik alat yang digunakan. Mengenai pembawaan musik
keroncong dan tenor, pola yang terdapat dalam keroncong gaya Jakarta ini, dikatakan Harmunah
keroncong Jakarta serta penerapan pola permainan (1996: 33) bahwa:
keroncong dan tenor.
“..alat Ukulele yang dipergunakan adalah
Pada kegiatan wawancara, peneliti melakukan
Ukulele stem A, yang bertali empat dan
wawancara tentang teknik memainkan alat musik
dimainkan secara arpeggio (rasguaedo),
keroncong dan tenor, meliputi cara memainkan alat sehingga menimbulkan istilah “irama
musik keroncong dan tenor, informasi-informasi kemprong”.., pada pembawaan alat Banyo,
terkait alat musik keroncong dan tenor, pola permainan lebih menonjol dengan varias-
memainkan alat musik keroncong dan tenor serta variasinya. Tetapi ada pula yang hanya
penerapan pola permainan alat musik keroncong dimainkan dengan satu nada pada satu tali,
dan tenor terhadap karya yang dibawakan. dari akor yang sedang dimainkan.”
Dalam studi dokumentasi dan literatur,
selain dari buku, jurnal, serta artefak lainnya, Semakin berkembangnya musik keroncong
di Batavia menyebabkan semakin banyak grup
peneliti mengambil beberapa contoh lagu yang
keroncong bermunculan di Batavia, salah satunya
ditranskripkan berdasarkan contoh lagu yang sering
yaitu OK Lief Java yang pada saat itu memiliki
dimainkan oleh Orkes Keroncong Irama Jakarta,
anggota sebanyak 150 orang yang beranggotakan
yaitu: lagu “Cente Manis” dan lagu “Sambel
tidak hanya dari orang-orang Jawa saja. OK Lief
Cobek”.
Java ini juga pernah didukung beberapa pemusik
kawakan seperti Anni Landouw dan Ismail
Perkembangan Musik Keroncong Jakarta
Marzuki, (Suadi, 2017).
Dalam perkembangannya, musik keroncong
Keroncong Jakarta adalah salah satu genre
yang kini dikenal di masyarakat terpengaruh oleh
musik keroncong yang berkembang di masyarakat
kesenian daerah setempat. Seperti halnya dengan
Jakarta permainan keroncong Jakarta sejatinya
musik keroncong Jawa (Solo) yang dipengaruhi
merupakan hasil imitasi dari komunitas Keroncong
permainan gamelan Jawa, keroncong Jakarta pun
Tugu, Brata (dalam Ganap, 2011: 127) menyatakan
dipengaruhi oleh musik yang berkembang di
bahwa: daerah Jakarta. Musik daerah yang mempengaruhi
‘Krontjong Toegoe yang telah dikenal di keberadaan musik keroncong di Jakarta adalah
Batavia sejak abad ke delapan belas melalui gambang kromong. Pengaruh musik gambang
penampilan mereka dalam berbagai acara kromong atau cokek terlihat ketika orkes keroncong
pasar malam, festival kesenian rakyat, barak yang ada di Jakarta ini memainkan lagu-lagu seperti
militer atau berkeliling dari kampung ke “Jali-jali” dan “Centik Manis” (B, 1979).

111
H. Supiarza, I. Sarbeni, & D. Irmawan, Permainan Keroncong Irama Jakarta

Alat Musik Keroncong dan Tenor musik umum yang digunakan pada orkes-orkes
Keroncong Tugu, antara lain: biola, gitar, machina,
Seperti dalam keroncong Jawa yang dikenal prounga, cello dan bass” (Supiarza, H. Sobarna, C.
dengan lagu langgam Jawa dan alat musik cak cuk- Sukmayadi, Y . Mulyadi, 2018). Kini alat musik
nya (Destiana, 2012). Keroncong Tugu dikenal umum yang digunakan pada orkes keroncong
dengan lagu berbahasa Portugis dan machina Jakarta adalah alat musik keroncong, alat musik
prounga-nya, juga keroncong Jakarta yang dikenal tenor, cello, biola, gitar, bass dan flute.
dengan lagu-lagu yang diadaptasi dari kesenian Alat musik keroncong merupakan alat musik
gambang kromong dan alat musik keroncong dan yang menyerupai gitar berukuran kecil berdawai
tenor. Beberapa repertoar lagu yang dibawakan nilon dengan sistem nada E-B-G dan merupakan
cenderung sama, hanya berbeda dari irama salah satu alat musik yang digunakan dalam musik
musiknya saja. Seperti lagu keroncong “Moresko”, keroncong Jakarta selain cello, bass, gitar, flute dan
“Stambul Jampang”, dan “Jali-jali”. Alat musik biola. Istilah keroncong diambil karena bunyi
ini memberikan identitas pada setiap jenis musik dari alat musik ini apabila dimainkan berbunyi
keroncong, karena selain perbedaan organologinya, ‘crong’ sehingga terciptalah istilah keroncong.
juga pola permainan. Penyebutan jenis keroncong Dalam keroncong Jakarta penamaan alat musik
Tugu, Keroncong Jakarta, Keroncong Solo, ini tetap dipertahankan sampai sekarang sehingga
keroncong Tempo Dulu salah satunya karena alat yang digunakanpun tetap menggunakan istilah
pengaruh pola permainan alat musik. Hal ini keroncong.
dikatakan (Heins, 1975) “Penggunaan alat- Selain alat musik keroncong, pada musik
alat yang berbeda tersebut menyebabkan cara keroncong Jakarta dikenal istilah alat musik
permainan dan hasil yang berbeda juga. Dilihat dari tenor. Alat musik tenor merupakan alat musik
komposisi alat musiknya, dalam musik keroncong yang menyerupai gitar berukuran kecil dengan
Jawa digunakan alat music, antara lain: cak, cuk, dawai yang terbuat dari bahan logam dengan
gitar, cello, bass, violin dan flute”. sistem nada B-Fis-D atau dikenal dengan sebutan
Berbeda halnya dengan instrumen yang in G. Lain halnya dengan penamaan alat musik
digunakan pada Keroncong Tugu, yang pada keroncong, pernamaan alat musik tenor diambil
awal berdirinya, hanya mempergunakan beberapa dari istilah wilayah suara tinggi pada laki-laki.
instrumen saja yaitu berupa machina, prounga Tenor merupakan suara pria tertinggi…atau suara
dan jittera kemudian setelah itu mengalami (jenis) alat musik yang setara dengan tenor manusia
perkembangan dengan masuknya instrumen lain (Wijayanto & Dwifebrianti, 2013). Bunyi yang
seperti cello, violin dan bass. “Namun kini alat dihasilkan dari alat musik tenor ini jauh lebih

Gambar 1. Alat musik Keroncong. Gambar 2. Alat musik Tenor.


(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016) (Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016)

112
Vol. 20 No. 2, Agustus 2019

tinggi dari bunyi yang dihasilkan oleh alat musik dari alat ini dipetik secara arpeggio atau menurut
keroncong sehingga terciptalah istilah alat musik istilah dalam permainan gitar disebut “rasguaedo”
tenor pada keroncong Jakarta. Penggunaan alat (Spanyol), dengan alat plectrum.” (Harmunah,
musik tersebut memunculkan perbedaan antara 1996: 26). Cara memainkan keroncong ini sering
keroncong Jakarta dengan keroncong Jawa (Solo) juga dikatakan irama kemprong, karena cara
dan Tugu. Dalam permainannya alat musik memainkannya di garuk keempat talinya sehingga
keroncong dan tenor selalu dimainkan saling menimbulkan bunyi “kemprong-kemprong” (B,
bersahut-sahutan. 1979). Untuk alat musik tenor sendiri dimainkan
dengan cara dipetik satu-satu pada setiap senar
Teknik Permainan Alat Musik Keroncong dan dalam akor yang sedang dimainkan, sering
Tenor alat ini hanya mempergunakan satu senar saja,
yang dipetik satu-satu dengan maksud untuk
Ada beberapa teknik yang sering digunakan mengimbangi pukulan Ukulele yang dimainkan
dalam permainan alat-alat keroncong, salah satu secara “rasguaedo”.
teknik yang sering digunakan, antara lain: rasguaedo
dan strumming. Fungsi Alat Musik Keroncong dan Tenor dalam
Teknik rasguaedo adalah teknik permainan Keroncong Jakarta
gitar flamenco (Supriando, 2016), berupa petikan
beruntun dengan mempergunakan urutan, berupa Secara umum, fungsi dari alat musik
jari kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, keroncong dan tenor hampir sama dengan fungsi
dan kadang-kadang diikuti dengan ibu jari, instrumen cak dan cuk pada gaya keroncong Jawa,
dimulai dari dawai 6 hingga dawai 1; sedangkan serta machina dan prounga pada Keroncong Tugu
teknik strumming adalah teknik membunyikan yaitu sebagai pemegang ritmis dan pembawa
beberapa senar gitar sekaligus secara serentak irama. “Sama dengan alat Ukulele, termasuk
dengan menggunakan jari atau plectrum. Ada yang keluarga instrumen tali petik, dan dalam musik
menyebutnya teknik kocokan atau genjrengan... keroncong berfungsi sebagai pemegang ritmis
gerakan dasarnya hanya ada dua, yaitu: kearah pula.” (Harmunah, 1996: 22). Hanya saja yang
tanah (down stroke) dan ke arah wajah gitaris (up- membedakannya adalah irama yang dihasilkan dari
stroke) (Kristianto, 2007). kedua alat ini, pada pola permainannya keroncong
Penggunaan teknik ini tergantung kepada dan tenor cenderung lebih cepat (up beat).
penggunaan gaya musik keroncong yang dimainkan.
Pada Keroncong Tugu, teknik rasguaedo lebih sering Orkes Keroncong Irama Jakarta
digunakan dalam memainkan machina maupun
prounga, hanya berbeda secara metris saja. Berbeda Berdasarkan observasi peneliti menemukan
dengan keroncong Jawa, teknik permainan tersebut bahwa satu-satunya grup keroncong yang kini tetap
menjadi jarang digunakan, lihat permainan cuk eksis memainkan keroncong Jakarta adalah Orkes
pada keroncong Jawa, “dari permainan rasguaedo Keroncong Irama Jakarta. Hal tersebut terbukti
menjadi petikan repetisi pada satu senar berdasarkan dalam penampilannya di beberapa stasiun televisi,
akor yang dibawakan.” (Harmunah, 1996: 26). radio, dalam peribadatan di gereja, dan acara-acara
Akan tetapi, penggunaan teknik strumming masih besar lainnya, seperti jambore 1000 lagu keroncong
digunakan pada keroncong jenis ini, terutama dari di Semarang tahun 2013. Nama Orkes Keroncong
cara memainkan instrumen cak. Irama Jakarta dicetuskan pertama kali pada saat
Dalam keroncong Jakarta selain berbeda dari tampil dalam acara Gebyar Musik Keroncong di
segi istilah yang digunakan untuk menamakan TVRI tahun 2008. Nama tersebut lahir karena
alatnya, cara memainkannya pun berbeda pula. Cara tuntutan dari pihak penyelenggara acara, yaitu
memainkan alat musik keroncong yaitu dimainkan TVRI yang mengharuskan para personil dari grup
dengan teknik rasguaedo (prung). “Pembawaan ini memberikan nama pada grup keroncongnya

113
H. Supiarza, I. Sarbeni, & D. Irmawan, Permainan Keroncong Irama Jakarta

dan pada akhirnya lahirlah nama Orkes Keroncong personil dari Keroncong Tugu Cafrinho, ketiganya
Irama Jakarta. Harun Rusli merupakan pimpinan berlatar belakang musik Keroncong Tugu. Sedikit
dari grup keroncong Orkes Keroncong Irama berbeda dengan Nicolaus dan Cecep, Agustin yang
Jakarta ini. Menurut Harun Rusli, nama tersebut merupakan penyanyi dari grup keroncong Irama
diambil berdasarkan irama musik keroncong Jakarta mempunyai latar belakang sebagai penyanyi
dalam keroncong Jakarta yang merupakan ciri khas dangdut, campursari bahkan band rock. Agustin
dari keroncong Jakarta. Meskipun nama Orkes memutuskan untuk bergabung dengan Orkes
Keroncong Irama Jakarta lahir pada tahun 2008, Keroncong Irama Jakarta pada tahun 2009 sampai
namun para personil grup keroncong ini telah sekarang. Harun Rusli sebagai pimpinan dari Orkes
memainkan keroncong Jakarta sebelum adanya Keroncong Irama Jakarta, Rusmanto dan Adhie
nama Orkes Keroncong Irama Jakarta. inilah yang memang berlatar belakang musik
Selain tampil dalam acara gebyar keroncong di keroncong Jakarta dan juga Permana yang berlatar
TVRI pada tahun 2008, Orkes Keroncong Irama belakang musik keroncong Jawa (Solo). Meskipun
Jakarta pun pernah tampil di salah satu radio di berbeda latar belakang musik yang dimiliki setiap
kota Bandung pada acara Kharisma Keroncong Lita personilnya, kini musik yang tetap mereka mainkan
FM tahun 2012. Nama Orkes Keroncong Irama adalah musik keroncong Jakarta. Selain bertujuan
Jakarta semakin dikenal setelah tampil dalam acara untuk melestarikan musik keroncong Jakarta, para
Jambore 1000 lagu keroncong di Semarang tahun personil yang tergabung dalam grup musik Orkes
2013. Menurut Agustin selaku vokalis dari Orkes Keroncong Jakarta ini berkeinginan agar musik
Keroncong Irama Jakarta, dari sekian banyak grup keroncong Jakarta lebih dikenal dimasyarakat tidak
keroncong yang tampil dalam acara Jambore 1000 hanya masyarakat Jakarta saja, melainkan seluruh
lagu keroncong pada saat itu, hanya ada 2 grup masyarakat Indonesia khususnya generasi muda.
keroncong yang berbeda dari segi irama musik Dalam Orkes Keroncong Irama Jakarta
keroncong yang dimainkan, yaitu Krontjong terdapat personil sekaligus berperan sebagai
Toegoe dan Orkes Keroncong Irama Jakarta. Hal arranger yaitu Kelik S. Ponco merupakan arrenger
ini tentu saja menyita banyak perhatian dari para sekaligus pemain flute dari Orkes Keroncong Irama
apresiator yang berapresiasi dalam acara tersebut. Jakarta. Kelik sendiri pernah tergabung kedalam
Orkes Keroncong Irama Jakarta ini beranggotakan kelompok musik militer di tahun 1974. Ia juga
generasi lanjut yang sebelumnya memang sering sempat belajar beberapa alat musik tiup seperti
bermain musik keroncong bersama dalam clarinet, saxophone, dan terumpet. Bahkan, ia pernah
peribadatan di gereja. Para personil dari Orkes menjadi seorang vocal director di sebuah perusahaan
Keroncong Irama Jakarta ini antara lain adalah rekaman pada tahun 90-an. Atas pengalaman
Harun Rusli sebagai pemain alat musik tenor bermusik yang dimilikinya, Kelik dipercaya oleh
sekaligus pimpinan dari Orkes Keroncong Irama personil Orkes Keroncong Irama Jakarta yang
Jakarta, Rusmanto sebagai pemain alat musik lain untuk menjadi seorang arranger dalam grup
keroncong, Nicolaus Payong Ola sebagai pemain keroncong tersebut. Selain sebagai seorang arranger,
bass, Cecep Sumarlin sebagai pemain gitar, Permana Kelik pun berperan sebagai kurator apabila salah
sebagai pemain violin, Adhi sebagai pemain cello satu di antara personil Orkes Keroncong Irama
dan Kelik S. Ponco sebagai pemain flute sekaligus Jakarta membuat sebuah aransemen untuk lagu
arranger dalam Orkes Keroncong Irama Jakarta. yang akan dimainkan oleh Orkes Keroncong
Para personil yang tergabung dalam Orkes Irama Jakarta. Menurut pemaparan Kelik, Orkes
Keroncong Irama Jakarta sekarang ini sebelumnya Keroncong Irama Jakarta sangat membutuhkan
merupakan personil dari grup keroncong yang seorang arranger. Hal tersebut dirasa perlu agar
berbeda, dan tentu saja memliki latar belakang musik keroncong yang dimainkan oleh Orkes
musik yang berbeda pula, seperti Nicolaus Payong Keroncong Irama Jakarta menjadi lebih tertata.
Ola yang merupakan personil dari Krontjong Toegoe Lagu-lagu yang diaransemen biasanya meliputi lagu
serta Cecep Sumarlin dan Agustine yang merupakan langgam, lagu ekstra, dan lagu-lagu yang diadaptasi

114
Vol. 20 No. 2, Agustus 2019

dari kesenian Gambang Kromong. Untuk lagu- Pada permainan keroncong Jawa (Solo),
lagu ekstra dilakukan arransemen meliputi intro sebetulnya pola dobel dan engkel juga dimainkan,
dan interlude saja. Namun, untuk lagu keroncong namun yang membedakannya adalah pola dobel
asli dan stambul dimainkan berdasarkan pakem engkel pada keroncong Jawa (Solo) dimainkan secara
yang ada. terpisah. Penggunaan pola engkel dalam keroncong
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan Jawa (Solo), Setiawan menyebutkan “pada saat akan
terhadap personil Orkes Keroncong Irama Jakarta, memasuki permulaan lagu, pola permainan cuk dan
salah satu tujuan berdirinya Orkes Keroncong Irama cak kembali lagi ke irama engkel”( Setiawan, 2011).
Jakarta adalah untuk melestarikan musik keroncong Berbeda dengan keroncong Jakarta yang selalu
Jakarta dan memasyarakatkan musik keroncong memainkan pola dobel dan engkel pada bagian
Jakarta khususnya kepada generasi muda. Menurut permulaan lagu, bridge, dan reff. Pola permainan
Cecep Sumarlin, tujuan ini menjadi sangat penting engkel dalam keroncong Jawa ini pun dimainkan
mengingat keroncong Jakarta semakin sedikit yang juga pada bagian reff dan senggaan yang biasanya
memainkan. Hal yang dikhawatirkan seandainya digunakan untuk intro, seperti yang dikatakan oleh
tidak dilestarikan akan menjadi punah di kemudian Setiawan, “pada bagian reff, pola yang dimainkan
hari. Kedudukan musik keroncong masih dianggap kembali ke pola irama engkel” (Setiawan, 2011).
sebagai musik yang berpijak dari tradisi seni Harun Rusli mengatakan, “Lagu keroncong itu
pertunjukan rakyat sehingga pengembangannya dobel engkel. Ciri khas keroncong Jakarta itu dobel
tidak seramai genre musik yang lain, (Supiarza, engkel” (Wawancara, 20 September 2016).
H. Sobarna, C. Sukmayadi, Y . Mulyadi, 2018). Dalam keroncong Jakarta, pada bagian
Terutama Rusmanto, ia bertekad akan terus senggaan yang digunakan untuk intro dalam
memainkan irama musik keroncong Jakarta karena lagu keroncong asli, biasanya hanya dimainkan
keroncong Jakarta merupakan salah satu budaya dengan pola dobel saja sampai akhir lagu. Harun
musik yang berkembang di Jakarta dan merupakan Rusli mengatakan, “Udah rumusnya gitu bagian
warisan orang tuanya. mau akhir lagu dobel panjang.” (Wawancara, 12
Desember 2016). Berdasarkan pakem yang terdapat
Pola Permainan Dobel Engkel dalam pola permainan dobel engkel di keroncong
Jakarta, pada bagian permulaan lagu sampai reff,
Perbedaan menonjol antara keroncong pola yang dimainkan adalah dobel engkel, namun
Jakarta di Orkes Keroncong Irama Jakarta ketika memasuki bagian senggaan yang biasanya
dengan keroncong yang lain, terletak pada pola digunakan untuk intro pola permainan yang
permainannya. Keroncong Jakarta memiliki empat dimainkan hanya dobel saja sampai interlude.
pola permainan dan pola permainan tersebut Sedikit berbeda dengan keroncong Jawa (Solo).
diterapkan dalam lagu-lagu tergantung jenis Dalam keroncong Jawa (Solo), terkait penggunaan
lagunya. Salah satu pola yang sering dimainkan oleh pola dobel, Setiawan (2011) mengatakan, “pada saat
Orkes Keroncong Jakarta adalah pola permainan memasuki bagian bridge terjadi perpindahan dari
dobel engkel. Pola permainan dobel engkel ini irama engkel ke dobelan… pada pengulangan lagu
sebetulnya merupakan dua pola yang berbeda, yakni nya pun terus dari awal pengulangan lagu sampai
pola engkel dan pola dobel. Keduanya dimainkan akhir lagu menggunakan irama dobelan.” Dalam
dalam dua bar berturut-turut secara bergantian. bagian senggaan terkadang hanya dimainkan pola
Dalam bar bernomor ganjil, pola yang dimainkan dobel saja, sama halnya seperti keroncong Jakarta.
adalah pola engkel dan pada bar bernomor genap
dimainkan dengan pola dobel. Kedua pola ini terus Pola Permainan Dobel Balik
diulang sampai akhir lagu. Peneliti beranggapan
pola dobel engkel yang dimainkan bergantian dalam Pada pola permainan dobel balik alat musik
dua bar berturut-turut memiliki kesan seolah-olah keroncong dimainkan secara sinkop dalam
bersahutan. hitungan arsis dengan not 1/16 di setiap barnya,

115
H. Supiarza, I. Sarbeni, & D. Irmawan, Permainan Keroncong Irama Jakarta

pola permainan ini terus dimainkan sampai akhir yaitu dengan cara diprung atau digaruk (rasguaedo).
lagu. Hal ini menjadikan pola permainan dobel Hal yang membedakanya dengan keroncong
balik menjadi terasa up beat karena pengaruh Jakarta terletak pada alat musik keroncong yang
dari permainan alat musik keroncong tersebut. tidak selalu dimainkan dengan cara digaruk
Sebagai contoh, peneliti mengambil lagu “Cente selayaknya machina dan prounga. Terkadang, alat
Manis”. Dalam lagu “Cente Manis”, alat musik musik keroncong dimainkan juga dengan teknik
keroncong dimainkan secara up beat, tanda notasi strumming menggunakan pick.
(1) juga alat musik tenor yang dimainkan lebih Untuk alat musik tenor dalam pola permainan
up beat dari sebelumnya dapat dilihat pada tanda format cenderung dimainkan dengan teknik
notasi (2) (lihat Gambar3). Bentuk variasi dari strumming dengan menggunakan pick. Namun,
cara memainkan alat musik tenor bertujuan untuk teknik tersebut tidaklah selalu digunakan di setiap
mengimbangi permainan alat musik keroncong, lagu. Alat musik tenor terkadang dimainkan juga
sehingga dari permainan kedua alat musik ini kesan dengan cara dipetik satu-satu di setiap senar dalam
up beat yang ditimbulkan semakin kental. akord yang dimainkan seperti pola permainan
yang lainnya. Fenomena yang ditemukan bahwa
Pola Permainan Format meskipun pola permainan ini merupakan imitasi
dari permainan Keroncong Tugu, para seniman
Salah satu pola permainan yang sering dimain- Keroncong Jakarta tetap mempertahankan iden-
kan oleh Orkes Keroncong Irama Jakarta adalah titas mereka dalam memainkan keroncong. Hal
pola permainan dengan format yang hampir sama itu terlihat pada permainan alat musik tenor yang
dengan pola permainan Keroncong Tugu. Pola ini terkadang juga dimainkan dengan cara dipetik
berkaitan dengan penyebaran musik keroncong di satu-satu.
Batavia. Selain alat musik yang digunakannya berbeda,
Pola permainan format hampir sama dengan teknik yang digunakan untuk memainkan alat
pola permainan pada Keroncong Tugu dan musik musik keroncong dan tenor pun sedikit berbeda
keroncong jenis ini yang merupakan cikal bakal dengan alat musik machine dan prounga, khususnya
dari musik keroncong yang berkembang di Jakarta. alat musik tenor yang dimainkan dengan cara
Beberapa hal yang membedakan antara kedua strumming. Hal tersebut tentu saja berdampak
pola permainan format dengan pola permainan pada warna suara yang dihasilkan oleh kedua
Keroncong Tugu, salah satunya terletak pada alat jenis keroncong ini, meski pola permainan yang
yang digunakan. Dalam Keroncong Tugu alat yang dimainkan hampir sama namun dari segi alat musik
digunakan adalah machina dan prounga, sedangkan dan cara memainkan sedikit berbeda, sehingga
dalam keroncong Jakarta alat yang digunakannya berbeda pula pada warna suara yang dihasilkan.
adalah keroncong dan tenor. Cara memainkan alat Untuk melihat pola permainan format dalam
musik keroncong dalam Kroncong Jakarta hampir keroncong Jakarta, berikut adalah pola permainan
sama dengan cara memainkan machina dan prounga format pada lagu “Jali-Jali”.

Gambar 3. Permainan Dobel Balik pada alat musik Gambar 4. Notasi pola permainan Machina dan Prounga
Keroncong dan Tenor dalam lagu “Cente Manis” bar 5-6. dalam lagu “Sambel Cobek” oleh Krontjong Tugu
(Transkripsi: Peneliti, 2016) bar 10-17. (Transkripsi: Peneliti, 2016)

116
Vol. 20 No. 2, Agustus 2019

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa pola pola permainan tempo dulu di beberapa bagian
permainan machina dan prounga pada Keroncong alat musik keroncong dimainkan secara sinkop.
Tugu memiliki kesamaan dengan permainan alat Sebetulnya hal tersebut bukan termasuk sinkop.
musik keroncong dan tenor dalam pola permainan Harun Rusli mengatakan, “Oo kaya itu bukan
format, yaitu sama-sama dimainkan pada hitungan keharusan berhenti tapi jeda antara mau pindah
thesis untuk prounga yang ditandai (1) dan akord.” (Wawancara, 12 Desember 2016). Pola
keroncong sementara hitungan arsis untuk machina ini dilakukan karena keterbatasan pemain dalam
yang ditandai (2) dan tenor, pola ini kemudian memainkan alat musik keroncong. Dalam lagu
menciptakan bunyi seperti saling bersahutan. ini alat musik keroncong terus dimainkan dalam
hitungan thesis dan arsis. Apabila akan berpindah
Pola Permainan Tempo Dulu akor, alat musik keroncong dimainkan secara terus
menerus dalam hitungan thesis dan arsis. Suara yang
Pola permainan tempo dulu sebetulnya ham- dihasilkan akan kurang baik sehingga diberikanlah
pir sama dengan pola permainan format yang jeda setiap akan berpindah akord. Selain itu, hal
telah dibahas sebelumnya. Hanya saja, hal yang tersebut akan mempermudah tangan kiri ketika
membedakannya terletak pada materi lagu yang berpindah akor. Karena cara memainkannya seperti
dibawakan dan juga pola permainan alat musik itu, seolah-olah alat musik keroncong dimainkan
keroncong sedikit berbeda. Dalam pola permainan secara sinkop, padahal hal tersebut tidak terjadi
tempo dulu, alat musik keroncong dimainkan sama sekali. Alasan yang awalnya teknis kemudian
dengan not 1/8 pada hitungan thesis dan arsis pada dilakukan terus-menerus sehingga hal tersebut
setiap barnya dengan teknik strumming. Pola ini menjadi ciri dan karakteristik dalam memainkan
terjadi dikarenakan oleh sebelumnya dalam musik pola tempo dulu pada orkes irama jakarta. Sampai
keroncong Jakarta belum ada alat musik tenor. saat ini, cara memainkan alat musik keroncong dan
Pada saat diwawancarai, Harun Rusli tenor tetap dipertahankan dengan pola keroncong.
mengatakan, “Jadi waktu kalo jaman Belanda, Selain itu, alat musik keroncong dimainkan dalam
kita maennya ya paling berempat. viul ya to, cello hitungan thesis dan arsis sedangkan alat musik tenor
ama keroncong, belum ada tenor.” (Wawancara, dimainkan hanya pada hitungan arsis. Selain itu,
20 September 2016). Dalam hal ini ditemukan terdapat bagian alat musik keroncong dan tenor
pola untuk mengisi kekosongan pada saat belum yang dimainkan bersama dalam hitungan arsis
adanya alat musik tenor dengan memainkan alat di setiap barnya. Kesan saling bersahutan antara
musik keroncong pada hitungan thesis dan arsis. kedua alat musik ini terasa lebih tebal dikarenakan
Hal tersebut terus-menerus dilakukan yang pada oleh alat musik keroncong dimainkan juga pada
akhirnya menjadi sebuah ciri dalam pola permainan hitungan arsis bersamaan dengan alat musik tenor.
tempo dulu. Setelah ada penambahan alat musik
tenor, cara memainkan alat musik keroncong dalam Penerapan Pola Permainan Dobel Engkel
pola permainan tempo dulu tidak berubah, tetap
dimainkan dalam hitungan thesis dan arsis dan alat Dalam keroncong Jakarta, pola permainan
musik tenor dimainkan dalam hitungan arsis. Dalam dobel engkel biasanya dimainkan untuk mengiringi
lagu-lagu keroncong asli, seperti keroncong
“Moresko”, keroncong “Bandar Jakarta” dan lagu
keroncong “Miss Ribut”. Namun tidak semua lagu
keroncong asli diiringi dengan pola permainan
dobel engkel, contohnya Keroncong “Pasar Gambir”
dan Keroncong “Air Laut” diiringi dengan pola
permainan tempo dulu. Lain halnya dengan pola
Gambar 5. Notasi pola permainan Dobel Engkel pada alat
musik Keroncong dan Tenor dalam lagu “Cente Manis” permainan dobel engkel yang dimainkan dalam
bar 5-6. (Transkripsi: peneliti, 2016) keroncong Jawa (Solo). Pada keroncong Solo, pola

117
H. Supiarza, I. Sarbeni, & D. Irmawan, Permainan Keroncong Irama Jakarta

permainan dobel engkel tidak hanya dimainkan Kesan cepat ini disebabkan oleh pola permainan
untuk lagu-lagu keroncong asli saja, namun dobel balik memiliki sifat penuh dengan not
dimainkan juga pada lagu-lagu langgam, stambul, bernilai 1/16-an.
dan juga lagu-lagu ekstra. Hal tersebut terjadi karena
dalam keroncong Jawa (Solo) hanya terdapat pola Penerapan Pola Permainan Format
permainan engkel dan dobel saja, sedangkan pada
keroncong Jakarta pola permainannya terdapat Pola permainan format biasanya dimainkan
lebih banyak pola permainan. Terdapat empat pola untuk mengiringi lagu-lagu langgam, lagu-lagu
permainan sehingga setiap membawakan lagu yang ekstra dan lagu lain yang memang disepakati untuk
berbeda akan berbeda pula pola permainan yang dimainkan dengan pola permainan format. Pola
dimainkan. permainan ini hampir sama dengan pola permainan
Keroncong Tugu yang dimainkan dengan saling
Penerapan Pola Permainan Dobel Balik bersahutan dalam hitungan thesis dan arsis.
Sedikit berbeda dengan keroncong Jawa (Solo)
Pola permainan selanjutnya adalah pola yang tetap memainkan pola permainan engkel
permainan dobel balik. Pola permainan dobel dan dobel untuk mengiringi lagu jenis apapun.
balik ini dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu termasuk lagu langgam, stambul dan lagu ekstra.
berirama relatif cepat, lagu-lagu berkesan riang, Perbedaan dengan keroncong Jakarta khususnya
dan juga lagu-lagu adaptasi dari kesenian gambang Orkes Keroncong Irama Jakarta, pada keroncong
kromong. Karena pola permainan dobel balik Jakarta terdapat beberapa pola permainan, sehingga
terkesan up beat, lagu-lagu yang dibawakan biasanya setiap lagu yang dibawakan akan berbeda pula pola
lagu-lagu berirama relatif cepat. Perasaan up beat permainan yang dimainkannya.
tersebut timbul karena dalam pola permainan
dobel balik alat musik keroncong dimainkan secara Penerapan Pola Permainan Tempo Dulu
sinkop dalam hitungan arsis dengan not 1/16. Oleh
karena itu, dalam pola permainan ini lagu-lagu Pola permainan tempo dulu merupakan pola
yang diiringi merupakan lagu-lagu yang berirama permainan yang sering digunakan oleh Orkes Ke-
relatif cepat, terkesan riang dan lagu-lagu yang roncong Jakarta untuk mengiringi lagu-lagu lama
diadaptasi dari kesenian gambang kromong. Seperti seperti lagu schoon ver van jou, keroncong pasar
pada Gambar 6 di bawah ini. gambir, keroncong air laut dan Olesio. Lagu-lagu
Gambar 6 merupakan partitur dari alat musik tersebut merupakan lagu-lagu lama yang sering
keroncong dan tenor dalam pola permainan dobel dimainkan oleh Orkes Keroncong Irama Jakarta
balik dalam lagu “Cente Manis” yang diadaptasi dengan menggunakan pola permainan tempo dulu.
dari lagu kesenian gambang kromong. Setiap Apabila dilihat lebih dalam lagi, sebetulnya untuk
memainkan lagu gambang kromong, pola lagu Keroncong Pasar Gambir dan Keroncong Air
permainan sudah pasti pola permainan dobel balik, Laut, kedua lagu ini memiliki bentuk lagu keron-
karena lagu-lagu gambang kromong iramanya cong asli. Seperti yang telah dikatakan sebelum-
relatif cepat. Hal ini sejalan dengan irama dari pola nya bahwa dalam mengiringi lagu keroncong asli
permainan dobel balik yang berirama relatif cepat keroncong Jakarta khususnya Orkes Keroncong
dan terkesan upbeat. Irama Jakarta selalu menggunakan pola permainan
Pola permainan ini digunakan juga untuk dobel engkel, namun dalam lagu ini pola permainan
mengiringi lagu-lagu di luar kebiasaan mereka, yang digunakan adalah pola permainan tempo dulu.
seperti lagu atas permintaan penonton atau personil Harun Rusli mengatakan, “jadi kalo gaya lama itu
lainnya. Misalnya ketika ada permintaan personil ada lagu tertentu yang memang harus dimainkan
atau penonton yang ingin membawakan lagu di seperti itu” (Wawancara, 20 September 2016).
luar jenis musik keroncong dan memiliki irama Berdasarkan pernyataan Harun Rusli
lambat, maka lagu tersebut tetap terkesan cepat. disimpulkan bahwa dalam permainan ada

118
Vol. 20 No. 2, Agustus 2019

beberapa lagu yang memang harus dimainkan Journal for Historical Studies, 4(2), 171–186.
dengan menggunakan pola permainan tempo dulu. B, J. B. (1979). Mengenal Keroncong dari Dekat.
Meskipun bila dilihat dalam bentuk lagunya, lagu Jakarta: Akademi Musik Lembaga Pendidikan
tersebut mempunyai bentuk lagu keroncong asli, Kesenian Jakarta.
langgam, stambul ataupun lagu ekstra. Destiana, E. (2012). Keroncong Stamboel
Sebagai Bentuk Akulturasi Budaya Urban.
Penutup PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 1(2), 153.
https://doi.org/10.21070/pedagogia.v1i2.38
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpu- Ganap, V. (2000). Tugu keroncong music:
lan bahwa setiap seniman keroncong Jakarta khu- hybrid genre of Portuguese sojourn. Jurnal
susnya Orkes Keroncong Irama Jakarta selalu di- Pengetahuan Dan Penciptaan Seni Seni, 2(4),
pengaruhi budaya yang berkembang disekitar dan 213–228.
pengalaman empiris para senimannya. Selanjutnya Ganap, V. (2011). Keroncong Toegoe. Yogyakarta:
ihwal memainkan alat musik keroncong dan tenor, BP ISI.
bermula dari keterbatasan keterampilan dalam me- Harmunah. (1996). Musik keroncong sejarah, gaya
mainkan alat musik, kemudian keterbatasan terse- dan perkembangan. Yogyakarta: Pusat Musik
but justru menjadi suatu gaya tersendiri dalam pola Liturgi.
permainan alat musik keroncong dan tenor dan Harwanto, D. C. (2018). Bentuk dan Struktur
memperkaya khasanah pola permainan alat musik Kesenian Kentrung di Jepara. Resital, 19(1),
keroncong itu sendiri. Dalam aspek permainan ter- 35–45.
dapat konsep saling berpasangan, konsep ini ada Heins, E. (1975). Kroncong and Tanjidor - Two
pada alat musik keroncong dan tenor, (call and Cases of Urban Folk Music in Jakarta. Asian
respond) saling bersahutan seolah-olah pasangan Music, 7(1), 20–32.
antara kalimat tanya dan jawab. Kemudian dili- Kautzar, A. (2019). Karakteristik Bentuk Musik
hat dari salah satu pola permainannya yaitu do- Melayu Di Kota Palembang Pada Lagu Melati
bel engkel selalu dimainkan berturut-turut antara Karangan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan,
pola engkel dan dobel dan tidak pernah dibawakan 18(2), 88–94. https://doi.org/10.24821/
hanya satu pola saja dalam satu lagu, konsep berpa- resital.v18i2.1926
sangan ini yang terdapat dalam keroncong Jakarta. Kristianto, J. (2007). Gitar Pedia- Buku Pintar
Konsep saling berpasangan pun terlihat pada lirik Gitaris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
lagu yang sebagian besar liriknya berupa pantun, Laksono, K. L. (2015). Musik Hip-Hop sebagai
dalam pantun sudah pasti ada kalimat-kalimat ber- Bentuk Hybrid Culture dalam Tinjauan
pasangan antara sampiran dan isi. Juga penyajian Estetika. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan,
pola permainan yang terdapat dalam keroncong 16(2), 75–83. https://doi.org/10.24821/
Jakarta selalu dipasangkan dengan lagu-lagu yang resital.v16i2.1507
berbeda sesuai dengan jenisnya. Inilah karakter Lei Ouyang Bryant. (2005). Music, Memory, and
yang dimiliki oleh orkes keroncong irama Jakarta Nostalgia: Collective Memories of Cultural
yang tidak dimiliki oleh orkes keroncong lainnya. Revolution Songs in Contemporary ChinaNo
Title. China Review, 5(2), 151–175.
Kepustakaan Lisbijanto, H. (2013). Musik Keroncong. Jakarta:
Graha Ilmu.
Aan Prabowo, H. (2013). Analisis Pemanfaatan Mack, D. (1995). Apresiasi Musik, Musik Populer.
Buku Elektronik (E-Book) Oleh Pemustaka di Yogyakarta: Yayasan Utama Nusatama.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal Margaret J. Kartomi, David Goldsworthy, Catherine
Ilmu Perpustakaan, 2(2), 1–9. Falk, B. K. (1978). Studies in Indonesian music.
Alfian, M. (2013). Keroncong Music Reflects the Centre of Southeast Asian Studies, Monash
Identity of Indonesia. Tawarikh: International UniversityMonash University.

119
H. Supiarza, I. Sarbeni, & D. Irmawan, Permainan Keroncong Irama Jakarta

Marti, J. (2014). Hybridization and Its Meanings Keroncong” Cultural Intermixture Product
in the Catalan Musical Tradition, (January in the Global Era: A Communication Study
2002). on the Spread of Keroncong in the Young
Nurkhalis. (2012). Konstruksi Teori Paradigma Generation of Bandung. Humaniora, 10(1).
Thomas S. Kuhn. Islam Futura, XI(2), 80–99. Supriando. (2016). Pertujukan Musik Grande
Rachman, A., & Utomo, U. (2017). “Sing Penting Ouverture, Asturias, dan Karak Lilisan dalam
Keroncong” Sebuah Inovasi Pertunjukkan Solo Gitar. Jurnal Puitika, 12(2), 160–173.
Musik Keroncong di Semarang. Jurnal Widhyatama, S. (2012). Pola Imbal Gamelan
Pendidikan Dan Kajian Seni, 3(1). https:// Bali Dalam Kelompok Perkusi Cooperland
doi.org/10.30870/jpks.v3i1.4066 Di Kota Semarang. Jurnal Seni Musik, 1(1),
Ratna, N. K. (2016). Metode Penelitian. Yogyakarta: 59–67.
Pustaka Pelajar. Wijayanto, I., & Dwifebrianti, R. (2013). Jenis
Setiawan, D. (2011). Pola Permainan Cuk dan Tipe Jangkauan Suara Pada Pria Dan Wanita
Cak dalam Keroncong Asli di RRI Bandung. Menggunakan Metoda Mel-Frequency
Universitas Pendidikan Indonesia. Cepstral Coefficient. In Konfrensi Nasional
Siagian, R. (2013). Penyerbukan Silang Kebudayaan Sistem dan Informatika (pp. 2–10).
Musik Nusantara. Kongres Kebudayaan Yampolsky, P. B. (2010). Kroncong Revisited:
Indonesia (KKI) 2013. Yogyakarta. New Evidence from Old Sources. Archipel,
Suadi, H. (2017). Djiwa Manis Indoeng Disajang, 79(1), 7–56. https://doi.org/10.3406/
Musik Dan Dunia Hiburan Tempo Dulu. arch.2010.4159
Bandung: PT. Kiblat Buku Utama. Yampolsky, P. B. (2013). Music and media in the
Sunarto, B. (2013). Konsepsi Filosofis di Balik Dutch East Indies: Gramophone records and
Musik Sholawat Campur ngaji. Panggung, radio in the late colonial era, 1903--1942.
23(2), 117–135. https://doi.org/10.26742/ ProQuest Dissertations and Theses.
panggung.v23i2.92
Supiarza, H. Sobarna, C. Sukmayadi, Y . Mulyadi, Informan
R. . (2018). The Prospect and Future of Youth
Kroncong Group at Universitas Pendidikan Harun Rusli. Lahir di Jakarta tanggal 9 Januari
Indonesia in Bandung. Harmonia: Journal 1943; Pemain alat musik tenor dan pimpinan
of Arts Research and Education, 18(1), 100– Orkes Keroncong Irama Jakarta
110. https://doi.org/10.15294/harmonia. Kelik S. Ponco. Lahir di Yogyakarta tanggal 10
v18i1.15524 Januari 1951; pemain flute dan arranger
Supiarza, H. Sobarna, C. (2019). “Jamaican Sound Keroncong Irama Jakarta.

120
WRITING INSTRUCTIONS

Title Result and Discussion


[Title must succinctly describes the contents of the The result section shows objectively the
research article and attract the academic readers. The presentation of the research key results without
title consists of 8-12 words, not including definite any interpretation using text, tables and figures.
article (the) and indefinite article ( a, an). Use the The result section begins with text, presenting
phrases, not sentence.]. the key finding, and referring to the tables and
Author(s) figures. The table must not print screen, specific
[Author must fill out author’s profile that consist numerical values, compare and contrast values, and
of author First, Middle and Last Name (If author minimum of 2 row and column. The figures must
only uses one name, fill the first name and last name clear (provide original file as supplementary file in
with the same name), Gender, Initial, Username, article submission), highlight trends, pattern, and
Password, Affiliation (University/Institution), relationship. The result section must present how
E-mail, Mailing Address (complete address of the author ensure the data validity and reliability
affiliation), Country and Bio Statement. Author(s) The discussion section shows how the author
must follow the journal template which can be interprets the results in light of what are already
downloaded at http://journal.isi.ac.id/index. known, and to explain the new understanding
php/resital of the problem after taking your results into
consideration. The discussion must connect
ABSTRACT with the Introduction so it tells how your study
The abstract is a summary of the article. contributes to the body of knowledge and society.
It is consist of aim/goal/problem of research, Tabel 1. Student Distribution Frequency
research methods, results and discussion, and No. Interval Frequency % Category
conclusion. Implications or recommendation 1. 85-100 59 28.36 Very Good
can be added in the abstract. The abstract must 2. 75-84 93 44.71 Good
be written in 150-250 words. The abstract must 3. 65-74 37 17.78 Average
not contain lengthy background information and 4. 55-65 19 09.15 Bad
have no reference to figure, table, equation, any Jumlah 208 100.00
bibliographical reference either coming within
or other article. The language of abstract must be
clear and concise. It is a stand-alone summary in Figure 1. Speed Changing Tool
one paragraph.
Keywords: it contains 3-5 important words that
are taken from the title and the content of the paper
Introduction
The introduction show what is already known
from the previous studies, defines the importance Figure 2. Flute Finger
of the study, literature review, and state the research
question. In order to understand what is already
known from the previous study, the introduction
must consist of discussing the relevant journal
article (with citation) and summarizing the current
understanding of the problem encounter. The
methods explain clearly how the author carried out
the research. The method must describe the research
design clearly, the replicable research procedures,
describe how to summarize and analyze the data. Figure 3. Kendang Practice (Source: Asep, 2017)
Conclusion Sosial. Bandung: Refika Aditama.
The conclusions section show the answer
Thesis, Dissertation, and Research Reports
or clarification of the research questions and
Prasetya, H.B. (2012). Melesed dan Nggandhul
opportunities for future research.
dalam Karawitan Pedalangan Gaya Yogyakarta.
References Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
The reference must consist of 80% from
Conference Proceedings
relevant and recent primary sources (such as article
Muthmainnah, L. (2017). Perancangan Kampanye
of journal or conference from last 5 years). The
Penanggulangan Dampak Lagu Dewasa
reference must be written in APA style and using
Terhadap Anak-Anak. e-Proceeding of Art and
reference manager software Mendeley.
Design, 4(2), 138-146.
Journal Article
Audio/Video
B Budi, D. S. U., Soedarsono, R. M., Haryono,
Sugito, Hadi. (2005). Lakon Semar Gugat.
T., & Narawati, T. (2014). Angklung Dogdog
(Cassete). Semarang: Fajar Record.
Lojor pada Upacara Seren Taun. Resital: Jurnal
Seni Pertunjukan, 15(2), 139–151. Retrieved Informant
from http://www.journal.isi.ac.id/index.php/ Handiman (79 years old). Angklung Craftman
resital/article/view/848. who is the student of Daeng Sietigna. Jln.
Surapati No. 95 Bandung 40123.
Book
Suharto, Edi. (2014). Membangun Masyarakat Article Submission
Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Article should be uploaded through Open Journal
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan System of http://journal.isi.ac.id/index.php/resital

Anda mungkin juga menyukai