Anda di halaman 1dari 25

K ar ya Ilmiah

oleh
Indra Purwanugraha
Ilmiah?

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmiah adalah

sebuah kata sifat yang berarti: bersifat ilmu; secara ilmu

pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu

pengetahuan
 Karya Ilmiah adalah karya tulis yang

membahas sebuah permasalahan dalam

bidang tertentu yang ditulis berdasarkan

kenyataan (bukan fiksi/imajinasi) untuk

mengetahui sebuah kebenaran.


Karya ilmiah : penelitian dan kajian kepustakaan

 Pembahasan dalam karya ilmiah berdasar pada

penelitian atau kajian kepustakaan. Penelitian atau

kajian kepustakaan tersebut bertujuan untuk

mendapatkan data yang akan digunakan dalam

memecahkan masalah yang telah dirumuskan

sebelumnya.
 Pemaparan dalam karya ilmiah harus berdasarkan
pemikiran yang ilmiah, yakni harus logis (masuk akal)
dan empiris (berdasarkan kenyataan/pengalaman yang
diperoleh dari penemuan atau pengamatan yang telah
dilakukan) sehingga dapat dibuktikan kebenarannya
(dapat dipertanggungjawabkan).
Ciri-ciri Karya Ilmiah
 Menggunakan ragam bahasa baku sesuai kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI);

 Menggunakan kalimat yang efektif (mudah dipahami);

 Menghindari kalimat ambigu dan konotatif;

 Bersifat keilmuan/ilmiah;

 Berdasarkan fakta dan hasil penelitian/pengamatan, bukan imajinasi;

 Ditulis secara objektif/impersonal (tidak bersifat pribadi dan


emosional);

 Ditulis secara logis dan sistematis.


Karya Ilmiah Berdasarkan Penulisannya
 Karya Ilmiah Populer : ditulis secara manasuka, ringkas, dan
menggunakan ragam bahasa santai. Contohnya artikel dalam media
cetak.

 Karya Ilmiah Semiformal : umum digunakan di dunia pendidikan


khususnya tingkat sekolah menengah. Contohnya makalah dan
laporan.

 Karya Ilmiah Formal : banyak digunakan di Perguruan Tinggi, secara


struktur lebih lengkap daripada makalah dan laporan serta memenuhi
unsur-unsur kelengkapan seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi.
Karya Ilmiah Semiformal
 Halaman Judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 Pendahuluan/Bab Pendahuluan
 Pembahasan/Bab Pembahasan
 Simpulan/Bab Simpulan dan Saran
 Daftar Pustaka
Halaman Judul

 Judul harus memperlihatkan permasalahan;


 Judul harus jelas dan tidak terlalu panjang;
 Judul dapat dibuat dalam bentuk judul tunggal dan
judul rangkap; dan
 Judul ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
Kata Pengantar

 Uraian tentang pentingnya penelitian atau pengamatan, baik yang

bersifat praktis atau teoretis yang perlu disampaikan oleh peneliti.

Selain itu, dalam kata pengantar boleh pula disampaikan ucapan

terima kasih kepada berbagai pihak yang berjasa dalam membantu

penyusunan karya ilmiah.


Daftar Isi

 Bagian karya ilmiah yang memuat judul-judul bagian


awal karya ilmiah (kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar), bab dan subbab, dan bagian
akhir karya ilmiah (daftar pustaka), disertai
pencantuman nomor halamannya.
Latar Belakang Masalah

 Merumuskan latar belakang dalam karya ilmiah pada


dasarnya ialah mengungkapkan alasan logis penulis
dalam menulis karya ilmiah.
 Penulis secara jujur dan objektif mengemukakan
alasan pentingnya memecahkan permasalahan yang
akan dibahas dalam karya ilmiah.
 Alasan yang dikemukakan harus bertolak dari kajian
empiris (kenyataan di lapangan) dan kajian teoretis
(hasil studi literatur/kepustakaan) sehingga pembaca
dapat memercayai karya ilmiah yang ditulis.
Rumusan Masalah

 Merumuskan masalah merupakan upaya penulis untuk


memfokuskan atau membatasi permasalahan yang akan
dibahas/dipecahkan dalam karya ilmiah.
 Rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya.
 Bentuk pertanyaan yang digunakan harus menggambarkan
jawaban yang hampir pasti. Oleh karena itu, awali dengan
kata-kata seperti; apakah, dapatkah, adakah, efektifkah,
dan sebagainya.
Tujuan Karya Ilmiah
 Merumuskan tujuan merupakan tahapan yang dilakukan
penulis untuk menetapkan maksud dan sasaran yang
hendak dicapai.
 Tujuan karya ilmiah pada hakikatnya adalah untuk
memecahkan atau menjawab masalah.
 Oleh karena itu, merumuskan tujuan karya ilmiah harus
bertolak pada rumusan masalah.
 Tujuan karya ilmiah jangan tertukar dengan tujuan
penulisan.
 Jumlah tujuan karya ilmiah harus sesuai dengan jumlah
rumusan masalah.
Kajian atau Landasan Teoretis
 Berisi uraian dan pembahasan teori-teori yang
dikemukakan para ahli terkait dengan masalah yang
dihadapi.
 Teori-teori tersebut didapat melalui telaah
kepustakaan atau telaah literatur (tulisan).
 Teori-teori yang diuraikan harus terkait permasalahan
yang telah dirumuskan.
 Teori-teori yang diuraikan selanjutnya dijadikan
landasan dalam memecahkan permasalahan.
Pembahasan

 Berisi pemaparan fakta-fakta empiris yang disesuaikan


dengan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya
guna menjawab rumusan masalah yang telah
ditetapkan.
 Dalam subbab pembahasan ini penulis harus membahas
secara objektif segala permasalahan hasil pengamatan
agar kebenaran dapat dibuktikan.
 Asumsi pribadi harus diminimalkan dalam bagian
pembahasan ini.
Simpulan

 Berisi kesimpulan hasil pembahasan atau temuan hasil


yang diperoleh sesuai dengan rumusan masalah.

 Simpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah.


Saran

 Berisi rekomendasi tindak lanjut kepada berbagai pihak


berdasarkan hasil pembahasan/pengamatan.
Daftar Pustaka

 Berisi daftar buku yang benar-benar dijadikan sumber


atau rujukan dalam penulisan karya ilmiah. Daftar pustaka
ditulis secara konsisten berdasarkan aturan dan diurutkan
secara alfabetis.
Penulisan Daftar Pustaka

Nama Pengarang. Tahun Terbit. Judul. Kota Terbit: Penerbit.

Heryadi, Dedi. 2008. Metode Penelitian dan Pendidikan Bahasa. Tasikmalaya:


Universitas Siliwangi.
Heryadi, Dedi dan Jojo Nuryanto. 2010. Kemahiran Mengarang. Tasikmalaya:
Sawarna Grafika.
Riswandi, Budi. 2012. “Puisi sebagai Refleksi Kebangsaan” dalam Radar Tasik-
malaya. (12 September, halaman 9). Tasikmalaya.
Erika. 2000. Pengaruh Internet untuk Pergaulan Remaja Masa Kini. (daring).
Tersedia: www.rjphits.web/akun [30 Maret 2000].
Pelambangan

A. ……………………………………………………………….
B. ……………………………………………………………….
1. …………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………….
a. ………………………………………………………………………..
b. ………………………………………………………………………..
a) ……………………………………………………………………………
b) ……………………………………………………………………………
(a) …………………………………………………………………………….
(b) …………………………………………………………………………….
Kutipan atau Pengutipan
 Kutipan Langsung

Heryadi (2007:98) mengemukakan, “Mengutip yaitu mengambil pendapat atau

keterangan orang lain yang hendak dimasukkan dalam naskah karangan sebagai

penguat uraian gagasan yang sedang dibahas.”.

 Kutipan Tidak Langsung

Dikemukakan oleh Heryadi (2007:98) bahwa kegiatan mengutip sama dengan

mengambil pendapat atau keterangan yang dikemukakan orang lain lalu memasuk-

kannya ke dalam naskah karangan dengan tujuan sebagai penguat gagasan yang

sedang dibahas.
 Keterangan Kutipan Sebelum Kutipan
Heryadi (2007:98) mengemukakan, “Mengutip yaitu mengambil pendapat
atau keterangan orang lain yang hendak dimasukkan dalam naskah karangan se-
bagai penguat uraian gagasan yang sedang dibahas.”.

 Keterangan Kutipan Setelah Kutipan


Dalam mendefinisikan kutipan, ternyata para ahli bahasa berbeda-beda

pendapat. Di antaranya ada yang mengemukakan bahwa kegiatan mengutip sama

dengan mengambil pendapat atau keterangan yang dikemukakan orang lain lalu

memasukkannya pada naskah karangan dengan tujuan sebagai penguat gagas-

an yang sedang dibahas (Heryadi, 2007:98).


 Pengintegrasian kutipan dengan cara menulis terpisah dari teks pengantar
dilakukan manakala kutipan berjumlah minimal lima baris dengan jarak satu
spasi. Berikut ini contohnya:

Saat ini dalam tulis-menulis, orang hampir tidak pernah lagi menggunakan

catatan kaki, padahal itu sangat penting. Penyebab utama kasus demikian

yaitu orang-orang tidak tahu apa yang dimaksud dengan catatan kaki. Menu-

rut Arifin (1987:34),


“Catatan kaki adalah suatu keterangan tambahan tentang istilah ungkap-
an yang tercantum dalam naskah. Catatan kaki dapat juga berupa rujuk-
an kepada susuatu yang bukan buku, seperti keterangan wawancara,pida-
to di televisi dan sejenisnya dengan itu. Bagian yang akan diterangkan itu
diberi nomor 1, 2, 3, dan seterusnya di belakangnya. Nomor itu dinaikan
0,5 spasi tanpa jarak ketukan.”

Anda mungkin juga menyukai