Anda di halaman 1dari 6

KLIPING

TOKOH-TOKOH PELUKIS DAN PEMATUNG INDONESIA

OLEH:

NAMA : ARUN ZULFIKAR RAMADHAN

KELAS : XI MIPA 2

NIS : 10004

SMA NEGERI 1 KULISUSU


2021
TOKOH-TOKOH PELUKIS INDONESIA
1. Basuki Abdullah

Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah (lahir di


Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda, 25 Januari
1915 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 5 November
1993 pada umur 78 tahun)  adalah salah seorang
maestro pelukis Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis
aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi
pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-
karyanya menghiasi istana-istana negara dan
kepresidenan Indonesia, disamping menjadi barang
koleksi dari penjuru dunia.

Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, Abdullah Suriosubroto, yang juga seorang pelukis
dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional
Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun
Basuki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma
Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.

Pendidikan formal Basuki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo.
Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basuki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa
untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag,
Belanda, dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan
Sertifikat Royal International of Art (RIA).

Pelukis: Basuki Abdullah

Tahun karya: 1940 - 1960

Judul: Pangeran Diponegoro


2. Abdul Djalil Pirous
Seniman asal Indonesia yang memilki pengalaman berkarya
yang panjang dimulai dari masa kolonial, Orde Lama, dan
Orde Baru sampai Reformasi. Banyak karya yang telah
dihasilkannya sejak tahun 1960. karya-karyannya yang
menjadikan Pirous sebagai seniman pembaru seni lukis
modern dengan latar belakang karya Islam. Pada tahun
2000an Pirous mengadakan pameran tunggal yang
menyajikan pameran yang komperhensif dengan
keberagaman tema dan gaya lukisnya. Gaya lukisnya mudah
dikenal aalah tekstur dan warna-warna dibuat sangat
terelaborasa dan sabar. cara melukisnyapun dibuat dengan
cara melapisi warna dengan pasta pualam dan pisau palet.
Pembeda pameran itu yaitu Ayat-ayat Semesta yang berfokus
pada gaya karya Pirous. Dari beragam pokok pembahasan
Prirous dalam berkarya selain benda alam, lansekap,
kehidupan sehari-hari, figur binatang, abstrak dan yang
lainnya karya kaligrafi yang menyita waktu, tenaga dan pikiran Pirous. Pertamakali setelah
lahirnya karya cetak etsa Pirous menampilkan kali grafi Arab, Surah Al-Ikhlas: Pure Faith
(1970), istilah 'kaligrafi' 'Islam' di Indonesia (dua istilah yang berdiri sendiri dan mengiringi 'seni'
maupun 'lukisan' 'modern' ) yang melekat dengan Pirous.

Pelukis : AD Pirous

Tahun karya : 1959

Judul : Pura Bali


3. Barli Sasmitawinata
Barli Sasmitawinata (lahir di Bandoeng, 18
Maret 1921 – meninggal di Bandung, 8
Februari 2007 pada umur 85 tahun) adalah
seorang pelukis realis asal Indonesia.

Sasmitawinata dikenal sebagai orang


menekankan pentingnya pendidikan seni rupa.
Tahun 1948 ia mendirikan studio Jiwa Mukti
bersama Karnedi dan Sartono. Setelah
menyelesaikan pendidikan di luar negeri, ia
mendirikan Sanggar Rangga Gempol di
kawasan Dago, Bandung pada tahun 1958. Ia
pernah mengajar seni lukis di Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan adalah salah
seorang perintis jurusan seni rupa di Institut
Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Bandung (kini bernama Universitas
Pendidikan Indonesia) pada tahun 1961. Barli
lalu kemudian lebih banyak mengajar murid
secara informal di sanggar. Tahun 1992 ia
mendirikan Museum Barli Bandung.

Pelukis : Barli Sasmitawinata


Tahun Karya : 1946
Judul : Pejuang Napitupulu
TOKOH-TOKOH PEMATUNG INDONESIA

1. Edhi Sunarso
Edhi Sunarso (lahir di Salatiga, Jawa
Tengah, 2 Juli 1932; umur 83 tahun) adalah
pematung Indonesia. Ia mulai belajar dan
berlatih membuat patung ketika menjadi
tawanan perang KNIL di Bandung antara
tahun 1946-1949 yang kemudian dilanjutkan
melalui jalur pendidikan resmi
di ASRI, Yogyakarta lulus tahun 1955
dan Kelabhawa Visva Bharati
University Santiniketan, India lulus pada
tahun 1957. Selain sebagai pematung, ia juga
dosen pada Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Karya yang dihasilkan Edhi Sunarso antara
lain, patung Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia dan Diorama
Sejarah Monumen Nasional di Jakarta.

Pematung: Edhi Sunarso

Tahun Karya: 1958

Judul : Tua Muda


2. Dolorosa Sinaga
Dolorosa Sinaga (lahir di Sibolga, Sumatera
Utara, Indonesia, 31 Oktober 1953; umur 62
tahun) seorang pematungIndonesia.
Karyanya banyak menampilkan keimanan,
krisis, solidaritas, multikulturalisme, dan
perjuangan wanita.
Ia juga pernah menjadi dekan Fakultas Seni
Rupa Institut Kesenian Jakarta. Dan sampai
sekarang masih aktif mengajar di Institut
Kesenian Jakarta (IKJ).
Ia juga mendirikan studio patung sebagai
tempat berkaryanya yang berlokasi sama dengan tempat tinggalnya di daerah Pinang Ranti
Jakarta Timur sejak tahun 1987, yang Ia beri nama Somalaing art studio. Dolorosa Sinaga
lulus dari Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1977 dan kemudian meneruskan studinya
di St. Martin's School of Art, London, Karnarija Lubliyana, Yugoslavia, dan San Francisco
Art Institute serta Universitas Maryland, Amerika Serikat. Karyanya cenderung
memperlihatkan emosi tinggi yang khas, kebanyakan berwarna hijau dan memiliki bentuk
sederhana. Kebanyakan figur berbentuk wanita.
Namun pada pameran Soliloquy, ia memperlihatkan karya-karya dengan detail tinggi dengan
penggarapan lipatan kain yang sangat baik.

Pematung: Dolorosa Sinaga

Tahun karya: 2003

Judul: Dancer

Anda mungkin juga menyukai