OLEH:
KELAS : XI MIPA 2
NIS : 10004
Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, Abdullah Suriosubroto, yang juga seorang pelukis
dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional
Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun
Basuki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma
Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.
Pendidikan formal Basuki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo.
Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basuki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa
untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag,
Belanda, dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan
Sertifikat Royal International of Art (RIA).
Pelukis : AD Pirous
1. Edhi Sunarso
Edhi Sunarso (lahir di Salatiga, Jawa
Tengah, 2 Juli 1932; umur 83 tahun) adalah
pematung Indonesia. Ia mulai belajar dan
berlatih membuat patung ketika menjadi
tawanan perang KNIL di Bandung antara
tahun 1946-1949 yang kemudian dilanjutkan
melalui jalur pendidikan resmi
di ASRI, Yogyakarta lulus tahun 1955
dan Kelabhawa Visva Bharati
University Santiniketan, India lulus pada
tahun 1957. Selain sebagai pematung, ia juga
dosen pada Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Karya yang dihasilkan Edhi Sunarso antara
lain, patung Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia dan Diorama
Sejarah Monumen Nasional di Jakarta.
Judul: Dancer