Abstract
This study is a study that discusses the effect of social distancing due to COVID-19 on the
performance of vehicle traffic flow in the city of Makassar with the aim of knowing the
degree of saturation, service level and traffic volume. This study uses a survey at the
observation location. Data collection was carried out by direct observation at the
research location at the Fly Over Jalan Urip Sumoharjo, Makassar City. The results of
the survey I conducted on 18 May 2020, 20 May 2020 and 24 May 2020 with the 1997
Road Capacity Manual (MKJI) in my survey for three days. The survey was conducted
during the COVID-19 pandemic during the Large-Scale Social Restrictions (PSBB)
period. The results showed that the traffic flow on the Fly Over was 727smp / hour, the
average value of the degree of saturation was 0.27 and was included in the service level
category B.
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang Pengaruh jarak sosial akibat
COVID-19 terhadap kinerja arus lalu lintas kendaraan di kota Makassar dengan tujuan
untuk mengetahui derajat kejenuhan, tingkat pelayanan dan volume lalu lintas. Penelitian
ini menggunakan survei pada lokasi pengamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengamatan langsung pada lokasi penelitian di Fly Over Jalan Urip Sumoharjo, Kota
Makasar. Hasil survei yang saya lakukan pada tanggal 18 Mei 2020, 20 Mei 2020 dan 24
Mei 2020 dengan panduan Manual Kapasitas Jalan 1997 (MKJI) dalam survei saya
selama tiga hari. Survei dilakukan pada saat masa pandemi COVID-19 dengan masa
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus
lalu lintas pada Fly Over sebesar 727smp/jam, nilai rata-rata derajat kejenuhan 0,27 dan
masuk kategori tingkat pelayanan B.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kota Makassar adalah salah satu kota di Sulawesi Selatan yang terdampak banyak
masyarakatnya yang terkena COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) yang
perkembangannya sangat pesat. Oleh karena itu, pemerintah harus menghimbau agar
masyarakatnya melakukan social distancing (jarak sosial) agar Kota Makassar dan
masyarakat tidak banyak terkena COVID-19. Social distancing istilah dari ‘pembatasan
sosial’ adalah menghindari tempat umum, menjauhi keramaian dan menjaga jarak
optimal 2m dari orang lain. Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan
dapat berkurang. Fly over merupakan jalanan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan
untuk mengatasi hambatan karena konflik dipersimpangan dan menghindari kawasan
yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas. Fly over di kota Makassar
berada di Jalan Urip Sumoharjo. Fly over ini, awalnya kinerja kendaraannya mengalami
peningkatan. Sekarang dengan adanya COVID-19, fly over kini kinerja kendaraannya
mengalami penurunan. Hal disebabkan adanya social distancing terhadap masyarakat
Kota Makassar.
Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat di atas, tujuan dari penelitian ini
ialah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pelayanan terhadap kinerja lalu di Fly Over
lintas Jalan Urip Sumoharjo.
b. Untuk mengetahui pengaruh arus lalu lintas terhadap kinerja lalu lintas di Fly
Over Jalan Urip Sumoharjo.
c. Untuk mengetahui pengaruh Derajat Kejenuhan terhadap kinerja lalu lintas di Fly
Over Jalan Urip Sumoharjo.
2. Metode Penelitian
2.1 Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan
dalam smp/jam. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut telah mempunyai
masalah kapasitas atau tidak. Besarnya derajat kejenuhan secara teoritis tidak lebih dari 1
(satu), yang artinya apabila nilai tersebut mendekati 1 (satu) maka kondisi lalu lintas
sudah mendekati jenuh, dan secara visual atau secara langsung bias dilihat di lapangan
kondisi lalu lintas yang terjadi mendekati pada dan kecepatan rendah.
Tingkat pelayanan jalan menurut Hendarto (2001) adalah suatu ukuran kualitas
perjalanan dalam arti luas menggambarkan kondisi lalu lintas yang mungkin timbul pada
suatu jalan akibat dari volume lalu lintas. Lebar dan jumlah lajur yang dibutuhkan tidak
dapat direncanakan dengan baik walaupun LHR telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh
karena tingkat kenyamanan dan keamanan yang akan diberikan oleh jalan rencana belum
ditentukan. Kebebasan bergerak yang dirasakan oleh pengemudi akan lebih baik pada
jalan-jalan yang kebebasan samping memadai, tetapi hal tersebut saja menuntut daerah
manfaat jalan yang lebih lebar pula.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) kapasitas adalah arus lalu lintas
maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah,
komposisi lalulintas, dan faktor lingkungan). Dalam pengendalian arus lalu lintas, salah
satu aspek yang penting adalah kapasitas jalan serta hubungannya dengan kecepatan dan
kepadatan. Kapasitas didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum dimana kendaraan
dapat diharapkan untuk melalui suatu potongan jalan pada periode waktu tertentu untuk
kondisi lajur/jalan, pengendalian lalu lintas dan kondisi cuaca yang berlaku Sapta, 2009).
Perhitungan pada kendaraan per jam (kend/jam) dikonversi menjadi satuan mobil
penumpang (smp/jam) yang disesuaikan dengan tipe pendekat terlindung atau terlawan.
Perhitungan dikerjakan secara terpisah untuk setiap lengan yang terdiri dari 3 pendekat
yaitu ST (Straight Turn), RT (Right Turn) dan LT (Left Turn) Nilai arus lalu lintas
mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan (smp).
Pada geometrik jalan perlu diperhatikan denah dan posisi dari pendekat-pendekat, pulau-
pulau lalu lintas, garis henti, penyeberangan pejalan kaki, marka jalur dan marka panah,
lebar jalan, panjang jalur dengan panjang terbatas (ketelitian sampai meter terdekat).
2.7 Jalan Perkotaan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan merupakan
segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang
seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa
perkembangan lahan atau bukan. Termasuk jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan
penduduk lebih dari 100.000, maupun jalan didaerah perkotaan dengan penduduk
kurang dari 100.000 dengan perkembangan samping jalan yang permanen dan menerus.
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah
kendaraan maksimum yang dapatmelintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan
selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat
dicapai. Kapasitas adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang
melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan
mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan
mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas
menggunakan satuan satuan mobil penumpangper jam atau (smp)/jam.
2.9 Kecepatan
Menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena
mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya
pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan dalam kecepatan
rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan (MKJI 1997)
Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai keceptan pada saat tingkat arus nol, sesuai
dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan
bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain dijalan (yaitu saat arus = 0). Kecepatan
arus bebas ditentukan berdasarkan jenis jalan dan jenis kendaraan. Secara umum
kendaraan ringan memiliki kecepatan arus bebas lebih tinggi dari pada kendaraan berat
dan sepeda motor. Jalan terbagi memiliki kecepatan arus bebas lebih tinggi dari pada
jalan tidak terbagi. Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data
lapangan, dari mana hubungan antara kecepatan arus bebas dan kondisi rencana
geometrik telah ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan
ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja jalan bebas hambatan pada arus =
0. Kecepatan pada arus nol, sesuai dengan kecepatan yang akan digunakan pengemudi
pada saat mengendarai kendaraan bermotor tanpa dihalangi kendaraan bermotor lainnya
di jalan bebas hambatan.
Tabel 1. Rekapitulasi data arus lalu lintas di jam puncak pada Hari Senin tanggal 13-11-2017
4. Kesimpulan
Dari seluruh proses pengamatan, perhitungan, dan analisis data pada arus lalu lintas
yang terjadi pada lokasi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai derajat kejenuhan yang diperoleh dari hasil analisis data sebesar 0,27 dan masuk dalam
tingkat pelayanan B yang kondisi arus lalu lintas stabil, kecepatan operasi mulai dibatasi oleh
kendaraan lainnya dan mulai dirasakan hambatan oleh kendaraan sekitarnya.
2. Arus lalu lintas yang di survei selama 3 hari kendaraan rata-rata kendaraan yang melintas
sejumlah 560smp/jam.
Daftar Pustaka
Anonim.UU Nomor 38 Tahun 2004 Pasal 7 Tentang Jalan.
Arman Taufik.Muh .2016. Pengaruh Arus Kendaraan Berat (Truck) Terhadap Tingkat Kemacetan
Lalu Lintas Di Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1997. Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No:
SK.43/AJ/007/DRJD/97. Departemen Perhubungan. Jakarta.
Makassar, 2020. Peraturan Walikota Makassar No. 31 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Protokol Kesehatan Di Kota Makassar. Makassar.
Republik Indonesia,2004. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 tentang
Undang-Undang Jalan. Jakarta.
Yunita Rina .2017. Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Di Kota
Makassar.