Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Jarak Sosial Akibat COVID-19 Terhadap

Kinerja Lalu Lintas Kendaraan


Resky Wagiri

Program Studi Teknik Sipil, FT UAJ-Makassar


E-mail: erickpanas98@gmail.com

Abstract

This study is a study that discusses the effect of social distancing due to COVID-19 on the
performance of vehicle traffic flow in the city of Makassar with the aim of knowing the
degree of saturation, service level and traffic volume. This study uses a survey at the
observation location. Data collection was carried out by direct observation at the
research location at the Fly Over Jalan Urip Sumoharjo, Makassar City. The results of
the survey I conducted on 18 May 2020, 20 May 2020 and 24 May 2020 with the 1997
Road Capacity Manual (MKJI) in my survey for three days. The survey was conducted
during the COVID-19 pandemic during the Large-Scale Social Restrictions (PSBB)
period. The results showed that the traffic flow on the Fly Over was 727smp / hour, the
average value of the degree of saturation was 0.27 and was included in the service level
category B.

Keywords: level of service, degree of saturation, traffic flow

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang Pengaruh jarak sosial akibat
COVID-19 terhadap kinerja arus lalu lintas kendaraan di kota Makassar dengan tujuan
untuk mengetahui derajat kejenuhan, tingkat pelayanan dan volume lalu lintas. Penelitian
ini menggunakan survei pada lokasi pengamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengamatan langsung pada lokasi penelitian di Fly Over Jalan Urip Sumoharjo, Kota
Makasar. Hasil survei yang saya lakukan pada tanggal 18 Mei 2020, 20 Mei 2020 dan 24
Mei 2020 dengan panduan Manual Kapasitas Jalan 1997 (MKJI) dalam survei saya
selama tiga hari. Survei dilakukan pada saat masa pandemi COVID-19 dengan masa
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus
lalu lintas pada Fly Over sebesar 727smp/jam, nilai rata-rata derajat kejenuhan 0,27 dan
masuk kategori tingkat pelayanan B.

Kata kunci: tingkat pelayanan, derajat kejenuhan, arus lalu lintas

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Kota Makassar adalah salah satu kota di Sulawesi Selatan yang terdampak banyak
masyarakatnya yang terkena COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) yang
perkembangannya sangat pesat. Oleh karena itu, pemerintah harus menghimbau agar
masyarakatnya melakukan social distancing (jarak sosial) agar Kota Makassar dan
masyarakat tidak banyak terkena COVID-19. Social distancing istilah dari ‘pembatasan
sosial’ adalah menghindari tempat umum, menjauhi keramaian dan menjaga jarak
optimal 2m dari orang lain. Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan
dapat berkurang. Fly over merupakan jalanan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan
untuk mengatasi hambatan karena konflik dipersimpangan dan menghindari kawasan
yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas. Fly over di kota Makassar
berada di Jalan Urip Sumoharjo. Fly over ini, awalnya kinerja kendaraannya mengalami
peningkatan. Sekarang dengan adanya COVID-19, fly over kini kinerja kendaraannya
mengalami penurunan. Hal disebabkan adanya social distancing terhadap masyarakat
Kota Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, rumusan masalah di dalam penelitian ini ialah


sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh social distancing terhadap kinerja lalu lintas di Fly Over
Jalan Urip Sumoharjo?
b. Bagaimana arus lalu lintas yang terjadi di Fly Over Jalan Urip Sumorharjo?
c. Bagaimana derajat kejenuhan yang terjadi di Fly Over jalan Urip Sumahrjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat di atas, tujuan dari penelitian ini
ialah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pelayanan terhadap kinerja lalu di Fly Over
lintas Jalan Urip Sumoharjo.
b. Untuk mengetahui pengaruh arus lalu lintas terhadap kinerja lalu lintas di Fly
Over Jalan Urip Sumoharjo.
c. Untuk mengetahui pengaruh Derajat Kejenuhan terhadap kinerja lalu lintas di Fly
Over Jalan Urip Sumoharjo.

2. Metode Penelitian
2.1 Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan
dalam smp/jam. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut telah mempunyai
masalah kapasitas atau tidak. Besarnya derajat kejenuhan secara teoritis tidak lebih dari 1
(satu), yang artinya apabila nilai tersebut mendekati 1 (satu) maka kondisi lalu lintas
sudah mendekati jenuh, dan secara visual atau secara langsung bias dilihat di lapangan
kondisi lalu lintas yang terjadi mendekati pada dan kecepatan rendah.

2.2 Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan jalan menurut Hendarto (2001) adalah suatu ukuran kualitas
perjalanan dalam arti luas menggambarkan kondisi lalu lintas yang mungkin timbul pada
suatu jalan akibat dari volume lalu lintas. Lebar dan jumlah lajur yang dibutuhkan tidak
dapat direncanakan dengan baik walaupun LHR telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh
karena tingkat kenyamanan dan keamanan yang akan diberikan oleh jalan rencana belum
ditentukan. Kebebasan bergerak yang dirasakan oleh pengemudi akan lebih baik pada
jalan-jalan yang kebebasan samping memadai, tetapi hal tersebut saja menuntut daerah
manfaat jalan yang lebih lebar pula.

2.3 Kapasitas Jalan

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) kapasitas adalah arus lalu lintas
maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah,
komposisi lalulintas, dan faktor lingkungan). Dalam pengendalian arus lalu lintas, salah
satu aspek yang penting adalah kapasitas jalan serta hubungannya dengan kecepatan dan
kepadatan. Kapasitas didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum dimana kendaraan
dapat diharapkan untuk melalui suatu potongan jalan pada periode waktu tertentu untuk
kondisi lajur/jalan, pengendalian lalu lintas dan kondisi cuaca yang berlaku Sapta, 2009).

2.4 Arus Lalu Lintas

Perhitungan pada kendaraan per jam (kend/jam) dikonversi menjadi satuan mobil
penumpang (smp/jam) yang disesuaikan dengan tipe pendekat terlindung atau terlawan.
Perhitungan dikerjakan secara terpisah untuk setiap lengan yang terdiri dari 3 pendekat
yaitu ST (Straight Turn), RT (Right Turn) dan LT (Left Turn) Nilai arus lalu lintas
mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan (smp).

2.5 Arus Lalu Lintas

Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda karena


dimensi, kecepatan, percepatan maupun kemampuan manuver masing-masing tipe
kendaraan berbeda, dan pengaruh dari geometrik jalan. Oleh karena itu, menyamakan
satuan dari masing-masing jenis kendaraan digunakan suatu satuan yang bisa dipakai
dalam perencanaan lalu lintas yang disebut satuan mobil penumpang (smp). Satuan
kendaraan di dalam arus lalu lintas yang disetarakan dengan kendaraan ringan/mobil
penumpang (emp) aatau factor pengali berbagai jenis kendaraan menjadi satu satuan yaitu
SMP, dimana besaran SMP dipengaruhi oleh tipe/jenis kendaraan, dimensi kendaraan dan
kemampuan olah gerak. SMP digunakan dalam melakukan rekayasa lalu lintas terutama
dalam desain persimpangan, perhitungan waktu alat pengatur isyarat lalu lintas (APILL),
ataupun dalam menentukan volume per kapasitas jalan (V/C) satuan mobil penumpang
dikenal dengan istilah passenger car unit atau PCU atau passenger car equivalent (PCE).

2.6 Arus Lalu Lintas

Pada geometrik jalan perlu diperhatikan denah dan posisi dari pendekat-pendekat, pulau-
pulau lalu lintas, garis henti, penyeberangan pejalan kaki, marka jalur dan marka panah,
lebar jalan, panjang jalur dengan panjang terbatas (ketelitian sampai meter terdekat).
2.7 Jalan Perkotaan

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan merupakan
segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang
seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa
perkembangan lahan atau bukan. Termasuk jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan
penduduk lebih dari 100.000, maupun jalan didaerah perkotaan dengan penduduk
kurang dari 100.000 dengan perkembangan samping jalan yang permanen dan menerus.

2.8 Kapasitas Jalan Perkotaan

Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah
kendaraan maksimum yang dapatmelintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan
selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat
dicapai. Kapasitas adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang
melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan
mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan
mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas
menggunakan satuan satuan mobil penumpangper jam atau (smp)/jam.

2.9 Kecepatan

Menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena
mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya
pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan dalam kecepatan
rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan (MKJI 1997)

2.10 Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai keceptan pada saat tingkat arus nol, sesuai
dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan
bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain dijalan (yaitu saat arus = 0). Kecepatan
arus bebas ditentukan berdasarkan jenis jalan dan jenis kendaraan. Secara umum
kendaraan ringan memiliki kecepatan arus bebas lebih tinggi dari pada kendaraan berat
dan sepeda motor. Jalan terbagi memiliki kecepatan arus bebas lebih tinggi dari pada
jalan tidak terbagi. Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data
lapangan, dari mana hubungan antara kecepatan arus bebas dan kondisi rencana
geometrik telah ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan
ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja jalan bebas hambatan pada arus =
0. Kecepatan pada arus nol, sesuai dengan kecepatan yang akan digunakan pengemudi
pada saat mengendarai kendaraan bermotor tanpa dihalangi kendaraan bermotor lainnya
di jalan bebas hambatan.

2.11 Perilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan

Ukuran Indonesia serta keanekaragaman dan tingkat perkembangan daerah perkotaan


menunjukkan bahwa perilaku pengemudi dan populasi kendaraan (umur, tenaga dan
kondisi kendaraan, komposisi kendaraan) adalah beraneka ragam. Karakteristik ini
dimasukkan dalam prosedur perhitungan secara tidak langsung, melalui ukuran kota.
Kota yang lebih besar menunjukkan perilaku pengemudi yang kurang gesit dan kendaraan
yang modern, menyebabkan kapasitas dan kecepatan lebih tinggi pada arus tertentu, jika
dibandingkan dengan kota yang lebih kecil.

2.12 Klasifikasi Jalan

Jalan merupakan prasarana darat yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan


pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut keputusan Direktur Jendral Perhubungan
Darat Nomor: SK.43/AJ/007/DRJD/97, jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum. Menurut peranan pelayanan jasa distribusi, sistem jaringan jalan
sebagaimna diatur dalam UU. No.38 tahun 2004 pasal 7 tentang jalan, jalan terdiri dari:
1. Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional
dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud pusat kegiatan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
Sedangkan pengelompokan jalan berdasarkan peranannya dapat digolongkan
menjadi:
a. Jalan arteri, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, dengan kecepatan rata-rata tinggi dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
b. Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul dan pembagi
dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata
rendah dan jumlah masuk dibatasi.
c. Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dengan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
Berdasarkan fungsi/peranannya sistem jaringan jalan primer dapat dikelompokan
sebagai berikut:
a. Jalan arteri primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang
terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota
jenjang kedua.
b. Jalan kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua
dengan kota jenjang ketiga.
c. Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan
persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan persil atau kota di bawah
jenjang ketiga dengan persil.
Berdasarkan fungsi/peranannya sistem jaringan jalan sekunder dapat
dikelompokan sebagai berikut:
a. Jalan arteri sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kesatu atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan
sekunder kedua.
b. Jalan kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan Kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder ketiga.
c. Jalan lokal sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan v kawasan sekunder
kesatu dengan perumahan, Kawasan sekunder kedua dengan perumahan,
kawasan sekunder ketiga dengan perumahan dan seterusnya.
3. Analisa dan Pembahasan
Analisis data menggunakan program Microsoft Excel, perhitungan jumlah kendaraan yang lewat
direkam menggunakan camera dan dihitung kembali secara manual menggunakan manual counter.
Proses analisis data menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997
dengan pengisian formulir berdasarkan data yang didapatkan di lokasi survei.

Tabel 1. Rekapitulasi data arus lalu lintas di jam puncak pada Hari Senin tanggal 13-11-2017

Volume lalu lintas Senin tanggal 13-11-2017


Senin Konversi ke SMP ( Satuan Mobil penumpang)
Jam Puncak
LV HV MC TOTAL LV HV MC TOTAL
07.00-07.15 90 5 130 225 90 6 65 161
07.15-07.30 55 12 105 172 55 14 52,5 122
07.30-07.45 60 20 110 190 60 24 55 139
07.45-08.00 100 33 150 283 100 40 75 215
Jumlah per jam 305 70 495 870 305 84 248 637
08.00-08.15 100 10 150 260 100 12 75 187
08.15-08.30 80 15 130 225 80 18 65 163
08.30-08.45 85 20 111 216 85 24 55,5 165
08.45-09.00 102 26 100 228 102 31 50 183
Jumlah per jam 367 71 491 929 367 85 246 698
12.00-12.15 90 5 105 200 90 6 52,5 149
12.15-12.30 87 16 100 203 87 19 50 156
12.30-12.45 80 22 90 192 80 26 45 151
12.45-13.00 100 26 120 246 100 31 60 191
Jumlah per jam 357 69 415 841 357 83 208 647
13.00-13.15 100 3 115 218 100 4 58 161
13.15-13.30 77 12 111 200 77 14 56 147
13.30-13.45 89 16 95 200 89 19 48 156
13.45-14.00 120 21 140 281 120 25 70 215
Jumlah per jam 386 52 461 899 386 62 231 679
16.00-16.15 100 7 150 257 100 8 75 183
16.15-16.30 88 15 95 198 88 18 48 154
16.30-16.45 90 25 100 215 90 30 50 170
16.45-17.00 111 32 130 273 111 38 65 214
Jumlah per jam 389 79 475 943 389 95 238 721
17.00-17.15 100 9 140 249 100 11 70 181
17.15-17.30 90 16 100 206 90 19 50 159
17.30-17.45 85 22 111 218 85 26 56 167
17.45-18.00 110 28 150 288 110 34 75 219
Jumlah per jam 385 75 501 961 385 90 251 726
Tabel 2. Rekapitulasi data arus lalu lintas di jam puncak pada Hari Senin tanggal 18-05-2020

Volume lalu lintas Senin Tanggal 18-05-2020


Senin Konversi ke SMP ( Satuan Mobil penumpang)
Jam Puncak
LV HV MC TOTAL LV HV MC TOTAL
07.00-07.15 37 1 95 133 37 1,2 47,5 86
07.15-07.30 40 1 80 121 40 1,2 40 81
07.30-07.45 44 0 83 127 44 0 41,5 86
07.45-08.00 50 2 85 137 50 2,4 42,5 95
Jumlah per jam 171 4 343 518 171 4,8 171,5 347
08.00-08.15 67 1 78 146 67 1,2 39 107
08.15-08.30 80 2 89 171 80 2,4 44,5 127
08.30-08.45 85 1 78 164 85 1,2 39 125
08.45-09.00 78 3 85 166 78 3,6 42,5 124
Jumlah pe jam 310 7 330 647 310 8,4 165 483
12.00-12.15 90 2 105 197 90 2,4 52,5 145
12.15-12.30 87 1 100 188 87 1,2 50 138
12.30-12.45 80 1 90 171 80 1,2 45 126
12.45-13.00 100 2 95 197 100 2,4 47,5 150
Jumlah per jam 357 6 390 753 357 7,2 195 559
13.00-13.15 80 0 101 181 80 0 50,5 131
13.15-13.30 77 1 100 178 77 1,2 50 128
13.30-13.45 89 1 95 185 89 1,2 47,5 138
13.45-14.00 85 0 88 173 85 0 44 129
Jumlah per jam 331 2 384 717 331 2,4 192 525
16.00-16.15 65 1 80 146 65 1,2 40 106
16.15-16.30 88 2 95 185 88 2,4 47,5 138
16.30-16.45 77 1 100 178 77 1,2 50 128
16.45-17.00 100 4 110 214 100 4,8 55 160
Jumlah per jam 330 8 385 723 330 9,6 192,5 532
17.00-17.15 90 2 111 203 90 2,4 55,5 148
17.15-17.30 87 0 90 177 87 0 45 132
17.30-17.45 80 2 88 170 80 2,4 44 126
17.45-18.00 78 0 83 161 78 0 41,5 120
Jumlah per jam 335 4 372 711 335 4,8 186 526
Gambar 1. Arus lalu lintas di jam puncak pada Hari Senin tanggal 18-05-2020

4. Kesimpulan
Dari seluruh proses pengamatan, perhitungan, dan analisis data pada arus lalu lintas
yang terjadi pada lokasi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai derajat kejenuhan yang diperoleh dari hasil analisis data sebesar 0,27 dan masuk dalam
tingkat pelayanan B yang kondisi arus lalu lintas stabil, kecepatan operasi mulai dibatasi oleh
kendaraan lainnya dan mulai dirasakan hambatan oleh kendaraan sekitarnya.
2. Arus lalu lintas yang di survei selama 3 hari kendaraan rata-rata kendaraan yang melintas
sejumlah 560smp/jam.

Daftar Pustaka
Anonim.UU Nomor 38 Tahun 2004 Pasal 7 Tentang Jalan.

Arman Taufik.Muh .2016. Pengaruh Arus Kendaraan Berat (Truck) Terhadap Tingkat Kemacetan
Lalu Lintas Di Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa

Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1997. Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No:
SK.43/AJ/007/DRJD/97. Departemen Perhubungan. Jakarta.

Makassar, 2020. Peraturan Walikota Makassar No. 31 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Protokol Kesehatan Di Kota Makassar. Makassar.

Nuraini Nuning .2020. Data Dan Simulasi COVID-19 Dipandang Dari


Pendekatan Model Matematika

Pengertian tentang bagian jalan. Menurut PP no 34 tahun 2006


(https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/57/bagian-bagian-jalan-dan-pemanfaatannya, diakses
12 agustus 2020)

Republik Indonesia,2004. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 tentang
Undang-Undang Jalan. Jakarta.
Yunita Rina .2017. Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Di Kota
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai