KELAS : XII-MIPA5
Tugas
KALA ITU INDONESIA BERUNTUNG KARENA BEBERAPA NEGARA MENDUKUNG PROKLAMASI KEMERDEKAAN,
NAMUN ADA PULA YANG MENENTANGNYA . B ERIKUT INI ADALAH RESPONS INTERNASIONAL TERHADAP
PROKLAMASI KEMERDEKAAN I NDONESIA :
MELANSIR SITUS RESMI KEMENTERIAN LUAR NEGERI, MESIR MERUPAKAN NEGARA ARAB PERTAMA YANG
MENGAKUI KEMERDEKAAN I NDONESIA PADA 22 M ARET 1946. M ESIR JUGA MENDORONG AGAR NEGARA -
NEGARA ANGGOTA LIGA ARAB MELAKUKAN HAL YANG SAMA .
TERLEBIH LIGA ARAB MENDUKUNG PERJUANGAN DEKOLONISASI YANG DILAKUKAN BANGSA -BANGSA
MAYORITAS MUSLIM . S ELAIN ITU , HUBUNGAN NEGARA -NEGARA ARAB DENGAN I NDONESIA JUGA TELAH
TERJALIN SEJAK LAMA . OLEH SEBAB ITU, KABAR KEMERDEKAAN INDONESIA MENUAI SIMPATI DARI RAKYAT
MESIR.
MENGUTIP BUKU SERATUS TAHUN AGUS SALIM, MUHAMMAD ABDUL M UN’IM, KONSUL JENDERAL MESIR
DI M UMBAI BAHKAN DITUGASKAN DATANG KE YOGYAKARTA PADA M ARET 1947. I A BERTUGAS UNTUK
MEMBAWA PESAN DARI LIGA ARAB YANG MENDUKUNG KEMERDEKAAN I NDONESIA .
PENGAKUAN DARI INDIA
INDIA MERUPAKAN SALAH SATU SAHABAT INDONESIA. KEDUANYA SAMA-SAMA PAHAM SULITNYA HIDUP DI
BAWAH BELENGGU KOLONIALISME SELAMA BERABAD- ABAD. OLEH SEBAB ITU KEDUA BANGSA INI SALING
BEKERJA SAMA.
Pada 1946 Indonesia mengirim bantuan sebesar 500.000 ton beras kepada India yang saat itu
sedang mengalami krisis pangan akibat penjajahan Inggris.
India membalas kebaikan hati rakyat Indonesia dengan turut menyuarakan perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketika Belanda melakukan agresi militer, India merupakan
salah satu negara yang mengkutuk tindakan tersebut.
Ribuan pelaut Australia melakukan boikot besar-besaran terhadap kapal-kapal milik Belanda
yang memuat persenjataan. Akibatnya kapal-kapal tersebut tidak dapat melanjutkan pelayaran
ke Indonesia.
Aksi tersebut didukung oleh Partai Buruh yang saat itu menguasai pemerintahan Australia.
Selain itu, Autralia juga secara aktif mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menyelesaikan
masalah Indonesia dan mengakui kedaulatannya.
Penolakan Belanda
Setelah Jepang menyerah, Belanda ingin kembali berkuasa di Indonesia. Belanda bahkan
melancarkan Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948).
Berbagai upaya damai dengan jalan perundingan dilakukan, mulai dari Perjanjian Linggarjati
(1946), Perjanjian Renville (1948), Perjanjian Roem-Royen (1949), hingga Konferensi Meja
Bundar (1949). Belanda akhirnya baru mengakui kedaulatan RI berkat resolusi Konferensi Meja
Bundar 1949.
Annemarie Toebosch, peneliti di Universitas Michigan dalam artikel yang ia tulis di The
Conversation mengatakan bahwa hingga saat ini Belanda tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Sebab jika Belanda mengakui tahun tersebut, berarti mereka telah menyerang negara berdaulat
setelah Perang Dunia II dengan tujuan untuk menjajahnya. Ini dapat dianggap sebagai
kejahatan perang.