Skripsi
Oleh:
MUSLIMAH
NIM: 20100115147
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Muslimah
Nim : 20100115147
Alamat : Pallangga
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, 2021
Penyusun,
Muslimah
NIM. 201001151247
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Gowa, 2021
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Erwin, Lc., M.Th.I., M.Ed. Dr. Idah Suaidah, S.Ag., M.H.I.
NIP. 19740912 200003 1 002 NIP. 19700715 199903 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan PAI
iii
KATA PENGANTAR
banyak nikmat, yakni nikmat kesehatan dan nikmat kemampuan, begitu pun
limpahan rahmat, dan ilmu-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
Muhammad saw., sebagai suri teladan bagi umat manusia dalam menjalankan
segala aktivitas keseharian di atas permukaan bumi ini, juga kepada keluarga
meniti kehidupan, hingga akhir zaman dengan Islam sebagai satu-satunya agama
Ramli dan Ibunda Murniati yang tidak pernah bosan memberikan arahan dan
bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini sehingga mampu meraih
gelar Sarjana Pendidikan yang Insya Allah sebentar lagi. Penghargaan dan ucapan
iv
1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Rektor , Prof. Dr. H. Mardan,
M.Ag., Wakil Rektor I, Dr. Wahyudin Naro, M.Hum., Wakil Rektor II, dan
Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., Wakil Rektor III, dan Dr. H.
Makassar dan atas segala fasilitas yang telah disediakan sehingga skripsi ini
Dekan I, Dr. M. Rusdi, M.Ag., Wakil Dekan II, Dr. H. Ilyas M.Pd., M.Si.,
Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
beserta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.
4. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed., Pembimbing I dan Dr. Idah
skripsi ini.
penyusun.
serta UIN Alauddin Makassar beserta segenap staf yang telah menyiapkan
v
berbagai literatur dan memberikan kemudahan untuk memanfaatkan
motivasi.
dukungan moral, Nur Rahmi, Intan, Reski Ramadhani, Nur Fuadi, Sri
Rahmawati, Aulia Rahmah, Desi, Satridayanti, serta semua yang tidak dapat
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penyusun menerima saran dan kritik
yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga semua pihak
yang telah memberikan bantuan mendapatkan pahala serta kebaikan disisi Allah
swt. dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca, terlebih lagi bagi
penyusun.
Gowa,
2021
Penyusun,
vi
Muslimah
NIM. 20100115147
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ vii
PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................. ix
ABSTRAK................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1-10
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 4
C. Hipotesis............................................................................. 4
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian......... 5
E. Kajian Pustaka.................................................................... 6
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................... 9
BAB II KAJIAN TEORETIS............................................................ 11-37
A. Metode Iqro’...................................................................... 11
B. Kemampuan Membaca al-Qur’an...................................... 19
C. Gambaran Umum Taman Pendidikan al-Qur’an
Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa........................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 39-43
A. Jenis dan Lokasi Penelitian................................................ 39
B. Populasi dan Sampel.......................................................... 40
C. Metode Pengumpulan Data................................................ 41
D. Instrumen Penelitian.......................................................... 41
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data............................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN................... 44-66
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penerapan Metode Iqro’ dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca al-Qur’an Babussalam
Cambaya Kabupaten Gowa Sebelum............................ 44
2. Deskripsi Hasil Belajar Santri dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca al-Qur’an Santri Taman
Pendidikan al-Qur’an Babussalam Cambaya
Kabupaten Gowa .......................................................... 48
3. Deskripsi Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan
Metode Iqro’ dalam Peningkatan Kemampuan
Membaca al-Qur’an Santri Taman Pendidikan
al-Qur’an Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa...... 55
B. Pembahasan........................................................................ 60
BAB V PENUTUP............................................................................. 67-68
vii
A. Kesimpulan........................................................................ 67
B. Implikasi Penelitian............................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ 82
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
ix
ط ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ي Ya Y Ye
tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda
(‘).
2. Vokal
x
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
Vokal tungggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
َا fatḥah A A
ِا Kasrah I I
ُا ḍammah U U
ى
َ fatḥah dan yā’ Ai a dan i
Contoh:
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
Huruf Tanda
xi
َ ... | َا
...ى fatḥah dan alif atau yā’ Ā a dan garis di atas
Contoh:
ََمات : māta
ُ ْيَ ُمو
ت : yamūtu
4. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu: tā’ marbūṭah yang hidup
atau mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, yang transliterasinya adalah
[t]. Sedangkan tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā’
Contoh:
ْ ضةُ اَأل
طفَا ِل َ َْرو : rauḍah al-atfāl
5. Syaddah (Tasydid)
xii
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda tasydīd (ّ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan
Contoh:
َربَّنَا : rabbanā
Jika huruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
Contoh:
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ( الalif
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf
mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan
Contoh:
xiii
7. Hamzah
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di
awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau
sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam
dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas.
Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab,
Fī Ẓilāl al-Qur’ān
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
Contoh:
xiv
Adapun tā’ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah,
Contoh:
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam
kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang,
tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri
didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak
pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf
kapital Al-. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul
referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks
Al-Gazālī
xv
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus
disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
ABSTRAK
Nama : Muslimah
NIM : 20100115147
Judul Skripsi : Penerapan Metode Iqro’ Terhadap Peningkatan
Kemampuan Membaca al-Qur’an Santri Taman
Pendidikan Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa
xvi
belajar membaca al-Qur’an pada diri santri itu kurang. Kedua, santri kekurangan
motivasi dalam hal mencintai al-Qur’an. Ketiga, adanya santri yang suka
membolos.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
tersusun dalam ikatan kurikulum dengan harapan dapat dipahami oleh penuntut
ilmu sebagai bekal membentuk karakter dan kepribadian mereka. Selain itu, 1
metode dapat diartikan sebagai seperangkat cara, jalan, dan teknik yang
serta sarana yang digunakan untuk mengantar kepada suatu tujuan. Dalam al-
strategi atau metode dalam menyampaikan pesan atau pengajaran, misalnya dalam
metode yang sesuai dengan kapasitas orang tersebut. Adapun metode yang
1
Melvinda Nesty, “Metode Pendidikan Islam”, Blog Kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/melvindanesty/5e870cf7d541df669d744ce3/metode-pendidikan-
islam (11 Desember 2020).
0
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. 1; Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2014), h. 112.
1
2
Dari berbagai metode tersebut, tidak semua dijadikan pilihan bagi para guru
mengaji, tergantung metode mana yang mereka anggap lebih mudah untuk
dipahami. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang telah
Maha Esa manusia harus memahami kitab sucinya. Salah satu cara untuk
memahami kitab suci bagi umat Islam adalah dengan membacanya. Banyak
metode yang telah ditawarkan dalam mempelajari al-Qur’an, salah satu metode
Indonesia. Metode ini dirintis oleh K.H. As’ad Humam, sebagai salah satu tim
menggunakan sistem CBSA atau cara belajar santri aktif. 0 Dalam penggunaan
metode ini, guru hanya menyimak apa yang dibaca oleh santri dan tidak
perlu adanya usaha yang efektif yang dilakukan oleh guru yang mengajar. Dalam
hal ini guru harus memiliki metode, agar santri dapat belajar secara efektif dan
efisien, sampai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu adalah harus menguasai teknik penyajian pelajaran atau biasa disebut
Terkait dengan hal ini, Ibu Nuraeni, guru yang mengajar di Taman
bahwa:
Dari 75 orang santri, hanya sekitar 30 orang yang mampu membaca al-
Qur’an dengan baik, selebihnya masih sangat perlu pembinaan khusus
dalam pembelajaran al-Qur’an, bahkan terdapat 3 orang santri yang sama
sekali belum bisa membaca al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena metode
Iqro’ belum diterapkan secara maksimal.0
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa masih banyak santri yang
belum mampu membaca al-Quran dengan baik, di mana salah satu faktor
karena itu, saya tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh
0
Nuraeni (27 tahun), Guru Santri Taman Pendidikan al-Qur’an Babussalam Cambaya
Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa, 2 Juli 2019.
4
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
penelitian. Hal ini karena hipotesis dari penelitian ini masih mengacu pada teori
yang memiliki relevansi dengan penelitian ini dan belum mengacu pada fakta-
Kabupaten Gowa.
1. Definisi Operasional
ini, maka harus didefinisikan. Adapun definisi operasional judul ini sebagai
berikut:
langsung pada latihan membaca. Metode iqro’ yang dimaksud dalam skripsi ini
adalah langkah-langkah atau tahap pelaksanaan yang digunakan oleh para ustaz/
dalam membaca al-Qur’an secara benar berdasarkan kaidah tajwid, yakni dari sisi
makhārij al-hurūf, mād dan hukum bacaan nūn mati atau tanwin. Kemampuan
1) mampu membaca al-Qur’an sesuai dengan makhārij al- hurūf dengan benar;
penerapan metode iqro’, dan untuk melihat kemampuan membaca al-Qur’an pada
E. Kajian Pustaka
6
yang relevan dengan penelitian ini, ditemukan beberapa hasil penelitian, yakni
sebagai berikut:
metodeia iqro’ tidak mengalami peningkatan yang tinggi, namun ada sedikit
hasil pretest dan postest. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dengan nilai rata-rata pretest adalah 40,65 dan nilai rata-rata postest
adalah 40,73.0
penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh penerapan metode iqro’ terhadap
efektif digunakan di SD Negeri Gebang, Kab. Purwarejo. Hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa. Adapun peningkatan hasil belajar siswa
dari tahap prasiklus dengan skor 72,44 hasil pada siklus I menjadi 72,55 dan pada
siklus II menjadi 85,70. Jadi pada aspek keaktifan dan hasil belajar siwa
Qur’an santri mencapai 8,9%. Penerapan metode iqro’ pada Raudhatul Fitriyah
Desa Simpang Dua Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan berhasil.
Hal tersebut ditunjukkan oleh presentase aktivitas santri maupun ustaz. Aktivitas
santri pada siklus 1 hanya 50% dan meningkat menjadi 83% pada siklus II. Hal
Fitriyah Desa Simpang Dua Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan.0
0
Supinah, “Penerapan Metode Iqro’ dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an
PadaPeserta Didik Kelas III SDNegeri Gebang Kab. Purwarejo”, Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2014), h. 67.
0
Syaripuddin, “Peningkatan Kemampuan Baca al-Qur’an Melalui Metode Iqro’ di TPA
Raudatul Fitriyah Desa Simpang Dua Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan”, Skripsi
(Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, 2017), h. 70.
8
Pelaksanaan Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an Melalui Metode Ummi dan Metode
pembelajaran baca tulis al-Qur’an daripada Metode Iqro’. Hal ini terbukti dari
menggunakan Metode Iqro’ (77,5). Selisih perbedaan rata-rata (8,8) atau (9,6%).0
akan diteliti berfokus pada pengaruh metode iqro’ terhadap kemampuan santri
Kelima, Subhan dan Firia Ningsih dengan hasil penelitian berjudul ‘Analisis
yang dilaksanakan sudah sangat efektif dikarenakan guru sudah bisa mengemas
materi pelajaran dengan metode yang sangat menyenangkan. Prestasi yang sudah
0
Oon Sukron, “Studi Komparatif Pelaksanaan Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an Melalui
Metode Ummi dan Metode Iqro di Sekolah Menengah Kejuruan Cendikia Utama”, Eduprof:
Islamic Education Journal, vol. 2 no. 2 (September 2020), h. 223-224.
https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/27 (Diakses 15 Februari 2021).
9
serta hambatan, hal tersebut sering terjadi pada guru, ada guru yang tidak
menguasai metode iqro, ada juga guru yang masih bertahan menggunakan metode
sasarannya adalah siswa Sekolah Dasar (SD), sedangkan penelitian yang akan
2. Kegunaan Penelitian
0
Subhan dan Firia Ningsih, “Analisis Efektifitas Metode Iqro dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa SD”, Jurnal Pendidikan IPS, vol. 10 no. 2 (Desember
2020), h. 127. https://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpi/article/view/377/237 (Diakses 15 Februari
2021).
10
a. Kegunaan Ilmiah
b. Kegunaan Praktis
masukan, kritik, dan saran demi perbaikan sistem pengajaran dan pembelajaran
bagi santri dengan menggunakan metode iqro’ yang benar serta santri dapat
BAB II
11
TINJAUAN TEORETIS
A. Metode Iqro’
Di bawah ini diuraikan beberapa hal terkait dengan metode iqro’ yaitu
sebagai berikut:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara sistematis dan
terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. 0 Metode adalah rencana menyeluruh
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Sedangkan kata ( )اِ ﻗُﺮ أiqro’ secara harfiyah berasal dari kata kerja ( َﻗ
untuk lebih praktis dan lebih muda dalam membaca al-Qur’an yang terdiri dari 6
langsung pada membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid dimulai
dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang
sempurna.0
Metode iqro’ adalah cara cepat belajar membaca al-Qur’an dalam waktu
relatif singkat, dapat dengan mudah mengantarkan anak, remaja, dan orang
0
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Surabaya: Sulita Jaya), h. 414.
0
Khaeruddin, Metode Baca Tulis al-Quran (Cet.1; Makassar Yogyakarta: Al-Ahkam,
2000), h. 43.
0
Tri Wahyuni Surya Dewi, Metode Pembelajaran Al-Qur’an, Blog Tri Wahyuni Surya
Dewi. http://triwahyunisuryadewi.blogspot.co.id/2015/03/metode-pembelajaran-al-quran.html (18
Mei 2016).
12
Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus AMM)
Yogyakarta, telah mencari bentuk baru bagi s istem pengelolaan dan metode
pembelajaran membaca al-Qur’an. Setelah melalui studi banding dan uji coba,
maka pada tanggal 21 Rajab 1408 H (16 Maret 1988) didirikanlah Taman Kanak-
dan menyusun buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, yang
Metode Iqro’ ditemukan oleh KH. As’ad Humam dari Balai Litbang LPTQ
Nasional, Team Tadarus “AMM” Kota gede Yogyakarta. Metode ini tersusun
dalam sebuah buku yang dinamai pengarangnya dengan nama buku Iqro’ “Cara
Cepat Membaca al-Qur’an” yang terdiri dari enam jilid. Buku ini disusun secara
praktis dan sistematis yang mendorong siswa menjadi pelajar yang aktif dalam
belajar membaca al-Qur’an. KH. As’ad Humam telah lebih dari lima puluh tahun
diterapkan dan dirasa masih belum sempurna. Oleh sebab itu, Beliau menyusun
metode Iqro’ yang diadaptasi dari metode Qiro’ati karangan Ustadz H. Dachlan
Salim Zarkasyi.0
Atas hasil karya Beliau tersebut, tahun 1991 Menteri Agama RI H. Munawir
0
As’ad Humam, Buku Iqra’ I; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an (Yogyakarta: Balai
Litbang, LPTQ Nasional, 1991), h. ii.
13
Yogyakarta dan Jawa Tengah saja, namun sudah sampai ke pondok-pondok tanah
1) Sistem
a) CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) guru sebagai penyimak saja, jangan sampai
c) Asistensi, Santri yang lebih tinggi jilidnya dapat membantu menyimak santri
lain.
4) Bila santri keliru panjang-panjang dalam baca huruf, maka guru harus
5) Bila santri keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru
saja.
6) Pelajaran satu ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka sebelum dikuasai
0
Acidfact, Bahasa Indonesia Sejarah Iqro’ Sebagai Metode Pembelajaran, http//acidfact
web.id/id bahasa-Indonesia-sejarah-iqro’-sebagai-metodepembelajaran-alQuran (19 Mei 2016).
14
juga bertugas memberikan penilaian terhadap bacaan santri dan yang memutuskan
apakah santri layak melanjutkan ke buku Iqro’ 2 atau harus mengulangi sampai
jilid 2.
2) Bila pada pelajaran yang lalu ada “her” pada huruf-huruf tertentu, maka
Misalnya: ini ba’ di muka, ini ba’ di tengah, ini ba’ di akhir. Sebab,
harakat. Yang penting harus jelas beda mana yang pendek dan mana yang
panjang.
bersambung.
0
As’ad Humam, Buku Iqro’ I; Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an, h. iv.
15
6) Mulai halaman 16, bila dengan bacaan putus-putus santri cenderung keliru
saja dengan huruf berikutnya. Bila santri keliru baca panjang (yang
Pada buku Iqro’ 2 ini, santri mulai diarahkan untuk dapat membaca huruf
huruf yang diucapkan panjang pendek (mād) dengan benar, berbeda dengan buku
3) Guru boleh memberi contoh satu kalimat yang menimbulkan anak ingin
meniru irama maupun ingin meniru lancarnya si guru. Bila hal ini terjadi
ngulang dsb).
depannya).0
Dalam buku iqro’ 3 ini juga ditekankan pada kemampuan santri untuk
0
As’ad Humam, Buku Iqra’ 2; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, h. ii.
0
As’ad Humam, Buku Iqra’ 3; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, h. ii.
16
tetap mengontrol setiap bacaan santri yang tidak sesuai dengan petunjuk bacaan
2) Mulai jilid 4 ini sudah boleh dikenalkan nama-nama huruf (lihat jilid 1
halaman 36).
3) Bila santri keliru baca di tengah/di akhir kalimat, maka betulkanlah yang
َ َب ُج ِد ط
ق َ (ba, ju, di, tho dan qo).
5) Agar menghayati bacaan yang penting dan untuk membuat semarak, baik
6) Untuk menentukan bacaan yang betul pada halaman 23 (hamzah, sukūn dst).
7) Pada jilid 4 ini belum ada waqaf, artinya semua dibaca utuh apa adanya.
Dalam buku Iqro’ 4 ini santri dikenalkan dengan huruf-huruf hijaiyah dan
bunyi harakat dalam abjad Arab. Di samping itu, dalam buku ini juga dikenalkan
0
As’ad Humam, Buku Iqra’ 4; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, h. ii.
17
3) Bila ada beberapa santri yang sama tingkat pelajarannya boleh sistem
4) Santri tidak harus mengenal istilah-istilah tajwid, seperti idghām, ikhfā’ dsb,
Dalam buku Iqro’ 5 ini, santri mulai dikenalkan dengan potongan ayat al-
Qur’an, termasuk awal surat-surat pendek. Hal ini dimaksudkan agar santri
mampu beradaptasi dengan al-Qur’an. Di samping itu juga dikenalkan pada bunyi
idghām dan pengenalan alif lam syamsiyah dan alif lam qamariah. Santri juga
dikenalkan dengan hukum mim mati bertemu dengan ba’ serta kaidah idghām
0
As’ad Humam, Buku Iqra’ 5; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, h. ii.
0
As’ad Humam, Buku Iqro’ 6; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, h.ii.
18
nomor 3, 4 dan jilid 4 nomor 3 serta jilid 5 nomor 3 dan 4 semuanya tetap
Benar” tetap berlaku. Jadi tak apalah ada santri yang membacanya sangat
yang dibaca itu betul semuanya, maka yang penting adalah benar.
murottal kecuali bagi yang telah benar-benar lancar dalam bertadarrus al-
Pada buku Iqro’ 6 ini, santri dikenalkan semua istilah-istilah tajwid, juga
santri diarahkan untuk dapat membaca potongan ayat al-Qur’an juga contoh
ataupun dengan cara murattal. Di samping itu santri dikenalkan dengan tanda-
tanda waqof/berhenti atau harus menyambung ayat yang lazimnya terdapat dalam
al-Qur’an.
Demikianlah pengajaran buku Iqro’ dari buku Iqro’ I sampai dengan Iqro’ 6
Dengan pengajaran seperti ini, diharapkan ustadz dan santri memiliki petunjuk
0
As’ad Humam, Buku Iqro’ 6; Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, h. ii.
19
membaca;
c) Bila santri keliru membaca, cukup betulkan huruf yang keliru saja tidak perlu
d) Santri yang sudah mampu membaca dengan baik, dapat membantu menyimak
santri lainnya.
al-Qur’an dengan baik dan benar. Dalam pengajaran membaca al-Qur’an dengan
melakukan sesuatu; dapat.0 Berdasarkan dari kata dasar mampu, dapat diartikan
0
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mampu, (diakses tanggal 13 Desember 2020).
20
Kata kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendapat awalan ke-
pengalaman, dan melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis dengan
bermula dari kata berlanjut kepada membaca kritis. Membaca juga merupakan
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
memahami masalah suatu topik atau bacaan, membaca juga merupakan suatu
kegiatan untuk memecahkan kode-kode atau makna yang ada dalam bacaan
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media atau bahasa tulis, komunikasi ini dapat dikatakan berhasil jika tercapainya
0
Tim Penyusun, Kamus Pusat Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 623.
0
Harjasujana dan Mulyati, Pemahaman Membaca (Bandung: PT. Kiblat Buku Utama,
1996), h. 25.
0
Sri Prastisi, Membaca, (Semrang: Griya Jawi, 2009), h. 2.
21
suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau maka yang
terkandung dalam bahasa tulis. Membaca sebagai suatu proses yang dilakukan
secara kontinu apabila ada motivasi sebagai motor penggerak. Dalam hal ini,
motivasi umat Islam dalam membaca al-Qur’an adalah anjuran Rasulullah saw.
untuk setiap orang Islam agar senantiasa membaca al-Qur’an. Beliau juga
menjanjikan adanya pahala yang besar. Bagi para pemula masih terbata-bata
belajar dengan baik dengan menjanjikan dua pahal sekaligus, yaitu pahala
dengan keras ataupun pelan, dan juga sendirian ataupun bersama-sama. Rasulullah
saw. juga memberikan dukungan bagi orang Islam yang sudah mahir maupun
orang yang masih berusaha membaca dengan benar. Membaca al-Quran juga
dianjurkan agar menjadi bacaan rutin umat Islam dalam hidupnya sehari-hari.0
0
Henri Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa Bandung, 2008), h. 7.
0
Mukhlishoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-Qur’an, h. 25.
0
Mukhlishoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-Qur’an h. 26-
32.
22
a. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau
hanya dalam hati). Membaca dalam pengertian ini melibatkan dua aktifitas,
kemudian memahami arti, maksud atau makna apa yang dibaca. Objek yang
dibaca dalam hal ini adalah tulisan yang dapat dipahami oleh orang yang
membaca, oleh sebab itu, seseorang yang dapat membaca teks tanpa
memahami makna atau artinya tidak termasuk membaca. Seseorang dapat saja
membaca beberapa kata dalam bahasa Inggris, namun bila ia tidak mengerti
b. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Aktivitas membaca pada pengertian
kedua ini hanya melibatkan aktivittas mengeja atau melafalkan saja, tanpa
Qur’an yang merupakan tulisan berbahasa tanpa tahu maknanya sudah dapat
membaca al-Qur’an disertai pemahaman arti dan makna tentu saja lebih baik
yang sudah dihafal, sehingga tidak melibatkan adanya teks tertulis yang dilihat
membaca doa.
terlihat apabila kata membaca diterapkan dalam kata ia dapat membaca suratan
membaca dilekatkan dalam kalimat berikut: seorang pemain yang baik harus
bahwa pengertian “membaca” yang sesuai dengan topik kajian penelitian ini
adalah “mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.” Hal tersebut karena kata
yang dibaca.
dan melafalkan teks dalam bahasa Arab, sehingga sebagai muslim mereka
ajaran Agama Islam yang paling utama. al-Qur’an adalah tujuan dan pedoman
hidup umat manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ali
mengartikan al-Qur’an sebagai kitab suci yang memuat firman-firman Allah swt.
yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Sedikit demi
Madinah.0
Apabila kita mengambil kitab suci al-Qur’an, maka kita akan mengetahui
bahwa kitab tersebut terbagi dalam 30 juz, dan 114 surah. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka membaca al-Qur’an diartikan sebagai mengeja atau melafalkan apa
yang tertulis di dalam al-Qur’an, yaitu kitab suci yang memuat firman-firman
Allah swt. yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari mula-mula di Mekah
0
As’ad Humam. Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an, h. 1-4.
24
ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah. Oleh sebab itu, kaum muslim terdorong
Membaca kitab suci al-Qur’an merupakan sebuah ibadah apabila hal itu
a. Makhārij al-Ḥurūf
dan mulut ini muncul satu makhrāj yang dikenal dengan makhrāj al-jauf.
Dan dari makhrāj al-jauf ini keluar tiga huruf mād. Yaitu alif ()ا, waw ()و,
terletak pada tenggorokan. Dari al-ḥalq ini keluar tiga makhrāj yang
0
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 93.
0
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid (Cet. 2; Surabaya: Hali Jaya 2008), h. 28.
25
antara lain:
a) Aqṣol ḥalq adalah pangkal tenggorokan atau tenggorokan bagian dalam. Dari
b) Wasṭul ḥalq adalah tenggorokan bagian tengah. Dari makhrāj ini keluar huruf
c) Adnal ḥalq adalah tenggorokan bagian luar atau ujung tenggorokan. Dari
pada lidah. Jumlah huruf hijaiyah yang keluar dari makhrāj ini berjumlah 18
d) Salah satu tepi (sisi) lidah atau keduanya bertemu dengan gigi geraham atas.
e) Salah satu sisi lidah yang dekat keujungnya bertemu dengan langit-langit yang
f) Tepi ujung lidah bertemu dengan gusi depan atas, suara menekan ke langit-
g) Ujung lidah bagian luar bertemu dengan gusi depan atas yang sejajar
h) Ujung atas lidah bertemu dengan pangkal gigi depan (seri) atas. Hurufnya
i) Ujung atas lidah bertemu dengan rongga antara gigi atas dan gigi bawah (lebih
terletak pada dua bibir. Bibir atas dan bibir bawah Asy-syafatān ini terbagi
a) Perut (bagian dalam) bibir bawah atau bagian tengah bibir bawah dengan ujung
dua buah gigi seri yang atas. Perut bibir bawah dirapatkan dengan ujung gigi
b) Kedua bibir atas dan bawah bersama-sama, jika kedua bibir tersebut rapat
keluarlah huruf mim مdan ba’ بlebih rapat dari pada mim. Di antara kedua
makhrāj inilah keluar segala bunyi dengung/sengau, bunyi sengau ini terjadi
pada:
a) Nūn sakinah atau tanwin ketika dibaca idghām bigunnah, ikhfa’ dan ketika nūn
itu bertasydid.
b) Mim sakinah ketika dibaca idghām (mitslain) ikhfa’ (syafawiy) dan ketika mim
itu bertasydid.0
b. Tajwid
0
Ahmad Syams Madyan, Peta Pembelajaran al-Qur’an (Cet.1; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar: 2008), h. 105.
27
Ilmu tajwid adalah ilmu cara baca al-Qur’an secara tepat, yaitu dengan
mengeluarkan bunyi huruf dari asal tempat keluarnya (makhrāj), sesuai dengan
karakter bunyi (sifat) dan konsekuensi dari sifat yang dimiliki huruf tersebut,
bacaannya kembali (ibtidā’)0. Jadi, ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang
baik dan benar yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an. Sedangkan hukum
Terjemahnya:
Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.0
Ayat di atas menunjukkan bahwa di dalam membaca al-Qur’an harus
dengan perlahan-lahan atau tartil. Perlahan-lahan yang dimaksud ayat ini adalah
baik dan benar. Hal itu karena membaca al-Qur’an dengan tartil dapat membantu
Terjemahnya:
Dan orang-orang yang kafir berkata, “Mengapa al-Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah supaya Kami memperteguh
hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(berangsur-angsur, perlahan-lahan dan benar).0
0
Ahmad Syams Madyan, Peta Pembelajaran al - Qur’an, h. 106.
0
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 574.
0
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 362.
28
al-Qur’an yang mulia merupakan alat peneguh yang paling utama, dan
merupakan tali Allah yang kuat, cahaya yang menerangi siapa yang berpegang
maka pembahasan tajwid di sini hanya dibatasi dari segi Makhārij al-hurūf,
hukum nūn sukūn dan tanwin, hukum mim sukūn, dan mād.
a) Ikhfa’, artinya bacaan ringan dan nyaring atau dengan kata lain “meringankan
تثجدذزسشصضطظفقك
Tanda-tandanya ialah apabila nūn sukūn atau tanwin bertemu dengan salah satu
b) Iẓhār, artinya jelas atau nyata. Maksudnya, menyatakan bunyi nūn sukūn atau
ا ح ج ع غ هـ
Tanda-tandanya ialah apabila nūn sukūn atau tanwin bertemu dengan salah satu
nūn sukūn atau tanwin dileburkan masuk ke dalam huruf idgām bi Gunnah di
29
ي ؤ م ن = يؤ من
Tandanya ialah nūn sukūn atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf-
ِ س ْو ٌل ِمنَ ا هَّلل
ُ َمنْ يَشَاء ـــ َجنَّتٌ نَ ِع ْي ٌم ـــ َر
ialah meleburkan nūn sukūn atau tanwin masuk ke dalam huruf Idgām bilā
لر
Tandanya ialah nūn sukūn atau tanwin bertemu dengan huruf tersebut. Contoh:
nūn sukūn atau tanwin menjadi mim karena nūn sukūn atau tanwin tersebut
a) Ikhfa’ Syafawi, dapat berarti suara yang samar-samar keluar dari mulut (bibir).
Tandanya ialah (mim sukūn) bertemu dengan huruf ب. Cara membacanya
b) Iẓhār Syafawi, artinya suara yang jelas keluar dari mulut (bibir). Tandanya
ialah mim sukūn bertemu selain huruf مdan huruf ب. Cara membacanya ialah
c) Idgām Mimi, ialah bertemunya mim sukūn dengan huruf م. Cara membacanya
ialah kedua huruf مmenyatu disertai dengan dengung. Lama berdengung 3-4
harakat. Contoh:
ٌ سَأ ْلتُ ْم ـــ ِم ْن ُه ْم َم ْغفِ َرةً ـــ فِى قُلُ ْوبِ ِه ْم َم َر
ض َ َولَ ُك ْم َما
3) Mād
Mād berarti bacaan (bunyi) huruf yang harus dipanjangkan, yang bentuk dan
sifatnya bervariasi.
Mād ini berpangkal pada tiga, yaitu ى و اpanjang bacaannya satu alif atau dua
kata. Contoh:
perkataan. Contoh:
ِ س ْو َءا ْل َع َذا
ب ُّ َع ِملُ ْواال
ُ س ْو َءبِ َج َهالَ ٍة ـــ
c) Mād Jāizul Munfaṣil
perkataan. Contoh:
Mād ini dibaca panjang antara 5-6 harakat. Tandanya ialah alif mād bertemu
ضاالًّفَ َهدَى
َ ضالِّيْنَ ـــ َو َو َج َد َك
َّ َوالَال
e) Mād Lazim al-Mukhaffaf al-Kalimy
pertanyaan. Contoh:
Mād ini dibaca panjang antara 4-6 harakat. Tandanya adalah Mād ṭabi’iy
mendatangi huruf yang dibaca sukūn karena hendak berhenti (waqaf). Contoh:
َ ُهدًى لِّ ْل ُمتَّقِيْنَ ـــ قَ ْو ًم
َاآخ ُر ْون
h) Mād Lin
Mād ini dibaca antara 2-4 harakat. Tandanya ialah waw ( )وatau ya ( )ىyang
didahului oleh baris fatḥah bertemu dengan huruf yang di sukūn -kan karena
Mād ini dibaca panjang satu alif (dua harakat). Tandanya ialah huruf berbaris
ganda (fatḥahtayn) bertemu dengan alif mād, tetapi harus dibaca fatḥah/tidak
bertemu dengan alif mād, tetapi harus dibaca fatḥah (tidak nyaring) karena hendak
- Mād Ṣilah Qaṣirah, dibaca panjang satu alif dua harakat. Tandanya ialah ha
ḍamir ()ه, disebut ha bundar pada ujung kata yang didahului oleh huruf yang
ḍamir (ha bundar) pada ujung kata bertemu dengan alif pada kata yang lain.
Contoh:
Mād ini dibaca panjang selama dua harakat saja. Huruf-hurufnya hanya lima
buah yang merupakan huruf muqatta’ah yang terdapat pada awal dari beberapa
Contoh:
Huruf-huruf dari mād tersebut juga adalah huruf muqatta’ah yang terdapat
pada awal surah tertentu dalam al-Qur’an. Huruf-huruf tersebut dibaca sesuai
Contoh:
m) Mād Tamkin
Mād ini dibaca panjang satu alif (dua harakat) jika tidak berhenti. Tetapi
apabila berhenti pada kalimat itu, maka statusnya berubah menjadi mād ‘āriḍ li al-
sukūn dan dibaca panjang 3 alif (6 harakat), kecuali pada kata “”حييتم. Tandanya
n) Mād Badal
Mād ini memadukan dua huruf alif (hamzah) alif yang pertama berbaris fatḥah,
al-Qur’an sebagai kitab suci, wahyu Ilahi, mempunyai adab tersendiri bagi
orang-orang yang membacanya. Adab itu sudah diatur dengan sangat baik untuk
Adab yang mengenai batin diperinci lagi menjadi arti memahami asal
kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati kala membaca
Adapun mengenai adab secara lahir dalam membaca al-Qur’an, selain dalam
kitab Ihya Ulumuddin, juga terdapat dalam kitab al-Itqan karya Jalaluddin as-
Suyuthi.
tangan.
35
surau, musalah, dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Yang paling
permintaan perlindungan dari Allah agar terjauh dari tipu daya setan, sehingga
Terjemahnya:
Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-
lahan.0
g. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat al-Qur’an,
bagi mereka.
0
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 574.
36
efektif dalam mengobati berbagai penyakit fisik. Karena sekian penyakit fisik
awalnya banyak dipicu oleh gangguan kejiwaan seperti pikiran kacau, panik,
a. Orientasi berfikir
hidup manusia, banyak mengalihkan perhatian orang untuk hidup lebih erat
dengan alam kebendaan. Hal ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang
0
Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd ibn ‘Abd al-‘Aziz Al-Sa’ud, Al-Qur’an dan
Terjemahnya (Madinah: Mujamma’ al Malik Fahd li thiba’at al Mush-haf asy Syarif, 2010), h.
105-107.
0
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Menulis, dan Mencintai al-Qur’an (Jakarta: Gema
Insani, 2004), h. 47.
37
diperlukan sistem dan metode tersendiri pula disamping ketentuan dan waktu
Arah berpikir yang materialistis telah mendukung status wajib belajar al-
Qur’an ke posisi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah menimbulkan kondisi asal-
tenaga. Waktu yang disediakan untuk belajar al-Qur’an sangat sedikit jika
dengan kebutuhan.
c. Metode
menuntut pengetahuan secara lebih mudah dan cepat. Untuk menampung minat
ini dalam berbagai disiplin ilmu, para ahli telah memanfaatkan jasa teknologi
dalam media pendidikan baik media visual, audio-visual, komputer dengan cara
lama dalam beberapa seginya mungkin sudah kurang sesuai dengan keinginan dan
kecenderungan tepat guna ini. Akibatnya metode yang demikian berangsur kurang
diminati.
d. Aksara
38
Kitab suci al-Qur’an ditulis dengan aksara dan bahasa Arab. Faktor ini
pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara kitab sucinya.
Kebutaan aksara ini membuat jarak makin lama makin jauh antara mereka dengan
kitab sucinya.0
Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Saat ini, Taman Pendidikan al-
Qur’an Babussalam Cambaya Gowa dipimpin oleh Ibu Nuraeni dengan periode
kepemimpinan 2020-2023.
perempuan.
Qur’an Babussalam Cambaya Gowa dibagi menjadi dua sesi, yakni setelah salat
Ashar sekitar pukul 15.30 – 17.30 WITA, kemudian di sesi kedua setelah salat
Magrib sampai setelah salat Isya. Adapun fasilitas yang disediakan berupa meja
0
Abdurrahman Hafid, Studi al-Qur’an (Jakarta: Nurul Huda, 2013), h. 23.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto yang meneliti hubungan sebab
akibat yang tidak di manipulasi atau tidak diberi perlakuan oleh peneliti. Pnelitian
sebab akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah
berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas
variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Jenis Penelitian ini juga
X Y
Keterangan:
Alasan memilih lokasi ini diantaranya adalah sebagai berikut: lebih dekat
dengan tempat tinggal, menghemat waktu dan biaya, mudah dijangkau dan
ekonomis.
40
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti baik berupa manusia,
sebagai wilayah generelisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Kabupaten Gowa.
Tabel 1.1
Jumlah Santri Iqro’ 1-6
Taman Pendidikan al-Qur’an Babussalam Cambaya Kab.Gowa
Tahun Ajaran 2020-2021
No Tingkatan Jumlah Santri
1 Iqro’ 1 9
2 Iqro’ 2 13
3 Iqro’ 3 12
4 Iqro’ 4 10
5 Iqro’5 16
6 Iqro’ 6 15
Jumlah 75
41
Tabel 1.2
Jumlah Sampel
Taman Pendidikan al-Qur’an Babussalam Cambaya
Kab.Gowa
Tahun Ajaran 2020-2021
No Tingkatan Jumlah
1. Iqro’ 6 15
Total 15
Untuk mendapat data yang valid dan reliabel, maka harus sesuai dan bisa
metode pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
D. Instrumen Penelitian
menanggapi tujuan penelitian. Jika data yang didapat tidak akurat/valid maka
keputusan yang diambilpun tidak tepat. Berikut instrumen yang digunakan dalam
1. Angket/Kuesioner
informasi. Jawaban setiap item dari positif ke negatif, adapun jawaban penulis
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, menghitung
agar rumusan masalah terjawab, dan menghitung untuk uji hipotesis. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan
statistik inferensial.
1. Statistik Deskriptif
untuk menuliskan dan manganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik
kesimpulam atas populasi yang diamati. Statistik jenis ini memberikan cara untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas untuk menjawab permasalahan yang ada
R = Xt – Xr
Keterangan:
R = Rentang
0
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis Bagi Praktis Pendidikan, h. 107
43
Keterangan:
Log : Logaritma
R = Rentang nilai
K = banyaknya kelas0
d. Rata-rata (Mean)
Skor rata-rata mean dapat diartikan sebagai jumlah nilai kelompok data
Keterangan:
x= Rata-rata
∑ f i = Jumlah data/sampel
ʄᵢxᵢ=¿Produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda kelas
(x ᵢ). Tanda kelas (x ᵢ) adalah rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi setiap
interval data.¯
0
Sayfruddin Siregar, Statistik Terapan Untuk Penelitian, h. 24
44
e. Standar Deviasi
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
x : Rata-ra /Mean
n : jumlah populasi
Keterangan:
P : Angka persentase
N : Jumlah responden.
g. Kategorisasi
a) Rendah : x ˂( ) − 1,0
yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan dan membuat
kesimpulan dari data yang telah disusun dan diolah. Adapun rumus yang
digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian ini adalah adalah sebagai
berikut:
satu variabel bebas. Variabel terikat diberi notasi Y dan variabel bebas diberi
Y = a + bX
Keterangan :
a = Koefisien regresi X
b = Koefisien regresi Y
Keterangan :
a = Koefisien regresi a
b = Koefisien regresi b
n = Jumlah sampel
46
b. Uji Normalitas
∑ ( 0−fh ) 2
X2hitung = fh
Keterangan :
fh = Frekuensi harapan
sementara X2tabel diperoleh dari daftar X2 dengan dk = (k-1) pada taraf signifikan
α = 0,05.
Uji lineritas adalah uji yang memastikan apakah data yang kita miliki
sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk
secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Rumus uji
Dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan pembilang n-1 serta
derajat kebebasan penyebut n-1, maka jika diperoleh Fhitung ≤ Ftabel berarti data
linear.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
bentuk angket sebagai instrumen penelitian sehingga diperoleh data sebagai hasil
48
Tabel 1.3
Statistik deskriptif penerapan metode iqro’
Jumlah Sampel 15
Skor Maksimum 82
Skor Minimum 46
Rata-rata 66,93
Standar Deviasi 11.92
Varians 142,07
Range 36
metode iqro’ pada santri adalah 82 dan skor minimum yaitu 46 dengan nilai rata-
rata 66,93 dan standar deviasi 11,92 dengan jumlah sampel 15 orang. Pada tabel
1.3 juga diperoleh nilai varians sebesar 142,07 dan range sebesar 36. Selanjutnya
kemampuan membaca al-Qur’an santri Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa
Tabel 1.4
(%)
Jumlah 15 100 %
Sumber Data: Analisis Angket Kemampuan membaca al-Qur’an
berada pada kategori rendah dengan persentase 26,7 %, 9 orang responden berada
pada kategori sedang dengan persentase 60 %, dan 2 orang responden berada pada
iqro’ pada santri Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa sebesar berada 66,93
pada kategori sedang. Selanjutnya sajian penerapan metode iqro’ terdapat pada
Frekuensi
10
9
8
7
6 Frekuensi
5
4
3
2
1
0
Rendah Sedang Tinggi
sebagai instrumen penelitian sehingga diperoleh data sebagai hasil penelitian yang
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Selanjutnya gambaran hasil belajar
Tabel 1.5
Statistik deskriptif hasil belajar santri
Jumlah Sampel 15
Rata-rata 81,67
Standar Deviasi 10,13
Berdasarkan Tabel 1.5 terlihat bahwa, skor maksimum untuk hasil belajar
pada santri adalah 100 dan skor minimum yaitu 60 dengan nilai rata-rata 81,67
dan standar deviasi 10,13 dengan jumlah sampel 15 orang. Pada tabel 1.5 juga
51
diperoleh nilai varians sebesar 102,52 dan range sebesar 40. Selanjutnya hasil
Tabel 1.6
(%)
berada pada kategori rendah dengan persentase 26,7 %, 9 orang responden berada
pada kategori sedang dengan persentase 60 %, dan 2 orang responden berada pada
iqro’ pada santri Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa sebesar berada 66,93
pada kategori sedang. Selanjutnya sajian penerapan metode iqro’ terdapat pada
52
kategori sedang.
Gowa
a. Uji Normalitas
dan Shapiro Wilk, serta dihitung dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20 for
(sig.) ˂ 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Jika angka signifikan (sig.)
53
˃0,05 maka data berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas yang
didapatkan.
Tabel 1.6
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 1.6, hasil uji normalitas penerapan metode iqro’ pada
tersebut lebih besar dari (0,103 ˃ 0,05). Kemudian hasil uji normalitas hasil
signifikansi 0,05. Nilai signifikan yang diperoleh tersebut lebih besar dari (0,168
˃ 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh skor penerapan metode iqro’
b. Uji Linearitas
Uji prasyarat yang kedua adalah uji linearitas. Uji linearitas untuk
mengetahui hasil belajar santri di Taman Pendidikan al-Qur’an (Y) dengan
menggunakan penerapan metode iqro’ (X) linear atau tidak. Uji linearitas pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20 for
Windows. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
54
Tabel 1.7
Hasil Uji Linearitas
Total 1435.333 14
Uji linearitas persamaan garis regresi diperoleh dari baris Deviation from
Linearity, yaitu Fhit (Tc) = 2.672 dengan p-value = 0,147 > 0,05. Hal ini berarti H0
diterima atau persamaan regresi Y atas X adalah linear atau berupa garis linear.
Dan juga p-value = 0,147/2 = 0,07 > 0,05 atau nilai signifikasi lebih besarl dari
taraf kesalahan yang ditentukan.
c. Uji Korelasi
Tabel 1.8
N 15 15
N 15 15
faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode iqro’, dapat dilihat
pada nilai Pearson Correlation penerapan metode iqro’ dan hasil belajar santri
sebesar = 0,769, yang artinya besarnya presentase penerapan metode iqro’ adalah
76,9 % berada pada kategori korelasi kuat, sedangkan sisanya sebesar 23,1%
guru yang selalu istiqomah dalam mendidik santri-santrinya belajar membaca al-
Qur’an, Kedua, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai mulai dari buku
iqro’, al-Qur’an dan media pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar al-
Qur’an, Ketiga adanya santri yang sangat bersemangat dalam belajar membaca al-
Qur’an. Hal ini menjadikan kegiatan tersebut menjadi lebih berwarna, karena jiwa
rasa ingin belajar membaca al-Qur’an pada diri santri kurang, sehingga
menjadikan santri tersebut malas untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kedua, santri
B. Pembahasan
dalam membaca al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat pada analisis deskriptif sebagai
berikut:
nilai rata-rata sebesar 66,93. Nilai ini membuktikan bahwa penerapan metode
iqro’ berada dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 60 % dari 15 santri.
kategori rendah dengan persentase 26,7%, dan 9 responden berada pada kategori
kategori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 66,93. Hal tersebut dapat dilihat
Babussalam Cambaya Kabupaten Gowa, masih banyak santri yang tidak mampu
membaca al-Qur’an secara tajwid. Selain itu, masih ada santri yang belum mampu
membedakan panjang dan pendek (Maad) serta tanda waqof pada bacaan al-
Qur’an.
57
berada pada kategori rendah dengan persentase 26,7%, dan 10 responden berada
Cambaya Kabupaten Gowa berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata
81,67. Nilai ini membuktikan bahwa hasil belajar santri berarti tidak rendah dan
tidak tinggi pula, namun dapat dilihat bahwa dari hasil belajar santri sudah mampu
Qur’an, Kedua, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai mulai dari buku
iqro’, al-Qur’an dan media pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar al-
Qur’an, Ketiga adanya santri yang sangat bersemangat dalam belajar membaca al-
Qur’an. Hal ini menjadikan kegiatan tersebut menjadi lebih berwarna, karena jiwa
rasa ingin belajar membaca al-Qur’an pada diri santri kurang, sehingga
58
menjadikan santri tersebut malas untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kedua, santri
BAB V
PENUTUP
59
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
Cambaya Kabupaten Gowa berada pada kategori sedang dengan nilai rata-
Kabupaten Gowa berada pada kategori rendah dengan nilai rata-rata yaitu
81,67.
Qur’an, Kedua, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai mulai dari
metode iqro’ adalah pertama, rasa ingin belajar membaca al-Qur’an pada
sejak dini ditambah lagi lingkungan masyarakat yang kurang mengenal al-
membaca al-Qur’an.
B. Implikasi Penelitian
60
tajwid.
4. Kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan santri, maka
pembelajaran al-Qur’an.
61
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Mohammad Ali. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Dewi, Tri Wahyuni Surya. Metode Pembelajaran Al-Qur’an. Blog Tri Wahyuni
Surya Dewi. http://triwahyunisuryadewi.blogspot.co.id/2015/03/metode-
pembelajaran-al-quran.html (18 Mei 2016).
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Depag. Pedoman Pengajaran Alqur’an Bagi
Anak anak. Jakarta: Proyek Penerangan Depag, 1984.
Humam, As’ad. Buku Iqra Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an. edisi revisi,
Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM, 2000.
Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd ibn ‘Abd al-‘Aziz Al-Sa’ud. Al-
Qur’an dan Terjemahnya. Madinah: Mujamma’ al Malik Fahd li thiba’at
al Mush-haf asy Syarif, 2010.
Subhan dan Firia Ningsih. “Analisis Efektifitas Metode Iqro dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa SD”, Jurnal Pendidikan IPS, vol.
10 no. 2 (Desember 2020).
https://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpi/article/view/377/237 (Diakses 15
Februari 2021).
Suriadi, Andi. Buku Qira’ah Metode Kilat Membaca al-Qur’an (Cara Belajar
Santri Super Aktif). Cet. VII; Sul-sel: Yayasan FOSLAMIC, 2006.
Tim Penyusun. Kamus Pusat Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nompr 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Zawawie, Mukhlishoh. Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-
Qur’an. Solo: Tinta Medina, 2011.
64
L
A
M
P
I
R
A
N
65
RUMUSAN MASALAH 1
Descriptive Statistics
Frekuensi
10
9
8
7
6 Frekuensi
5
4
3
2
1
0
Rendah Sedang Tinggi
66
RUMUSAN MASALAH 2
Descriptive Statistics
JUMLAH 15 100%
Frekuensi
12
10
8
Frekuensi
6
0
Rendah Sedang Tinggi
67
RUMUSAN MASALAH 3
A. UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
B. UJI LINEARITAS
ANOVA Table
(Combine
1324.000 9 147.111 6.607 .026
d)
Total 1435.333 14
C. UJI KORELASI
Correlations
PENERAPAN HASILBELAJAR
N 15 15
Pearson Correlation .769** 1
N 15 15
DAFTAR INSTRUMEN
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 MUHAMMAD NAUFAL 80
2 MUHAMMAD FATHUR 76
3 SALMAN 76
4 ZULKAIDAN 55
5 ZULFAHMI 76
6 ASRI 75
7 MUHAMMAD JIHAN 46
8 MIFTAHUL KHAERA 52
9 AULIA IZZATUNNISA 46
10 NURUL HIJRIAH 70
11 FATIMAH AZ-ZAHRA 64
12 MIFTAHUL RAHMA 70
13 NURUL ASIYA 70
14 NURHIKMAH 82
15 NUR ANNISA 66
70
AL-QUR’AN
2 MUHAMMAD FATHUR 79
3 SALMAN 89
4 ZULKAIDAN 82
5 ZULFAHMI 77
6 ASRI 82
7 MUHAMMAD JIHAN 66
8 MIFTAHUL KHAERA 75
9 AULIA IZZATUNNISA 60
10 NURUL HIJRIAH 89
11 FATIMAH AZ-ZAHRA 75
12 MIFTAHUL RAHMA 89
13 NURUL ASIYA 85
14 NURHIKMAH 89
15 NUR ANNISA 88
71
DOKUMENTASI
72
73
74
RIWAYAT HIDUP
Pesantren Sultan Hasanuddin dan lulus di tahun 2014. Pada tahun 2015, penulis
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dan diterima serta tercatat