M. Komunikasi Kel 5 Ok
M. Komunikasi Kel 5 Ok
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Komunikasi dalam Organisasi
Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
17
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena atas Rahmat dan kasih
sayang-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Dan tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I
yang telah memberi kami kesempatan untuk memaparkan materi ini. Juga kepada
semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan
terima kasih.
kekurangan serta kesalahan yang ada di dalamnya, maka kami harapkan kritik
memperbaikinya.
Penyusun
Kelompok 5
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aktivitas yang selalu hadir,
karena komunikasi adalah sarana yang digunakan para pegawai, baik secara
formal maupun informal, untuk berdiskusi, bertukar pikiran, membuat laporan
kepada pimpinan, memberikan arahan kepada bawahan dan sebagainya.
Komunikasi merupakan suatu faktor yang utama dalam organisasi. Hampir
tidak ada aspek organisasi yang tidak melibatkan komunikasi. Dengan komunikasi
orang dapat menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada
orang lain. Komunikasi dapat diibaratkan sebagai sebuah jembatan makna
diantara orang-orang sehingga mereka dapat berbagai hal-hal yang mereka
rasakan dan ketahui. Apabila tidak ada komunikasi, tidak mungkin ada koordinasi
dan kerja sama.
Koordinasi dan kerjasama tidak mungkin dilakukan karena para pegawai
tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak
dapat menerima informasi dan memberikan arahan serta instruksi. Kerja sama
menjadi sesuatu yang mustahil tanpa komunikasi, karena para pegawai tidak dapat
menyampaikan kebutuhan dan perasaan mereka kepada rekan sekerja ataupun
pimpinan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemimpin dan kepemimpinan?
2. Apa saja teori-teori kepemimpinan?
3. Bagaimana peran human relation dalam kepemimpinan ?
4. Bagaimana fungsi komunikasi dalam kepemimpinan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep pemimpin dan kepemimpinan
2. Mengetahui teori-teori kepemimpinan
3. Mengetahui peran human relation dalam kepemimpinan
4. Mengetahui fungsi komunikasi dalam kepemimpinan
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
1
Veithzal Rivai, dkk., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), h. 1-2.
2
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), Cet. Ke-2,
h. 139-140.
5
B. Teori-teori Kepemimpinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan teori
adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh
data dan argumentasi. Sedangkan yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan.3
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori lainnya. Teori
kepemimpinan merupakan teori yang berusaha menerangkan pemimpin dan
kelompok yang dipimpinnya dapat berperilaku dalam berbagai struktur
kepemimpinan, budaya, dan lingkungannya. Para teoritis (pakar) kepemimpinan,
baik secara sosiologis maupun manajerial telah banyak menawarkan berbagai
teori tentang kepemimpinan.
Mar’at mengemukakan lima teori dalam teori kepemimpinan (1986: 21),
yaitu teori lingkungan, teori personal-situasional, teori interaksi, teori humanistik,
dan teori harapan. Sedangkan James Owen, dalam tulisannya The Leadership
Game, mengemukakan dua teori dan satu matriks, yaitu trait theory, behaviour
theory, dan matrix of leadership style. Sementara itu, Tannenbaum dan Massarik
dalam tulisannya Leadership: A frame of Reference, mengemukakan beberapa
pendekatan dalam melihat teori kepemimpinan, di antaranya trait approach,
situational approach, and follower-oriented approach (1964: 411-413).
Padmudji mengemukakan enam teori kepemimpinan, yakni: (1) teori sifat
(trait theory); (2) teori lingkungan (environmental theory); (3) teori pribadi dan
situasi (personal-situational theory); (4) teori interaksi dan harapan (interaction –
expectation theory); (5) teori kemanusiaan (humanistic theory); (6) teori
pertukaran (exchange theory).4
1. Teori Sifat (Trait Theory)
Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani
kuno dan zaman Romawi. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu
3
Stephen P. Robbins, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.
163.
4
Saefullah, op. cit., h.152-153.
6
dilahirkan, bukannya dibuat. Teori the Great Man menyatakan bahwa seorang
yang dilahirkan sebagai pemimpin akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan
apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.5
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpin. Di samping
memiliki kelebihan pada ratio, rohaniah, dan badaniah, seorang pemimpin
hendaknya memiliki sifat-sifat yang positif, misalnya: adil, suka melindungi,
penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif,
komunikatif, dan kreatif. (Wursanto, 2003). Menurut Miftah thoha (2003),
sesungguhnya tidak ada korelasi sebab akibat antara sifat dan keberhasilan
manajer, pendapatnya merujuk pada hasil penelitian Keith Davis yang
menyimpulkan ada empat sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, yaitu: (1) Kecerdasan, (2) Kedewasaan dan keleluasaan
hubungan sosial, (3) Motivasi dan dorongan berprestasi, (4) Sikap-sikap
hubungan kemanusiaan.6
2. Teori Kelebihan
Beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pimpinan apabila ia memiliki
kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal. Pertama, kelebihan ratio, ialah
kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat
tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-
cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat. Kedua, kelebihan rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu
menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Seorang
pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin
merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan
ucapan hendaknya menjadi suri teladan bagi para pengikutnya. Ketiga, kelebihan
badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih
dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat.
5
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), Cet.
Ke-17, h. 32.
6
Veithzal Rivai, dkk., op. cit., h. 7.
7
Akan tetapi, masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok
(Wursanto, 2003).7
3. Teori Perilaku
Teori perilaku, yang disebut juga teori humanistik, lebih menekankan pada
model atau gaya (style) kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin.
James Owens menggambarkan melalui matriks gaya yang dimiliki dalam teori
kepemimpinan perilaku (James Mac Gregor Burns, 1979: 141). Dalam
matriksnya, ia menggambarkan beberapa gaya kepemimpinan, yaitu sebagai
berikut.
a. Gaya kepemimpinan otokratis. Secara konseptual, Sorjono (1984: 18)
menjelaskan pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang memiliki
wewenang (authority) dari suatu sumber (misalnya karena posisinya),
pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan
atau menghukum.
b. Gaya kepemimpinan birokratis. Ciri khas seorang pemimpin yang
birokratis adalah pandangannya terhadap semua aturan atau ketentuan
organisasi yang “absolute”, artinya pemimpin mengatur kelompoknya
dengan berpegang sepenuhnya pada aturan-aturan yang telah ditetapkan
dalam organisasi (Soejono, 1984: 20 dan Nawawi, 1992: 112-117).
c. Gaya kepemimpinan diplomatis. Sekalipun memiliki wewenang atau
kekuasaan yang jelas, pemimpin tidak selalu mempergunakan
kekuasaannya. Pemimpin cenderung memilih cara menjual sesuatu
(motivasi) kepada bawahannya dan menjalankan tugas pekerjaannya
dengan baik.
d. Gaya kepemimpinan partisipatif. Jenis pemimpin ini dapat berupa
seorang pemimpin yang benar-benar demokratis ataupun berstatus
sebagai pemimpin untuk berkonsultasi (Trimo, 1984: 24)
e. Gaya kepemimpinan free rein leader. Hal yang dilakukan pemimpin ini
adalah menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh anggota atau
7
ibid., h. 6-7.
8
8
Saefullah, op. cit., h.154-156.
9
Miftah Thoha, op. cit., h. 34-35.
9
10
Veithzal Rivai, dkk., op. cit., h. 7-8.
11
Husnul Yaqin, Kapita Selekta: Administrasi dan Manajemen Pendidikan, (Banjarmasin:
Antasari Press, 2011), h. 180.
10
hal ini hanya bisa diwujudkan dengan adanya lingkungan kerja yang
kondusif dan dinamis.
4. Human relation sangat efektif dan efesien dalam membawa organisasi
terhindar dari kehancuran, hal ini dimungkinkan karena dengan human
relation segala permasalahan yang dihadapi akan dapat terselesaikan lebih
baik dan cepat, tumpang tindih tugas tidak akan terjadi, dan
kesimpangsiuran hak, wewenang dan tanggung jawab pun tidak akan
timbul.
5. Otoritas kepemimpinan bagi setiap orang dalam organisasi akan lebih jelas
karena dalam human relation sendiri menurut setiap orang yang bekerja
harus cocok dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki, selain itu ia harus
bekerja sesuai pula dengan jabatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan beberapa peran human relation yang tertentu saja memainkan peran
penting dalam terciptanya suatu organisasi yang ideal dan dinamis, kepemimpinan
dan mekanisme kerja organisasi akan menjadi lebih optimal.12
12
ibid., h. 186-187.
11
psikologis itu memang penting untuk dipelajari, karena manusia sebagai pelaku
komunikasi memiliki natur-natur tertentu. Beberapa natur manusia antara lain
sebagai berikut:
1. Natur manusia yang pertama adalah selalu ingin menjadi yang utama dan
ingin menjadi pemenang.
Pemimpin yang baik menyadari hal itu. Perenungan yang dihadapi oleh
pemimpin adalah bagaimana membuat seluruh komponen manusia di dalam
organisasi menjadi pemenang, bukan sekedar merasa jadi pemenang.
Meski begitu, seseorang yang ingin menjadi pemenang berarti menetapkan
garis finish pada tujuannya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih
seseorang akan membangun rasa percaya diri dan membuat kualitas
kehidupannya jadi lebih baik. Pemimpin yang baik mampu mengajak para
pengikutnya untuk fokus kepada garis finish yang diciptakan bersama-sama,
merayakan kemenangan bersama-sama, serta menciptakan garis finish yang
baru bersama-sama.
2. Natur manusia yang kedua adalah bahwa manusia memiliki perasaan ingin
tahu. Keingintahuan yang tidak terpenuhi menghasilkan rasa penasaran dan
curiga.
Pemimpin yang baik akan mengajak para pengikutnya untuk mengungkap
hal-hal yang tersembunyi bersama-sama. Ia juga akan menghilangkan rasa
curiga di dalam kelompoknya dengan mengajak orang lain untuk saling
membuka diri dalam porsi yang tepat.
3. Natur manusia yang ketiga adalah sulit menerima hal yang negatif. Hal
negatif tersebut dapat berupa teguran, kritik, dan bisa juga berupa larangan.
Manusia lebih mampu menerima pernyataan positif daripada negatif.
Pemimpin yang baik mampu mengkomunikasikan hal-hal dengan tujuan
positif dengan cara berekspresi yang juga positif. Kemampuan
berkomunikasi yang baik menimbulkan ekses yang baik pula.13
13
Tikno Lensufiie, Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa, (Jakarta: Esensi, 2010), h.
182-187.
12
Di dalam sebuah komunikasi secara verbal, ada empat unsur yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Kata-kata yang diucapkan
2. Intonasi suara
3. Gerakan tubuh (body languange)
4. Arti yang ditangkap
Bagaimana kesan Anda, bila ada seseorang yang berkata, “Siapa yang marah?
Saya tidak marah!!!” diucapkan dengan nada suara tinggi sambil menggebrak
meja.
Untuk menghindari kesalahan komunikasi, seseorang harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu:
1. Apa yang sesungguhnya ingin kita sampaikan
2. Apa yang kita ucapkan
3. Apa yang ingin didengar lawan bicara
4. Apa yang dipikirkan lawan bicara
5. Apa respons lawan bicara
6. Apa yang kita pikirkan atas respons dari lawan bicara
Berikut ini beberapa tips untuk sukses berkomunikasi:
1. Dengarkan dengan saksama sebelum menjawab. Kebanyakan orang ingin
didengarkan saat berbicara, namun hanya sedikit yang mau mendengarkan
orang lain berbicara.
2. Memberikan kritik tanpa mendapat persetujuan lawan bicara sebelumnya
dapat berakibat buruk. Jika kita ingin menyampaikan sesuatu dengan tujuan
ingin memperoleh perbaikan sikap dan tingkah laku, tetapi tanpa
persetujuan lawan bicara, sebaiknya kita menyampaikannya dalam bentuk
keluhan dan bukan dalam bentuk kritik. Berikut ini efek yang ditimbulkan
oleh kritik terhadap pemberi dan penerima kritik:
a. Pemberi kritik diasumsikan lebih baik dari pada penerima kritik.
b. Kritik dapat ditangkap sebagai kesalahan orang yang di kritik, sedangkan
keluhan ditangkap sebagai situasi yang tidak menyenangkan, yang harus
diperbaiki. Contohnya adalah sebagai berikut:
13
14
ibid., h. 190-192.
14
15
R. Wayne Pace dan F. Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, (Bandung:
PT Remaja RosdaKarya, 2015), Cet. Ke-9, h. 276-277.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pemaparan materi di atas dapat kami simpulkan:
1. Kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan keterampilan orang
dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk memengaruhi orang lain agar
melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Teori-teori kepemimpinan yaitu, sebagai berikut:
a. Teori Sifat
b. Teori Kelebihan
c. Teori Perilaku
d. Teori Kelompok
e. Teori Keturunan
f. Teori Karismatik
g. Teori Sosial
3. Peran human relation dalam kepemimpinan, yakni:
a. Human relation merupakan fasilitator dalam mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan.
b. Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan solidaritas suatu
organisasi.
c. Terbinanya human relation yang baik akan dapat memotivasikan setiap
orang untuk mau bekerja lebih optimis demi kepentingan bersama.
d. Human relation sangat efektif dan efesien dalam membawa organisasi
terhindar dari kehancuran
e. Otoritas kepemimpinan bagi setiap orang dalam organisasi akan lebih
jelas.
4. Organisasi berhasil karena manusia-manusia di dalamnya berhasil.
Keberhasilan manusia dinilai dari tercapainya tujuan yang telah ditentukan
15
sebelumnya. Mengkomunikasikan tujuan dan kriteria serta cara mencapai
tujuan tersebut harus dilakukan sebelum melakukan sebuah kegiatan.
Disinilah fungsi komunikasi dari seorang pemimpin berperan sangat penting
dalam pencapaian tujuan organisasi.
B. Saran
Kami harapkan saran dan masukannya dari teman-teman ataupun semua
pihak, baik dari segi materi ataupun dari segi penulisannya. Dan semoga makalah
kami ini dapat menjadi referensi bacaan untuk mata kuliah Manajemen
Komunikasi dalam Organisasi serta dapat menambah ilmu dan pengetahuan yang
bermanfaat. Aamiin.
C.
16
DAFTAR PUSTAKA
17