Anda di halaman 1dari 20

KONSEP KEPEMIMPINAN, HUMAN RELATION

DAN FUNGSI KOMUNIKASI DALAM


KEPEMIMPINAN

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Komunikasi dalam Organisasi

Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok 5

Nor Fitriana : 1401260966


Mahmud : 1401260980
Fitria Wulandari : 1401261516

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
2016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN


A. Pemimpin dan Kepemimpinan................................................................3
B. Teori-teori Kepemimpinan......................................................................5
C. Kepemimpinan dan Human Relation......................................................9
D. Komunikasi dalam Kepemimpinan
.................................................................................................................
10

BAB III: PENUTUP


A. Simpulan
.................................................................................................................
15
B. Saran
.................................................................................................................
16

DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
17
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena atas Rahmat dan kasih

sayang-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Dan tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan

kita, Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah

Manajemen Komunikasi dalam Organisasi pada semester V dengan membahas

mengenai Konsep Kepemimpinan, HR dan Fungsi Komunikasi dalam

Kepemimpinan. Diharapkan makalah ini akan dapat menambah pengetahuan

pembaca yang berkaitan dengan materi tersebut.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I

selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Komunikasi dalam Organisasi

yang telah memberi kami kesempatan untuk memaparkan materi ini. Juga kepada

semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan

terima kasih.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari adanya banyak

kekurangan serta kesalahan yang ada di dalamnya, maka kami harapkan kritik

serta saran yang membangun sehingga dikemudian hari kami dapat

memperbaikinya.

Penyusun

Kelompok 5

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aktivitas yang selalu hadir,
karena komunikasi adalah sarana yang digunakan para pegawai, baik secara
formal maupun informal, untuk berdiskusi, bertukar pikiran, membuat laporan
kepada pimpinan, memberikan arahan kepada bawahan dan sebagainya.
Komunikasi merupakan suatu faktor yang utama dalam organisasi. Hampir
tidak ada aspek organisasi yang tidak melibatkan komunikasi. Dengan komunikasi
orang dapat menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada
orang lain. Komunikasi dapat diibaratkan sebagai sebuah jembatan makna
diantara orang-orang sehingga mereka dapat berbagai hal-hal yang mereka
rasakan dan ketahui. Apabila tidak ada komunikasi, tidak mungkin ada koordinasi
dan kerja sama.
Koordinasi dan kerjasama tidak mungkin dilakukan karena para pegawai
tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak
dapat menerima informasi dan memberikan arahan serta instruksi. Kerja sama
menjadi sesuatu yang mustahil tanpa komunikasi, karena para pegawai tidak dapat
menyampaikan kebutuhan dan perasaan mereka kepada rekan sekerja ataupun
pimpinan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemimpin dan kepemimpinan?
2. Apa saja teori-teori kepemimpinan?
3. Bagaimana peran human relation dalam kepemimpinan ?
4. Bagaimana fungsi komunikasi dalam kepemimpinan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep pemimpin dan kepemimpinan
2. Mengetahui teori-teori kepemimpinan
3. Mengetahui peran human relation dalam kepemimpinan
4. Mengetahui fungsi komunikasi dalam kepemimpinan
1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemimpin dan Kepemimpinan


Dilihat dari sisi Bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu,
pemuka, pelapor, pembina, panutan pembimbing, pengurus, penggerak, ketua,
kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin
digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan
kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin dan memimpin pada mulanya berasal dari kata yang
sama “pemimpin”, dan berikut ini di kemukakan beberapa pengertian pemimpin:
1. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/ pendapat orang atau
sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya.
2. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu, karenya
seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan
kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah kepemimpinan
pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat
pengaruh seseorang. Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang
yang bukan “pemimpin”.
3. Pemimpin adalah seseorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan disuatu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas terntentu demi pencapaian suatu atau beberapa tujuan.
4. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khususnya kecakapan-kecakapan di satu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu
untuk pencapaian suatu tujuan (kartini kartono, 1994).

3
4

Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksankan dan dijalankan


dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu. Selanjutnya jika pemimpin
dilihat dari sisi Bahasa inggris menjadi “LEADER”, yang mempunyai tugas me-
LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:
1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanyadan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
2. Educate, seorang pemimpin mampu mengedukasi rekan-rekannya dan
mewarisi tacit knowledge pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasihat dari permasalahan yang ada
4. Discipline, memeberikan keteladanan dalam berdisplin dan menegakkan
kedeisiplinan dalam setiap aktivitasnya. 1
Sedangkan kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan
keterampilan orang dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk memengaruhi
orang lain agar melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang
telah ditetapkan. Memimpin adalah mengerjakan niat demi tujuan tertentu, tetapi
yang dilaksanakan oleh orang lain. Orang yang dipimpin adalah yang diperintah,
dipengaruhi, dan diatur oleh ketetuan yang berlaku secara formal ataupun
nonformal.
Athoilah mengatakan bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai
manifestasi pengaruh yang melekat pada jiwanya. Pengaruh tersebut ada yang
dibentuk oleh persyaratan formal dan bisa juga pembawaan jiwanya.
Pembentukan pengaruh kepemimpinan dapat bersifat natural, tidak diciptakan,
tetapi merupakan bakat bawaan yang telah melekat dengan sendirinya. Pemimpin
yang formal ataupun nonformal, natural ataupun struktural harus memiliki satu
sifat mutlak, yaitu pengaruh dan terampil memanfaatkan pengaruhnya untuk
mengelola organisasi dan mengatur tingkah laku orang lain agar tujuannya
tercapai.2

1
Veithzal Rivai, dkk., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), h. 1-2.
2
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), Cet. Ke-2,
h. 139-140.
5

B. Teori-teori Kepemimpinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan teori
adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh
data dan argumentasi. Sedangkan yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan.3
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori lainnya. Teori
kepemimpinan merupakan teori yang berusaha menerangkan pemimpin dan
kelompok yang dipimpinnya dapat berperilaku dalam berbagai struktur
kepemimpinan, budaya, dan lingkungannya. Para teoritis (pakar) kepemimpinan,
baik secara sosiologis maupun manajerial telah banyak menawarkan berbagai
teori tentang kepemimpinan.
Mar’at mengemukakan lima teori dalam teori kepemimpinan (1986: 21),
yaitu teori lingkungan, teori personal-situasional, teori interaksi, teori humanistik,
dan teori harapan. Sedangkan James Owen, dalam tulisannya The Leadership
Game, mengemukakan dua teori dan satu matriks, yaitu trait theory, behaviour
theory, dan matrix of leadership style. Sementara itu, Tannenbaum dan Massarik
dalam tulisannya Leadership: A frame of Reference, mengemukakan beberapa
pendekatan dalam melihat teori kepemimpinan, di antaranya trait approach,
situational approach, and follower-oriented approach (1964: 411-413).
Padmudji mengemukakan enam teori kepemimpinan, yakni: (1) teori sifat
(trait theory); (2) teori lingkungan (environmental theory); (3) teori pribadi dan
situasi (personal-situational theory); (4) teori interaksi dan harapan (interaction –
expectation theory); (5) teori kemanusiaan (humanistic theory); (6) teori
pertukaran (exchange theory).4
1. Teori Sifat (Trait Theory)
Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani
kuno dan zaman Romawi. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu
3
Stephen P. Robbins, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.
163.
4
Saefullah, op. cit., h.152-153.
6

dilahirkan, bukannya dibuat. Teori the Great Man menyatakan bahwa seorang
yang dilahirkan sebagai pemimpin akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan
apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.5
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpin. Di samping
memiliki kelebihan pada ratio, rohaniah, dan badaniah, seorang pemimpin
hendaknya memiliki sifat-sifat yang positif, misalnya: adil, suka melindungi,
penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif,
komunikatif, dan kreatif. (Wursanto, 2003). Menurut Miftah thoha (2003),
sesungguhnya tidak ada korelasi sebab akibat antara sifat dan keberhasilan
manajer, pendapatnya merujuk pada hasil penelitian Keith Davis yang
menyimpulkan ada empat sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, yaitu: (1) Kecerdasan, (2) Kedewasaan dan keleluasaan
hubungan sosial, (3) Motivasi dan dorongan berprestasi, (4) Sikap-sikap
hubungan kemanusiaan.6
2. Teori Kelebihan
Beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pimpinan apabila ia memiliki
kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal. Pertama, kelebihan ratio, ialah
kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat
tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-
cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat. Kedua, kelebihan rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu
menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Seorang
pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin
merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan
ucapan hendaknya menjadi suri teladan bagi para pengikutnya. Ketiga, kelebihan
badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih
dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat.
5
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), Cet.
Ke-17, h. 32.
6
Veithzal Rivai, dkk., op. cit., h. 7.
7

Akan tetapi, masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok
(Wursanto, 2003).7
3. Teori Perilaku
Teori perilaku, yang disebut juga teori humanistik, lebih menekankan pada
model atau gaya (style) kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin.
James Owens menggambarkan melalui matriks gaya yang dimiliki dalam teori
kepemimpinan perilaku (James Mac Gregor Burns, 1979: 141). Dalam
matriksnya, ia menggambarkan beberapa gaya kepemimpinan, yaitu sebagai
berikut.
a. Gaya kepemimpinan otokratis. Secara konseptual, Sorjono (1984: 18)
menjelaskan pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang memiliki
wewenang (authority) dari suatu sumber (misalnya karena posisinya),
pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan
atau menghukum.
b. Gaya kepemimpinan birokratis. Ciri khas seorang pemimpin yang
birokratis adalah pandangannya terhadap semua aturan atau ketentuan
organisasi yang “absolute”, artinya pemimpin mengatur kelompoknya
dengan berpegang sepenuhnya pada aturan-aturan yang telah ditetapkan
dalam organisasi (Soejono, 1984: 20 dan Nawawi, 1992: 112-117).
c. Gaya kepemimpinan diplomatis. Sekalipun memiliki wewenang atau
kekuasaan yang jelas, pemimpin tidak selalu mempergunakan
kekuasaannya. Pemimpin cenderung memilih cara menjual sesuatu
(motivasi) kepada bawahannya dan menjalankan tugas pekerjaannya
dengan baik.
d. Gaya kepemimpinan partisipatif. Jenis pemimpin ini dapat berupa
seorang pemimpin yang benar-benar demokratis ataupun berstatus
sebagai pemimpin untuk berkonsultasi (Trimo, 1984: 24)
e. Gaya kepemimpinan free rein leader. Hal yang dilakukan pemimpin ini
adalah menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh anggota atau

7
ibid., h. 6-7.
8

bawahannya untuk bebas bekerja dan bertindak tanpa pengarahan atau


kontrol lebih lanjut, kecuali apabila mereka memintanya.8
4. Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan ini memiliki dasar perkembangan
yang berakar pada psikologi sosial. Teori pertukaran yang klasik membantunya
sebagai suatu dasar yang penting bagi pendekatan teori kelompok.
Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai
tujuan-tujuannya, harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin
dan pengikut-pengikutnya.
Suatu contoh penemuan Greene menyatakan bahwa ketika para bawahan
tidak melaksanakan pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung
menekankan pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tugas). Tetapi ketika
para bawahan dapat melaksanakan pekerjaan secara baik, maka pemimpin
menaikkan penekanannya pada pemberian perhatian (perilaku tanpa hubungan).9
5. Teori Keturunan
Yang menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena
keturunan atau warisan. Karena orang tuanya seorang pemimpin, maka anaknya
otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya, seolah-olah
seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan (Wursanto, 2003).
6. Teori Karismatik
Yang menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai
karisma (pengaruh) yang sangat besar. Karisma itu diperoleh dari kekuatan Yang
Maha Kuasa. Dalam hal ini, ada suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah
pancaran Zat Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan gaib (spranatural
power). Pemimpin yang bertipe karismatik biasanya memiliki daya tarik,
kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar (Wursanto, 2003).
7. Teori Sosial
Beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin.
Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi

8
Saefullah, op. cit., h.154-156.
9
Miftah Thoha, op. cit., h. 34-35.
9

kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah


kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun melalui
pengalaman praktik (Wursanto, 2000).10

C. Kepemimpinan dan Human Relation


Istilah human relation secara harfiah mencakup semua hubungan interaksi
yang terjadi antara dua orang atau lebih dan interaksi itu khususnya terjadi antara
orang-orang dalam suatu organisasi kekaryaan atau organisasi resmi (formal).
(Rachmadi F. 1992: 11).11
Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya individu-individu yang
memiliki tujuan tertentu dan secara totalitas harus memiliki sikap saling
keterbukaan dan mau mengembangkan jaringan kerjasama antar para aktivis yang
terlibat. Tanpa itu, maka yang diinginkan bersama-sama tidak akan dapat
terealisasi.
Dengan demikian, maka jelas human relation menduduki posisi yang
sangat strategis dan esensial dalam eksistensinya suatu organisasi.
Berikut dijelaskan peran human relation dalam kepemimpinan, yakni:
1. Human relation merupakan fasilitator dalam mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan. Karena itu jika dalam suatu organisasi sudah terjalin
jaringan kerjasama yang baik dan rapi akan mengantarkan organisasi
tersebut kepada tujuan yang ditargetkan.
2. Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan solidaritas suatu organisasi.
Human relation ini tidak akan jalan jika dilaksanakan secara individual dan
egoistis. Oleh karena kesuksesan organisasi sangat tergantung pada
pekerjaan kelompok, maka segala kegiatan yang dilaksanakan merupakan
tugas dan kewajiban bersama pula.
3. Terbinanya human relation yang baik akan dapat memotivasikan setiap
orang untuk mau bekerja lebih optimis demi kepentingan bersama. Dalam

10
Veithzal Rivai, dkk., op. cit., h. 7-8.
11
Husnul Yaqin, Kapita Selekta: Administrasi dan Manajemen Pendidikan, (Banjarmasin:
Antasari Press, 2011), h. 180.
10

hal ini hanya bisa diwujudkan dengan adanya lingkungan kerja yang
kondusif dan dinamis.
4. Human relation sangat efektif dan efesien dalam membawa organisasi
terhindar dari kehancuran, hal ini dimungkinkan karena dengan human
relation segala permasalahan yang dihadapi akan dapat terselesaikan lebih
baik dan cepat, tumpang tindih tugas tidak akan terjadi, dan
kesimpangsiuran hak, wewenang dan tanggung jawab pun tidak akan
timbul.
5. Otoritas kepemimpinan bagi setiap orang dalam organisasi akan lebih jelas
karena dalam human relation sendiri menurut setiap orang yang bekerja
harus cocok dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki, selain itu ia harus
bekerja sesuai pula dengan jabatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan beberapa peran human relation yang tertentu saja memainkan peran
penting dalam terciptanya suatu organisasi yang ideal dan dinamis, kepemimpinan
dan mekanisme kerja organisasi akan menjadi lebih optimal.12

D. Komunikasi dalam Kepemimpinan


Ada empat fungsi utama komunikasi, yaitu:
1. Memberi informasi (to inform)
2. Meyakinkan (to pursuade)
3. Mendidik (to educate)
4. Menghibur (to entertaint)
Organisasi berhasil karena manusia-manusia di dalamnya berhasil.
Keberhasilan manusia dinilai dari tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Mengkomunikasikan tujuan dan kriteria serta cara mencapai tujuan
tersebut harus dilakukan sebelum melakukan sebuah kegiatan.
Komunikasi adalah sesuatu yang penting namun hal itu tidaklah mudah
dilakukan. Pelaku komunikasi harus mempelajari faktor-faktor psikologis tentang
dirinya dan lawan bicaranya. Memang kedengarannya terlalu rumit, bila untuk
berkomunikasi saja seseorang harus belajar tentang psikologi. Tetapi, pemahaman

12
ibid., h. 186-187.
11

psikologis itu memang penting untuk dipelajari, karena manusia sebagai pelaku
komunikasi memiliki natur-natur tertentu. Beberapa natur manusia antara lain
sebagai berikut:
1. Natur manusia yang pertama adalah selalu ingin menjadi yang utama dan
ingin menjadi pemenang.
Pemimpin yang baik menyadari hal itu. Perenungan yang dihadapi oleh
pemimpin adalah bagaimana membuat seluruh komponen manusia di dalam
organisasi menjadi pemenang, bukan sekedar merasa jadi pemenang.
Meski begitu, seseorang yang ingin menjadi pemenang berarti menetapkan
garis finish pada tujuannya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih
seseorang akan membangun rasa percaya diri dan membuat kualitas
kehidupannya jadi lebih baik. Pemimpin yang baik mampu mengajak para
pengikutnya untuk fokus kepada garis finish yang diciptakan bersama-sama,
merayakan kemenangan bersama-sama, serta menciptakan garis finish yang
baru bersama-sama.
2. Natur manusia yang kedua adalah bahwa manusia memiliki perasaan ingin
tahu. Keingintahuan yang tidak terpenuhi menghasilkan rasa penasaran dan
curiga.
Pemimpin yang baik akan mengajak para pengikutnya untuk mengungkap
hal-hal yang tersembunyi bersama-sama. Ia juga akan menghilangkan rasa
curiga di dalam kelompoknya dengan mengajak orang lain untuk saling
membuka diri dalam porsi yang tepat.
3. Natur manusia yang ketiga adalah sulit menerima hal yang negatif. Hal
negatif tersebut dapat berupa teguran, kritik, dan bisa juga berupa larangan.
Manusia lebih mampu menerima pernyataan positif daripada negatif.
Pemimpin yang baik mampu mengkomunikasikan hal-hal dengan tujuan
positif dengan cara berekspresi yang juga positif. Kemampuan
berkomunikasi yang baik menimbulkan ekses yang baik pula.13

13
Tikno Lensufiie, Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa, (Jakarta: Esensi, 2010), h.
182-187.
12

Di dalam sebuah komunikasi secara verbal, ada empat unsur yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Kata-kata yang diucapkan
2. Intonasi suara
3. Gerakan tubuh (body languange)
4. Arti yang ditangkap
Bagaimana kesan Anda, bila ada seseorang yang berkata, “Siapa yang marah?
Saya tidak marah!!!” diucapkan dengan nada suara tinggi sambil menggebrak
meja.
Untuk menghindari kesalahan komunikasi, seseorang harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu:
1. Apa yang sesungguhnya ingin kita sampaikan
2. Apa yang kita ucapkan
3. Apa yang ingin didengar lawan bicara
4. Apa yang dipikirkan lawan bicara
5. Apa respons lawan bicara
6. Apa yang kita pikirkan atas respons dari lawan bicara
Berikut ini beberapa tips untuk sukses berkomunikasi:
1. Dengarkan dengan saksama sebelum menjawab. Kebanyakan orang ingin
didengarkan saat berbicara, namun hanya sedikit yang mau mendengarkan
orang lain berbicara.
2. Memberikan kritik tanpa mendapat persetujuan lawan bicara sebelumnya
dapat berakibat buruk. Jika kita ingin menyampaikan sesuatu dengan tujuan
ingin memperoleh perbaikan sikap dan tingkah laku, tetapi tanpa
persetujuan lawan bicara, sebaiknya kita menyampaikannya dalam bentuk
keluhan dan bukan dalam bentuk kritik. Berikut ini efek yang ditimbulkan
oleh kritik terhadap pemberi dan penerima kritik:
a. Pemberi kritik diasumsikan lebih baik dari pada penerima kritik.
b. Kritik dapat ditangkap sebagai kesalahan orang yang di kritik, sedangkan
keluhan ditangkap sebagai situasi yang tidak menyenangkan, yang harus
diperbaiki. Contohnya adalah sebagai berikut:
13

1) Kritik: “Sebagai seorang manajer, seharusnya Anda menjadi panutan


anak buah Anda. Anda semestinya datang pagi-pagi setiap hari, agar
ditiru anak buah Anda”.
2) Keluhan: “Anak buah Anda banyak yang kesiangan datang ke kantor
setiap hari. Saya minta Anda menertibkan mereka.”
c. Pemberi kritik fokus pada kata ‘kamu’, sedangkan pemberi keluhan
fokus pada kata ‘saya’.
1) Kritik: “Kamu selalu lupa absen sebelum keluar dari kantor.”
2) Keluhan: “Saya akan kesulitan apabila anak buah saya tidak tertib
dalam absensi.”
3. Fokus pada masalah tingkah laku saat itu, bukan pada sifat atau kebiasaan
seseorang. Lebih baik mengatakan “Tolong kecilkan suaranya” daripada
mengatakan “Kamu selalu berisik”.14
Tujuan kepemimpinan, di sisi lain, adalah membantu orang untuk
menegakkan kembali, mepertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. Jadi,
pemimpin orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil yang
diinginkan. Pemimpin bertindak dengan cara-cara memperlancar produktivitas,
moral tinggi, respon yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen,
efesiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam
organisasi.
Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara
bekerja dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya
(bahasa) dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang
untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Cara seseorang berbicara kepada yang
lainnya dan cara seseorang bersikap di depan orang lain merupakan suatu gaya
kerja.
Konsep gaya menunjukkan bahwa kita berurusan dengan kombinasi
bahasa dan tindakan, yang tampaknya menggambarkan suatu pola yang cukup
konsisten. Pola bahasa dan tindakan yang bagaimana, yang dapat digunakan
seseorang untuk membantu orang lainnya mencapai hasil yang diinginkannya?.

14
ibid., h. 190-192.
14

Tanpa mempertimbangkannya suatu cara pandang tertentu, beberapa pendekatan


yang berbeda meliputi: (1) mengendalikan atau mengarahkan orang lain, (2)
memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain, (3) menjelaskan kepada
atau memberi instruksi kepada orang lain, (4) mendorong atau mendukung orang
lain, (5) memohon atau membujuk orang lain, (6) melibatkan atau
memberdayakan orang lain, dan (7) memberi ganjaran atau meperkuat orang lain.
Setiap pendekatan untuk membantu orang lain mencapai hasil yang
dinginkan seperti tersebut di atas. Diterapkan melalui cara khusus dalam berbicara
dan bertindak kepada orang lain. Mengendalikan, misalnya, dicapai melalui
bahasa dan tindakan yang melarang atau membatasi apa yang boleh dilakukan
seseorang. Gaya mengendalikan menimbulkan suatu intonasi suara, cara beraksi,
penggunaan kata-kata dan fase khas, dan beberapa sikap serta tindakan yang
komplementer, saling berkaitan dan terpola. Untuk mengenali gaya
mengendalikan, semua unsur gaya-intonasi suara, tindakan, kata-kata fase harus
digabungkan menjadi suatu persepsi yang konsisten dan terpadu yang kita
namakan pengendalian.15

15
R. Wayne Pace dan F. Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, (Bandung:
PT Remaja RosdaKarya, 2015), Cet. Ke-9, h. 276-277.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pemaparan materi di atas dapat kami simpulkan:
1. Kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan keterampilan orang
dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk memengaruhi orang lain agar
melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Teori-teori kepemimpinan yaitu, sebagai berikut:
a. Teori Sifat
b. Teori Kelebihan
c. Teori Perilaku
d. Teori Kelompok
e. Teori Keturunan
f. Teori Karismatik
g. Teori Sosial
3. Peran human relation dalam kepemimpinan, yakni:
a. Human relation merupakan fasilitator dalam mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan.
b. Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan solidaritas suatu
organisasi.
c. Terbinanya human relation yang baik akan dapat memotivasikan setiap
orang untuk mau bekerja lebih optimis demi kepentingan bersama.
d. Human relation sangat efektif dan efesien dalam membawa organisasi
terhindar dari kehancuran
e. Otoritas kepemimpinan bagi setiap orang dalam organisasi akan lebih
jelas.
4. Organisasi berhasil karena manusia-manusia di dalamnya berhasil.
Keberhasilan manusia dinilai dari tercapainya tujuan yang telah ditentukan

15
sebelumnya. Mengkomunikasikan tujuan dan kriteria serta cara mencapai
tujuan tersebut harus dilakukan sebelum melakukan sebuah kegiatan.
Disinilah fungsi komunikasi dari seorang pemimpin berperan sangat penting
dalam pencapaian tujuan organisasi.

B. Saran
Kami harapkan saran dan masukannya dari teman-teman ataupun semua
pihak, baik dari segi materi ataupun dari segi penulisannya. Dan semoga makalah
kami ini dapat menjadi referensi bacaan untuk mata kuliah Manajemen
Komunikasi dalam Organisasi serta dapat menambah ilmu dan pengetahuan yang
bermanfaat. Aamiin.
C.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lensufiie, Tikno, Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa, Jakarta: Esensi,


2010

Pace, R. Wayne dan F. Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi,


Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2015

Rivai, Veithzal, dkk., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta:


PT Rajagrafindo Persada, 2013

Robbins, P. Stephen, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga,


2002

Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013

Thoha, Miftah, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Press, 2013

Yaqin, Husnul, Kapita Selekta: Administrasi dan Manajemen Pendidikan,


Banjarmasin: Antasari Press, 2011

Pace, R. Wayne dan F. Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi,


Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2015

17

Anda mungkin juga menyukai