pendidikan sekolah, termasuk di Sekolah Dasar (SD). Selama ini pelajaran IPA lebih
banyak berpusat pada guru sehingga tidak mendorong kreativitas siswa. Keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat kecil. Ini menyebabkan siswa enggan
untuk berfikir, sehinga timbul perasaan jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran
matematika. Akibatnya dari sikap siswa tersebut maka dapat dipastikan hasil
dalam penggunaan model pembelajaran. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
lebih menarik, proses belajar siswa dapat menjadi lebih interaktif, kualitas belajar
siswa dapat ditingkatkan, sikap positif siswa terhadap materi dapat ditingkatkan, dan
peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Dengan manfaat-
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah lama
yang tepat untuk lebih menarik perhatian siswa SDN Lamblang Aceh Besar saat
proses belajar mengajar dan membuat siswa merasa senang dalam belajar mata
1
lingkungan tidak sehat. Sesuai dengan karakteristik peserta didik siswa SD yang
masih senang bermain, senang bergerak menemukan hal-hal baru dalam kehidupan.
Berdasarkan fakta yang ada di SDN Lamblang Aceh Besar, sebagian besar
siswa tidak lulus sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 dan dibuktikan
Rendahnya minat dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah model pembelajaran yang kurang tepat, sering kali membuat
siswa tidak tertarik untuk mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Supaya
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dapat membuat siswa lebih tertarik
belajar bahasa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru sangat dituntut untuk
dapat menciptakan kondisi kelas. Hal ini hanya mungkin tercapai jika seorang guru
mampu memahami suasana kelas sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat
mengenai model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan di kelas. Oleh karena
itu, penulis memilih model kooperatif Tipe NHT sebagai model pembelajaran yang
aka digunakan pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di SDN
heterogen dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas
jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
2
Johar (2006:31) mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah salah
kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa. Proses
(1) Meningkatkan pencurahan pada waktu dan tugas, (2) Meningkatkan rasa harga
diri, (3) Memperbaiki sikap terhadap IPA, guru dan sekolah (4) Memperbaiki
kehadiran, (5) Mengurangi konflik antar pribadi, (6) Saling memahami adanya
perbedaan individu, (7) Mengurangi sifat apatis , (8) Memperdalam pemahaman, (9)
merupakan model pembelajaran dimana siswa dibagi dalam suatu kelompok kecil.
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah setiap siswa
(semua siswa aktif), karena setiap nomor akan dipanggil, dan siswa yang pandai
dapat membantu siswa yang kurang pandai, dapat melatih siswa untuk meningkatkan
suatu pertanyaaan, serta dapat meningkatkan berpikir siswa baik secara individu
3
telah dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, dan tidak semua anggota kelompok
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat dapat dikuasai setiap siswa jika guru
menggunakan model pembelajaran NHT. Hal inilah yang menjadi alasan saya
memilih model pembelajaran NHT untuk materi lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat.
hasil belajar siswa, peneliti tertarik untuk menerapkan model kooperatif tipe NHT
pada kelas III SDN Lamblang Aceh Besar dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat. Hal inilah
B. Rumusan Masalah
4
1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa IPA pada materi
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di Kelas III SDN Lamblang
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi materi lingkungan sehat dan
pada materi materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di Kelas
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat Di Kelas III SDN Lamblang
5
pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di Kelas III SDN
Dari tujuan yang telah penulis uraikan jelaslah bahwa ruang lingkup
permasalahan ini berkisar pada hasil belajar siswa dan aktifitas guru dan aktifitas
siswa yang diajarkan melalui model kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di Kelas III SDN Lamblang
Aceh Besar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, adapun manfaat dari
KTSP dikelas dan sebagai informasi bagi siswa bahwa belajar dapat
E. Definisi Operasional
6
1. Model pembelajaran adalah salah satu perencanaan atau pola yang digunakan
4. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang diperoleh oleh siswa sebagai akibat
dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Hasil belajar tidak hanya bersifat
kuantitas atau berupa nilai tetapi dapat juga bersifat proses atau cara yang
F. Landasan Teoritis
Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memiliki
makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena
untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa
7
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan bimbingan atau bantuan
Dari berbagai pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar IPA merupakan suatu proses belajar yang dilakukan dengan sadar
dan terarah dimana individu belajar IPA dengan tujuan agar peserta didik mampu
instruksional
1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
8
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang
diharapkan.
pengertiannya.
dengan tenang.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar, dari sekian banyak
faktor itu secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam)
diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern yang
9
a. Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut
dengan motivasi.
Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal : (1) mengetahui apa yang akan
dipelajari; dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak
pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar.
b. Konsentrasi
suatu situasi belajar. Di dalam belajar mungkin juga ada perhatian sekadarnya, tetapi
c. Reaksi
Belajar harus aktif, tidak sekadar apa adanya, menyerah pada lingkungan,
tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi. Jadi,
orang yang belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala panca
d. Organisasi
10
mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya, maka diperlukan perumusan
tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikian akan terjadi proses yang logis.
e. Pemahaman
pikiran. Pemahaman tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar
f. Ulangan
Dengan adanya ulangan siswa akan mengulangi atau memeriksa kembali apa
yang sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat menjadi lebih besar.
Evaluasi berasal dari kata “evolution” yang berarti menilai (tetapi dilakukan
dengan mengukur terlebih dahulu). Ralph Tyler (dalam Arikunto 1950) mengatakan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagai mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika
1) Memuaskan
Siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih
giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi.
11
2) Tidak memuaskan
Siswa akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak akan terulang lagi.
1) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau
belum.
diajarkan.
3) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi
2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu
12
direncanakan. Oleh karena itu dalam pemilihan berbagai metode, strategi,
pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut
Eggen dan Kauchak (1993), model pembelajaran adalah pedoman berupa program
atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran.
Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok kecil
mempelajari sesuatu serta saling menghargai satu sama lain, dan yang penting adalah
13
5.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Agar pembelajaran kooperatif dapat lebih efektif, ada unsur-unsur yang perlu
14
6. Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
para siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
Sebagai ganti pertanyaan langsung kepada siswa. Hal ini sesuai dengan Janibah
(2007:3) yaitu :
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
15
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari jenis
kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan diajari. Dalam kerja
yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
umum.
ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari setiap kelompok
disajikan.
penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang
lebih tinggi.
16
a. Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan
waktu yang lama.
b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html.
diakses 25 Juni 2014).
bahasan dalam materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di Kelas III SDN
G. Metode Penelitian
1. Metodelogi Penelitian
bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan
secara langsung (partisipasi aktif) baik pada awal pembelajaran maupun yang terjadi
17
kelas (PTK) adalah upaya menguji cobakan ide-ide ke dalam praktek untuk
memperbaiki atau merubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Lamblang Aceh Besar
yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 17 perempuan.
berlangsung
a. Tes.
Instrumen soal atau tes tertulis. Soal yang diberikan adalah soal choice yang
b. Observasi.
18
4. Teknik Pengolahan Data
a. Tes
untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat. Tes ini diberikan setiap akhir pembelajaran, bentuk tes yang diberikan
gunakan rumus persentase jawaban benar siswa dengan rumus sebagai berikut:
postest− pretest
P = pretest x 100%
Keterangan :
P : Persentasi Peningkatan
b. Observasi
diberikan kepada pengamat, yaitu guru IPA yang mengajar di kelas yang diteliti
untuk diisi dengan cara menulis ceklis ( ) sesuai dengan keadaan yang diamati.
19
1,00 TKG 1,50 tidak baik
Keterangan:
f
P= x 100%
N
Keterangan:
P = angka persentasi
Tabel 3.1
Kriteria klasifikasi persentase aktivitas guru dan siswa
20
5. Validasi Data
Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.
Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes.
Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya
mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes), content
validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari
pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butir soal, kunci jawaban dan kriteria
pemberian skor.
denga observasi terhadap subjek penelitian yaitu siswa III SDN Lamblang Aceh
Besar dan kolaborasi dengan guru lain yang mengajar bidang studi IPA.
6. Analisis Data
21
1) Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil
belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan
ketuntasan belajar.
8. Prosedur Penelitian
yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus.
1. Siklus I
22
2. Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe NHT pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat,
tipe NHT.
tipe NHT
menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut
pada siklus I.
2. Siklus II
23
3. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
siklus II.
H. Jadwal Penelitian
berikut :
sebagai berikut:
Waktu Penelitian
Nov-
No Kegiatan
Juli 2014 Agus-14 Sep-14 Okt-14 14
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
Penyusunan
1
proposal
Penyusunan
2 rancangan
penelitian
Pelaksanaa
3
siklus I
Analisa hasil
4
siklus I
Pelaksanaa
5
siklus II
Analisa hasil
6
siklus II
Penulisan hasil
7
penelitian
Catatan :
24
DAFTAR PUSTAKA
Asmiati, Rina. 2006. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Segi Empat di Kelas VII
SMP Negeri 8 Banda Aceh”.Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh. FKIP
Unsyiah.
Eggen, Paul. D & Kauchak, Donal. P. (1993). Strategies for Teacher. Teaching
content and thinking skills. Allyn and Bacon: USA.
Fajri, Nur. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan TPS
berbasis kontekstual Pada Materi Bangun Rang Dikelas IX SMP Negeri 13
Banda Aceh tahun pelajaran 2010/2011. Skripsi. Banda Aceh: Universitas
syiah kuala.
Johar, rahmah dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Unsyiah.
Meutia, Hifzi. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT pada
Materi Persamaan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 3 Banda Aceh.
Skripsi. Banda Aceh:Univesitas syiah kuala.
Sardiman. 2004. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta Utara: Rajawali
Pers.
25
Universitas syiah kuala. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan Syiah Kuala.
(http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html,
diakses 25 Juni 2014).
(http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html, diakses
25 Juni 2014)
26