Memahami Tujuan Dan Manfaat Safety Induction
Memahami Tujuan Dan Manfaat Safety Induction
Safety induksi biasa dilakukan pada saat karyawan baru hendak mengurus Kimper atau
Mine Permit (Semacam ID Card) baru di perusahaan tersebut. Kimper sendiri
diperuntukkan bagi karyawan yang nantinya akan diberikan ijin untuk mengendarai unit
atau alat berat (sesuai dengan SIM dan keahlian karyawan tersebut mengemudi) di area
pertambangan (Operator, Driver DumpTruck, Foreman, supervisor up, dll).
Selain itu Induksi saftey juga dilakukan kepada visitor atau tamu dari luar (bukan
karyawan) yang hendak memasuki wilayah pertambangan. Hal ini dilakukan agar tamu
tamu tersebut memahami kondisi tambang yang ada dan diharuskan mematuhi segala
peraturan yang berlaku dalam tambang. Untuk membuktikan bahwa visitor telah
mendapatkan induksi, maka Dept Safety (OSHE Dept) meminjamkan ID Card Visitor
kepada pengunjung tersebut dan harus mengembalikannya setelah keperluannya
selesai.
Apapun bidang pekerjaan yang kita jalani sekarang sangat penting untuk memahami
pekerjaan tersebut. Dengan begitu kita bisa memahami potensi-potensi bahaya apa saja
yang mungkin ditimbulkan dari pekerjaan kita. Jika kita mengetahui itu semua, maka kita
bisa meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada dari pekerjaan
yang kita lakukan. Tetaplah bekerja dengan selamat, sehat, dan aman.
Safety Induction
“Enthusiasm is the electricity of life. How do you get it? You act enthusiastic until
you make it a habit.”
― Gordon Parks
“The only way we could remember would be by constant re-reading, for knowledge
unused tends to drop out of mind. Knowledge used does not need to be
remembered; practice forms habits and habits make memory unnecessary. The rule
is nothing; the application is everything.”
― Samuel Smiles
Saya memilih ketiga quotes diatas, bukan karena kata-katanya yang indah,
tetapi ada penghubung yang merangkai ketiga kutipan tersebut menjadi suatu
kesatuan:
Oleh karena itu, agar setiap orang menjadikan HSE sebagai kebutuhan, mereka
harus mendapatkan informasi/pengetahuan tersebut, salah satunya melalui
pengenalan awal: safety induction.
a. kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerjanya
Dalam kesempatan mengikuti beberapa kali safety induction, acapkali masih banyak HSE
yang berpikir untuk mengisi materi presentasi dengan gambar-gambar kejadian
kecelakaan mengerikan. Tujuannya tak lain untuk menciptakan dan menanamkan
momok menakutkan diingatan pekerja sehingga mereka ada rasa takut jika melakukan
pelanggaran.
Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi dari pandangan saya bukan hal yang efektif.
Memunculkan rasa takut hanya akan berdampak sementara dan menjadi patuh jika ada
pengawasaan sesaat. Selebihnya, mereka akan kembali kekondisi semula.
Bangunlah suasana yang menyenangkan dan hindari memberikan terlalu banyak teori.
Perbanyak materi yang lebih aplikatif di lapangan dan solusi-solusi terhadap
permasalahan yang umumnya terjadi. Pastikan terjalin komunikasi 2 arah: ada feedback
dari pekerja.
Beberapa perusahaan ada yang mengadakan safety induction secara cepat (<3 jam) dan
secara lama (>5jam). Saat menjadi subkontraktor untuk proyek di Pangkalan Kerinci,
saya mendapatkan pengalaman bagaimana mereka melakukan Safety Campus kepada
setiap orang (dari level staf dan pekerja harus mengikuti tanpa kecuali). Selama satu
hari Trainer memberikan materi dasar K3 secara menyeluruh dan diakhir sesi tes. Bagi
yang tidak lulus, diwajibkan untuk mengikuti kembali. Tujuannya agar mereka benar-
benar mengingat apa yang presentasikan.
Bagi saya, bukan masalah mengenai seberapa lama Induksi itu dilaksanakan, tetapi
apakah efektif dan tersampaikan?
Jika saya bisa memberikan masukan, menurut saya (pun yang pernah saya lakukan)
masih bertele-tele dan tidak tepat sasaran. Apa yang disampaikan masih masuk telinga
kiri dan kanan dan banyak pekerja yang mengantuk karena dipikiran mereka: saya tahu.
Jadi, perubahan metode yang baik (menurut saya):
1. ajari pekerja langsung apa itu bahaya dan risiko, kemudian ajari mereka untuk
mengisi HIRARC, JSA, dan Ijin kerja yang sederhana, dan tes melalui gambar: Can you
find the hazards?
pekerja akan merasa lebih diikutsertakan dan terdapat aktivitas yang merangsang pikiran
mereka
di lapangan
di kantor
1. Post test
2. Penilaian melalui can't you find the hazard
3. Perilaku dilapangan - bagaimana pekerja menerapkan prinsip dasar K3
Oleh karena itu, komunikasi K3 tidak terputus di Induksi, program komunikasi,
partisipasi dan konsultasi melalui safety briefing, safety talk, toolbox
meeting merupakan jalan lain.
Sumber:
2. Soehatman Ramli, "SMART SAFETY: Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif". Dian
Rakyat:2013
3. www.safetycoaching.co.uk