Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Muhammad Fadely
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun
makalah tentang “KATA IMBUHAN”..
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imbuhan adalah bunyi - bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk
mengubah atau menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan - imbuhan
tersebut bisa diletakkan di awal (prefiks), di tengah/sisipan (infiks), akhir
(suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata dasar. Jenis – jenis imbuhan
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda – beda.
Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk
dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna,
jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang
fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana
yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam
pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau
bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan
diungkapkan dalam makalah ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan imbuhan?
2) Apa fungsi dari imbuhan dalam bahasa Indonesia?
3) Apakah jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah untuk
studi kasus ini adalah
1) Untuk mengetahui pengertian dari imbuhan
2) Untuk mengetahui fungsi imbuhan dalam bahasa Indonesia
3) Untuk mengetahui jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia..
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imbuhan
Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang
mengubah leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83)
mendeskripsikan afiksasi sebagai proses atau hasil penambahan afiks pada dasar.
Richard (dalam Putrayasa; 2008;5) mengatakan bahwa afiksasi atau pengimbuhan
adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Ramlan (1987:49) menyebut
proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks. Menurutnya, suatu satuan yang
dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah
penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.
B. Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
batu (benda) : membatu (sifat)
indah (sifat) :seindah-indahnya (keterangan)
mandi (kerja) :pemandian (benda)
2
Fungsi imbuhan adalah:
Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan dii.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamis
Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.
B. Jenis-jenis Imbuhan
I. Awalan ber-
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang
diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
A. Untuk mendapatkan makna mempunyai atau memiliki awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda umum.
Contoh:
Anak itu sudah tidak berayah lagi (Berayah artinya mempunyai ayah)
a. Untuk mendapatkan makna memaknai atau mengenakan awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan pakaian atau perhiasan.
Contoh :
Orang yang berdasi itu bukan paman saya(Berdasi artinya memakai dasi)
a. Untuk mendapatkan makna mengendarai, menaiki, atau menumpang awalan BER-
harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan kendaraan atau alat angkutan.
Contoh :
Setiap hari dia bersepeda ke kantor(Bersepeda artinya mengendarai sepeda)
3
b. Untuk mendapatkan makna mengeluarkan atau menghasilkan awalan BER- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil perbuatan atau kejadian.
Contoh :
Sudah banyak berkarya dibidang seni(Berkarya artinya menghasilkan karya)
c. Untuk mendapatkan makna berisi atau mengandung awalan ber- harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan zat.
Contoh :Bahan makanan ini cukup bergizi(Bergizi artinya mengandung gizi)
d. Untuk mendapatkan makna mengusahakan atau melakukan sebagai mata
pencaharian awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bidang
usaha.
Contoh :Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor(Beternak artinya
mengusahakan peternakan)
e. Untuk mendapatkan makna melakukan atau mengerjakan awalan ber- harus
diimbuhkan pada :
1. Kata benda yang menyatakan kegiatan.
Contoh : Kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan.(Berolah raga artinya
melakukan olah raga)
2. Beberapa kata kerja
Contoh : Lebih baik kita berdamai saja dengan dia.(Berdamai artinya melakukan
perbuatan damai)
a. Untuk mendapatkan makna merasakan, mengalami, atau dalam keadaan awalan
BER- harus diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan keadaan batin.
Contoh:
Kalau kamu lulus ujian, sayapun ikut bergembira.(Bergembira artinya merasa
gembira)
b. Untuk mendapatkan makna kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang disebut
kata dasarnya awalan ber- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama.
Contoh:
Kami berdua tidak dapat hadir.(Berdua artinya kelompok yang terdiri dari dua orang)
4
II. Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara bersama-
sama digunakan pada sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap.
Mula-mula diberi awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi dengan
sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan itu
adalah menyatakan menjadikan yang disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut
kata dasarnya.
Contoh:
Pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda walaupun hanya
bersenjatakan bamboo runcing.(Bersenjatakan artinya menjadiakan bamboo runcing
sebagai senjata)
5
Aturan pengimbuhan dengan imbuha BER-AN adalah sebagai berikut:
A. Untuk mendapatkan makna banyak serta tidak teratur imbuhan BER-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.
Contoh:
Mereka berlarian kesana sini untuk menyelamaykan diri(Berlarian artinya banyak
yang berlari dan larinya tidak teratur)
A. Untuk mendapatkan makna saling atau berbalasan imbuhan gabungan BER-AN
harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: Kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu,(Berpotongan artinya saling
memotong)
B. Untuk mendapatkan makna saling berada di imbuhan gabungan BER-AN harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan letak ataujarak.
Contoh:
Kami duduk bersebelahan didalam kereta pai itu. (Bersebelahan artinya saling berada
disebelahnya)
6
B. Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh:
Penjagaan akan saya perketet nentimalam
C. Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+
aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh:
Saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan:
1. Untuk mendapatkan makna jadikan lebih awalan PER- harus diimbuhkan pada kata
sifat.
Contoh:
Pertegas aturannya!(Pertegas artinya jadikan tegas)
2. Untuk mendapatkan makna jadikan atau anggap sebagai awalan PER- harus
diimbuhkan pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh:
Jangan kalian perbudak anak-anak itu(Perbudak artinya jadikan atau anggap sebagai
budak)
3. Untuk mendapatkan makna jadikan atau bagi awalan PER- harus diimbuhkan pada
beberapa kata bilangan.
Contoh:
Uang sebanyak ini kita perdua saja (Perdua artinya jadikan dua)
V. Awalan Me-
Awalan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan
cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam
macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
A. Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta
konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
7
1. merasa (me + rasa)
2. melihat (me + lihat)
3. mewarisi (me + warisi)
4. meyakinkan (me + yakinkan)
5. memerah (me + merah)
6. menanti (me + nanti)
7. menyanyi (me + nyanyi)
8. menganga (me + nganga)
D. Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s dan konsonan
s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu.
Contoh:
1) menyingkir (me + singkir)
2) menyingkat (me + singkat)
E. Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh
serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan
bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwujudkan.
8
Contohnya seperti :
1) mengirim (me + kirim)
2) menggali (me + gali)
3) menggali (me + gali)
4) mengkhayal (me + khayal)
5) mengambil (me + ambil)
6) mengiris (me + iris)
7) mengutus (me + utus)
8) mengekor (me + ekor)
9) mengolah (me + olah)
9
kerajinan.
Contoh:
Adik menggambar dengan spidol.(Menggambar artinya membuat gambar)
D. untuk mendapatkan makna bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya
awalan Me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh:
Siapa yang mengecat rumah ini?(Mengecat artinya bekerja dengan cat sebagai
dasarnya)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat
sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif
transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasifBerawalan me- berawalan di-
membaca dibaca
menulis ditulis
10
VII. Akhiran –kan
Akhiran kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran kan adalah membentuk kata kerja
transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang
predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran
perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk
yang+(aspek)+pelaku+katakerja.
Pembentukan kata dengan akhiran kan akan memberikan makna sebagai berikut :
A. Untuk mendapatkan makna jadi akhiran kan harus diimbuhkan pada :
1) tenangkan dulu anak-anak itu!
(Tenangkan artinya jadikan tenang)
2) hubungan telepon telah mereka putuskan
(Putuskan artinya jadikan putus)
3) daerah itu harus kita hutankan kembali
(Hutankan artinya jadikan hutan)
B. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi berada akhiran kan harus diibuhkan
pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
(Pinggirkan artinya jadikan berada dipinggir)
C. Untuk mendapatkan makna lakukan akhiran kan harus diimbuhkan pada kata kerja
yang menyatakan tindakan.
Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
(Lemparkan artinya lakukan lempar akan bola)
D. Untuk mendapatkan makna lakukan untuk orang lain akhiran -kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif.
11
Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
(Ambilkan artinya ambil untuk orang lain)
E. Untuk mendapatkan makna bawa masuk ke akhiran kan harus digunakan pada
beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah.
Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.(Asramakan artinya masukkan ke asrama)
VIII. Akhiran -i
Akhiran I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana
saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata
yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran i.
Pembubuhan kata dengan akhiran I ini akan memberikan makna antara lain
yang menyatakan:
A. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran I harus diimbuhkan ada kata kerja
yang menyatakan tindakan.
Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.(Pukuli artinya (pekerjaan)
memukul dilakukan berkali-kali)
B. Untuk mendapatkan makna tempat akhiran I harus diimbuhkan pada kata kerja
yang menyatakan tempat.
Contoh :
Jangan duduki kursi itu.(Duduki artinya duduk di kursi.)
C. Untuk mendapatkan makna merasa sesuatu pada akhiran I harus diimbuhkan pada
kata kerja yang menyatakan sikap batin.
Contoh :
Hormatilah gurumu!(Hormati artinya merasa hormat pada gurumu)
12
D. Untuk mendapatkan makna memberi atau membubuhi akhiran I harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan.
Contoh:
Tolong nasi hati anak-anak itu!
(Nasihati artinya memberi nasihat pada anak-anak itu)
E. Untuk menanyakan makna menjadi atau menganggap akhiran I harus diimbuhkan
pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya.
Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!(Budaki artinya anggap sebagai budak)
F. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi akhiran I harus dibubuhkan pada kata
sifat.
Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!(Lengkapi artinya jadikan lengkap pada)
IX. Akhiran –an
Akhiran AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya tetap AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran AN itu antara lain :
A. Untuk mendapatkan makna hasil akhiran -an harus digunakan pada kata kerja
tertentu.
Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.(Tulisan artinya hasil dari pekerjaan menulis)
B. Untuk mendapatkan makna alat akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja.
Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.(Pikulan artinya alat untuk
memikul)
13
C. Untuk mendapatkan makna benda atau hal yang dikenal pekerjaan akhiran -
an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh :
Makanan ini lezat sekali(Makanan artinya sesuatu yang dimakan)
D. Untuk mendapatkan makna tempat akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja.
Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.(Kubangan artinya tempat kerbau
berkubang)
E. Untuk mendapatkan makna tiap-tiap akhiran -an harus digunakan pada kata benda
yang menyaakan waktu atau satuan ukuran.
Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.(Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan)\
F. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya
akhiran -an harus diimbuhkan pada kata benda tertentu.
Contoh :
Ayah sudah ubanan(Ubanan artinya banyak ubannya)
G. Untuk mendapatkan makna himpunan bilangan atau jumlah akhiran AN harus
digunakan pada kata bilangan.
Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
(Belasan artinya himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas)
H. Untuk mendapatkan makna bersifat yang disebut kata dasarnya akhiran AN harus
digunakan pada beberapa kata sifat.
Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan(Murahan artinya harganya murah)
14
X. Akhiran –NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi
mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik.
Contoh : Saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : Turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada
bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda
misalnya, setelah diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
B. Saran
1.Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun
benar-benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para mahasiswa mahasiswi agar dapat
memahami tentang Kata Imbuhan
2.Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya
masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan
makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://bnetpwj.blogspot.com/2016/11/makalah-imbuhan-lengkap-bahasa-indonesia.html
http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/09/makalah-imbuhan-dan-maknanya.html
https://osf.io/fy5gn/download/?format=pdf
http://restumariam.blogspot.com/2012/09/?m=1
17