Anda di halaman 1dari 20

KATA IMBUHAN

Dalam mata kuliah : Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

(14) GIWINFILL GABRIS 3012011041

(32) MIRANDA OKTAVIA 3012011094

(35) SHEREN YUSTIKA 3012011103

Dosen Pengampu :

Muhammad Fadely

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TAHUN AKADEMIK 2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun
makalah tentang “KATA IMBUHAN”..

Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada
kami sendiri mengenai “KATA IMBUHAN”. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran serta usulan demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan
sarannya yang membangun.

Pangkalpinang, 5 Febuari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Pengertian Imbuhan……………………………..…………………………...2
B. Fungsi Imbuhan……….……………………………………………………..2
C. Jenis-jenis Imbuhan………….……………………………………………....3
BAB III PENUTUP ............................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imbuhan adalah bunyi - bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk
mengubah atau menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan - imbuhan
tersebut bisa diletakkan di awal (prefiks), di tengah/sisipan (infiks), akhir
(suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata dasar. Jenis – jenis imbuhan
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda – beda.
Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk
dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna,
jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang
fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana
yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam
pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau
bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan
diungkapkan dalam makalah ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan imbuhan?
2) Apa fungsi dari imbuhan dalam bahasa Indonesia?
3) Apakah jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah untuk
studi kasus ini adalah
1) Untuk mengetahui pengertian dari imbuhan
2) Untuk mengetahui fungsi imbuhan dalam bahasa Indonesia
3) Untuk mengetahui jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia..

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Imbuhan
Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang
mengubah leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83)
mendeskripsikan afiksasi sebagai proses atau hasil penambahan afiks pada dasar.
Richard (dalam Putrayasa; 2008;5) mengatakan bahwa afiksasi atau pengimbuhan
adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Ramlan (1987:49) menyebut
proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks. Menurutnya, suatu satuan yang
dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah
penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah


proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar,
baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti
yang berbeda.

B. Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
 batu (benda) : membatu (sifat)
 indah (sifat) :seindah-indahnya (keterangan)
 mandi (kerja) :pemandian (benda)

2
Fungsi imbuhan adalah:
 Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan.
 Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan dii.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
 Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamis
 Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
 Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.

B. Jenis-jenis Imbuhan

I. Awalan ber-
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang
diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
A. Untuk mendapatkan makna mempunyai atau memiliki awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda umum.
Contoh:
Anak itu sudah tidak berayah lagi (Berayah artinya mempunyai ayah)
a. Untuk mendapatkan makna memaknai atau mengenakan awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan pakaian atau perhiasan.
Contoh :
Orang yang berdasi itu bukan paman saya(Berdasi artinya memakai dasi)
a. Untuk mendapatkan makna mengendarai, menaiki, atau menumpang awalan BER-
harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan kendaraan atau alat angkutan.
Contoh :
Setiap hari dia bersepeda ke kantor(Bersepeda artinya mengendarai sepeda)

3
b. Untuk mendapatkan makna mengeluarkan atau menghasilkan awalan BER- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil perbuatan atau kejadian.
Contoh :
Sudah banyak berkarya dibidang seni(Berkarya artinya menghasilkan karya)
c. Untuk mendapatkan makna berisi atau mengandung awalan ber- harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan zat.
Contoh :Bahan makanan ini cukup bergizi(Bergizi artinya mengandung gizi)
d. Untuk mendapatkan makna mengusahakan atau melakukan sebagai mata
pencaharian awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bidang
usaha.
Contoh :Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor(Beternak artinya
mengusahakan peternakan)
e. Untuk mendapatkan makna melakukan atau mengerjakan awalan ber- harus
diimbuhkan pada :
1. Kata benda yang menyatakan kegiatan.
Contoh : Kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan.(Berolah raga artinya
melakukan olah raga)
2. Beberapa kata kerja
Contoh : Lebih baik kita berdamai saja dengan dia.(Berdamai artinya melakukan
perbuatan damai)
a. Untuk mendapatkan makna merasakan, mengalami, atau dalam keadaan awalan
BER- harus diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan keadaan batin.
Contoh:
Kalau kamu lulus ujian, sayapun ikut bergembira.(Bergembira artinya merasa
gembira)
b. Untuk mendapatkan makna kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang disebut
kata dasarnya awalan ber- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama.
Contoh:
Kami berdua tidak dapat hadir.(Berdua artinya kelompok yang terdiri dari dua orang)

4
II. Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara bersama-
sama digunakan pada sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap.
Mula-mula diberi awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi dengan
sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan itu
adalah menyatakan menjadikan yang disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut
kata dasarnya.
Contoh:
Pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda walaupun hanya
bersenjatakan bamboo runcing.(Bersenjatakan artinya menjadiakan bamboo runcing
sebagai senjata)

III. Imbuhan gabung BER-AN


Yang dimaksud dengan gabungan ini adalah awalan BER akhiran AN yang
digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar. Cara mengimbuhkannya
dilakukan sekaligus. Umpanya pada kata dasar lari diimbuhkan imbuhan BER-AN
sehingga menjadi kata berlarian.
Dalam hal ini perlu diingat ada kata-kata yang berimbuhan BER-AN tetapi
pengimbuhannya dilakukan tidak sekaligus melainkan bertahap. Umpamanya pada
kata atur, mula-mula diimbuhkan akhiran an sehingga menjadi aturan, kemudian
diimbuhkanpula awalan BER sehingga menjadi beraturan.
Fungsi imbuhan gabung BER-AN adalah membentuk kata kerja intransitive,
sedangkan makna yang diperoleh sebagai proses pengimbuhannya adalah:
A. Banyak serta tidak teratur
B. Saling atau tidak berbalasan
C. Saling berada di

5
Aturan pengimbuhan dengan imbuha BER-AN adalah sebagai berikut:
A. Untuk mendapatkan makna banyak serta tidak teratur imbuhan BER-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.
Contoh:
Mereka berlarian kesana sini untuk menyelamaykan diri(Berlarian artinya banyak
yang berlari dan larinya tidak teratur)
A. Untuk mendapatkan makna saling atau berbalasan imbuhan gabungan BER-AN
harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: Kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu,(Berpotongan artinya saling
memotong)
B. Untuk mendapatkan makna saling berada di imbuhan gabungan BER-AN harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan letak ataujarak.
Contoh:
Kami duduk bersebelahan didalam kereta pai itu. (Bersebelahan artinya saling berada
disebelahnya)
   

IV. Awalan Per-


PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti:
peristri, percepat, dan perketat. PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan
konsonan r, seperti peringan dan perendah.PEL digunakan pada kata ajar, menjadi
pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan
dalam:
A. Kalimat perintah
Contoh:
Persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!

6
B. Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh:
Penjagaan akan saya perketet nentimalam
C. Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+
aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh:
Saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan:
1. Untuk mendapatkan makna jadikan lebih awalan PER- harus diimbuhkan pada kata
sifat.
Contoh:
Pertegas aturannya!(Pertegas artinya jadikan tegas)
2. Untuk mendapatkan makna jadikan atau anggap sebagai awalan PER- harus
diimbuhkan pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh:
Jangan kalian perbudak anak-anak itu(Perbudak artinya jadikan atau anggap sebagai
budak)
3. Untuk mendapatkan makna jadikan atau bagi awalan PER- harus diimbuhkan pada
beberapa kata bilangan.
Contoh:
Uang sebanyak ini kita perdua saja (Perdua artinya jadikan dua)

V. Awalan Me-
Awalan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan
cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam
macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
A. Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta
konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.

7
1. merasa (me + rasa)
2. melihat (me + lihat)
3. mewarisi (me + warisi)
4. meyakinkan (me + yakinkan)
5. memerah (me + merah)
6. menanti (me + nanti)
7. menyanyi (me + nyanyi)
8. menganga (me + nganga)

B. Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v.


umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
1) membawa (mem + bawa)
2) memilih (mem + pilih)
3) memfitnah (mem + fitnah)
4) memvonis (mem + vonis)

C. Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t.


1) mendengar (me + dengar)
2) menarik (me + tarik)

D. Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s  dan konsonan
s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu.
Contoh:
1) menyingkir (me + singkir)
2) menyingkat (me + singkat)

E. Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh
serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan
bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwujudkan.

8
Contohnya seperti :
1) mengirim (me + kirim)
2) menggali (me + gali)
3) menggali (me + gali)
4) mengkhayal (me + khayal)
5) mengambil (me + ambil)
6) mengiris (me + iris)
7) mengutus (me + utus)
8) mengekor (me + ekor)
9) mengolah (me + olah)

F. Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu.


Contohnya seperti:
1) mengetik (me + tik)
2) mengebom (me + bom)
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini adalah:
A. Untuk mendapatkan makna melakukan perbuatan yang disebutkan dasarnya
awalan Me- harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh:
Ayah membaca Koran. (Membaca artinya melakukan pekerjaan baca)
B. Untuk mendapatkan makna bekerja dengan alat yang disebutkan kata dasarnya
awalan me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan alat atau
perkakas.
Contoh:
Siapa yang sedang menggergaji itu. (Menggergaji artinya bekerja dengan alat
gergaji)
C. Untuk mendapatkan makna membuat baraang yang disebut kata dasarnya awalan
me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan atau

9
kerajinan.
Contoh:
Adik menggambar dengan spidol.(Menggambar artinya membuat gambar)
D. untuk mendapatkan makna bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya
awalan Me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh:
Siapa yang mengecat rumah ini?(Mengecat artinya bekerja dengan cat sebagai
dasarnya)

VI. Awalan di-


Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi
mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di-
sebagai kata depan.
Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata
yangdiimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)

Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat
sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif
transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasifBerawalan me- berawalan di-
 membaca dibaca
 menulis ditulis

10
VII. Akhiran –kan
Akhiran kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran kan adalah membentuk kata kerja
transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang
predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran
perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk
yang+(aspek)+pelaku+katakerja.

Pembentukan kata dengan akhiran kan akan memberikan makna sebagai berikut :
A. Untuk mendapatkan makna jadi akhiran kan harus diimbuhkan pada :
1) tenangkan dulu anak-anak itu!
(Tenangkan artinya jadikan tenang)
2) hubungan telepon telah mereka putuskan
(Putuskan artinya jadikan putus)
3) daerah itu harus kita hutankan kembali
(Hutankan artinya jadikan hutan)
B. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi berada akhiran kan harus diibuhkan
pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
(Pinggirkan artinya jadikan berada dipinggir)
C. Untuk mendapatkan makna lakukan akhiran kan harus diimbuhkan pada kata kerja
yang menyatakan tindakan.
Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
(Lemparkan artinya lakukan lempar akan bola)
D. Untuk mendapatkan makna lakukan untuk orang lain akhiran -kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif.

11
Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
(Ambilkan artinya ambil untuk orang lain)
E. Untuk mendapatkan makna bawa masuk ke akhiran kan harus digunakan pada
beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah.
Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.(Asramakan artinya masukkan ke asrama)

VIII. Akhiran  -i
Akhiran I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana
saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata
yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran i.
Pembubuhan kata dengan akhiran I ini akan memberikan makna antara lain
yang menyatakan:
A. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran I harus diimbuhkan ada kata kerja
yang menyatakan tindakan.
Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.(Pukuli artinya (pekerjaan)
memukul dilakukan berkali-kali)
B. Untuk mendapatkan makna tempat akhiran I harus diimbuhkan pada kata kerja
yang menyatakan tempat.
Contoh :
Jangan duduki kursi itu.(Duduki artinya duduk di kursi.)
C. Untuk mendapatkan makna merasa sesuatu pada akhiran I harus diimbuhkan pada
kata kerja yang menyatakan sikap batin.
Contoh :
Hormatilah gurumu!(Hormati artinya merasa hormat pada gurumu)

12
D. Untuk mendapatkan makna memberi atau membubuhi akhiran I harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan.
Contoh:
Tolong nasi hati anak-anak itu!
(Nasihati artinya memberi nasihat pada anak-anak itu)
E. Untuk menanyakan makna menjadi atau menganggap akhiran I harus diimbuhkan
pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya.
Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!(Budaki artinya anggap sebagai budak)
F. Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi akhiran I harus dibubuhkan pada kata
sifat.
Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!(Lengkapi artinya jadikan lengkap pada)

IX. Akhiran –an
Akhiran AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya tetap AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran AN itu antara lain :
A. Untuk mendapatkan makna hasil akhiran -an harus digunakan pada kata kerja
tertentu.
Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.(Tulisan artinya hasil dari pekerjaan menulis)
B. Untuk mendapatkan makna alat akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja.
Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.(Pikulan artinya alat untuk
memikul)

13
C. Untuk mendapatkan makna benda atau hal yang dikenal pekerjaan akhiran -
an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh :
Makanan ini lezat sekali(Makanan artinya sesuatu yang dimakan)
D. Untuk mendapatkan makna tempat akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja.
Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.(Kubangan artinya tempat kerbau
berkubang)
E. Untuk mendapatkan makna tiap-tiap akhiran -an harus digunakan pada kata benda
yang menyaakan waktu atau satuan ukuran.
Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.(Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan)\
F. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya
akhiran -an harus diimbuhkan pada kata benda tertentu.
Contoh :
Ayah sudah ubanan(Ubanan artinya banyak ubannya)
G. Untuk mendapatkan makna himpunan bilangan atau jumlah akhiran AN harus
digunakan pada kata bilangan.
Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
(Belasan artinya himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas)
H. Untuk mendapatkan makna bersifat yang disebut kata dasarnya akhiran AN harus
digunakan pada beberapa kata sifat.
Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan(Murahan artinya harganya murah)

14
X. Akhiran –NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi
mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik.
Contoh : Saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : Turunnya harga beras menggembirakan rakyat.

Penggunaan akhiran nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah


sebagai berikut :
A. Untuk membentuk kata benda akhiran nya harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat.
Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban
B. Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran nya harus diimbuhkan
pada kata benda.
Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
C. Untuk membentuk kata keterangan akhiran nya harus diimbuhkan pada
beberapa kata tertentu.
Contoh :
Agaknya dia tidak akan datang.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada
bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda
misalnya, setelah diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

B. Saran

1.Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun
benar-benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para mahasiswa mahasiswi agar dapat
memahami tentang Kata Imbuhan

2.Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya
masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan
makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://bnetpwj.blogspot.com/2016/11/makalah-imbuhan-lengkap-bahasa-indonesia.html

http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/09/makalah-imbuhan-dan-maknanya.html

https://osf.io/fy5gn/download/?format=pdf

http://restumariam.blogspot.com/2012/09/?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai