Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 2, Februari 2019, hlm. 1655-1659 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Perantara Pengiriman Data Menggunakan Modul


Komunikasi LoRa dan Protokol MQTT Pada Wireless Sensor Network
Haidar Arijuddin1, Adhitya Bhawiyuga2, Kasyful Amron3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1haidarari@student.ub.ac.id, 2bhawiyuga@ub.ac.id, 3kasyful@ub.ac.id

Abstrak
Pengembangan Internet of Things selalu didukung dengan konsep WSN (Wireless Sensor Network).
Sebagian besar konsep WSN menggunakan konsumsi daya baterai, sehingga terdapat kebutuhan
konstan untuk mengurangi kebutuhan energi. Teknologi LoRa (Long Range) memiliki penggunaan
konsumsi daya rendah dan memiliki jangkauan komunikasi luas lebih dari 2 km, Namun tidak dapat
melakukan pengiriman data langsung ke server. Sehingga diperlukan sistem pengiriman data untuk
menghubungkan antar perangkat di node sensor dengan server yang disebut gateway. Komunikasi antara
gateway dan pusat data menggunakan protokol MQTT karena mendukung karaktersitik IoT seperti
penggunaan bandwidth yang kecil. Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan sistem gateway
agar dapat menghubungkan komunikasi antara node sensor dengan server menggunakan modul
komunikasi LoRa dan protokol MQTT. Hasil pengujian kinerja successful rate gateway dengan
menggunakan variabel jarak, besar data, dan interval yang berbeda menunjukkan bahwa pada jarak 400
meter kinerja gateway dalam menerima dan meneruskan data ke pusat data lebih baik daripada jarak
200 meter.
Kata kunci: Internet of Things, Wireless Sensor Network, gateway, Long Range, MQTT
Abstract
The development of Internet of Things is always supported by the WSN (Wireless Sensor Network)
concept but the battery power consumption of WSN raises a constant need to lower the energy
requirement. LoRa (Long Range) technology acquires low power consumption and broad
communication range of more than 2 km, however cannot send data directly to the server. So that a data
delivery system is needed to connect between devices at the sensor node to a server called the gateway.
The communication between gateway and data centers employs MQTT protocol since it supports the
characteristics of IoT such as small bandwidth usage. This research attempted to develop a gateway
system in order to connect the sensor nodes and data centers utilizing LoRa communication modules
and MQTT protocol. The result of successful rate gateway kinerjance using distance, data size, and
different intervals as variables indicates that in range of 400 meters the gateway kinerjance in receiving
and forwarding data to data centers is better than the range of 200 meters.
Keywords: Internet of Things, Wireless Sensor Network, gateway, Long Range, MQTT

mengurangi kebutuhan energi. Terlebih lagi


1. PENDAHULUAN semakin banyak perangkat IoT yang terhubung
Pengembangan Internet of Things selalu diperkirakan mencapai 50 miliyar perangkat
didukung dengan konsep WSN (Wireless Sensor pada tahun 2020 (Chase, 2013). Oleh karena itu,
Network). Wireless Sensor Network merupakan dibutuhkan teknologi yang memiliki
konsep yang terdiri dari node sensor yang cerdas penggunaan baterai rendah seperti yang terdapat
dan dihubungkan menggunakan sistem jaringan pada teknologi LoRa (Long Range). Tak hanya
nirkabel (I.F. Akyildiz, Sankarasubramaniam, & memiliki daya yang rendah, teknologi LoRa
Cayirci, 2001). Sebagian besar konsep WSN memiliki ketahanan terhadap noise atau
menggunakan konsumsi daya baterai, dengan gangguan dari sinyal-sinyal yang tidak
demikian terdapat kebutuhan konstan untuk diinginkan yang selalu ada dalam suatu sistem

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 1655
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1656

transmisi yang nantinya dapat menganggu dalam yang terdiri dari node sensor yang cerdas dan
proses penerimaan dan pengiriman data. dihubungkan menggunakan sistem jaringan
Teknologi LoRa jugamemiliki jangkauan nirkabel. Pada penelitian menurut Lavric &
komunikasi lebih dari 2 km dengan konfigurasi Popa (2017) pada penelitian yang berjudul
dan lingkungan yang sesuai (Wixted, et al., “Internet of Things and LoRaTM Low-Power
2016). Wide-Area Networks: A Survey” menjelaskan
Meskipun teknologi LoRa memiliki banyak bahwa terdapat beberapa masalah tentang
kelebihan, Namun teknologi LoRa memiliki pengembangan WSN salah satunya yaitu terkait
keterbatasan tidak dapat melakukan pengiriman melakukan manajemen efisiensi energi.
data langsung ke server. Komunikasi yang Sebagian besar pengembangan WSN
digunakan teknologi LoRa adalah menggunakan menggunakan modul yang ditenagai dengan
gelombang radio, yang berarti dibutuhkan baterai dan hal ini akan muncul kebutuhan
sebuah perangkat yang dapat menjembatani konstan untuk melakukan manajemen energi.
pengiriman data agar sampai ke server agar Pada tahun 2020 menurut Chase (2013) pada
dapat dimonitoring. Maka dari itu diperlukan bukunya yang berjudul “The Evolution of the
perangkat untuk mengintegrasikan protokol Internet of Things” diperkirakan perangkat IoT
LoRa ke server yang dikenal dengan gateway. yang terhubung mencapai 50 miliar perangkat.
Pada penelitian sebelumnya oleh Chang-le Tentunya dalam hal ini terdapat pengeluaran
Zhong (2015) menyebutkan dalam penelitiannya yang besar jika melakukan penggantian seluruh
yang berjudul “Study on the IOT Architecture perangkat. Masalah yang telah dijelaskan
and Gateway Technology” bahwa secara umum sebelumnya dapat teratasi dengan menggunakan
gateway dapat menghubungkan berbeda teknologi LoRa. Menurut Wixted et al (2016)
protokol komunikasi. Gateway juga berfungsi dengan penelitannya yang berjudul “Evaluation
sebagai protocol converter dan menjadi of LoRa and LoRaWAN for Wireless Sensor
penghubung berbagai macam protokol Network” menjelaskan bahwa tak hanya
komunikasi. Agar gateway dan pusat data dapat memiliki penggunaan daya yang rendah, namun
saling berkomunikasi, maka dibutuhkan suatu juga memiliki ketahanan terhadap noise dan
protokol komunikasi untuk dapat saling bertukar memiliki jarak pengiriman data lebih dari 2 km
informasi. Salah satu protokol yang dapat dengan konfigurasi, lingkungkan yang sesuai,
digunakan untuk komunikasi yaitu dengan dan jenis modul yang digunakan.
protokol MQTT. Protokol MQTT digunakan Menurut Botta, Donato, Persico, & Pescape
karena keandalan dalam pengiriman data dan (2016) pada penelitiannya yang berjudul
memiliki karakteristik mendukung kemampuan “Integration of Cloud Computing and Internet of
yang dimiliki IoT seperti dapat bekerja pada low Things: A Survey“ menjelaskan bahwa terdapat
power dan penggunaan bandwidth yang kecil. keterbatasan dalam hal komputasi dan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penyimpanan karena hanya menggunakan
pengembangan gateway agar dapat menjadi komponen penyimpanan dan komputasi yang
perantara pengiriman data dari node sensor ke terbatas. Meskipun teknologi LoRa memiliki
pusat data. Data sensor akan mengirimkan data banyak kelebihan namun tidak dapat melakukan
ke gateway menggunakan protokol LoRa. penyimpanan data. Maka dari itu dapat
Kemudian gateway akan menerima data dari menggunakan komputasi berbasis cloud.
node sensor dan meneruskan ke pusat data Teknologi LoRa tidak dapat mengirimkan
menggunakan protokol MQTT dengan data langsung ke cloud karena komunikasi LoRa
menggunakan metode publish-subscribe. menggunakan radio frekuensi. Dalam studi yang
Gateway dan node sensor akan di hubungkan dilakukan oleh Chang-le Zhong (2015) dengan
pada mikrokomputer Raspberry Pi karena judul “Study on the IOT Architecture and
memiliki komputasi yang lebih baik daripada Gateway Technology” mendapatkan hasil
mikrokontroller lain. Parameter pengujian yang bahwa gateway dapat berfungsi sebagai protocol
akan dilakukan peneliti berupa successfull rate converter dan akan menjadi penghubung
gateway dalam menerima dan meneruskan data berbagai macam protokol. Namun dalam
sampai ke pusat data dengan variabel jarak, mengirimkan data ke server dibutuhkan protokol
besar paket, dan interval. yang dapat menghubungkan antara gateway
dengan server.
2. KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada penelitian yang dilakukan oleh Habibi,
Wireless Sensor Network merupakan konsep Bhawiyuga, dan Basuki (2017) dengan judul

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1657

penelitian “Rancang Bangun Iot Cloud Platform


Berbasis Protokol Komunikasi MQTT”
menghasilkan kesimpulan bahwa protokol
MQTT dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah heterogenitas dan memiliki
karakteristik yang mendukung kemampuan IoT
seperti dapat bekerja pada low power dan
penggunaan bandwidth yang kecil.
Dari paparan penelitain sebelumnya, peneliti
ingin mengembangkan sistem yang dapat
mengirimkan data dari node sensor yang dikirim
menggunakan teknologi LoRa, kemudian data
dapat dirikim ke server. Maka dari itu Gambar 3. Arsitektur Node Sensor
membutuhkan sebuah gateway sebagai media
komunikasi antara node sensor dengan server. Pada Gambar 3 menjelaskan arsitektur
sistem pada sisi node sensor. Dalam arsitektur
2. PERANCANGAN SISTEM tersebut terdapat mikrokomputer Raspberry Pi
3.1 Perancangan Umum Sistem sebagai otak dari sistem yang digunakan untuk
menjalankan kode program dengan bahasa
Sistem harus memenuhi tujuan penelitian python. Selanjutnya terdapat komponen modul
dibuat yaitu gateway dapat menerima data dari komunikasi LoRa yang digunakan sebagai
node sensor dan menerukan ke server. modul transceiver antara node sensor dengan
Mekanisme komunikasi ini akan digambarkan gateway, dan yang terakhir sensor kelembapan
dalam perancangan sistem sebagaimana dapat tanah untuk melakukan pengukuran kelembapan
dilihat pada Gambar 2. pada tanah. Ketiga komponen tersebut
dihubungkan menggunakan kabel jumper
female-female.
3.3 Perancangan Gateway
Gateway memiliki peran utama dalam
penelitian ini yaitu sebagai perantara komunikasi
Gambar 2. Rancangan Keseluruhan Sistem
dengan node sensor dan meneruskan ke server,
maka dari itu perlu perancangan yang baik
Gambar 2 menjelaskan tentang sebagaimana perancangan node sensor yang
perancangan sistem yang akan dibuat. terdapat dapat dilihat pada Gambar 4.
tiga komponen utama yaitu node sensor,
gateway, dan server. Komunikasi data antara
node sensor dengan gateway dijembatani oleh
modul komunikasi transceiver LoRa HopeRF-
RFM9x. Data dari node sensor akan dikirimkan
ke gateway dengan menggunakan format data
struct. Kemudian gateway menerima data dari
node sensor dan melakukan unpacking struct
untuk di pack ke dalam bentuk json sebagai
format pengiriman yang digunakan mengirim ke
server. Komunikasi antara gateway dan server
menggunakan prokotol MQTT dengan
menggunakan jaringan 802.11.
Gambar 4. Arsitektur Gateway
3.2 Perancangan Node Sensor
Pada Gambar 4 menjelaskan arsitektur
Perancangan node sensor terdapat sistem pada sisi gateway. Pada gambar tersebut
beberapa komponen yang digunakan seperti terdapat mikrokomputer Raspberry Pi sebagai
modul komunikasi LoRa, sensor, dan otak dari sistem yang digunakan untuk
mikrokomputer Raspberry Pi. Perancangan menjalankan kode program dengan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. menggunakan bahasa pemrograman python.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1658

Kemudian terdapat modul komunikasi LoRa


yang digunakan gateway agar dapat menerima Successfull Rate Interval 0.5
data dari node sensor. Protokol komunikasi Detik
802.11 merupakan jaringan yang digunakan
untuk mengirimkan data ke server. 44 Byte 56 Byte 80 Byte 128 Byte

4. PENGUJIAN SISTEM 90%


72% 72%
4.1 Pengujian Fungsional 60%
49% 45%
Pengujian fungsional dilakukan untuk 38%
melihat kesesuaian fungsi-fungsi dari tujuan
awal sistem dibuat. Hasil pengujian fungsional 0%
dapat dilihat pada Tabel 1.
200 Meter 400 Meter
Tabel 1. Hasil Pengujian Fungsional Sistem
Gambar 5. Grafik hasil pengujian successfull
No. Fungsi Hasil
Pengujian rate dengan interval waktu 0.5 detik
1. Node sensor dapat Berhasil Gambar 5 merupakan grafik hasil
mengambil data sensor pengujian kinerja terhadap interval waktu 0,5
2. Node sensor dapat Berhasil detik dengan parameter successfull rate
mengrimkan data ke gateway. Selisih tingkat keberhasilan gateway
gateway dalam menerima dan meneruskan paket ke
3. Gateway dapat menerma Berhasil server dalam interval 0,5 detik pada jarak 200
data dari node sensor meter mendapatkan hasil 72% pada besar paket
44 Byte dan 56 Byte. Pada besar paket 80 Byte
4. Gateway dapat meneruskan Berhasil
data dari node sensor ke tingkat keberhasilan menurun sebasar 12% dan
server pada besar paket 128 Byte menjadi 49%.
5. Server dapat menerima data Berhasil
Pengujian jarak 400 meter juga mendapatkan
dari gateway hasil sebesar 38% pada besar paket 44 Byte dan
naik menjadi 90% pada besar paket 56 Byte,
4.2 Pengujian Kinerja namun pada besar paket 80 Byte tingkat
keberhasilan menurun drastis menjadi 0%
Pengujian dilakukan pada area yang kemudian naik kembali menjadi 45% pada besar
mendukung sistem dibuat seperti area paket 128 Byte.
persawahan dengan keadaan minim penduduk
dan tidak terdapat banyak rumah penduduk. Successfull Rate Interval 1
Node sensor dan gateway akan diletakkan pada
ketinggian 1,5 meter diatas permukaan tanah
Detik
agar lebih baik dalam hal penerimaan dan 44 Byte 56 Byte 80 Byte 128 Byte
pengiriman data.
Pengujian kinerja berfokus pada tingkat
keberhasilan gateway dalam menerima data dari 89%
100%100% 99%
node sensor dan meneruskan data sampai ke 72% 76%
tujuan. Parameter tersebut diuji dengan variasi
33% 33%
jarak 200 meter dan 400 meter, variasi besar
paket 44 Byte, 56 Byte, 80 Byte, 128 Byte, dan
variasi interval waktu yang berbeda yaitu 0,5 200 Meter 400 Meter
detik, 1 detik, dan 5 detik. Pengujian tersebut
akan dilakukan dengan mengirimkan 100 paket Gambar 6. Grafik hasil pengujian successfull
pada masing-masing variasi jarak, besar data, rate dengan interval waktu 1 detik
dan interval.
Gambar 6 merupakan grafik yang
menunjukkan hasil pengujian kinerja terhadap
interval waktu 1 detik dengan parameter
successfull rate. Gambar grafik tersebut
menunjukkan perbedaan variasi besar paket
yang dikirim dan di paparkan dalam bentuk
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1659

persen. Selisih tingkat keberhasilan gateway Pada sisi gateway Raspberry Pi terhubung hanya
dalam menerima dan meneruskan paket ke dengan modul LoRa. Modul transceiver LoRa
server dalam interval 1 detik pada jarak 200 menjadi penghubung komunikasi nirkabel pada
meter didapatkan 72% paket yang berhasil sistem yang telah dibuat antara node sensor
diterima dan diteruskan gateway dengan besar dengan gateway. Pertukaran data antara node
paket 44 Byte. Selanjutnya, paket mengalami sensor dengan gateway menggunakan fotmat
kenaikan menjadi 89% di besar paket 56 Byte struct sedangkan gateway dengan server
dan kemudian stabil menjadi 33% di besar data menggunakan format json.
80 Byte dan 128 Byte. Pada jarak 400 meter hasil Kinerja dari sistem yang telah dibuat dapat
yang di dapatkan cukup stabil di angka 100% mengalami kendala jika dilakukan pengujian
sampai 99% di besar paket 44 Byte, 56 Byte, 80 terhadap jarak antara node sensor dan gateway.
Byte, namun pada besar paket 128 Byte Menurut hasil dari pengujian kinerja yang telah
mengalami penurunan sebesar 23%. dilakukan sebelumnya, dari parameter dan tiga
varibel yang digunakan menghasilkan data
Successfull Rate Interval 5 grafik yang menurun signifikan pada interval
Detik waktu 1 detik dan 5 detik pada jarak 200 meter.
Hal ini berdampak pada kinerja sistem perantara
44 Byte 56 Byte 80 Byte 128 Byte yang dibuat dengan menurunnya nilai dari
parameter tersebut. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa pada jarak 400 meter
94% 100% 100%
gateway memiliki kinerja yang lebih baik
78%
52%
daripada jarak 200 meter.
37%
8% 6% 6. DAFTAR PUSTAKA
Botta, A., Donato, W. d., Persico, V., & Pescape,
200 Meter 400 Meter
A. (2016). Integration of Cloud
Computing and Internet of Things: A
Gambar 7. Grafik hasil pengujian successfull
Survey. Future Generation Computer
rate dengan interval waktu 5 detik Systems, 684-700.
Pada Gambar 7 merupakan grafik hasil Chang-le Zhong, Z. Z.-g. (2015). Study on the
pengujian kinerja terhadap interval waktu 5 detik IOT Architecture and Gateway
dengan parameter successfull rate gateway. Technology. IEEE LATIN AMERICA
Selisih tingkat keberhasilan gateway dalam
TRANSACTIONS.
menerima dan meneruskan paket ke server
dalam interval 5 detik pada jarak 200 meter Chase, J. (2013). Dalam The Evolution of the
terdapat 37% paket dengan besar 44 Byte yang Internet of Things (hal. 1). Texas
berhasil diterima dan diteruskan ke server. Pada Instruments.
paket 56 byte mengalami kenaikan sebesar 15%, Habibi, M. W., Bhawiyuga, A., & Basuki, A.
lalu paket selanjutnya turun menjadi sebesar 8% (2017). Rancang Bangun IoT CLoud
di besar paket 80 Byte dan menjadi 0% di 128 Platform Berbasis Protokol Komunikasi
Byte. Pada jarak 400 meter gateway berhasil MQTT.
menerima dan meneruskan paket sebesar 94%
pada besar paket 44 Byte dan 78% di besar paket I.F. Akyildiz, W. S., Sankarasubramaniam, Y.,
80 Byte, namun pada besar paket 56 Byte dan 128 & Cayirci, E. (2001). Wireless sensor
Byte successfull rate gateway naik menjadi networks: a survey. 405.
100%. Lavric, A., & Popa, V. (2017). Internet of Things
and LoRaTM Low-Power Wide-Area
5. KESIMPULAN Networks: A Survey. IEEE.
Dari hasil pengujian sistem yang telah Wixted, A. J., Kinnaird, P., Larijani, H., Tait, A.,
dilakukan, node sensor dan gateway Ahmadinia, A., & Strachan, N. (2016).
diimplementasikan dengan menggunakan Evaluation of LoRa and LoRaWAN for
mikrokomputer Raspberry Pi. Pada sisi node Wireless Sensor Network.
sensor Raspberry Pi terhubung dengan sensor
kelembapan tanah, dan modul komunikasi LoRa.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai