Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN BREAK EVEN POINT

PADA UMKM PETERNAKAN AYAM POTONG DELIMA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


dalam Rangka Penelitian untuk Penyusunan Tugas Akhir
pada Program Studi Diploma III Akuntansi

RUI LOPES
1892132047

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
PROPOSAL PENELITIAN

TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN BREAK EVEN POINT


PADA UMKM PETERNAKAN AYAM POTONG DELIMA
I. PERNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kategori bisnis

berskala kecil yang dipercaya mampu memberikan kontribusi terhadap

perekonomian Indonesia. UMKM memiliki peranan yang penting dalam

memajukan perekonomian di Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif

lapangan kerja baru, UMKM juga berperan dalam menanggulangi masalah

kemiskinan dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Saat ini, keberadaan

UMKM telah berkontribusi besar dalam menyumbang pendapatan daerah maupun

pendapatan nasional (Siarno, 2015).

Break even point atau biasanya disebut titik impas sangat penting bagi

pelaku usaha untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan

sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui break even

point kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya,

rugi, atau laba, sehingga memudahkan bagi pelaku usaha untuk memgambil

keputusan.

Peternakan ayam potong ialah salah satu usaha yang dapat mendukung

program pemerintah, karena keunggulannya dalam memproduksi dan menyediakan

daging. Berkembangnya usaha peternakan ayam potong dapat memberikan

sumbangan dalam pemenuhan gizi dengan harga yang terjangkau diseluruh

kalangan masyarakat. Ayam potong komersial telah terseleksi dan ditingkatkan

1
keunggulan potensi genetiknya yaitu dengan ukuran tubuh besar, proporsi daging

karkas tinggi, kerangka tulang kuat, pertumbuhan cepat, warna kulit putih atau

kuning bersih, memiliki konversi pakan yang baik, dan tahan terhadap penyakit.

Peternakan ayam potong delima adalah usaha budidaya ayam potong yang

terletak di kabupaten Sidenreng Rappang tepatnya di Amparita dan beridiri pada

awal tahun 2020. Meskipun usaha peternakan ini masih terhitung baru pemula

namun omsetnya terus mengalami kenaikan, sehingga usaha peternakan ayam

potong delima ini membutuhkan pengelolaan keuangan yang memadai untuk

menghindari resiko bangkrut. Berdasarkan hasil dokumentasi awal penelitian,

Peternakan ayam potong delima meiliki pencatatan keuangan yang masih sangat

sederhana karena keterbatasan sumber daya manusia yang dapat menyusun laporan

keuangan sesuai dengan standar akuntansi UMKM yang telah ditetapkan.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk membahas dan

menyusun dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul “Tinjauan Terhadap

Penerapan Break Even Point Pada UMKM Peternakan Ayam Potong

Delima”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana perhitungan

Break even point pada UMKM Peternakan ayam potong delima?”

C. Tujuan Penelitian

Memberikan gambaran mengenai perhitungan Break Even Point pada

UMKM Peternakan Ayam Potong Delima.

2
D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak yang terkait, antara lain:

a. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan pelaku usaha mampu menentukan volume

kapasitas yang tersisa setelah Break Even Point tercapai, Hal ini akan

membantu pengusaha dalam mengoptimalkan labanya semaksimal

mungkin.

b. Manfaat Teoritis

Hasil penilitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas

pengetahuan tentang bagaimana penerapan dan perhitungan Break Even

Point pada UMKM peternakan ayam potong delima.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan proposal tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

JUDUL:Tinjauan Terhadap Penerapan Break Even Point Pada UMKM Peternakan

Ayam Potong Delima

I. PENDAHULUAN yang terdiri dari: A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah,

C. Tujuan Penelitian, D. Manfaat Penelitian, dan E. Sistematika Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL yang terdiri

dari: A. Tinjauan Pustaka yang terdiri atas: 1. Pengertian Break Even Point, 2.

Kegunaan Break Even Point, 3. Tujuan Analisis Break Even Point, 4. Cara

menghitung Break Even Point, dan B. Kerangka Konseptual.

3
III. METODE PENELITIAN yang terdiri dari: A. Variabel dan Desain

Penelitian, B. Definisi Operasional dan Pengakuan Variabel, C. Populasi dan

Sampel, D. Teknik Pengumpulan Data, dan E. Teknik Analisis Data.

JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA

4
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Break Even Point (BEP)

Break Even Point atau titik impas adalah suatu cara yang di gunakan oleh

pimpinan perusahaan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada volume

produksi atau volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak

memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian ( Djarwanto, 2010 : 208 ).

Pendapat Sartono ( 2010 : 482 ) menjelaskan analisis Titik impas sebagai suatu

teknik analisis yang sering di sebut dengan cost profit Volume Analysis yaitu suatu

teknik untuk mempelajari hubungan atara biaya-volume laba.

Dalam rangka memproduksi barang ataupun jasa, perusahaan terkadang

perlu terlebih dahulu merencanakan berapa besar laba yang ingin diperoleh, dalam

hal ini besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan disamping hal

lainnya. Agar perolehan laba mudah ditentukan, salah satu caranya adalah

perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya, artinya

perusahaan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga

perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan.

2. Kegunaan Break Even Point

Kegunaan Break Even Point sebagai berikut :

a. Break Even Pointdi berguna bagi manajemen untuk membantu

dalam penyusunan anggaran.

b. Break Even Pointdi gunakan manajemen untuk merencanakan laba

yang di inginkan.

5
c. Untuk mengetahui kemapuan perusahaan dalam menekan biaya

dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.

d. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.

e. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun

volume penjualan terhadap laba yang di peroleh.

3. Tujuan Analisis Break Even Point

Menurut Susan Irawati (2006:162) menyatakan tujuan dari analisis brek


even point :
1. untuk menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai , jika
perusahaan ingin mendapatkan laba.
2. untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau
otomatisasi untuk mengganti biaya variabel menjadi biaya tetap.
3. untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi
terhadap tingkat operasi atau kegiatan
4. Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal
biaya dan hasil penjualan.

Menurut Kasmir (2011:334) menyatakan kegunaan BEP adalah :


1. mendesain spsifikasi produk
2. menentukan harga jual persatuan.
3. menentukan jumlah produksi atau penjualan
4. memaksimalkan jumlah produksi
5. merencanakan tujuan yang diinginkan, da
6. tujuan lainnya.

4. Cara Menghitung Break Even Point

Penentuan titik impas dengan menggunakan metode persamaan di lakukan

dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya di tambah

laba( Mulyadi : 2001:233 ). Rumus perhitungan Titik Impas adalah :

a) Impas (Dalam satuan produk yang di jual)

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Impas = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛

b) Impas (Dalam Rupiah penjualan)

6
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Impas = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
1−
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛

Dikatakan impas ketika pendapatan dan modal yang dikeluarkan sama

dengan nol.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu unsur pokok dalam melakukan

penelitian untuk kesamaan pendapat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan

judul penelitian ini. Untuk memahami maksud dari penelitian ini, maka penulis

membuat kerangka konseptual mengenai break even point dan perencanaan laba.

Peternakan Ayam Potong Delima dalam mengukur laba harus

memperhitungkan harga jual, sehingga penulis tertarik untuk mengukur nilai break

even point dalam perencanaan laba padan Peternakan Ayam Potong Delima. Hasil

dari pengukuran break even point dapat memberikan penilaian kinerja pada

Peternakan Ayam Potong Delima.

Adapun kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas dapat

digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Peternakan Ayam Potong


Delima

Break Even point

Perencanaan Laba

Gambar I Kerangka Konseptual Penelitian

7
III. METODE PENELITIAN
A.Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2019:67).

Adapun yang menjadi variabel penelitian dalam peneltian ini adalah Perhitungan

Break even point pada UMKM Peternakan ayam potong delima.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif

kuantitatif yang menampilkan hasil data apa adanya tanpa proses manipulasi atau

perlakuan lain. Adapun desain penelitian meliputi: Jenis penelitian, jenis data,

variabel dan pengukuran variabel, serta populasi dan sampel. Dalam penelitian ini

jenis data yang diperoleh dan digunakan yaitu data kualitatif. Variabel yang

diinginkan dalam penelitian ini adalah Perhitungan Break even point pada UMKM

Peternakan ayam potong delima. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

dokumentasi. Sedangkan rancangan analisis data yang digunakan adalah deskriptif

Kuantitatif. Untuk lebih jelasnya, desain penelitian dapat dilihat pada gambar

berikut:

8
Peternakan Ayam Potong
Delima

Teknik pengumpulan data:

 Dokumentasi

Perhitungan Break Even


Point

Deskriptif Kuantitatif

Hasil dan kesimpulan.

Gambar II Skema Desain Penelitian

B. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional variabel

a. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan

hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang

diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan

tersusun sebelumnya.

b. Perhitungan Break Even Point

Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan impas (break-even), yaitu

apabila setelah disusun laporan perhitungan laba rugi untuk periode tertentu

perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan dan sebaliknya tidak menderita

kerugian. Dengan perkataan lain labanya sama dengan nol atau ruginya sama

9
dengan nol. Hasil penjualan (sales revenue) yang diperoleh untuk periode tertentu

sama besarnya dengan keseluruhan biaya (total cost), yang telah dikorbankan

sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau menderita kerugian.

Adapun syarat-syarat yang diperlukan untuk menentukan Break Even Point

atau titik impas adalah sebagai berikut:

a. Bahwa prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.

b. Bahwa biaya-biaya yang dikorbankan harus dapat dipisahkan menjadi

dua kelompok biaya, yakni biaya tetap dan biaya variabel.

c. Bahwa yang dikelompokkan sebagai biaya tetap tersebut akan tinggal

konstan sepanjang kisaran periode kerja kapasitas produksi tertentu,

artinya tidak mengalami perubahan walaupun volume produksi atau

volume kegiatan berubah.

d. Bahwa tingkat harga umum tidak akan mengalami perubahan selama

kisaran tertentu yang ditinjau

e. Bahwa usaha yang bersangkutan hanya memproduksi dan menjual satu

jenis barang saja.

f. Bahwa produktivitas tenaga kerja pada bersangkutan akan tinggal tetap

atau tidak berubah.

2. Pengukuran Variabel

Adapun pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu Perhitungan break

even point.

Menurut Simamora (2012:170) BEP atau titik impas adalah volume


penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba

10
maupun rugi bersih, Hal ini bisa dikatakan ketika pendapatan dan pengeluaran
memiliki nilai yang sama, maka hasil laba bersih pada periode tersebut bisa
dikatakan menjadi nol. Dan apabila pengeluaran lebih besar daripada
pendapatannya maka break even point atau titik impasnya tidak dapat tercapai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, Adapun yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan penerimaan dan pengeluaran

pada UMKM peternakan ayam potong delima.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan

penerimaan dan pengeluaran pada UMKM peternakan ayam potong delima tahun

2020.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

Dokumentasi.

Peneliti memperoleh data berupa catatan transaksi atas penerimaan dan

pengeluaran pada UMKM peternakan ayam potong delima.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif, penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang

11
memerlukan dokumen dari pihak pelaku usaha tentang keadaan subjek dan objek

yang akan diteliti.

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk menjawab

persoalan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meminta dokumen sebagai objek penelitian pada UMKM peternakan ayam

potong delima.

2. Mengelola data yang diperoleh untuk menghitung Break Even Point.

3. Membuat perhitungan Break Even Point.

4. Memberikan kesimpulan secara deskriptif berdasarkan hasil analisis data yang

telah diolah.

12
JADWAL PENELITIAN

2021
NO KEGIATAN
FEB MAR MEI JUNI JULI
1 Penyususnan Proposal
2 Seminar Proposal

Pengumpulan dan Analisis


3
data

4 Penyususnan Laporan
5 Ujian Akhir

13
Daftar Pustaka

Darminto, Dwi Prastowo. 2019. Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat.

Jakarta: UPP STIM YKPN, hlm. 142

Djarwanto. 2010. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Dua. BPFE.

Yogyakarta.

Henry Simamora (2012), Akuntansi Manajemen. Jakarta: Star Gate Publisher

Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Masrukin, Metode Penelitian Kuantitatif, Media Ilmu, Kudus, 2017, hlm. 80

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya.STIE YPKPN. Yogyakarta

Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Cetakan

KeempatBelas,Yogyakarta:Penerbit Liberty.

Siarno, Si Islam. 2015. Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah

Memperoleh Pembiayaan dari Baitul Mal Wat Tamwil di Kota Surakarta

Tahun 2015. Tesis. Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Ed. 2., cet.

1). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, ALFABETA, Bandung, 2016, hlm. 61

Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung:Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai