1000 2284 1 SM
1000 2284 1 SM
189
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
kecelakaan dan luka yang disengaja paling tinggi di dekade kedua dari kehidupan dengan kesulitan yang
antara semua kelompok. Selain itu, peningkatan angka minimal. (Tabel 1 dan Bagan 1).
HIV/AIDS, penggunaan tembakau, obat terlarang,
kekerasan, kenakalan, pelecehan, aborsi dan sebagai- A. Remaja Dini (usia 10-13 tahun)
nya, lazim terjadi pada usia ini.
Karakteristik:
• Awitan pubertas, menjadi terlalu memperhatikan
Perubahan Psikologis yang Berhubungan tubuh yang sedang berkembang.
dengan Masa Pubertas • Mulai memperluas radius sosial keluar dari
keluarga dan berkonsentrasi pada hubungan
Bukti terbaru secara umum mendukung beberapa dengan teman.
perubahan tingkah laku pada masa remaja. Ada • Kognisi biasanya konkret.
perubahan definisi pada hubungan kekeluargaan
sewaktu masa remaja mereka mengalami konflik lebih Dampak:
banyak dengan orangtuanya, khususnya dengan para • Remaja mengajukan pertanyaan-pertanyaan
ibu. Konflik cenderung mereda setelah tercapai masa tentang normalitas kematangan fisik, sering terlalu
pubertas karena ada perubahan umum dalam pertalian memikirkan tahapan-tahapan perkembangan
keluarga dengan para ibu mereka, pada anak laki-laki seksual dan bagaimana proses tersebut berkaitan
lebih lambat. Untuk anak wanita, ada juga suatu konflik dengan teman-teman sejenis kelamin.
khusus yang meningkat dengan para ibu dan ada laporan • Kadang-kadang masturbasi
anak wanita menurun hubungannya dengan ayahnya. • Mulai membangkitkan rasa tanggung jawab dalam
Telah terbukti hormon sebagai penyebab dari beberapa konsultasi dengan orang tua, kunjungan pada
perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan masa orang tua, kunjungan pada dokter, kontak dengan
remaja normal dan tidak normal. Hormon yang timbul konselor sekolah.
dapat mempengaruhi tingkah laku. • Pikiran yang konkret mengharuskan berhubungan
dengan situasi-situasi kesehatan secara simple dan
eksplisit dengan menggunakan alat bantu visual
Perubahan Psikologi Menuju Masa maupun verbal.
Remaja
B. Remaja Pertengahan (usia 14-16 tahun)
Perubahan psikologi dari masa remaja sering digam-
barkan dengan dua kata badai dan tekanan ke- Karakteristik:
nyataannya, sebagian besar masa remaja melewati • Perkembangan pubertas sudah lengkap dan
190
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
Risk-Taking Behavior
191
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
192
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
kendaraan bermotor/rekreasi. Di sini ada 3 kebiasaan utama kematian pada akhir remaja. Alkohol juga
yang sering dipandang sebagai fenomena tersendiri dan dihubungkan dengan kecelakaan termasuk bukan
mempunyai hubungan dekat dengan para dokter penggunaan kendaraan dan olah raga air. Penyalah-
sebagai masalah teknis tersendiri tanpa suatu pengertian gunaan obat mempunyai hubungan positif dengan
yang tumpang tindih di antara ketiga kebiasaan risiko mulanya perilaku seksual dini. Remaja wanita yang
tersebut. Penambahan morbiditas selama masa remaja dilaporkan menggunakan obat-obat yang tidak sah dan
termasuk penyakit kronis, masalah kesehatan merokok sigaret lebih suka tidak menggunakan
reproduksi yang berhubungan dengan perkembangan kontrasepsi dan tidak menginginkan kehamilan.
fisiologi normal dan permulaan hubungan seksual serta Di antara masalah penyalahgunaan obat, pola
masalah kesehatan mental. penggunaan dihubungkan dengan berbagai kebiasaan
yang diperkirakan. Permulaan kebiasaan minum alkohol
Jangka pendek dan merokok merupakan hal yang merusak. Sebagai
• Kecanduan nikotin, berkurangnya kadar kolesterol rangkaian kemajuan selanjutnya, penggunaan mariyuana
lipoprotein densitas tinggi, penyakit respirasi didahului dengan minum alkohol dan merokok; alkohol,
kronis, penurunan hasil tes fungsi paru. sigaret (rokok) dan mariyuana mendahului obat-obat
• Kecanduan nikotin penyakit periodontal illegal yang lain (termasuk pelanggaran hokum, kokain,
(leukoplakia, gingival recession, karies gigi). heroin, sedatif dan tranquiliser) dan penggunaan obat
• Penurunan fungsi pulmoner, bronkitis kronis, psikoaktif akan diikuti oleh obat-obat bius yang lain. Pada
penurunan kadar testosterone, ginekomastia, anak wanita, merokok sering merupakan prediksi yang
gangguan jumlah dan fungsi sperma gangguan penting untuk penyalahgunaan obat bius yang lain. Peng-
pola-pola. gunaan obat bius secara umum akan mengakibatkan
• Hasil tes fungsi hati abnormal, gastritis. mudahnya penggunaan obat bius yang lain yang
• Trauma. menyebabkan efek kumulatif dari semua obat bius.
• Penyakit-penyakit hubungan seksual, kehamilan. Konsekuensi medis dari perilaku berisiko dapat
berdampak jangka pendek maupun jangka panjang dari
Jangka panjang tingkah laku berisiko. Dampak jangka pendek terlihat
• Peningkatan kanker paru, larings, esofagus, rongga dalam beberapa minggu atau bulan, yaitu selama masa
mulut penyakit jantung; penyakit pulmoner remaja; efek jangka panjang akan muncul umumnya
kronis, peningkatan mortalitas keseluruhan. setelah masa remaja. Konsekuensi jangka pendek dari
• Kanker oral faringeal. penggunaan alkohol terlihat pada umumnya di ruang
• Peningkatan risiko kanker paru, multinasional gawat darurat yang dikaitkan dengan kecelakaan.
syndrome. Bahan psikoaktif delta-9-tetra hidrokanabinol dalam
• Penyakit hati kronis malnutrisi protein, global mariyuana menyebabkan perubahan suasana hati.
dementia, peripheral neurophaty, pankreatis kronis. Risiko jangka panjang tidak akan didokumentasi.
• Disabilitas/cacat kronis. Disfungsi psikologis pada umumnya sering dilaporkan
• Infertilitas, kehamilan ektopik, kanker genitalia, infeksi dalam penggunaan obat bius. Petunjuk penting untuk
HIV, nyeri pelvis kronis, STD kongenital pada bayi. kekurangan disfungsi termasuk di sini adalah gangguan
motivasi secara umum dan gangguan perkembangan
di dalam sekolah. Pencarian identitas bagi yang sudah
Hubungan Perilaku Berisiko5,6 berpengalaman pada pecandu sangat sulit karena tidak
mungkin untuk mengidentifikasi karena remaja tidak
Tingkah laku berisiko cenderung dihubungkan satu mungkin memakai obat-obatan tanpa jalan pintas.
sama lain dengan memperkirakan bahwa permulaan
dari suatu perilaku dapat menunjukkan bahwa perilaku
lain mempunyai kemungkinan besar sebagai awal dari Masalah Medis Lain yang Dikaitkan
masa yang akan datang. Hubungan yang erat antara dengan Kesakitan
minum alkohol dan kecelakaan yang tidak disengaja
telah banyak diketahui. Hubungan alkohol dengan Hampir 6% dari para remaja mempunyai penyakit
kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab kronis yang berhubungan dengan fungsi pada
193
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
umumnya. Sebagian besar dari penyebab penyakit sosial terhadap suatu kegemukan atau kekurusan, tidak
kronis tersebut antara lain penyakit mental dan jelas. Mortalitas jangka panjang dari anoreksia nervosa
penyakit pernapasan (misalnya asma) dan sistem dan bulimia adalah 10-15%. Kegemukan terjadi pada
muskuloskeletal. Remaja laki-laki yang lebih muda hampir 15% para remaja. Intervensi terhadap
yang hidup dalam kemiskinan merupakan sebagian kegemukan yang sangat efektif adalah dengan program
besar kelompok yang dirugikan oleh penyakit kronis. kelompok dengan pendekatan kebiasaan nutrisi dan
Sebagian besar remaja yang menderita bukan kegiatan gaya hidup dari para remaja.
merupakan masalah besar dalam fungsi psikososial
mereka seperti halnya suatu akibat penyakit kronis.
Masalah-masalah medis umum yang menyebabkan Permasalahan Kesehatan Reproduksi
remaja mencari pemeriksaan medis adalah jerawat, Remaja
dismenorhoe, penyakit spesifik untuk sistem tulang
seperti penyakit Osgood-Shlatter’s, scoliosis idiopatik Menurut FIGO (Federation International de Gynecology
dan kecelakaan olah raga umumnya. et d’Obstertrique) batasan kesehatan reproduksi adalah
kemampuan untuk bereproduksi, mengatur reproduksi
dan untuk menikmati hasil reproduksinya. Batasan
Masalah Kesehatan Mental selama Masa tersebut harus diikuti dengan keberhasilan untuk
Remaja mempertahankan hasil reproduksi dan tumbuh
kembangnya. Pubertas pada remaja merupakan masa
Selama masa remaja, insiden kelainan-kelainan mental peralihan antara masa anak dan masa dewasa. Tidak ada
sama untuk anak laki-laki dan wanita. Depresi dan batas yang jelas antara akhir masa anak awal dan awal
kelainan makan adalah yang paling banyak pada anak masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa
wanita dan kelainan kebiasaan lebih sering pada anak pubertas mulai dengan awal berfungsinya ovarium.
laki-laki. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi
dengan mantap dan ovulasi teratur, secara klinis pubertas
Depresi dimulai dengan timbulnya ciri-ciri seks sekunder dan
berakhir jika sudah ada kemampuan reproduksi.
Perasaan depresi umum terjadi selama masa remaja. Pubertas pada wanita dimulai kira-kira pada umur
Pada beberapa penelitian satu di antara tiga anak wanita 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4
dan hampir 15% dari anak laki-laki dilaporkan tahun. Awal pubertas jelas dipengaruhi oleh faktor
mempunyai gejala seperti itu. Insiden kelainan depresi genetik dan faktor lingkungan (kesehatan dan gizi).
yang tampak kira-kira 5%. Risiko bunuh diri di antara Usia menarche sekarang berkisar antara 11-13 tahun
remaja yang depresi meningkat secara nyata. namun umur rata-rata menarche dan ovulasi pada saat
ini cenderung lebih muda daripada beberapa dekade
yang lalu. Sebagai akibat menarche awal dan mungkin
Kelainan Makan oleh karena kebebasan seksual, banyak pusat pelayanan
obstetri mengalami peningkatan kasus kehamilan
Remaja wanita mempunyai risiko yang sangat besar remaja. Committee on adolescents, menyatakan
untuk menderita anoreksia nervosa dan bulimia. sebenarnya seksual pranikah, kehamilan dan abortus
Hampir 0,5% dari anak wanita yang berusia 12-15 adalah kebebasan individu dan sulit dicegah. Menurut
tahun akan menjadi anoreksia nervosa dan 5-18% Fielding dan Williams (1991), peningkatan kehamilan
mempunyai kecenderungan bulimia. Kelainan yang pada usia muda setiap tahun menghasilkan 15 juta
menyebabkan berhentinya makan dipengaruhi oleh kelahiran dari ibu usia muda pada tahun 1988. Di
respons abnormal dalam program perkembangan Amerika Serikat dari 1 juta wanita usia muda yang
normal remaja karena adanya suatu perkembangan hamil, hampir semuanya tidak menginginkan
bentuk tubuh, kebingungan menyeluruh dalam kehamilannya, lebih dari 40% melakukan aborsi dan
identifikasi jenis kelamin, dan fungsi keluarga yang 38% saat melahirkan berusia kurang dari 17 tahun.5
abnormal misalnya terlalu terkekang, dalam keluarga Data yang dihimpun dari 12 rumah sakit
kacau atau pisah total. Efek langsung dari lingkungan pendidikan yang dihimpun oleh BKS PENFIN bekerja
194
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
sama dengan International Fertility Research Program menderita pre eklampsi dan 3,59 lebih besar untuk
(IFRP) di Indonesia (1977-1980) mendapatkan eklampsi (keracunan kehamilan).
primigravida muda 4,65% dari seluruh primigravida Masyarakat menyadari dan menyetujui bahwa
atau 1,6% dari seluruh persalinan. (Tabel 2) kehamilan remaja merupakan satu masalah, yang
keberadaannya akan makin bertambah dan merupakan
Tabel 2. Angka kejadian primigravida muda di beberapa peristiwa akan makin bertambah dan merupakan
negara/kota peristiwa yang dapat menurunkan martabat keluarga,
yang belum disetujui adalah cara pemecahannya. Tidak
Negara/kota % Tahun ada yang dinamakan pemecahan tunggal atau
Nigeria 1,50 1981 pemecahan yang baku. Kehamilan remaja adalah satu
Australia 2,04 1981 problem yang mempunyai banyak sisi dengan implikasi
Inggris 8,60 1982 jangka panjang, khususnya di bidang medis, sosial,
Amerika Serikat 10,00 1983 pendidikan, ekonomi dan politik.
Indonesia 1,60 1980 Dari segi kedokteran kehakiman suatu penelitian
Bandung 2,10 tentang visum et repertum remaja di Bagian Obstetri dan
Surabaya 4,50 Ginekologi FK-Undip/RSUP Kariadi7 di Semarang
Medan 1,05 melaporkan hal-hal sebagai berikut: dalam kurun waktu 1
Makasar 1,01 Januari 1981- 31 Desember 1983 terdapat visum et
Semarang 0,15 repertum wanita dewasa 17 kasus (21%) remaja wanita 51
(63%) dan anak 13 (16%). Sejumlah 23 kasus (41.1%)
Sumber: Soejoenoes,1 1995
remaja adalah pelajar. Dari kasus “persangkaan perkosaan”
pada remaja sebanyak 32 (65,3%) dan hanya 8 (25,0%)
yang dapat menyokong adanya tindak perkosaan. Kasus
Yuslam pada case control study yang dilakukan di “persangkaan perzinahan” sebanyak 11 (22,4%), 8 kasus
RSUP Kariadi, Semarang selama 5 tahun, mendapatkan (72,3%) hasilnya tidak menyokong adanya perzinahan.
37 kasus (0,15%) primigravida muda (<16 tahun) dari Hambatan untuk memperoleh bukti yang menyokong
24.161 persalinan. Dari 37 kasus primigravida muda antara lain karena jarak antara kejadian dan pemeriksaan
yang melahirkan, 3 kasus (8,1%) berumur 14 tahun, cukup lama, atau menurut anamnesis yang bersangkutan
12 kasus (32,4%) berumur 16 tahun. Sebagian besar sudah sering melakukan persetubuhan sebelumnya.
kasus berasal dari dalam kota Semarang (67,4%). Selama Permintaan pembuktian “status kegadisan” sebanyak 3 kasus
kurun waktu tersebut didapatkan 6670 persalinan (6,1%), dua kasus ternyata terbukti sudah tidak gadis lagi.
primigravida dari pengamatan tersebut didapatkan Kasus pengguguran dan hamil masing-masing satu
temuan sebagai berikut: dan dua, semua visum et repertum “mendukung”
Rata-rata umur pada waktu menarche pada temuan tersebut. Banyaknya kasus pelanggaran
primigravida muda adalah 12,92+0,85 sedangkan kesusilaan di antara remaja ini sangat memprihatinkan
pada kelompok pembanding umur ini adalah kita semua. (Tabel 3)
13,38+0,11. Rata-rata umur saat perkawinan pada
primigravida muda adalah 14,41+0,02 tahun, Tabel 3. Visum et repertum kasus pelanggaran kesusilaan
sedangkan kelompok pembanding adalah 24,72+5,99 remaja di beberapa kota
tahun. Pada primigravida muda, peluang untuk
melahirkan bayi premature (kurang dari 38 minggu) Kota Tahun Kelompok
adalah 1,92 kali lebih besar daripada kelompok Umur (tahun) %
pembanding. Peluang untuk mendapatkan persalinan Surabaya 1976 11-20 80,85
tak maju adalah 1,54 lebih besar. Meskipun demikian Medan 1975-1977 10-19 68,30
sebagian persalinan (61,16%) berjalan spontan. Berat Medan 1978-1980 12-20 65,04
badan lahir rendah (BBLR) pada kelompok yang Jakarta 1983 12-19 64,30
diteliti adalah 4,38 kali lebih besar, untuk kematian Semarang 1981-1983 10-20 63,70
perinatal 3,17 kali lebih besar. Primigravida muda
mempunyai peluang 3,17 kali lebih banyak untuk Sumber: Cholid Wahyudi dkk,.7 1984
195
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
Mengenai kelainan Ginekologi pada remaja rawan terhadap penyakit yang ditularkan lewat seks
penelitian Muh. Sudjat, Supriyono & Sutoto (1989)8 (sexually transmitted diseases-STD) termasuk penyakit
dari Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-Undip/RSUP AIDS. Remaja pada umumnya secara biologis sudah
Kariadi menghasilkan data sebagai berikut: Gadis cukup “siap” dan ingin mengetahui, namun mereka
remaja yang memeriksakan diri 859 orang (2%) dari kurang diberikan informasi lengkap dan salah, tentang
seluruh pengunjung Unit Rawat Jalan Ginekologi seks dan segala akibat yang ditimbulkannya.
RSUP Kariadi Semarang selama 4 tahun sejak 1 Januari Sebagian besar remaja berada di sekolah. Khusus-
1980, 127 orang tidak didapati kelainan berarti, 9 orang nya sekolah menengah (tingkat lanjutan pertama, dan
menderita kelainan non genekologi, gangguan lanjutan atas, umum dan kejuruan). Sehingga sekolah,
terbanyak adalah perdarahan (22), menyusul infeksi secara tidak sengaja menjadi salah satu tempat yang
ginekologi (188), kehamilan (124) permintaan visum layak bagi “pendidikan” tentang seks, yang benar
et repertum (67), dan kelainan congenital (25). maupun terutama yang kurang benar. Perilaku,
Terdapat 186 gadis yang mengaku telah bersenggama, termasuk perlaku kesehatan, merokok atau tidak,
namun didapat 273 orang gadis yang pada pemeriksaan meminum obat atau tidak, bermain seks atau tidak,
ginekologi menunjukkan tanda-tanda pernah ber- setidak-tidaknya sebagian terbentuk di dalam sekolah
senggama. Pada keseluruhan pasien ini didapatkan atau melalui sekolah.
menarche dengan mode pada usia 14 tahun, mean Suharyono Hadisaputro 4 (1993) melakukan
14,3+3,2. penelitian perilaku seksual dan AIDS siswa sekolah
menengah di 10 kota di Jawa Tengah yaitu Brebes,
Jepara, Blora, Surakarta, Sukoharjo, Banyumas, Batang,
Perilaku Seksual Remaja Purbalingga, Wonosobo, Semarang. Responden yang
diteliti terbanyak pada kelompok 17-18 (42,1%), 13-
Dalam jangka panjang, untuk suatu upaya penang- 14 (29,2%) dan 15-16 tahun (23,4%).
gulangan penyakit yang ditularkan lewat seks yang Hasilnya antara lain sebagai berikut (Tabel 4)
menyeluruh, remaja merupakan sasaran primer Hasil penelitian Satoto9 (1992) mengenai seks di
strategis. Memang sebagian besar remaja belum kalangan siswa sekolah menengah di kotamadya
menjadi pelaku seks yang aktif, tetapi mereka cukup Semarang menunjukkan bahwa 5,6% siswa telah
Apakah anda sudah pernah berpacaran 849 (30,4) 1902 (68,1) 2795
Apakah anda berhubungan seks waktu pacaran 14 (1,6) 837 (98,4) 851
Apakah anda pernah melakukan masturbasi 49 (18,0) 2248 (82,0) 2742
Apakah anda sudah pernah berhubungan seks 57 (2,1) 2691 (97,93) 2748
Sumber: Hadisaputro,4 1993 (dimodifikasi)
196
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
pernah melakukan hubungan seksual. 3. Irwin CE Jr, Millstein SG. Biophysical correlates of risks-
Irawan dkk,. 10 (1995) melakukan penelitian taking behaviours during adolescence. J Adolesc Health
Care 1986; 6:935.
terhadap remaja anak jalanan di kotamadya Semarang. 4. Irwin CE Jr, Ryan S. Problem behaviour of adolescence.
Dari 514 responden, perbandingan responden laki-laki Pediatr Rev 1989; 10:235-46.
dan wanita adalah 3,4:1. Rentang usia 16-28 tahun. 5. Yuslam EF. Problematika dan aspek medis primigravida
17,90% responden laki-laki 0,58% responden wanita muda (tesis) Bagian Obstetri Ginekologi FK Undip/
RSUP Kariadi, 1993.
telah menikah. Perilaku umum dan seksualnya dapat
6. Hadi Saputro S. Perilaku seksual dan AIDS siswa sekolah
dilihat pada Tabel 5. menengah di 10 kota di Jawa Tengah. Maj Kes 1993;
Distribusi perilaku seksual responden yang pernah 48:16-22.
melakukan hubungan seks, dapat dilihat pada Tabel 6. 7. Cholid Wahyudi, Binarso A, Supriyono, Bambang
Suyono, Sutoto. Visum et repertum remaja di RS Kariadi,
data dari Bagian Obstetri Ginekologi FK Undip/RSUP
Kariadi, 1981.
Daftar Pustaka 8. Muh. Sudat, Suprijono, Sutoto. Kelainan ginekologi pada
remaja. Data dari Bagian Obstetri Ginekologi FK Undip/
1. Soejoenoes A. Remaja, reproduksi dan permasalahannya. RSUP Kariadi, 1989.
Pertemuan Ilmiah Berkala Ilmu Kesehatan Anak ke-10. 9. Satoto. Behaviour sex, STD among high school student
Kedokteran remaja masa depan dan masalahnya, in Semarang municipal. The 2nd International Congress
Semarang 1995. on AIDS in Asia and Pacific, New Delhi, India, No-
2. Trastotenojo MS. Wadah interdisiplin/multi bidang vember 1992.
kedokteran remaja dalam pelayanan kesehatan remaja 10. Irawan PW dkk,. Pengetahuan, sikap dan perilaku
terpadu. Peran serta Universitas Diponegoro dalam terhadap AIDS, anak jalanan di kotamadya Semarang.
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Badan Laporan ahli kegiatan penelitian perguruan tinggi Uni-
Penerbit Universitas Diponegoro, 1995. versitas Diponegoro, 1995/1996.
197