Anda di halaman 1dari 5

Pencegahan Penyakit, Cacat, dan Kematian (2)

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN


 Status kesehatan merupakan refleksi dr hsl akhir interaksi kompleks
antr sstm biologis internal & sstm ling. eksternal scr keseluruhan;
 Sistem penyangga kehidupan menyediakan kebutuhan dasar aktivitas
manusia;
 Akibat aktivitas manusia (industri, pertanian, transportasi,
pemukiman, dsb) menghasilkan limbah dan residu;
 Limbah dan residu selanjutnya mempengaruhi sistem penyangga
kehidupan dan juga kesehatan manusia.

Hubungan manusia dan lingkungan

Model hubungan interaksi komponen lingkungan dengan manusia

Pengendalian efektif
 Air limbah & tinja merupakan sumber infeksi virus, bakteri, protozoa,
maupun cacing; serta bahan kimia beracun & berbahaya lainnya;
 Pengendalian penularan penyakit yg paling efektif adlh dgn
memutuskan mata rantai penularan langsung pada sumbernya;
Rantai penularan penyakit yg bersumber dr air limbah tinja kpd
manusia

Faktor yg mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat mnrt H.L. Blum

Epidemiologi
Lingkungan
Molekuler
 Epidemiologi
lingkungan
molekuler
adalah aplikasi
teknologi canggih pada studi epidemiologi (lingkungan) trhdp
material / sampel biologis (Higginson, 1977);
 Pendekatan dengan metode teknologi canggih laboratorium dgn
kombinasi penggunaan epidemiologi analitik untuk mengidentifikasi
di tingkat biokimia / molekuler trhdp agent eksternal spesifik & /
faktor pejamu (host) yg berperan pd penyakit pd manusia;
 Untuk itu telah diperkenalkan istilah petanda biologis / biological
marker atau biomarkers.

Biomonitoring
 Pengukuran dosis pajanan dengan biomonitoring juga bertujuan
mengukur metabolit yang relevan di dalam contoh biologis.
 Kedua macam pengukuran (monitoring lingkungan dan monitoring
biologis) harus selalu diperhitungkan kemungkinan interaksi kimia
dan fisik, oleh karena mengubah dampak kesehatan secara kualitatif
dan kuantitatif.
 Interaksi dapat merubah sifat pajanan dan selanjutnya merubah risiko
efek kesehatan.

Intake, uptake, dan jaringan target sasaran untuk toksikan / xenobiotik


eksogen serta media yg tersedia untuk mempelajari Biomarkers pada
manusia atau mahluk Hidup lainnya terlihat pada skema dibawah ini.

Cairan Darah Menduduki Posisi Sentral


 Cairan darah menduduki posisi sentral baik sebagai alat
mendistribusikan toksikan/xenobiotik ke seluruh tubuh, dan juga
sebagai organ target sasaran dari toksikan/xenobiotik.
 Cairan darah termasuk konstituennya sel darah merah dan sel darah
putih tersedia sebagai sebagai sampel penelitian (sebagai jaringan
pengganti atau ‘surrogate’) walau organ target sebenarnya misalnya
ada di sel epitel saluran pernafasan bagian bawah atau kandung
kemih;
 Contoh stem cell sumsum tulang adalah organ target sasaran dari
toksikan/xenobiotik berupa benzen, dimana ‘micronuclei’ dari sel ini
merupakan biomarker yang cocok, yg bisa diidentifikasi malalui
‘surrogate’ yg kurang invasif pengambilannya;

‘Surrogate’
 ‘Surrogate’ adalah istilah untuk jaringan pengganti yang benar-benar
merefleksikan kejadian yang ada pada jaringan target sasaran.
 Akhir-akhir ini semakin dirasakan kebutuhan program biomonitoring,
skrining, dan surveilans efek kesehatan yang masih dini dari pajanan
terhadap toksikan/xenobiotik di lingkungan hidup manusia, juga
dirasakan relatif ketidak-mampuan dalam mendeteksi tanda dini efek
kesehatan akibat pajanan bh toksikan/xenobiotik di lingkungan
dengan menggunakan perubahan biokimiawi dan patologis di dalam
sel atau jaringan sebagai indikator biologis yang disebut sebagai
biomarker (petanda biologis).

Continuum of Events
 Indikator atau marker biologis (biomarker) tersebut dalam mewakili
tanda di dalam satu kejadian yang berturutan (continuum of events)
antara pajanan penyebab (causal exposure) dan penyakit yang
ditimbulkannya (resultant disease).
 Urutan antara pajanan terhadap suatu bahan pencemar yang toksik
sampai terjadinya penyakit telah diidentifikasi dan paling tidak terdiri
atas tujuh komponen, urutan ini merupakan kejadian temporal.
 Urutan tersebut adalah (1) Pajanan terhadap bahan toksik di
lingkungan; (2) Dosis pajanan internal; (3) Dosis pajanan efektif; (4)
Efek biologis dini; (5) Kerusakan struktur atau fungsi sel/jaringan; (6)
Timbulnya penyakit; (7) Stadium lanjut penyakit.

Alur Komponen Biomarker Dalam Suatu Tahapan Urutan Antara


Pajanan Sampai Timbulnya Penyakit (Modifikasi dari Committee on
Biological Markers, National Research Council, 2001).
Ambisi Mempelajari Biomarkers
 Setiap perubahan biologis dini derivat dari tanda biokimiawi,
molekuler, genetik, imunologis atau fisiologis dari tiap tahap
merupakan ambisi untuk mempelajarinya.
 Marker kepekaan (susceptibility markers) andalah indikator
peningkatan atau penurunan risiko pada setiap tahap dalam urutan
tersebut.
 Marker kepekaan terbagi menjadi marker pajanan (markers of
exposure) terdiri atas dosis internal, dosis efektif, dan efek biologis
dini; dan marker efek (markers of effects) terdiri atas kerusakan
struktur atau fungsi sel/jaringan, timbulnya penyakit, dan stadium
lanjut penyakit.

Anda mungkin juga menyukai