Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PROSES MANAJEMEN

1.1 Definisi

1.1.1 Proses
Dalam Collins Dictionary disebutkan bahwa, “A process is
a series of actions which are carried out in order to achieve a
particular result”. Dimana dapat diartikan bahwa suatu proses
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencapai hasil
tertentu.
Namun, definisi proses dalam Bussiness Dictionary adalah
“Sequence of interdependent and linked procedures which, at
every stage, consume one or more resources (employee time,
energy, machines, money) to convert inputs (data, material, parts,
etc.) into outputs. These outputs then serve as inputs for the next
stage until a known goal or end result is reached”. Artinya,
proses adalah urutan prosedur yang saling terikat dan terkait yang
pada setiap tahap dapat mennggunkan satu atau lebih sumber daya
(waktu karyawan, energi, mesin, uang) untuk mengubah input
(data, material, suku cadang, dll.) menjadi output. Output ini
kemudian berfungsi sebagai input untuk tahap berikutnya sampai
tujuan atau hasil akhir yang diketahui tercapai.

1.1.2 Manajemen
Menurut Merriam-Webster dikatakan bahwa, “Definition
of management is act or art of  managing  :  the conducting or
supervising of something (such as a business)” yang artinya
manajemen adalah tindakan atau seni mengelola: melakukan atau
mengawasi sesuatu (seperti bisnis).

Van Fleet dan Peterson mendefinisikan manajemen sebagai


serangkaian kegiatan yang diarahkan pada pemanfaatan sumber
daya secara efisien dan efektif dalam mengejar satu atau lebih
tujuan.
1.1.3 Proses Manajemen
Pengertian proses manajemen adalah cara yang terintegrasi
dalam melakukan sesuatu yang terpenting dalam mengelola suatu
pekerjaan atau objek. Atau dalam kata lain, proses manajemen
adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan dalam Your Dictionary dikatakan “Process
management is an analytical method that includes any specific
methods, business tools, skill sets, or methods used to control the
process of a certain business function in a business setting. Like
any method, it has advantages and disadvantages”. Dapat
diartikan bahwa proses manajemen adalah metode analitik yang
mencakup metode spesifik, alat bisnis, keahlian, atau metode apa
pun yang dapat digunakan untuk mengontrol proses fungsi bisnis
tertentu dalam lingkungan bisnis. Sebaik metode apa pun yang
digunakan, ia tetap memiliki kelebihan dan kekurangan.

1.2 Unsur-unsur
Unsur manajemen adalah sarana bagi manajemen untuk melakukan
kegiatan. Atau dengan kata lain, unsur manajemen adalah semua hal
yang membangun manajemen itu sendiri agar mencapai tujuan.
Manajemen tidak akan dapat melakukan apa pun jika tidak memiliki
unsur manajemen. Unsur pun juga dibutuhkan dalam konteks proses
manajemen. Dalam suatu proses manajemen terdapat unsur yakni Di
dalam suatu proses manajemen tediri dari beberapa unsur yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan) ,
controlling (pengawasan).
l an in
P g

o n
C t ro
g
lin rga n
O iz n
g
c tu
A a ti
g
n

1.2.1 Planning (Perencanaan)


a. Definisi
Perencanaan merupakan suatu tindakan atau proses dalam
menyusun suatu tujuan beserta cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Selain itu di dalam perencanaan juga merumuskan
mengenai tolak ukur pencapaian tujuan, dan menyusun
langkah-langkah kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Prinsip
1) Specific, artinya perencanaan harus jelas apa maksud dan
tujuannya. Jadi, tidak terlalu melebar konteksnya.
2) Measurable artinya tingkat keberhasilan dari rencana
tersebut harus bisa diukur.
3) Achievable artinya rencana yang dibuat harus bisa
dicapai, bukan sekedar angan-angan atau khayalan saja.
4) Realistic artinya perencanaan harus sesuai dengan
sumber daya dan kemampuan yang ada, tetapi tetap ada
tantangannya.
5) Time artinya harus ada batas waktu yang jelas, seperti
harian, mingguan, atau bulanan. Sehingga dalam
penilaian atau evaluasi mudah dilakukan.
c. Tujuan
1) Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara
mencapainya
2) Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan
3) Jumlah dan jenis staff yang diinginkan, termasuk uraian
tugasnya
4) Bentuk kepemimpinan yang efektif

5) Bentuk dan standar pengawasan yang diperlukan

1.2.2 Organizing (Pengorganisasian)


a. Definisi
Menurut Chester Barnard, “Pengorganisasian adalah fungsi
dimana keprihatinan dapat menentukan posisi peran,
pekerjaan yang terkait dan koordinasi antara otoritas dan
tanggung jawab. Karenanya, seorang manajer selalu harus
berorganisasi untuk mendapatkan hasil”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan proses
pengelompokkan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan
rencana dan dapat memanfaatkannya secara efisien sehingga
organisasi dapat digerakkan sebagai satu kesatuan untuk
mencapai tujuan.
b. Prinsip
1) Prinsip Spesialisasi
Pembagian tugas sesuai dengan job description atau
keahlian masing-masing dari anggota. Dengan adanya
prinsip ini akan menghasilkan kerja organisasi yang lebih
efektif karena tugas tidak hanya dipikul oleh satu orang
saja.
2) Prinsip Fungsional
Dalam prinsip ini dilakukan dengan cara mendefinisikan
tugas, wewenang, dan hubungan anggota satu sama lain.
Sehingga, koordinasi antar anggota berjalan lancar tanpa
adanya hambatan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam prinsip kesatuan perintah menjelaskan tentang
hubungan antara staf dan atasan. Prinsip ini juga
mengajarkan bahwa adanya tanggung jawab kepada
atasan.
c. Tujuan
1) Pembagian tugas untuk staf perorangan atau kelompok.
Tugas pokok staf dan prosedur kerja merupakan dokumen
fungsi pengorganisasian, dan panduan kinerja staf.
2) Hubungan organisatoris antar manusia dalam organisasi.
Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.
3) Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan
organisasi akan melimpahkan wewenang kepada staf
sesuai dengan tugas-tugas pokok yang diberikan kepada
mereka.

4) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki


organisasi. Tugas staf dan pemanfaatan fasilitas fisik harus
diatur dan diarahkan semaksimal mungkin untuk
membantu staf baik secara individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan

1.2.3 Actuating (Aktuasi)


a. Definisi
Actuating merupakan tahap dimana rangkaian kegiatan
yang dilakukan berhubungan dengan aktivitas. Jadi,
actuating ini merupakan implementasi dari tahap perencanaa
dan pengorganisasian dimana semua komponen sumber daya
bekerja sesuai dengan pengorganisasian guna mencapai suatu
tujuan.
b. Prinsip
1. Motivating, memberikan dorongan pada para pekerja
agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan.
2. Directing, memberikan pengarahan yang tepat untuk para
pekerja dalam melakukan pekerjaan.
c. Tujuan
1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4) Menumbuhkan suasana lingkungan kerja untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf

5) Mendorong organisasi berkembang secara dinamis

1.2.4 Controlling (Pengawasan)


a. Definisi
Pengawasan merupakan proses mengawasi rencana kerja
yang telah di kerjakan memberikan hasil yang efektif dan
efisien serta bernilai guna dan berhasil guna. Selain itu dalam
proses pengawasan juga dilakukan evaluasi atau pengoreksian
penyimpangan guna mencapai tujuan organisasi.
b. Prinsip
1) Melakukan pengawasan terhadap suatu pekerjaan
berdasarkan standar evaluasi yang sudah ditentukan.
2) Pemilihan titik atau poin kontrol tertentu. Pemilihan poin-
poin yang akan diawasi atau dikontrol bergantung pada
keterampilan menguji individu atau tingkat kritis individu
dalam mekanisme pekerjaan.
3) Adanya koreksi. Koreksi ini dimaksudkan untuk
penyimpangan terhadap poin-poin kontrol yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kemudian akan dilakukan
pembenaran atau koreksi sesuai dengan standar evaluasi
yang sudah ada.
c. Tujuan
1) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah
dilaksanakan oleh staf dalam kurun waktu tertentu, apakah
sesuai dengan standar, prosedur atau rencana kerja, dan
sumber daya (staf, sarana, dana, dan sebagainya) yang
sudah digunakan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan
pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi
kegiatan program.
2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan.
3) Dapat mengetahui apakah waktu dan Sumber Daya Orang
sudah digunakan sesuai dengan tepat dan efisien.

4) Dapat mengetahui factor penyebab terjadinya


penyimpangan
BAB 2
FUNGSI MANAJEMEN

2.1 Definisi

2.1.1 Fungsi
Dalam Cambridge Dictionary, disebutkan bahwa fungsi
adalah “The natural purpose (of something) or the duty (of a
person)”. Dapat diartikan bahwa fungsi adalah tujuan alami (dari
sesuatu) atau tugas (dari seseorang). Sedangkan dalam Oxford
Dictionary, dikatakan bahwa fungsi adalah “An activity or
purpose natural to or intended for a person or thing”. Yang
artinya, fungsi adalah suatu aktivitas atau tujuan alami untuk
mengharapkan dari seseorang atau sesuatu. Jadi fungsi adalah
sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.

2.1.2 Manajemen
Menurut Merriam-Webster dikatakan bahwa, “Definition
of management is act or art of  managing  :  the conducting or
supervising of something (such as a business)” yang artinya
manajemen adalah tindakan atau seni mengelola: melakukan
atau mengawasi sesuatu (seperti bisnis). Van Fleet dan Peterson
mendefinisikan manajemen sebagai serangkaian kegiatan yang
diarahkan pada pemanfaatan sumber daya secara efisien dan
efektif dalam mengejar satu atau lebih tujuan.

2.1.3 Fungsi Manajemen


Definisi dari fungsi manajemen adalah himpunan kegiatan
inti yang mendefinisikan peran manajer dalam lingkungan bisnis.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam prosesmanajemen yang akan dijadikan
acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan.
2.2 Unsur-unsur

Pada tahun 1937, ilmuwan sosial Luther Gulick dan L. Urwick


(Makalah tentang Ilmu Administrasi) menggambarkan tujuh fungsi dari
manajemen. Sejak saat itu, akronim POSDCORB digunakan untuk
menggambarkan 7 fungsi manajemen.

2.2.1 Planning (Perencanaan)


a. Definisi
Perencanaan merupakan fungsi penting dari manajemen.
Perencanaan adalah tindakan memilih dan menetapkan semua
aktivitas dan sumber daya yang akan digunakan pada masa
depan untuk mencapai tujuan tertentu. Kimani (2011: 17)
mengatakan “Perencanaan adalah cara yang rasional dan
sistematis untuk memperkirakan masa depan suatu organisasi.
Ini adalah proses mempersiapkan perubahan dengan
merumuskan tindakan di masa depan”. Dia juga
mempertimbangkan Warren (1994) yang mengatakan bahwa
perencanaan adalah kegiatan pengambilan keputusan yang
membutuhkan proses penentuan tujuan dan memutuskan
kegiatan untuk mencapai tujuan ini. Melalui proses
perencanaan, manajer bertujuan mengelola organisasi secara
efisien dan efektif. Perencanaan adalah kegiatan persiapan
untuk mengantisipasi tindakan yang akan dilakukan.
Perencanaan dapat merumuskan tujuan dan teknik apa untuk
mendapatkannya (Djam’an Satori, 2007: 155). Manajemen
yang efektif selalu melakukan perencanaan dari faktor
eksternal maupun internal. Dengan demikian, perencanaan
meliputi penentuan tujuan jangka pendek dan jangka panjang,
pengembangan strategi dan program untuk mencapai tujuan,
serta perumusan kebijakan, prosedur, dan aturan untuk
implementasi strategi dan rencana
b. Prinsip
1) Principle of Contribution
Sebuah perencanaan harus menunjang tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama. Hal ini akan tercapai apabila
didukung oleh rencana yang baik dan jumlah kontribusi
yang memadai. Jumlah kontribusi yang ada dapat menjadi
salah satu indikator untuk menentukan tercapai atau
tidaknya hal yang telah direncanakan, sehingga tujuan
akhir dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2) Principle of Sound and Consistent Premising
Faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi dan pasar, aspek
sosial, politik, hukum dan budaya, serta tindakan pesaing,
dapat mempengaruhi rencana yang akan dibuat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, rencana
yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang ada dengan
cara menganalisis lingkungan sekitar. Perencanaan yang
telah sesuai dengan keadaan sekitar dapat menjadi
pendukung berhasilnya tujuan akhir.
3) Principle of Limiting Factors
Faktor pembatas seperti kurangnya sumber daya manusia
yang termotivasi, kekurangan tenaga terlatih, kekurangan
dana modal, dan adanya kebijakan pemerintah tentang
regulasi harga sumber daya manusia dapat mengganggu
proses tercapainya tujuan. Manajer yang baik perlu
mengawasi dan mengatasi permasalahan tersebut dalam
perencanaannya agar tujuan dapat tercapai secara efisien.
4) Principle of Commitment
Komitmen atas kesediaan sumber daya manusia harus
disepakati dan dijalani dengan sungguh-sungguh dalam
proses perencanaan. Apabila prinsip ini ditinggalkan,
maka akan terjadi kegagalan dalam proses pencapaian
tujuan karena akan terjadi kesemena-menaan. Prinsip
komitmen juga dapat menjadi motivasi tercapainya tujuan
dalam kurun waktu yang efektif apabila ditepati.

5) Principle of Coordinated Planning


Perencanaan dapat terbagi menjadi rencana jangka
panjang dan rencana jangka pendek. Kedua rencana
tersebut harus terkoordinasi agar dapat mencapai tujuan
bersama. Kedua rencana ini saling mempengaruhi satu
sama lain. Apabila ada salah satu rencana yang tidak
berjalan dengan semestinya, maka akan mengganggu
rencana yang lain. Tujuan akan tercapai jika terdapat
kerjasama antar rencana, baik jangka panjang, maupun
jangka pendek.
6) Principle of Timing
Perencanaan jangka panjang maupun pendek seharusnya
diatur secara sistematis dalam hierarki waktu tertentu.
Pelaksanaan dan penyelesaiannya harus ditentukan secara
jelas serta diikuti oleh komitmen yang sungguh-sungguh
agar tujuan tercapai.
7) Principle of Efficiency
Prinsip efisiensi memiliki fokus pada pemanfaatan sumber
daya manusia, keadaan fisik serta peminimalan
penggunaan keuangan dalam pelaksanaan suatu rencana
dalam mencapai suatu tujuan. Biaya dalam perencanaan
sangat berpengaruh dalam penggunaan sumber daya yang
efisien, fisik dan keuangan. Biaya ini tidak boleh lebih
dari pengeluaran karena banyak hal lain yang harus
diperhatikan dalam menghitung biaya dan manfaat.
8) Principle of Flexibility
Sebuah perencanaan sudah semestinya memiliki sifat yang
fleksibel. Hal ini berkaitan dengan faktor lingkungan yang
tidak selalu sesuai dengan harapan. Perencanaan yang
fleksibel ini dapat diterapkan dengan cara menyiapkan
rencana lain sejak penentuan rencana utama yang dapat
diaplikasikan sebagai tanggapan perubahan situasi yang
akan terjadi nantinya sehingga tujuan tetap dapat tercapai
sesuai harapan.
9) Principle of Navigational Change
Seperti prinsip yang sebelumnya, situasi dan kondisi
lingkungan tidak dapat dikendalikan seperti yang kita
mau. Oleh karena itu, suatu rencana harus selalu ditinjau
secara berkala. Salah satu tugas manajer adalah
mengambil keputusan. Dalam prinsip ini, tugas tersebut
sangat penting untuk diaplikasikan secara cepat dan tepat
apabila diperlukan perubahan dalam perencanaan (seperti
strategi, kebijakan, maupun program) saat peninjauan
berlangsung sehingga tujuan akhir dapat tercapai dengan
baik.
10) Principle of Acceptance
Prinsip ini mengacu pada diterima dan dipahaminya
sebuah perencanaan oleh seluruh sumber daya manusia
yang terlibat dalam proses pencapaian suatu tujuan.
Komunikasi merupakan pendukung utama dari prinsip ini
agar tidak terjadi keraguan dan kesalahpahaman tentang
rencana tersebut, serta tidak terjadi kekhawatiran dan
kecemasan pada anggota tentang konsekuensi rencana
pada saat proses pencapaian tujuan.
c. Tujuan

Tujuan perencanaan merupakan landasan dasar


pengembangan proses manajemen secara keseluruhan. Tujuan
perencanan yang pertama adalah menjelaskan berbagai
masalah yang berisiko muncul pada suatu manajemen.
Dengan menjelaskan masalah yang muncul maka dapat
meramalkan strategi dan taktik apa yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, perencanaan
dapat menentukan tujuan dan indikator keberhasilan. Dengan
itu, dapat dikaji hambatan dan kendala untuk menyusun
rencana kerja operasional. Tujuan perencanaan yang lain
adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga
dapat menentukan tindakan alternative dan memilih tindakan
terbaik untuk mengembangkan sub-rencana serta
mengimplementasikan rencana dari perencanaan tersebut.
Kesimpulannya, tujuan perencanaan adalah untuk
memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun
karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa
mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen
dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2.2.2 Organizing (Pengorganisasian)


a. Definisi
Menurut S.C. Certo istilah pegorganisasian dapat diartikan
sebagai “Proses terciptanya penggunaan secara tertib terhadap
seluruh sumber daya yag dimiliki oleh sistem manajemen”.
Kata tertib disini menekankan bahwa penggunakaan tersebut
berdasarkan pada tujuan serta penggunaan sumber daya yang
benar sehingga tidak mengakibatkan pemborosan sumber
daya dalam proses pencapaian tujuan. Pengorganisasian
adalah pembagian tugas-tugas kepada pelaku manajemen di
suatu institusi. Pengorganisasian adalah proses pembentukan
hubungan otoritas di antara orang-orang tertentu, pekerjaan,
dan tempat kerja sehingga kelompok dapat bekerja bersama
secara efisien.. Pengorganisasian meliputi penentuan siapa
yang siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dengan kata
lain dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-
orang serta mengalokasikannya untuk menunjang tugas dalam
organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat
menjamin pencapaian tujuan. Pengorganisasian adalah untuk
fokus pada bagaimana mencapai tujuan. Struktur organisasi
dengan pembagian tugas dan fungsi yang baik sangat penting.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekanisme formal bagaimana organisasi itu diolah. Struktur
organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan ukuran satuan kerja.
b. Prinsip
1) Principle of Specialization
Prinsip ini diterapkan dengan cara pembagian kerja
anggota berdasarkan kemampuan yang mereka miliki
sehingga tujuan akan tercapai secara efektif.
2) Principle of Functional Definition
Kejelasan atas tugas, keuangan, wewenang, tanggung
jawab, dan hubungan antar sumber daya manusia harus
dipahami, baik oleh seorang manajer, maupun
anggotanya, sehingga terjalin koordinasi yang jelas.
Prinsip ini akan mendukung keefektifan suatu organisasi
dalam mencapai tujuan.
3) Principles of Supervision or Span of Control
Prinsip ini menyatakan bahwa rentang kendali
menunjukkan jumlah anggota yang dapat ditangani dan
dikendalikan oleh seorang manajer secara efisien. Prinsip
ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Rentang kendali luas: seorang manajer mengawasi
dan menangani sekelompok besar anggota secara
mandiri dan efektif.
b. Rentang kendali sempit: seorang manajer tidak
harus mengawasi dan mengendalikan sekelompok
besar anggota karena pekerjaan dan wewenang
telah terbagi di antara banyak anggota, sehingga
dalam satu waktu, ia hanya perlu mengawasi
kelompok tertentu.
4) Principle of Scalar Chain
Prinsip ini mengatur rantai komando atau otoritas dengan
alur dari atas ke bawah. Selain itu, prinsip ini juga
mengatur tentang meminimalisir pemanfaatan sumber
daya, pengaruh komunikasi, dan menghindari terjadinya
tumpang tindih pekerjaan. Dengan demikian, organisasi
akan berjalan efektif.
5) Principle of Unity of Command
Secara khusus, prinsip ini mengatur tentang hubungan
manajer dengan para anggota. Menurut prinsip ini, suatu
kelompok anggota bertanggung jawab hanya kepada satu
manajer dalam satu waktu. Hal ini perlu diterapkan untuk
mencegah terjadinya kesalahan komunikasi dan kesalahan
timbal balik. Apabila prinsip ini telah diterapkan, akan
berdampak pada keefektifan dan keproduktifan suatu
organisasi.
c. Tujuan
Tujuan pengorganisasian memiliki peran yang penting di
dalam sistem manajemen, hal ini karena pengorganisasian
merupakan mekanisme utama yang digunakan oleh para
manajer untuk menggerakan rencana yang sudah disusun.
Tujuan pengorganisasian adalah untuk mengatur,
membimbing koordinasi, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan faktor-faktor produksi lainnya, yaitu, orang, bahan,
uang dan mesin untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan
pengorganisasian berkaitan dengan mengidentifikasi tugas-
tugas yang harus dilakukan dan mengelompokkannya bila
perlu, menugaskan tugas-tugas kepada personel sambil
mendefinisikan wewenang dan tanggung jawab mereka,
mendelegasikan wewenang kepada karyawan, membangun
hubungan antara otoritas dan tanggung jawab,
mengkoordinasikan kegiatan, menugaskan tugas-tugas kepada
personel sambil mendefinisikan wewenang dan tanggung
jawab mereka, mendelegasikan wewenang kepada karyawan,
membangun hubungan antara otoritas dan tanggung jawab,
serta mengkoordinasikan kegiatan. Kesimpulannya, tujuan
pengorganisasian adalah dapat memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.

2.2.3 Staffing (Penyusunan Pegawai)


a. Definisi
Penyusunan pegawai adalah keguatan mengisi orang-orang
yang memenuhi syarat dalam semua posisi dalam bisnis.
Perekrutan, pelatihan, evaluasi, dan kompensasi adalah
kegiatan spesifik yang termasuk dalam penyusunan pegawai.
Penyusunan pegawai akan memengaruhi kepemimpinan dan
pengendalian. Staffing terdiri dari proses rekrutmen yang
mengarah ke pekerjaan staf. Ini termasuk perencanaan sumber
daya manusia untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan
dalam hal jumlah karyawan yang dibutuhkan dan apa saja
yang harus dimiliki mereka seperti pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan agar dapat secara efektif
memenuhi persyaratan pekerjaan. Selain itu teknik seleksi dan
metode penilaian yang tepat juga dibutuhkan untuk
mengidentifikasi kandidat yang paling cocok untuk pekerjaan
tertentu. Penempatan melibatkan keputusan tentang
bagaimana mereka yang direkrut akan dialokasikan ke peran
tertentu sesuai dengan tuntutan bisnis. Penetapan staf juga
digunakan untuk merujuk pada manajemen jadwal karyawan.
b. Prinsip
1) Principle of The Purpose of Staffing
Tujuan utama dari prinsip ini adalah memiliki personel
yang terkualifikasi, mampu, dan ingin melaksanakan
peran dari organisasi. Kurangnya kualitas menyebabkan
adanya kegagalan dalam organisasi.
2) Principle of Staffing
Prinsip kepegawaian merujuk pada kualitas manajerial
para anggota yang tergantung pada kejelasan
mendefinisikan peran organisasi, metode penilaian
manajerial yang baik, dan pelatihan yang diberikan kepada
para anggota.
3) Principle of Job Definition
Identifikasi yang tepat dari hasil manajerial perlu untuk
menentukan tingkatan posisi para anggota. Fitur dalam
organisasi seperti gaji, status, kekuasaan, arah, dan
pencapaian turut berkontribusi agar proses manajerial bisa
berfungsi dengan baik.
4) Principle of Managerial Appraisal
Identifikasi kegiatan manajerial dan kejelasan tujuan
diperlukan untuk penilaian manajerial yang tepat. Dengan
prinsip ini, manajer dapat memantau kinerja anggota yang
disesuaikan dengan tujuan yang tercapai yang kemudian
diverifikasi terhadap standar kinerja manajerial.
5) Principle of Open Competition
Kompetisi terbuka antar para kandidat untuk suatu posisi
dalam manajemen bergantung pada komitmen penuh suatu
organisasi terhadap kualitas manajemennya. Organisasi
berkewajiban untuk mengevaluasi anggota dengan
memberi mereka peluang untuk mengembangkan
kemampuan yang mereka miliki dengan adanya kompetisi
terbuka ini.
6) Principle of Management Training and Development
Untuk mencapai tujuan dengan proses yang efektif sangat
penting untuk mengintegrasikan pelatihan dan
pengembangan manajerial dengan metode dan tujuan
manajemen (pendekatan sistem, fungsi manajerial, tujuan
perusahaan, dan persyaratan profesional manajer).
7) Principle of Training Objectives
Tujuan pelatihan harus dinyatakan dengan jelas untuk
mencapainya. Keefektivitasan upaya pelatihan dapat
dicapai dengan menganalisis kebutuhan pelatihan sebagai
dasar arahan untuk pembangunan. Prinsip ini mengacu
pada pengembangan perusahaan dan sumber daya.
8) Principles of Ongoing Development
Prinsip ini berfokus pada praktik seorang manajer untuk
dilatih, diperbarui, dan ditingkatkan dalam konteks
pengembangan diri untuk mendapatkan hasil manajerial
yang unggul sehingga tujuan lebih mudah untuk dicapai.
c. Tujuan
Seperti tujuan manajemen yang lain, tujuan penyusunan
pegawai juga memiliki peran yang tak kalah penting. Namun,
yang membuat berbeda dari tujuan manajemen yang lain
adalah fungsi ini menekankan pada sumber daya manusia
yang dibentuk agar dapat efektif. Penyusunan pegawai
memiliki fungsi untuk menempatkan orang yang tepat pada
pekerjaan yang benar. Menurut Kootz & O'Donell, “Fungsi
manajerial dalam kepegawaian melibatkan pengelolaan
struktur organisasi melalui seleksi, penilaian &
pengembangan personel yang tepat dan efektif untuk mengisi
peran yang dirancang berdasarkan struktur”. Tujuan staffing
meliputi menentukan, memilih, mengangkat, membina,
membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan
berbagai pendekatan sumber daya manusia. Staffing juga
memiliki sub-fungsi antara lain, perencanaan tenaga kerja
yang melibatkan penentuan jumlah dan jenis personil yang
diperlukan, rekrutmen untuk menarik sejumlah karyawan
potensial yang memadai untuk mencari pekerjaan di
perusahaan dan pemilihan orang yang paling cocok untuk
pekerjaan yang sedang dipertimbangkan. Juga melakukan
penempatan, induksi dan orientasi. Transfer, promosi,
pemutusan hubungan kerja dan PHK, serta pelatihan dan
pengembangan karyawan.

2.2.4 Directing (Pengawasan)


a. Definisi
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta
pertimbangan dan bimbingan, baik secara struktural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar agar staf melaksanakan tugas di bidangnya masing-
masing dan tidak menyimpang dari garis program yang telah
ditentukan. Pengarahan berkaitan dengan melaksanakan
rencana yang diinginkan. Pengarahan dimulai dengan
tindakan terorganisir dan terencana serta memastikan kinerja
yang efektif oleh bawahan menuju pencapaian dengan
kegiatan kelompok. Pengarahan disebut juga manajemen
dalam tindakan. Dengan kata lain, pengarahan dapat
mempengaruhi perilaku orang melalui motivasi, komunikasi,
dinamika kelompok, kepemimpinan dan disiplin. Pengarahan
adalah bagian dari fungsi manajerial yang menggerakkan
metode organisasi untuk bekerja secara efisien untuk
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dianggap sebagai
pencetus kesuksesan dari perusahaan yang menggerakkan
tindakan orang-orang. Hal itu dikarenakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, dan penempatan staf hanyalah
persiapan untuk melakukan pekerjaan. Pengarahan adalah
aspek inert-personil manajemen yang berhubungan langsung
dengan memengaruhi, membimbing, mengawasi, memotivasi
sub-ordinat untuk pencapaian tujuan organisasi.
b. Prinsip
1) Direct Supervision
Menjalin hubungan antara manajer dan karyawannya
dengan meningkatkan harga diri mereka dan dedikasi
sehingga membuat pengarahan jauh lebih efisien.
2) Good managerial communications
Membangun hubungan antara manajer dan karyawannya
untuk meningkatkan hubungan sehingga dapat mengenal
satu sama lain.
3) Comprehension
Manajer harus mampu menyampaikan instruksi kepada
karyawan untuk menghindari keraguan dan klarifikasi
yang tidak berguna
4) Efficient leadership skills
Manajer harus mampu memimpin dan memberi nasihat
kepada bawahannya dalam masalah resmi untuk
mendapatkan kepercayaan dan kesetiaan.
5) Principle of follow-up
Proses berkelanjutan dimana manajer harus menyesuaikan
perintahnya sesuai dengan masalah yang dihadapi
karyawannya saat bekerja untuk organisasi.
6) Management of personal and organizational objectives
Karyawan diharapkan mencapai tujuan organisasi.
Manajemen harus menggabungkan tujuan pribadi
karyawan yakni memenuhi kebutuhan fisiolgis dan
psikologis agar berhasil mencapai tujuan organisasi
7) Unison in accountability
Setiap bawahan bertanggung jawab kepada satu manajer
saja agar tidak terjadi kekacauan dan kesalahpahaman.
8) Suitable techniques
Metode arahan yang digunakan manajer agar menjamin
keefektifannya dan kesesuaian dengan situasi.
9) Utmost input of individuals
Saran tiap individu terhadap pertumbuhan organisasi
sangat penting untuk mencapai tujuan. Manajer harus
memberi kontribusi terbaik dari setiap karyawan.
10) Tactical use of informal groups
Kelompok informal digunakan oleh manajemen untuk
membangun perkumpulan formal sehingga membantu
memperkaya arahan
c. Tujuan

Pengarahan memiliki tujuan yakni memimpin karyawan


untuk berkinerja efisien, dan berkontribusi optimal mereka
untuk pencapaian tujuan organisasi. Pekerjaan yang
ditugaskan kepada bawahan harus dijelaskan dan diperjelas,
mereka harus diberikan bimbingan dalam kinerja pekerjaan
dan mereka harus termotivasi untuk berkontribusi kinerja
optimal mereka dengan semangat dan antusiasme. Tujuan
pengarahan adalah untuk menyalurkan perilaku semua
personil untuk menyelesaikan misi dan tujuan organisasi
sambil secara bersamaan membantu mereka mencapai tujuan
karir mereka sendiri.

2.2.5 Coordinating (Koordinasi)


a. Definisi
Pengertian coordinating dalam fungsi manajemen adalah
mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan
lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.
Koordinasi adalah penyatuan, integrasi, sinkronisasi upaya
anggota kelompok untuk memberikan kesatuan tindakan
dalam mengejar tujuan bersama. Ini adalah kekuatan
tersembunyi yang mengikat semua fungsi manajemen lainnya.
Menurut Mooney dan Reelay, “Koordinasi adalah pengaturan
tertib upaya kelompok untuk memberikan kesatuan tindakan
dalam mengejar tujuan bersama”. Menurut Charles Worth,
"Koordinasi adalah integrasi beberapa bagian ke dalam lubang
yang teratur untuk mencapai tujuan pemahaman". Manajemen
berupaya mencapai koordinasi melalui fungsi dasarnya yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan,
dan pengendalian. Itulah sebabnya, koordinasi bukan
merupakan fungsi manajemen yang terpisah karena
pencapaian keselarasan antara upaya individu menuju
pencapaian tujuan kelompok adalah kunci keberhasilan
manajemen. Koordinasi adalah esensi manajemen dan tersirat
dan melekat dalam semua fungsi manajemen.Seorang manajer
dapat dibandingkan dengan konduktor orkestra karena
keduanya harus menciptakan ritme dan kesatuan dalam
kegiatan anggota kelompok.
b. Prinsip
1) Early Stage
Berdasarkan prinsip tahap awal, proses koordinasi harus
dilakukan pada tahap awal proses manajerial. Koordinasi
harus dimulai sejak proses perencanaan sehingga dapat
menghasilkan perencanaan dan implementasi yang baik.
Jika koordinasi selalu dilakukan di awal maka semua
fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating,
dan controlling dapat terlaksana dengan baik. Selain itu
dengan proses koordinasi yang baik, tujuan organisasi
dapat dicapai dengan lebih mudah dan cepat
2) Continuity
Berdasarkan prinsip kesinambungan, koordinasi
merupakan sebuah proses yang berkelanjutan atau
berkesinambungan. Proses koordinasi dimulai sejak
membentuk organisasi sampai organisasi tersebut berjalan.
Koordinasi selalu dilakukan secara berkesinambungan
dalam setiap proses planning, organizing, actuating, dan
controlling.
3) Direct contact
Berdasarkan prinsip kontak langsung, proses koordinasi
dapat berjalan dengan baik karena adanya komunikasi
langsung antara anggota organisasi. Seluruh manajer harus
mampu berkomunikasi langsung dengan baik dengan
bawahannya sehingga tercipta hubungan yang baik.
Kontak langsung ini sangat penting untuk menghindari
kesalahpahaman, salah penafsiran, dan perselisihan antara
manajer dan anggota organisasi lainnya. Dengan demikian
manajer dapat mengkoordinasi berbagai aktivitas
anggotanya secara efektif dan efisien.
4) Reciprocal relation
Prinsip timbal baik menyatakan bahwa semua faktor
dalam organisasi saling bergantung dan berhubungan.
Setiap keputusan dan tindakan seseorang di dalam
organisasi akan mempengaruhi situasi keseluruhan
organisasi. Oleh karena itu, sebelum mengambil
keputusan atau melakukan tindakan harus
mempertimbangkan efek yang muncul pada orang lain
atau departemen lain apabila keputusan atau tindakan
tersebut diterapkan. Dengan diterapkannya prinsip ini
diharapkan manajer atau anggota lainnya mengambil
keputusan atau tindakan sepihak, sehingga koordinasi
dapat dilakukan dengan lebih mudah.
c. Tujuan

Tujuan coordinating yakni agar tidak terjadi kekacauan,


percekokan, kekosongan kegiatan dengan jalan
menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya
mencapai tujuan. Selain itu, dengan adanya pengoordinasian
dapat menghindari kemungkinan terjadinya persaingan yang
tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara
orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Kooridinasi diperlukan untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya duplikasi dalam tugas. Menghindari perebutan hak
dan wewenang atau saling merasa lebih penting dianatara
bagian dengan bagian lain yang ada dalam organisasi.

2.2.6 Reporting (Pelaporan)


a. Definisi
Pelaporan adalah menjaga informasi dan mengetahui
tentang apa yang terjadi, dan ini termasuk menjaga dirinya
dan bawahannya mendapat informasi melalui catatan,
penelitian, dan inspeksi
b. Prinsip
1) Accurate Information: (Informasi yang Akurat)
Informasi yang diberikan harus seakurat mungkin, apabila
tidak akurat dapat mengakibatkan pengambilan keputusan
yang salah. Informasi dapat digunakan sebagai panduan
untuk pembuatan kebijakan di masa depan, sehingga
tingkat akurasi perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi
masalah pemahaman.
2) Pengaturan Waktu Yang Tepat
Laporan digunakan sebagai alat pengendali, oleh karena
itu, harus disajikan segera setelah kejadian suatu
peristiwa. Waktu yang diperlukan untuk persiapan laporan
harus dilakukan seminimal mungkin; untuk laporan rutin
periode harus diketahui dan dipatuhi secara ketat. Akan
buang-buang waktu dan upaya untuk menyiapkan
informasi yang sudah terlambat untuk digunakan. Tidak
adanya informasi saat dibutuhkan akan berarti keputusan
yang salah atau penundaan keputusan tentang hal-hal yang
mungkin bersifat mendesak.
3) Aliran Informasi Yang Tepat
Sistem pelaporan yang baik harus memiliki aliran
informasi yang tepat. Informasi harus mengalir dari
tempat yang tepat ke tingkat manajemen yang tepat. Alur
laporan harus sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan keterlambatan dalam mengambil keputusan.
4) Dasar Perbandingan
Informasi yang diberikan melalui laporan akan lebih
bermanfaat bila diberikan dibandingkan dengan angka-
angka sebelumnya, standar yang ditetapkan atau tujuan
yang ditetapkan. Otoritas pengambilan keputusan akan
dapat menggunakan angka komparatif saat mengambil
keputusan. Langkah-langkah perbaikan juga dapat dimulai
untuk meningkatkan kinerja masa lalu.
5) Laporan Harus Jelas dan Sederhana
Tujuan penyusunan laporan adalah untuk membantu
manajemen dalam merencanakan, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Informasi harus disajikan dengan cara
yang jelas dengan menghindari data asing. Hanya
informasi penting yang relevan yang harus menjadi bagian
dari laporan. Kesederhanaan juga diperlukan. Karena
kesederhanaan adalah panduan yang baik untuk persiapan
laporan
6) Biaya
Manfaat yang diperoleh dari sistem pelaporan harus
sepadan dengan biaya yang terlibat di dalamnya.
Meskipun tidak mungkin untuk menilai manfaat dari
sistem ini dalam hal moneter, harus ada upaya untuk
membuat sistem se-ekonomis mungkin.
7) Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi diikuti dalam sistem pelaporan yang
baik. Berbagai format yang digunakan untuk persiapan
berbagai laporan tidak boleh sering diubah dari waktu ke
waktu. Jika dalam kasus tertentu, format apa pun diubah
untuk melakukan perbaikan, perubahan konten atau
format harus dibenarkan.
8) Evaluasi Tanggung Jawab
Pelaporan manajemen harus dirancang sedemikian rupa
sehingga membantu dalam mengevaluasi pekerjaan yang
ditugaskan kepada berbagai orang.
c. Tujuan
1) Memberikan Informasi (Provides Information): Tujuan
utama mempersiapkan laporan adalah memberikan
informasi kepada berbagai tingkatan manajemen. Istilah
manajemen meliputi Mandor, Pengawas, Ketua, Manajer
Departemen, Manajer Umum dan Petugas Khusus. Orang-
orang ini mendapatkan informasi seperti tren bisnis, arus
kas dan aliran dana dll.
2) Membantu dalam Pemilihan (Helps in Selection): Dari
banyak informasi yang tersedia, hanya informasi yang
relevan yang dimasukkan dalam laporan. Sebuah laporan
membawa banyak alternatif di mana manajemen harus
memilih satu alternatif yang menguntungkan.
3) Berperan dalam Sistem Kontrol (Role in Control System)
: Target diperbaiki jauh sebelumnya di suatu organisasi.
Manajemen harus melihat apakah karyawan bekerja sesuai
dengan target dan standar. Laporan disusun sedemikian
rupa untuk mengukur kinerja aktual dengan target yang
dianggarkan. Jika ada varian yang tidak menguntungkan,
alasannya diketahui dan tindakan perbaikan atau perbaikan
diambil oleh manajemen. Dengan cara ini, laporan
digunakan sebagai alat kontrol. Manajemen dapat
mengendalikan dengan bantuan alat ini.
4) Bermanfaat dalam Operasi yang Menguntungkan (Helpful
in Profitable Operations ): Laporan menyoroti arah
pemindahan bisnis dan tingkat operasi. Atas dasar jenis
laporan ini, manajemen dapat memberikan instruksi yang
jelas sebagai cara untuk meningkatkan profitabilitas
kepada karyawannya.
5) Mengikuti Prinsip Manajemen dengan Pengecualian
(Follow the Principle of Management by Exception):
Manajemen hanya memiliki waktu minimum untuk
melakukan kontrol. Karenanya, kegiatan yang tidak
dilakukan sesuai dengan perencanaan dan anggaran,
disorot sebelum manajemen. Ini adalah cara mengikuti
prinsip manajemen dengan pengecualian.

6) Bermanfaat dalam Mencapai Tujuan Keseluruhan


(Helpful in Achieving Overall Objectives) : Laporan
memotivasi para eksekutif dan karyawan untuk
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
meningkatkan pendapatan organisasi secara signifikan.
Dengan cara ini, manajemen mencapai laba maksimum
dengan bantuan sistem pelaporan.

2.2.7 Budgeting (Penganggaran)


a. Definisi
Anggaran (budgeting) adalah alat manajemen utama untuk
perencanaan, memantau, dan mengendalikan keuangan suatu
proyek atau organisasi. Ini memperkirakan pendapatan dan
pengeluaran dalam periode waktu untuk proyek atau
organisasi.
b. Prinsip
1) Management Support
Dukungan dan kerjasama manajemen sangat penting
untuk keerhasilan implementasi anggaran. Tidak hanya
dalam menetapkan target dan menyelesaikan anggaran,
tetapi memantau kinerja untuk mengetahui penyimpangan
jika ada dan mengambil langkah penyelesaian serta
memotivasi dan memberi penghargaan kepada orang-
orang yang kinerjanya baik
2) Employees Involment
Semua tingkat manajemen harus berpartisipasi dalam
menetapkan target dan menyiapkan anggaran sehingga
menghasilkan target yang realistis. Partisipasi karyawan
dalam rposes penganggaran akan membuat mereka hati-
hati menyiapkan anggaran dan akan memotivasi mereka
untuk berusaha keras sehingga dapat mencapai tingkat
efisiensi anggaran.
3) Statement of Organizational Goal
Tujuan organisasi harus di kuantifikasi dan dinyatakan
dengan jelas, tujuan ini harus ditetapkan dalam kerngka
tujuan dan strategi perusahaan. Kebijakan dan strategi
perusahaan adalah prasyarat untuk penganggaran
4) Responsibility Accounting
Laporan pertanggungjawaban digunakan sebagai tanggung
jawab akuntansi yang berisi anggaran untuk perandingan
aktual.
5) Organizational Structure
Harus ada struktur organisasi yang terencana dengan
wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan berbagai
tingkat manajemen. Peran dan tanggung jawab Komite
Anggaran dan Presiden harus diketahui oleh orang-orang
dalam organisasi.
6) Flexibility
Jika terjadi perubahan anggaran sepanjang tahun, maka
anggaran harus disajikan kembali. Hal ini akan
memungkinkan manajemen untuk membandingkan tingkat
operasi aktual dengan kinerja yang diharapkan pada
tingkat itu.
7) Communication of Results
Sistem komunikasi yang tepat harus ditetapkan untuk
pelaporan manajemen sehingga informasi tentang kinerja
aktual yang disajikan kepada manajer dapat tepat waktu
dan akurat dan tindakan perbaikan dapat dilakukan apabila
diperlukan
8) Sound Accounting System
Organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik
sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat, akurat,
andal, dan cepat untuk keberhasilan penerapan sistem
anggaran.
c. Tujuan
Tujuan penganggaran yang pertama adalah peramalan,
yakni memerlukan upaya yang diperhitungkan untuk
mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Yang kedua
adalah perencanaan, tergantung pada perkiraan yang telah
dibuat di masa lalu untuk membuat keputusan tentang masa
depan. Perkiraan data yang dihasilkan oleh peramalan
digunakan untuk membuat rencana. Fungsi ketiga yakni
komunikasi, penganggaran dalam suatu organisasi bertindak
sebagai alat komunikasi mempunyai tugas mengumpulkan
informasi tentang perusahaan dan kegiatan para pesaingnya
dikumpulkan selama proses pembuatan semua jenis anggaran,
jadi sistem anggaran memiliki kemampuan penyebaran
informasi inbuilt yang memastikan bahwa manajer yang
bertanggung jawab benar-benar mendapatkan anggaran yang
akan mereka tangani. Berikutnya yakni, motivasi. Motivasi
adalah kekuatan pendorong yang membuat orang berlari ke
arah tujuan mereka agar tidak berjalan dengan susah payah.
Evaluasi berarti menilai sesuatu dengan semacam standar.
Anggaran menyatakan bahwa target kinerja yang kemudian
akan dibandingkan dengan kinerja aktual dan ini kemudian
akan mengarah pada tindakan korektif yang diambil. Fungsi
berikutnya adalah koordinasi. Koordinasi hanya berarti
memastikan bahwa bagian-bagian yang berbeda dari bisnis
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi yang terakhir
adalah otoritas. Otorisasi penganggaran membantu
meminimalkan penyelewengan dan penggelapan yang akan
menjadi ciri korporasi jika sistem otorisasi tidak ada. Melalui
otorisasi, manajer dibuat lebih bertanggung jawab atas
pengeluaran mereka.
BAB 3
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PROSES DAN FUNGSI MANAJEMEN

3.1 Persamaan

Dapat diketahui bahwa dalam manajemen terdapat proses dan


fungsi dari manajemen itu sendiri. Proses dan fungsi manajemen
keduanya memiliki persamaan. Dapat dikatakan bahwa proses dan fungsi
manajemen memiliki kesamaan yaitu memiliki suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mencapai harapan sesuai dengan keinginan yang
disepakati dalam suatu organisasi tersebut. Pada proses dan fungsi
manajemen juga sama-sama memiliki planning (perencanaan) dan
organizing (pengorganisasian). Keduanya merupakan hal yang sangat
diperlukan dalam manajemen. Sebuah keputusan yang diambil oleh
seorang manajer harus sinkron dengan fungsi dan tujuan yang melalui
suatu proses. Setiap keputusan dalam suatu organisasi harus sesuai
dengan fungsi dan proses yang telah ditentukan. Sehingga tujuan
yang diinginkan bisa tercapai.

3.2 Perbedaan
Perbedaan yang sangat signifikan dapat kita tinjau dari definisi
antara proses dan fungsi manajemen yang keduanya jelas berbeda. Proses
manajemen itu sendiri dapat diartikan sebagai tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendalian
dengan pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya yang
lain untuk menghasilkan produk dan mencapai tujuan. Kesimpulannya,
proses manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dalam kegiatan
manajemen. Sedangkan definisi dari fungsi manajemen adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan
organisasi dengan menggunakan manusia dan sumber daya organisasi
yang lain untuk suatu tujuan organisasi. Fungsi manajemen selalu
melekat pada proses manajemen yang berperan sebagai dasar yang akan
menjadi acuan dalam setiap kegiatan manajemen.
CONCLUSION

Management has some processes and functions. The management process is

an act of planning, organizing, actuating, and controlling by utilizing human

resources and other resources to produce a products and achieve goals. While,

the definition of management function is the activity of planning, organizing,

staffing, directing, coordinating, reporting, and budgeting an organization by

using human and other organizational resources for an organizational purpose.

Luther Gullick (1930) concept management functions and devided into 7

functions which is most known as POSDCORB. The management functions is

aims to achieve expectations in accordance with the wishes agreed upon in an

organization. Both are very necessary things in management. A decision taken by

a manager must be synchronized with the function and purpose through a

process. Every decision in an organization must be in accordance with the

functions and processes that have been determined. So that the desired goal can

be achieved. The management function is always attached to the management

process which acts as a basis that will become a reference in every management

activity. Every elements in management function and management process are

integrated, this integration can make the organization stronger and easier to

achieve the goal, that is why we should not see the management function and

management process as a different part but we have to see it as a whole body that

will lead to the achievement of the goal.


DAFTAR PUSTAKA

Meriam Webster Dictionary

Oxford Dictionaries. en.oxforddictionaries.com. Diakses pada 7 Maret 2019.


Pukul 23.15. WIB.

Cambridge Dictionary. https://dictionary.cambridge.org/. Diakses pada 7 Maret


2019. Pukul 23.15 WIB.

Schraeder, Mike, Dennis R. Self. 2014. The Function of Management as


Mechanism For Fostering Interpersonal Trust. Journals Advances in
Business Research vol.5 pages 50 – 62.

UNICEF. 2008. Programme Policy and Procedures Manual: Programme


Operations. UNICEF : New York. Hal 109-120.

Okwuduche, Chinweike. 2010. www.accountantnextdoor.com. Diakses pada


tanggal 6 Maret 2019. 11.47 WIB

Mohanta, Gauranga. 2015. Processes of Management. Hyderabad : Al-Qurmoshi

Björk, Lisa. 2016. Differences In Organizational Preconditions For Managers In


Genderized Municipal Services. Scandinavian Journal of Management. Vol.
32. Hal. 209 – 219

Fallon, L Fleming and Eric J. Zgodzinski. 2009. Essential of Public Health


Management. Sudbury : Jones and Bartllett Publisher.
Chandra, Dilip. 2013. Principle of Staffing by Heinz Weihrich and Harold Koontz.
Diakses 08 Maret 2019. <https://hubpages.com/business/Principles-of-
Staffing>
Chandra, Dilip. 2014. Principle of Planning. Diakses 07 Maret 2019.
<https://hubpages.com/business/Principles-of-Planning>
Chandra, Dilip. 2015. Principle of Organizing. Diakses 07 Maret 2019.
<https://hubpages.com/business/Principles-of-Organizing>

Anda mungkin juga menyukai