Anda di halaman 1dari 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Material komposit yang terdiri atas medium pengikat sebagai bahan dasarnya
yang di dalamnya terdapat partikel atau agregat sebagai bahan terikat merupakan
definisi beton menurut ASTM C 125 dan ACI. Perbaikan karakteristik beton terus
dilakukan untuk mendapatkan mutu beton yang baik.

Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut
diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat (dan
kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan nonkimia) pada perbandingan tertentu.
Campuran tersebut apabila dituangkan dalam cetakan kemudian dibiarkan maka
akan mengeras seperti batuan (Tjokrodimuljo, 1996).

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tapi lemah dalam kondisi
tarik. Akibat dari rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi
pada taraf pembebanan yang masih rendah sehingga dibutuhkan gaya longitudinal
yang dikenal dengan gaya prategang. Gaya longitudinal diterapkan untuk
mengurangi atau mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau
sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada
kondisi beban tersebut. (Bambang Suryoatmono,2001)

Salah satu tujuan dalam optimasi struktur adalah mereduksi berat keseluruhan,
yang biasanya mempengaruhi harga material. Secara tidak langsung efisiensi
minimum biaya atau minimum berat harus memenuhi persyaratan kekuatan dan
kekakuan. Dalam semua permasalahan teknik sipil perancang mencoba untuk
menemukan solusi yang memberikan hasil terbaik, dimana juga memenuhi
beberapa persyaratan. Dengan menggunakan teknik optimasi seorang insinyur
dapat memperoleh hasil yang optimal, dalam berbagai kondisi. Struktur didesain

commit to user

5
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
 

secara lebih aman, lebih memungkinkan, dan lebih murah dari desain tradisional.
(S. Jothy Kanna,2005)

Desain struktur yang optimal selalu menjadi tujuan para insinyur, dengan atau
tanpa pendekatan secara matematis digunakan dalam mencapai prosedur optimasi.
Dalam kondisi saat ini, kebanyakan desain gedung dioptimasi dengan prosedur
trial and error yang digabung dengan pengalaman perancang. Proses ini
memakan waktu, tetapi dapat disederhanakan dengan menggunakan program
computer. Secara umum, masalah optimasi desain bertujuan untuk meminimalkan
sebuah fungsi (harga) yang menggunakan beberapa variable yang memiliki
batasan – batasan tertentu. (P.B.R. Dissanayake,2005)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Beton Prategang

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tapi lemah dalam kondisi
tarik. Kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 persen dari kuat tekannya. Karena
rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada taraf
pembebanan yang masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah
berkembangnya retak tersebut, gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam
arah longitudinal elemen struktural. Gaya ini mencegah berkembangnya retak
dengan cara mengeliminasi atau sangat mengurangi tegangan tarik di bagian
tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban tersebut. Penampang dapat
berperilaku elastis, dan hampir semua kapasitas beton dalam memikul tekan dapat
secara efektif dimanfaatkan diseluruh tinggi penampang beton pada saat semua
beban bekerja di struktur tersebut.

Gaya longitudinal yang diterapkan seperti diatas disebut gaya prategang, yaitu
gaya tekan yang memberikan prategangan pada penampang di sepanjang bentang
suatu elemen struktural sebelum bekerjanya beban mati dan beban hidup
transversal atau beban hidup horizontal transien. Jenis pemberian gaya prategang,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
 

bersama besarnya, ditentukan terutama berdasarkan jenis sistem yang


dilaksanakan dan panjang bentang. Karena gaya prategang diberikan secara
longitudinal di sepanjang atau sejajar dengan sumbu komponen struktur, maka
prinsip-prinsip prategang dikenal sebagai pemberian prategang linier.

Prategang pada dasarnya merupakan suatu beban yang menimbulkan tegangan


dalam awal sebelum pembebanan luar dengan besar dan distribusi tertentu bekerja
sehingga tegangan yang dihasilkan dari beban luar dilawan sampai tingkat yang
diinginkan. Gaya prategang dihasilkan dengan menarik kabel tendon yang
ditempatkan pada beton dengan alat penarik. Setelah penarikan tendon mencapai
gaya/tekanan yang direncanakan, tendon ditahan dengan angkur, agar gaya tarik
yang tadi dikerjakan tidak hilang. Penarikan kabel tendon dapat dilakukan baik
sebelum beton dicor (pre-tension) atau setelah beton mengeras (post-tension).

2.2.2 Perbandingan Beton Prategang dengan Beton Bertulang

Tegangan permanen dikomponen struktur pretagang diberikan sebelum seluruh


beban mati dan hidup bekerja, agar tegangan tarik netto yang ditimbulkan oleh
beban-beban tersebut dapat dielimenasi atau sangat dikurangi. Pada beton
bertulang, diasumsikan bahwa kuat tarik beton dapat diabaikan. Hal ini
disebabkan gaya tarik yang berasal dari momen lentur ditahan oleh lekatan yang
terjadi antara tulangan dan beton. Dengan demikian, retak dan defleksi pada
dasarnya tidak dapat kembali di dalam beton bertulang apabila komponen struktur
tersebut telah mencapai kondisi batas pada saat mengalami beban kerja.

Tulangan di dalam komponen struktur beton bertulang tidak memberikan gaya


dari dirinya sendiri pada komponen struktur tersebut, suatu hal yang berlawanan
dengan aksi baja prategang. Baja yang dibutuhkan untuk menghasilkan gaya
prategang di dalam komponen struktur prategang secara efektif memberi beban
awal pada komponen struktur, sehingga memungkinkan terjadinya pemulihan
retak dan defleksi. Apabila kuat tarik lentur beton dilampaui, komponen struktur
prategang mulai beraksi seperti elemen beton bertulang. Namun dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
 

mengontrol besarnya prategang, suatu sistem struktur dapat dibuat fleksibel atau
kaku tanpa mempengaruhi kekuatannya.

2.2.3 Keuntungan Beton Prategang

Keuntungan penggunaan gaya prategang adalah sebagai berikut :

1. Komponen struktur prategang mempunyai tinggi lebih kecil dibandingkan


beton bertulang untuk kondisi bentang dan beban yang sama. Pada umumnya,
tinggi komponen struktur beton prategang berkisar antara 65 sampai 80
persen dari tinggi komponen struktur beton bertulang. Dengan demikian,
komponen struktur prategang membutuhkan lebih sedikit beton.

2. Penggunaan tulangan yang hanya berkisar antara 20 sampai 35 persen


banyaknya tulangan.

3. Rekapitulasi berat sendiri berkurang akibat pengurangan dimensi balok.

4. Penghematan jangka panjang secara tidak langsung juga cukup besar karena
hanya membutuhkan perawatan yang lebih sedikit, yang berarti daya guna
lebih lama sebagai akibat dari kontrol kualitas yang lebih baik pada beton.

2.2.4 Konsep Pemberian Gaya Prategang

Ada 3 konsep yang berbeda-beda yang dapat dipakai untuk menjelaskan dan
menganalisis sifat-sifat dasar dari beton prategang. Hal ini penting bagi seorang
perencana untuk mengerti ketiga konsep tersebut agar dapat mendesain beton
prategang dengan sebaik dan seefisien mungkin. Ketiga konsep tersebut sebagai
berikut:

1. Konsep Pertama: Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan


yang elastis. Beton yang tidak mampu menahan tarikan dan kuat memikul
tekanan (umumnya dengan baja mutu tinggi yang ditarik) sedemikian rupa
sehingga bahan yang getas dapat memikul tegangan tarik. Dari konsep inilah
lahir kriteria “tidak ada tegangan tarik” pada beton. Umumnya telah diketahui
bahwa jika tidak ada tegangan tarik pada beton, berarti tidak terjadi retak dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
 

beton tidak merupakan bahan yang getas lagi, melainkan berubah menjadi
bahan yang elastis.

2. Konsep Kedua, Sistem prategang merupakan kombinasi baja mutu tinggi


dengan beton. Pada beton prategang, baja mutu tinggi dipakai dengan jalan
menariknya sebelum kekuatannya dimanfaatkan sepenuhnya. Jika baja mutu
tinggi ditanamkan pada beton seperti pada beton bertulang biasa, beton
sekitarnya akan menjadi retak sebelum kekuatan baja digunakan. Oleh karena
itu, baja perlu ditarik sebelumnya terhadap beton. Dengan menarik dan
menjangkarkan baja ke beton, dihasilkan tegangan dan regangan tekan pada
beton dan tegangan dan regangan tarik pada baja. Kombinasi ini
memungkinkan pemakaian atau perencanaan yang aman dan ekonomis dari
kedua bahan tersebut dimana hal ini tidak akan tercapai jika baja hanya
ditanamkan pada beton saja seperti beton bertulang.

3. Konsep ketiga, Sistem prategang untuk mencapai perimbangan beban.


Konsep ini menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat
seimbang gaya-gaya pada sebuah batang.

2.2.5 Riwayat Pemberian Beton Prategang

1. Beton prategang bukan merupakan konsep baru, pada tahun 1872, pada saat
Jackson, seorang insinyur dari California, mendapatkan paten untuk sistem
struktural yang menggunakan tie rod untuk membuat balok atau pelengkung
dari blok-blok. Pada tahun 1888, C.W.Doehring dari Jerman memperoleh
paten untuk pemberian prategang pada slab dengan kawat-kawat metal. Akan
tetapi, upaya awal untuk pemberian tegangan tersebut tidak benar-benar
sukses karena hilangnya prategang dengan berjalannya waktu.

2. Sesudah selang waktu yang sangat lama, pada saat hanya ada sedikit
kemajuan karena sulitnya mendapatkan baja berkekuatan tinggi untuk
mengatasi masalah kehilangan prategang, Dill dari Alexandria, Nebraska,
mengetahui adanya pengaruh susut dan rangkak (aliran material arah
transversal) pada beton terhadap hilangnya prategang. Selanjutnya, ia
mengembangkan ide bahwa pemberian pascatarik batang berpenampang bulat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
 

tanpa lekatan secara berturutan dapat mengganti kehilangan tegangan yang


bergantung pada waktu pada batang tersebut akibat berkurangnya panjang
komponen struktur yang ditimbulkan oleh rangkak dan susut. Pada awal
tahun 1920-an. Hewett dari Minneapolis mengembangkan prinsip-prinsip
pemberian prategang melingkar. Ia memberikan tegangan melingkar
horisontal di sekeliling tangki beton dengan menggunakan trekstang untuk
mencegah retak akibat tekanan cairan internal. Setelah itu, pemberian
prategang pada tangki dan pipa berkembang pesat di Amerika Serikat, dengan
ribuan tangki penyimpan air, cairan dan gas dibangun dan banyak sekali pipa
tekanan prategang yang dibuat pada dua sampai tiga dekade setelah itu.

3. Pemberian prategang linier terus berkembang di Eropa dan Prancis,


khususnya dikembangkan oleh Eugene Freyssinet, yang pada tahun 1926
sampai 1928 mengusulkan metode untuk mengatasi kehilangan prategang
dengan cara menggunakan baja berkekuatan tinggi dan berdaktilitas tinggi.
Pada tahun 1940, ia memperkenalkan sistem Freyssinet yang sangat terkenal
yang menggunakan jangkar konus untuk tendon 12 kawat.

4. Selama perang dunia II dan setelah itu, pembangunan kembali secara cepat
jembatan utama yang hancur selama perang menjadi suatu kebutuhan. G
Magnel dari Gghent, Belgia dan Guyon dari Paris mengembangkan dan
menggunakan konsep pemberian prategang untuk desain dan pelaksanaan
banyak jembatan di Eropa Barat dan Tengah. Sistem Magnel juga
menggunakan blok-blok untuk menjangkar kawat-kawat prategang. Blok-
blok tersebut berbeda dengan yang digunakan dalam sistem Freyssinet dalam
hal bentuknya yang datar, sehingga memungkinkan pemberian tegangan pada
dua kawat sekaligus.

5. Abeles dari Inggris memperkenalkan dan mengembangkan konsep pemberian


prategang parsial diantara tahun 1930-an dan 1960-an. Leonhardt dari
Jerman dan Mikhailov dari Rusia dan T.Y.Lin dari Amerika Serikat juga
memberikan kontribusi banyak pada seni dan ilmu pengetahuan tentang
desain beton prategang. Metode pemberian keseimbangan beban dari Lin ini
sangat dihargai. Perkembangan pada abad kedua puluh ini telah menjadikan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
 

banyak penggunaan beton prategang di seluruh dunia, dan khususnya di


Amerika Serikat.

6. Dewasa ini, beton prategang digunakan pada gedung seperti apartemen


tingkat 40,bangunan industri, struktur bawah tanah menara TV, struktur lepas
pantai dan gudang apung, stasiun stasiun pembangkit, cerobong reaktor
nuklir, dan berbagai jenis sistem jembatan termasuk jembatan segmental dan
cable-stayed. Suksesnya perkembangan dan pelaksanaan semua struktur
terkenal di dunia ini adalah karena banyaknya kemajuan dalam teknologi
bahan, khususnya baja prategang, dan bertambahnya pengetahuan untuk
mengestimasi kehilangan jangka pendek dan panjang pada gaya prategang.

2.2.6 Metode Pemberian Gaya Prategang

2.2.6.1 Metode Pratarik (Pre-Tension Method)

Kabel tendon dipersiapkan terlebih dahulu pada sebuah angkur yang mati (fixed
anchorage) dan sebuah angkur yang hidup (live anchorage). Kemudian live
anchorage ditarik dengan dongkrak sehingga kabel tendon bertambah panjang.
Dongkrak biasanya dilengkapi dengan manometer untuk mengetahui besarnya
gaya yang ditimbulkan oleh dongkrak. Setelah mencapai gaya yang diinginkan,
beton kemudian dicor. Setelah beton mencapai umur yang cukup, kabel perlahan-
lahan dilepaskan dari kedua angkur dan dipotong. Kabel tendon akan berusaha
kembali ke bentuknya semula setelah pertambahan panjang yang diakibatkan oleh
penarikan pada awal pelaksanaan. Hal inilah yang menyebabkan adanya gaya
tekan internal pada beton. Pada cara ini tidak digunakan selongsong pada tendon.
Metode ini digunakan untuk beton-beton pracetak dan biasanya digunakan untuk
konstruksi-konstruksi kecil.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
 

Gambar 2.1 Metode pemberian pratarik(Pretension)


(Sumber : Desain Beton Prategang.Lin,T.Y)

2.2.6.2 Metode Pascatarik (Post-Tension Method)

Mula-mula cetakan disediakan dan selongsong dimasukkan dalam cetakan beton


dengan salah satu ujungnya diberi angkur hidup (live anchorage) dan ujung
lainnya angkur mati (dead anchorage) atau kedua ujungnya dipasang angkur
hidup Posisi selongsong diatur sesuai dengan bidang momen strukturnya.
Kemudian beton dicor disekeliling selongsong (duct). Biasanya baja tendon tetap
berada didalam selongsong selama pengecoran. Jika beton sudah mencapai
kekuatan tertentu atau beton sudah mengeras, tendon ditarik hingga mencapai
gaya yang diinginkan. Untuk mencegah kabel tendon kehilangan tegangan akibat
slip pada ujung angkur terdapat baji. Gaya tarik akan berpindah pada beton
sebagai gaya tekan internal akibat reaksi angkur. Gaya prategang ditransfer
melalui penjangkaran ujung seperti chucks dari supreme products. Setelah terjadi
prategang penuh, kemudian selongsong tempat dimasukkannya baja prategang
tersebut disuntikkan dengan cairan beton (grouting).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
 

Selongsong

Cetakan beton disiapkan dan beton dicor

Tendon ditarik dan gaya prategang ditransfer

Tendon diangkur dan cairan beton di grouting

Gambar 2.2 Metode pemberian pascatarik(Post-tension)


(Sumber : Desain Praktis Beton Prategang. Andri Budiardi)

2.2.7 Tahap Pembebanan Beton Prategang

Tidak seperti beton bertulang, beton prategang mengalami beberapa tahap


pembebanan. Pada setiap tahap pembebanan, harus dilakukan pengecekan atas
kondisi serat tertekan dan serat tertarik dari setiap penampang. Pada tahap tersebut
berlaku tegangan ijin yang berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada
dua tahap pembebanan pada beton prategang, yaitu kondisi transfer dan servis.

2.2.7.1 Transfer

Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan
penarikan kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya beban mati
struktur saja, yaitu berat sendiri dan beban pekerja ditambah alat. Pada saat ini
belum bekerja beban hidup sehingga momen yang bekerja adalah minimum,
sementara gaya yang bekerja adalah maksimum karena belum ada kehilangan
gaya prategang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
 

2.2.7.2 Servis (Service)

Kondisi servis (service) adalah kondisi pada saat beton prategang digunakan
sebagai komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua kehilangan gaya
prategang diperhitungkan. Pada saat ini beban luar pada kondisi yang maksimum
sedangkan gaya prategang mendekati harga minimum karena sudah terjadi
kehilangan sebagian gaya prategang.

Pada setiap tahapan diatas, ditentukan hasil analisis untuk dievaluasi. Hal ini
tentunya sangat penting dalam perencanaan karena kekuatan dari beton prategang
itu sendiri tidak sepenuhnya lagi bekerja akibat kehilangan sebagian gaya
prategang. Sehingga dalam perencanaan struktur yang akan digunakan nantinya
adalah gaya prategang efektif yaitu gaya prategang awal (kondisi transfer) setelah
dikurangi kehilangan sebagian gaya prategang.

Pada tahap transfer maupun servis, ditetapakan tegangan ijin beton prategang
untuk melihat apakah tegangan yang terjadi melampaui tegangan ijin beton
prategang itu sendiri. Tegangan ijin ini sendiri berbeda antara serat atas beton
prategang maupun serat bawah beton prategang sendiri.

2.2.8 Konsep tegangan pada beton prategang

Balok tanpa tulangan prategang seperti yang ditunjukkan pada gambar (2.3) hanya
mampu memikul beban sebesar q1 dengan dimensi tertentu, namun seiring dengan
berkembangnya zaman, semakin diperlukan balok yang mampu memikul beban
lebih besar tanpa mengubah/memperbesar penampang.

Gambar 2.3 Elemen balok tanpa gaya prategang yang diberi beban sebesar
q1

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
 

Dimana diagram tegangannya diuraikan pada gambar (2.4) dibawah ini:

Gambar 2.4 Diagram tegangan beton tanpa gaya prategang

Besarnya tegangan pada serat beton dapat dihitung dengan menggunakan


Persamaan (2.1a) dan (2.1b) dibawah ini :

. . .
…..…… (2.1a)

. . .
.....…… (2.1b)

dimana:
= Tegangan diserat atas beton (Mpa)

 
= Tegangan diserat bawah beton (Mpa)
MT = Momen maksimum pada elemen balok (Nmm)

  = Jarak antara titik berat ke serat atas beton (mm)


Ic = Momen Inersia beton (mm4)

Salah satu cara yang digunakan seperti konsep prategang yang dibahas adalah
dengan memberikan gaya prategang atau biasa disimbolkan dengan gaya P seperti
yang ditunjukkan pada gambar (2.5) dimana dapat memikul beban q2 yang
diumpamakan lebih besar dari q1 (q2>q1). Gaya prategang P yang memenuhi
kondisi geometri dan pembebanan tertentu untuk suatu elemen, dapat ditentukan
berdasarkan prinsip-prinsip mekanika dan hubungan tegangan-regangan serta
terkadang dilakukan penyederhanaan yang mengasumsikan diasumsikan bersifat
homogen dan elastis.

Ketidakmampuan beton dalam menahan tegangan tarik secara efektif digantikan


oleh gaya tekan pada tendon prategang. Tendon adalah suatu unsur yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
 

direntangkan yang dipakai dalam komponen struktur beton untuk memberi gaya
prategang pada beton tersebut.

Gambar 2.5 Elemen balok dengan gaya prategang yang diberi beban sebesar
q2 (q2>q1)

Akibat adanya gaya prategang, maka juga mengakibatkan perubahan diagram


tegangan yang terjadi pada balok beton. Hal ini ditunjukkan pada gambar (2.6)
dibawah ini:

Gambar 2.6 Diagram tegangan beton dengan gaya prategang P0

Dengan nilai tegangan pada beton dihitung dengan rumus:

.
…..…… (2.2a)

. . .
.....…… (2.2b)

dimana:
P0 = besarnya gaya yang terjadi pada balok (N)
Ac = luasan beton yang ditinjau (mm2)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
 

Gambar 2.7 Diagram tegangan beton dengan gaya prategang P dan


eksentrisitas e

Apabila gaya tekan P0 bekerja tidak dipusat berat tetapi memiliki eksentrisitas e,
tegangan pada beton yang terjadi seperti gambar 2.7

f t ( P0 )  P .e . y
Ic …..…… (2.3a)

f b ( P0 )   P.Iec. y …..…… (2.3b)

2.2.9 Modulus Penampang Minimum

Untuk mendesain dan memilih penampang, penentuan modulus penampang


minimum yang dibutuhkan, Sb dan St harus dilakukan terlebih dahulu. Jika

fci = tegangan tekan izin maksimum di beton segera sesudah transfer dan sebelum
terjadi tegangan

= 0.6 fci`

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
 

fti = tegangan tarik izin maksimum di beton segera sesudah trensfer dan sebelum
terjadi tegangan

= 0.25 fc'i  

fc = tegangan tekan izin maksimum di beton sesudah kehilangan pada taraf


beban kerja

= 0.45fc`

f t = tegangan tekan izin maksimum di beton sesudah kehilangan pada taraf


beban kerja

= 0 .25 fc '

Beban-beban yang akan dipikul oleh struktur prategang tidak terjadi sekaligus,
tetapi melalui tahap-tahap pembebanan yaitu saat awal ketika balok hanya
memikul gaya prategang dan berat sendiri, kemudiaan saat akhir ketika seluruh
beban dipikul oleh balok. Adanya tahapan pembebanan ini akan mempengaruhi
perhitungan tegangan

Saat Awal

Gambar 2.8 Diagram tegangan beton dengan gaya prategang P dan


eksentrisitas e pada saat awal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
 

Saat awal, beban yang bekerja hanya P0 dan qD. Dari gb diagram tegangan diatas,
ada kemungkinan beton gagal karena serat atas tertarik. Kondisi demikian dapat
terjadi apabila P0 dan atau e terlalu besar.

f t   APic (1  er.c2t )  MS tD  f t ijin  0.25 fc 'i     …..…… (2.4a)   

Atau f t ijin  0.5 fc ' i bila di tumpuan

e . cb
f b   APic (1  r2
) MD
Sb  f c ijin  0.6 fc 'i …..…… (2.4b)

fc’i = tegangan tekan beton pada saat awal (transfer)

Saat Akhir

Gambar 2.9 Diagram tegangan beton dengan gaya prategang P dan


eksentrisitas e pada saat akhir

Saat akhir, seluruh beban bekerja dan pada saat ini gaya P0 sudah berkurang
menjadi Pe karena kehilangan prategang.

…..…... (2.5a)

…..…... (2.5b)

fc’ = tegangan tekan beton pada saat akhir (layan).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
 

2.2.10 Teori Optimasi

Teknik Optimasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan hasil terbaik dari suatu
keadaan. Dalam desain, konstruksi dan perancangan sistem struktur, teknisi harus
memiliki teknik dan strategi pelaksanaan dalam tahapan langkahnya. Tujuan akhir
dari usaha tersebut adalah untuk meminimalkan usaha yang dibutuhkan atau
memaksimalkan keuntungan.

Dalam optimasi rancang tampang balok beton prategang ini, metode yang
digunakan adalah Metode Persamaan Linear.

Persamaan Linear adalah suatu teknik aplikasi matematika dalam menentukan


pemecahan masalah yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan
sesuatu yang dibatasi oleh batasan-batasan tertentu, dimana hal ini dikenal juga
sebagai teknik optimasi.

Persamaan Linear merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam
pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal.

Keberhasilan suatu teknik operasi pada akhirnya diukur berdasarkan penyebaran


penggunaannya sebagai alat pengambilan keputusan. Sejak diperkenalkandiakhir
1940-an, Persamaan Linear telah terbukti merupakan salah satu alat riseoperasi
yang paling efektif. Keberhasilannya berakar dari keluwesannya dalam
menjabarkan berbagai situasi kehidupan nyata diberbagai bidang pekerjaan, yaitu
militer, industri, pertanian, transportasi, ekonomi, kesehatan, dan bahkan ilmu
sosia dan perilaku. Disamping itu, tersedianya program komputer yang sangat
efisien untuk memecahkan masalah-masalah Persamaan Linear yang sangat luas
merupakan faktor penting dalam tersebarnya penggunaan teknik ini.

Kegunaan Persamaan Linear adalah lebih luas daripada aplikasinya semata Pada
kenyataannya, Persamaan Linear harus dipandang sebagai dasar penting untuk
pengembangan teknik-teknik operasi riset lainnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
 

Persamaan Linear adalah sebuah alat deterministik, yang berarti bahwa sebuah
parameter model diasumsikan diketahui dengan pasti. Tetapi dalam kehidupan
nyata, jarang seseorang menghadapi masalah di mana terdapat kepastian yang
sesungguhnya. Teknik Persamaan Linear mengkompetisi kekurangan ini dengan
memberikan analisis pasca optimum dan analisis parametrik yang sistematis
untuk memungkinkan pengambil keputusan yang bersangkutan untuk menguji
sensitivitas pemecahan optimum yang statis terhadap perubahan diskrit atau
kontinu dalam berbagai parameter dari model tersebut. Pada intinya, teknik
tambahan ini memberikan dimensi dinamis pada sifat pemecahan Persamaan
Linear yang optimum.

Tujuan dari Persamaan Linear adalah suatu hasil yang mencapai tujuan yang
ditentukan (optimal) dengan cara yang paling baik diantara semua alternatif yang
mungkin dengan batasan sumber daya yang tersedia. Meskipun mengalokasikan
sumber-sumber daya kepada kegiatan-kegiatan merupakan jenis aplikasi yang
paling umum, Persamaan Linear mempunyai banyak aplikasi penting lainnya.

Persamaan Linear merupakan masalah pemrograman yang harus memenuhi tiga


kondisi berikut:

1. Variabel-variabel keputusan yang terlibat harus positif.


2. Kriteria-kriteria untuk memilih nilai terbaik dari variabel keputusan dapat
diekspresikan sebagai fungsi linier. Fungsi kriteria ini biasa disebut fungsi
objektif.
3. Aturan-aturan operasi yang mengarahkan proses-proses dapat
diekspresikan sebagai suatu set persamaan atau pertidaksamaan linier. Set
tersebut dinamakan fungsi pembatas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
 

2.2.10.1 Kelebihan dan Kekurangan Persamaan linear

Sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman, Persamaan linear


mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan dari
Persamaan linear yaitu:

1. Mudah digunakan terutama jika menggunakan alat bantu komputer.


2. Dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan
untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimal dapat dicapai.
3. Fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau
berdasarkan data yang tersedia.

Kekurangan-kekurangan dari Persamaan linear yaitu:

1. Apabila alat bantu komputer tidak tersedia, maka Persamaan linear


dengan menggunakan banyak variabel akan menyulitkan analisisnya
bahkan mungkin tidak dapat dikerjakan secara manual. Metode ini tidak
dapat digunakan secara bebas dalam setiap kondisi, tetapi dibatasi oleh
asumsi-asumsi.
2. Metode ini hanya dapat digunakan untuk satu tujuan misalnya hanya
untuk maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya.

2.2.10.2 Syarat dalam Penggunaan Persamaan linear

Ada beberapa syarat agar masalah dapat disusun dan dirumuskan ke dalam model
Persamaan linear yaitu:

1. Penentuan Tujuan
Ada tujuan permasalahan yang ingin dipecahkan disebut sebagai fungsi
tujuan. Menentukan fungsi tujuan harus jelas dan tegas. Fungsi tujuan
dapat berupa dampak positif, manfaat, keuntungan dan kebaikan-
kebaikan yang ingin dimaksimalkan atau dampak negatif, kerugian,
risiko, waktu, jarak dan biaya-biaya yang ingin diminimalkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
 

2. Alternatif Perbandingan
Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan.
Menentukan alternatif yang ingin diperbandingkan misalnya antara
kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan
biaya terendah, antara padat modal dengan padat karya, antara kebijakan
A dengan B, atau antara proyeksi tinggi dengan rendah.
3. Sumber Daya yang Terbatas
Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas.
Hal ini disebut juga sebagai kendala. Kendala terbagi dalam tiga tipe
dasar, yaitu kendala maksimum yang menunjukkan penggunaan sumber
daya tidak melebihi sumber daya yang tersedia; kendala minimum yang
menunjukkan penggunaan sumber daya minimal sama dengan yang
tersedia dan kendala persamaan yang menunjukkan penggunaan sumber
daya sama dengan yang tersedia.
4. Perumusan Kuantitatif
Fungsi tujuan dan kendala harus dirumuskan secara kuantitatif dalam
suatu model yang disebut dengan model matematik. Model merupakan
abstraksi dan simplifikasi dari keadaan nyata yang menunjukkan berbagai
hubungan fungsional yang langsung maupun tidak langsung, interaksi dan
interdependensi antara satu unsur dengan unsur lainnya yang membentuk
suatu sistem. Model yang baik harus mencakup tiga kriteria yaitu
kesesuaian, kesederhanaan, dan keserasian. Kesesuaian yaitu model harus
mampu merangkum unsur-unsur yang sangat pokok dari persoalan yang
dihadapi. Kesederhanaan yaitu model harus dibuat sesederhana mungkin
sesuai dengan kemampuan yang ada dan urgensi permasalahan.
Keserasian yaitu model harus mampu mengesampingkan hal-hal yang
kurang berguna.
5. Keterkaitan Peubah
Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala harus
memiliki keterkaitan atau hubungan fungsional. Hubungan keterkaitan
tersebut dapat diartikan sebagai hubungan yang saling mempengaruhi,
hubungan interaksi, interdependensi, timbal balik atau saling menunjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
 

2.2.10.3 Asumsi-asumsi Dasar Persamaan linear

Dengan mengetahui asumsi-asumsi dasar Persamaan linear, penggunaan teknik


Persamaan linear akan menjadi lebih terarah. Penggunaan Persamaan linear
harus memenuhi beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Linearitas
Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang satu
dengan input yang lainnya atau untuk suatu input dengan output besarnya
tetap dan tidak tergantung pada tingkat produksi.
2. Proporsionalitas
Asumsi ini menyatakan bahwa perubahan (naik turun) nilai fungsi tujuan
(Z) dan penggunaan sumber daya atau fasilitas yang tersedia akan
berubah dalam proporsi yang sama dalam perubahan tingkat kegiatan.
Implikasi asumsi ini adalah bahwa dalam model Persamaan linear yang
bersangkutan tidak berlaku hukum kenaikan yang semakin menurun.
3. Aditivitas
Asumsi ini menyatakan bahwa nilai parameter suatu kriteria optimasi
(koefisien peubah pengambil keputusan dalam fungsi tujuan) merupakan
jumlah dari nilai individu-individu Cj (j = 1, 2, 3, …, n).
4. Divisibilitas
Asumsi ini menyatakan bahwa peubah-peubah pengambil keputusan Xn,
jika diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan artinya nilai-nilai
Xn tidak perlu integer (hanya 0 dan 1 atau bilangan bulat) tetapi dapat
pula berupa non integer (misalnya ½; 0,5; 12,345; dan sebagainya).
Demikian pula dengan nilai Z yang dihasilkan.
5. Deterministik
Asumsi ini menghendaki agar semua koefisien model Persamaan linear
(nilai peubah pengambilan keputusan, kendala dalam teknis dan sumber
daya yang tersedia) tetap atau dapat diperkirakan secara pasti.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
 

2.2.10.4 Pembuatan Model

Untuk menyelesaikan suatu masalah dapat digunakan model Persamaan linear.


Adapun langkah-langkah pemodelannya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel-variabel dari persoalan, misalnya X1, X2 dan


seterusnya.
2. Menentukan batasan-batasan yang harus dikenakan untuk memenuhi
batasan sistem yang dimodelkan.

Keterangan:

m = macam batasan sumber atau fasilitas yang tersedia

n = macam kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas tersebut

i = nomor setiap macam sumber atau fasilitas yang tersedia

j = nomor setiap macam kegiatan yang menggunakan sumber atau


fasilitas yang tersedia

Xj = kegiatan ke-j (variabel keputusan)

Ai j = banyaknya sumber i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap


unit keluaran kegiatan j

3. Menentukan tujuan (maksimasi atau minimasi) yang harus dicapai untuk


menentukan pemecahan optimum dari semua nilai yang layak dari
variabel tersebut.
Z = C1X1+ C2X2+ …. + CnXn

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
 

Keterangan:
Z = nilai yang dioptimalkan
Cn = sumbangan setiap satuan keluaran kegiatan n terhadap nilai Z
Xn = kegiatan ke-n (variabel keputusan)

2.2.10.5 Definisi Constrained Optimization

Constrained minimization adalah masalah untuk menemukan vektor x yang


merupakan nilai minimum lokan fungsi fx dan terkendala yang melibatkan nilai
x.

Min f(x)

Meliputi satu atau lebih dari kondisi beriku: c(x) <= 0, ceq(x) = 0, A x<+ b , Aeq
x= beq, l <= x += u.

fmincon Trust Region Reflectice Algorithm

banyak metode yang di gunakan di Optimization Toolbox solvers berdasarkan


dengan trust regions, sebuah konsep kuat yang sederhana dalam optimasi.
Untuk mengerti pendekatan the trust-region terhadap optimasi, berdasarkan
optimasi tanpa kendala, minimize f(x), dimana fungsi menggunakan verktor
argumen. Misalkan kita berada di titik x didalamn ruang-n dan dan kita ingin
meningkatkannya, i.e., pindah ke titik dengan nilai fungsi yang lebih rendah. Ide
dasar nya dalah mengira-ngira f dengan fungsi yang lebih sederhana q, dimana
mempengaruhi perlakuan fungsi f di daerah N sekitar titik x. Daerah ini disebut
the trust region. Langkah percobaan dihitung dengan meminimalisasikan ( atau
asumsi minimalisasi) seluruh N. ini adalah sub masalah the trust region.

Min { q(s), s = N }

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
 

Titik ini diperbarui menjadi x + s jika f(x+s), dengan kata lain titik ini masih tidak
berubah, dan N, the region of trust, menyusut dan perhitungan langkah percobaan
dilakukan kembali.
Pertanyaannya adalah bagaimana memilih dan menghitung nilai argumen q (
berdasarkan titik x), bagaimana memilih dan merubah the trust region N, dan
bagaimana menyelesaikan secara akurat the trust-region subproblem.

Didalam metode dasar trust-region, perkiraan persamaan kuadrat q dinyatakan


dengan 2 kondisi awal dari perkiraan Taylor terhadap F di x; daerah N biasanya
berbentuk parabola atao elipsoidal. Secara matematis the trust region subproblem
ditetapkan dalam :

Min { ½ sT Hs + sTg such that llDsll ≤ ∆}

Dimana g berupa gradien dari f pada titik x, H adalah matriks hessian ( turunan
kedua matriks simetris), D adalah diagonal skala matrix , ^ adalah skala positif.

2 dimensi subruang S ditentukan dengan bantuan dari proses prakondisi konjugasi


gradien dibawah. Pemecahan menyatakan S sebagai ruang linear dipisahkan oleh
s1 dan s2 , dimana s1 didalam tujuan dari gradien g dan s2 juga berupa perkiraan
tujuan newton, seperti contoh, solusi dari

H. s2 = -g,
Atau arah kurva negatif
St2. H. s2 < 0

Filosofi dibalik pilihan S ini adalah untuk menekan konvergensi global ( via arah
turunan yang tajam atau arah kurva negatif) dan memperoleh konvergensi lokal
yang cepat ( via langkah newton ketika ini muncul)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
 

Kendala Persamaan Linear


Kendala linear menggabungkan situasi yang dijelaskan untuk optimasi tanpa
kendala. Namun, ide utama yang sebelumnya dijelaskan dapat dibawa kedalam
cara yang efisien. Metode trust region dalam optimizaion toolbox solvers
menghasilkan secara tepat iterasi yang memungkinkan.
Masalah Persamaan linear dengan kendala bisa ditulis

Min { f(x) such that Ax=b}

Dimana A adalah matriks m dan n (m<=n). beberapa Optimization toolbox solvers


memproses terlebih dahulu A untuk menghilangkan ketergantunan linear
menggunakan teknik berdasarkan LU faktorisasi dari AT. sekarang A diasumsukan
sebagai tingkatan m.

Box Constraints

Bentuk masalah Box constraints ;

Min { f(x) meliputi l <=x<=u}

Dimana l adalah vektor bagian bawah dan u adalah vektor bagian atas. Beberapa
(atau semua) komponen l dapat disamakan dengan -8 dan beberapa (atau semua)
komponen u dapat disamakan dengan 8. Metoda ini memperoleh rangkaian
kemungkinan titik secara tepat. Dua teknik digunakan untuk menjaga
kemungkinan ketika mendapat perlakuan konvergen yang kuat. Pertama, langkah
newton yang dimodifikasi skala menggantikan langkah newton tanpa kendala
(untuk menyatakan 2 dimensi subruang S). Kedua, refleksi digunakan untuk
meningkatkan ukuran langkah.
Langkah newton yang dimodifikasi skala, muncul dari pengulangan kondisi
kebutuhan the Kuhn-Tucker.

(D(x))-2 g = 0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
 

Dimana
D(x) = diag (lvkl-1/2)
Dan vektor v(x) dinyatakan dibawah ini, untuk tiap 1 <= I <= n :
Jika gi < 0 dan ui < ∞ maka vi = xi - ui
Jika gi >= 0 dan li < -∞ maka vi = xi - li
Jika gi < 0 dan ui < ∞ maka vi = -1
Jika gi >= 0 dan li < -∞ maka vi = 1

Nondifferentiability terjadi ketika v1=0. Kita bisa menghindari titik tertentu


dengan menjaga dengan tepat kemungkinan yang terjadi. Contoh membatasi l < x
<u

Modifikasi skala Newton langkah sk untuk persamaan sistem nonlinear diberikan


pada persamaan 6.24 didefinisikan sebagai solusi dari sistem linear.

MDsN = -g
Pada iterasi ke-k, dimana

G = D-1 g = diag (lvl1/2)g,


Dan
M = D-1HD-1+diag(g)Jv

Disini Jv berperan sebagai Jacobian dari lvl. Setiap komponen diagonal dari
matriks diagonal Jv sama dengan 0, -1 atau 1. Jika semua komponen dari l dan u
terbatas, Jv = diag(sign(g)),
Pada titik dimana gI = 0, vi mungkin tidak bervariasi. Jii = 0 dinyatakan pada titik
tertentu. Tipe nondifferentiability ini tidak diperuntukan untuk concern karena
untuk komponen tertentu, hal ini tidak penting seperti nilai vi. Lebih lanjut, lvil
akan masih terputus pada titik ini, tetapi fungsi lvil gi tetap menerus.

Kedua, refleksi digunakan untuk meningkatkan ukuran tindakan. A (tunggal)


langkah refleksi dinyatakan sebagai berikut. Diberikan sebuah tindakan p yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
 

memotong batasan konstrain, berdasarkan batasan pertama konstrain disebrangi


oleh p; asumsi ini adalah batasan konstrain ke-i (baik itu batas atas maupun batas
bawah). Kemudian refleksi tindakan pR = p kecuali pada komponen ke-i, dimana
pRi = -pi .

commit to user

Anda mungkin juga menyukai