Anda di halaman 1dari 46

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Upaya Guru

a. Pengertian Upaya Guru

Guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggumg jawab untuk membimbing dan membina peserta

didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun

di luar sekolah. Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian

besar waktunya untuk mengajar dan mendidik peserta didik.1

Guru bukan hanya mengajar, tetapi guru lebih berfungsi

kepada membimbing, menfasilitasi dan membantu proses

pembelajaran peserta didik. Dengan guru sebagai fasilitator,

diharapkan siswa akan menjadi lebih aktif untuk mendapatkan

semua informasi yang ada pada saat proses belajar mengajar. Guru

terbaik adalah mereka yang dengan aktif melibatkan peserta

didiknya dalam proses pembelajaran. peserta didik mereka tidak

selalu membuang waktu untuk melakukan pekerjaan sambil duduk,

mengamati dengan pasif atau menunggu sia-sia.

Sedangkan Upaya diartikan sebagai usaha kegiatan yang

mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya

1
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm. 115

16
17

juga berarti ihtiar, akal untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar. jadi upaya guru

adalah usaha, ihtiar seorang pendidik dalam mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, menilai dan

mengevaluasi peserta didik untuk memperoleh tujuan pendidikan.

Adapun yang dimaksud dengan upaya guru adalah usaha

guru dalam membina dan mengembangkan potensi peserta didik

dalam mencapai sesuatu yang diharapkan.

b. Tugas Guru

Bila dipahami maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding

sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan

masyarakat bahkan bila dirinci lebih jauh, tugs guru tidak hanya

yang telah disebutkan. Menurut Roestiyah N. K bahwa guru dalam

mendidik peserta didik bertugas untuk:2

1) Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik berupa


kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman.
2) Membentuk kepribadian peserta didik yang harmonis, sesuai
cita-cita dan dasar negara kita pancasila
3) Sebagai perantara dalam belajar
4) Guru adalah sebagai pembimbing
5) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
6) Sebagai penegak disiplin
7) Guru sebagai administrator dan manager
8) Pekerjaan guru sebagai suatu profesi
9) Guru sebagai perencana kurikulum
10) Guru sebagai pemimpin

2
Roestiyah, N..K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm 125.
18

c. Peranan Guru

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai

pendidik, semua peranan yang diharapkan dari guru adalah

sebagai berikut: Korektor, Inspirator, Informator, Organisator,

Motivator, Inisiator, Fasilator, Pmebimbing, Demonstrator,

Pengelola kelas, Medaitor, Supervisor, dan Evaluator.

d. Kompetensi Guru

Adapun indikator kompetensi guru yaitu:

1) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan
belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktifitas yang bervariasi
2) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran
3) Guru dapat menjelaskan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukan, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan
rencana
4) Guru menggunakan sebagai teknik untuk memotivasi kemauan
belajar peserta didik
5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait
satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
maupun proses belajar peserta didik
6) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami materi pembelajaran yang diajarkan 3
Adapun yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah

memberi arahan, bimbingan serta perhatian seorang pendidik

terhadap perkembangan belajar peserta didik dalam mencapai

materi pembelajaran yang diharapkan.

3
Iwah Wahyudi,Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru,(Jakarta : Prestasi Pustaka Raya,
2012), hlm. 110
19

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong peserta didik mau untuk

melakukan kegiatan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam

belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat

ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, seorang

peserta didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan

(needs) atau wujud perilaku mencapai tujuan. 4

Nasution mengatakan motivasi adalah segala daya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam memberikan

motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan

yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.

Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul

inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.

Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat

melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar

secara aktif.

Menurut Kartono mengemukakan guru dituntut untuk menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang

tepat dalam mengajar.5

4
Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan : Perdana Publishing, 2012), hlm. 178
5
Kartono, Pendidikan Profesi Guru,(Jakarta:Fajar Interpratama Mandiri, 2013),hlm.63
20

Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan

pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam

mengajar.

b. Jenis- jenis Motivasi

Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam

situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan

peserta didik sendiri. Sedangkan motivasi instrinsik adalah motif-

motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang

dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong

untuk bertingkah laku ke arah tujuan tetentu tanpa adanya faktor

pendorong dari luar.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa

motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta

didik sendiri atau dengan kata lain motivasi instrinsik tidak

memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri peserta

didik.

2) Motivasi Ekstrinsik
21

Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena

dalam motivasi ini keinginan peserta didik untuk belajar sangat

dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar.

Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah,

hukuman dan teguran dari guru. Motivasi ekstrinsik adalah motif-

motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau

dorongan dari luar Bagian yang terpenting dari motivasi ini

bukanlah tujuan belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi ingin

mendapatkan nilai yang baik, sehingga mendapatkan hadiah.

Motivasi instrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar

karena tidak semua peserta didik memiliki motivasi yang kuat

dari dalam dirinya untuk belajar. Guru sangat berperan dalam

rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi

ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,

karena jika peserta didik diberikan motivasi ekstrinsik secara

berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri

peseta didik akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat

membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik

sangat diperlukan dalam pembelajaran.6

c. Fungsi Motivasi Belajar

Selain sebagai pendorong aktivitas belajar, motivasi dalam

belajar dapat menjadi kontrol diri agar dapat mencapai tujuan

6
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
hlm.45
22

belajar. Adapun menurut Syaiful fungsi motivasi dalam belajar

sebagai berikut:7

1. Motivasi sebagai pendorong yang merupakan motor penggerak

atau motor yang melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan kepada tujuan yang dicapai, yaitu

tujuan belajar.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang

harus dikerjakan yang serasi dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan belajar.

d. Beberapa Cara Menumbuhkan Motivasi dalam Kegiatan Belajar di

Sekolah

Adapun beberapa cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan

belajar di sekolah yaitu:

1) Memberi Angka
Angka merupakan simbol dari hasil nilai belajarnya.
Banyak peserta didik belajar, yang penting dan terutama justru
mendapat nilai/angka yang baik, sehingga kebanyakan peserta
didik mengejar nilai ulangan nilai rapor yang tinggi atau baik,
bagi peserta didik merupakan motivasi yang sangat kuat
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
2) Hadiah
Hadiah merupakan salah satu motivasi bagi peserta didik.
Tetapi tidak selalu demikian karena seorang peserta didik tidak
merasa senang bila mendapat hadiah dari hal kegiatan yang
merupakan kegiatan yang tidak berbakat pada dirinya.
3) Saingan / Kompetesi
Saingan atau kompetesi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong semangat belajar peserta didik.
Kompetensi yang bersifat individual maupun kompetensi yang
bersifat kelompok dapat meninggalkan hasil belajar.
4) Ego – involment
7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2017),hlm, 44
23

Menumbuhkan kesadaran peserta didik agar merasakan


pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah
sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Peserta
didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5) Pujian
Peserta didik berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Pujian yang diberiakan bersifat
membangun. Dengan pujian pesrerta didik akan lebih
termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
6) Hukuman

Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan


hukuman. Hukuman akan diberikan kepada peserta didik yang
berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini
diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Bentuk hukuman yang diberikan kepada peserta didik adalah
hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel,
mengarang dan lain sebagainya.
7) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal
ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat peserta
didik tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara
menggunakan metode yang menarik dengan mudah dimengerti
oleh peserta didik.
8) Membuat kebiasaan belajar yang baik
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara
adanya jadwal belajar.
9) Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual
maupun kelompok
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara
memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses
belajar terdapat beberapa unsur antara lain yaitu penggunaan
metode untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.
Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-
warni akan menarik peserta didik untuk mencatat dan
mempelajari materi yang telah disampaikan.
10) Menggunakan metode yang bervariasi
Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi. Metode yang bervariasi
akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar.
Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru
untuk menyampaikan materi pada peserta didik.8
8
Lidia Susanti, Strategia Pembelajaran Berbasis Motivasi,(Bandung : Elex Media
Komputindo,2020), hlm. 140.
24

Cara yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian

agar dapat meningkatkan motivasi peserta didik melalui

pemberian hadiah dan pujian, penggunaan metode bervariasi

dan penggunaan media pembelajaran yang baik sesuai dengan

materi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.

Pemberian hadiah dan pujian dilakukan agar peserta didik

semakin termotivasi untuk mempelajarinya.

Sedangkan penggunaan metode/model pembelajaran yang

bervariasi dan media yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan akan membantu peserta didik agar lebih mudah

memahami materi tersebut, sehingga akhirnya peserta didik

dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan

peneliti.

Melalui ketiga cara ini, peneliti ini berharap agar motivasi

peserta didik dapat meningkat sehingga hasil belajarnya pun

dapat meningkat.

3. Peserta didik
a. Pengertian Peserta Didik

Peserta didik merupakan individu yang akan dipenuhi

kebutuhan ilmu pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya,

karena peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran.


25

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada

jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal

maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan

jenis pendidikan tertentu.

b. Ciri – ciri Peserta Didik

1) Peserta didik yang memiliki bakat berbeda-beda

2) Peserta Didik Yang Sedang Mengalami Perkembangan

3) Peserta Didik Yang Masih Butuh Dorongan/Motivasi

4) Peserta Didik Yang Harus Mampu Memecahkan Masalah

5) Peserta Didik Mampu Mengevaluasi Pembelajaran

Dalam kegiatan pendidikan, peserta didik menjadi

tumpuan harapan agar menjadi manusia yang utuh, manusia

berasusila dan bermoral, bertanggung jawab bagi

kehidupan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Peserta didik menunjukkan seorang manusia yang belum

dewasa, yang akan dibimbing oleh pendidiknya untuk

menuju kedewasaannya. Dewasa disini bukan dewasa

dalam bentuk jasmani akan tetapi peserta didik mengalami

perkembangan pertumbuhan dengan potensi yang dimiliki.

Kemampuan berpikir, merasa, menganallisa,

mengemukakan pendapat,berbahasa, social, memang

belumlah sangat dikuasai peserta didik dan masih sangat


26

butuh dorongan/motivasi dari guru. Oleh karena itu guru

harus memberikan arahan juga penguatan pada peserta didik

sehingga peserta didik menjadi aktif dan efesien baik di

dalam kelas maupun di luar kelas.

Adapun pembinaan yang telah diberikan kepada

peserta didik dalam pendidikan harus sangat

memperhatikan masing-masing karakter dan kemampuan

individu peserta didik.9

4. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”

yang dalam bahasa Yunani disebut “intruere” yang berarti

menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah

menyampaiakan pikiran atau ide yang telah diolah secara

bermakna melalui pembelajaran.10

Pembelajaran adalah suatu proses interaktif merupakan

kerja sama secara kolaborasi dan berlangsung secara terus menerus

antara pendidik dan peserta didik dalam bentuk strategi untuk

9
M.Ramli.(2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Volume 5.
Nomor1.http://idr.uinantasari.ac.id/4626/1/M%20Ramli_Hakikat%20Pendidik.pdfDiakses pada 28
November 2021 pada pukul 19:52.
10
Aprida Pane & Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar dan Pembelajaran” 03, no. 2
(2017): 333–52.
27

meningkatkan pencapaian peserta didik dengan mewujudkan

budaya sekolah secara kolaborasi.11

Pembelajaran juga diartikan sebagai adalah suatu upaya

yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk

membelajarkan peserta didik yang belajar melalui pendidikan

formal (Sekolah) untuk mencapai tujuan pendidikan.

Proses pembelajaran dalam konteks mikro merupakan suatu

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dalam menyampaikan materi

yang diajarkan kepada peserta didi k dengan tujuan lembaga

pendidikan agar agar dapat mempengaruhi cara peserta didik

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan

pendidikan pada dasarnya mengajak para peserta didik menuju

pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun

sosial.12

Aliran kontrukvisme memandang bahwa untuk belajar

bahasa indonesia, yang dipentingkan adalah bagaimana

membentuk pemahaman/pengertian pada peserta didik. Ini berarti

bahwa belajar bahasa indonesia penekanannya adalah proses

peserta didik belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator.

Pengajaran bahasa Indonesia yang monoton telah membuat

para peserta didik mulai merasa gejala kejenuhan akan belajar


11
Uci Sanusi, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Humanistik” (Penelitian Pada Mts
Negeri Model Cigugur Kuningan, 2013), http://jurnal.upi.edu/taklim/view/2286/ diakses pada 05
Oktober 2021 pada pukul 10.00 WIB
12
Nelfi Erlina, “Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif
Tife Team Tournament Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X di SMK Dharma Bakti Lubuk Alung.
“ Volume 3,No 2, 2018 , hlm. 67
28

terutama dalam bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa

Indonesia tidak dimasukkan untuk mempelajari fonologi,

morfologi, sintaksis, dan semantik secara tepisah-pisah. Fonolofi,

morfologi, sintaksis, dan semantik diajarkan dalam konteks

perlunya unsur bahasa itu untuk memproduksi bahasa yang baik

dan benar dan komunikatif.

Dengan demikian proses pembelajaran bahasa indonesia

merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta didik, dan

peserta didik sebagai peserta didik di dalam waktu yang bersamaan

dan menerima pelajaran-pelajaran yang sama sehingga melibatkan

terjadinya proses belajar.13

Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran sebagai berikut:

a. Tujuan Pembelajaran

1) Afektif yaitu peserta didik memiliki sikap mental

yang kuat

2) Psikomotorik yaitu memiliki keterampilan dan skill

3) Kognitif peserta didik dituntut mennghafal/mengingat

materi pembelajaran

b. Manfaat Pembelajaran

1) Memudahkan peserta didik dalam mengkomunikasikan

pembelajaran

13
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif Dan Efesien (Jakartab : Bumi Aksara, 2008), hlm. 127
29

2) Memudahkan peserta didik mengaplikasikan materi

pembelajaran

3) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

4) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar

dan media pembelajaran

5) Memudahkan guru mengadakan penilaian

5. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia  merupakan salah satu pembelajaran yang

wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia  memiliki empat

keterampilan berbahasa yang harus dimiliki peserta didik yaitu

keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Bahasa Indonesia adalah alat atau perangkat komunikasi dalam

bentuk menggunakan alat peraga, atau isyarat. Pembelajaran

bahasa Indonesia sangat dibutuhkan bagi kalangan peserta

didik terutama ketika peserta didik pergi ke sekolah tentu

peserta didik diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia

bukan bahasa daerah, hal inilah yang harus dihadapi guru

ketika sedang mengajar di kelas, guru harus mampu mengajak


30

peserta didik nya agar berkomunikasi dengan menggunakan

kalimat bahasa Indonesia.14

Baik itu antar guru dengan peserta didik, guru dengan guru,

guru dengan ibu kantin harus bisa komunikasi dengan bahasa

Indonesia dikarnakan masih di lingkungan sekolah. Dan

peraturan sekolah pun harus wajib tuk dipatuhi. Ketika peserta

didik mampu mengaplikasikan bahasa Indonesia, peserta didik

akan memahami keterampilan yang ia miliki seperti

mendengarkan, menyimak, melihat, membaca, menulis, dan

berbicara/arbither.

Pembelajaran bahasa Indonesia akan membantu para

peserta didik dalam mencapai tujuan yang ia capai, karna

dengan mempelajarinya peserta didik akan banyak

pengetahuan dalam bidang menulis maupun membaca teks

dengan kecepatan yang begitu singkat, begitu juga peserta

didik akan banyak menghafal kosakata bahasa Indonesia yang

bisa digunakan dalam membuat karangan, puisi, cerpen, dan

pantun.

Pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik di

sekolah, bertujuan untuk mengembangkan potensi yang masih

dimiliki secara optimal agar peserta didik dapat berbahasa

dengan baik dan benar sehingga menjadi peserta didik cerdas,

14
Efendi, Kurikulum dan Pembelajaran Pengantar Ke Arah Pehaman KBK,KTSP, dan
SBI,(Malang : FIP Universitas Negeri Malang. 2009), hlm.54
31

cermat dan berintegritas baik di dalam sekolah maupun di luar

sekolah.

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah

membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahsa

Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya.

Menurut Atmazaki, mata pelajaran bahasa Indonesia

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan

bangga mengguankan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intlektual, serta kematangan emosional dan sosial,

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, dan meningkatkan kemampuan berbahasa.15

Untuk mengimplementasikan tujuan mata pelajaran bahasa

Indonesia tersebut, maka pembelajaran bahasa Indonesia

dalam kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan

pendekatan berbasis teks. Teks dapat terwujud teks tertulis

maupun teks lisan. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia

yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.

Dengan kata lain, Belajar Bahasa Indonesia tidak sekadar


15
Atmazaki, Kerampilan Bahasa Indonesia, (Bandung : Pustaka Cendekia Utama, 2013),
hlm.33
32

memakai bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, tetapi

perlu juga mengetahui makna atau bagaimanna memilih kata

yang tepat yang sesuai tatanan budaya dan masyarakat

pemakainya.

c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan pembelajaran bahasa indonesia dijabarkan menjadi

beberapa bagian diantaranya :

1) Peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya

2) Guru mampu mengembangkan potensi bahasa peserta

didik, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar

kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan

kemampuan peserta didik.

3) Tujuan bagi orang tua peserta didik agar mereka dapat

secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

4) Tujuan bagi sekolah adalah agar sekolah apat menyusun

program pendidikan kebahasaan sesuai dengan keadaan

pesreta didik dan sumber belajar yang tersedia.

d. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar

Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu

maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. Upaya

sangat berkaitan erat dengan penggunaan sarana dan prasarana


33

dalam menunjang kegiatan tersebut, agar berhasil maka

digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang yang lain.

Guru adalah motivator sekaligus contoh bagi peserta didik

dan juga sebagai pendidik, pengajar, membimbing,

mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa

peserta didik..Dari beberapa pengertian di atas, maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari upaya adalah

suatu kegiatan atau usaha dengan menggunakan segala

kekuatan yang ada dalam mengatasi suatu masalah.

Sedangkan Motivasi belajar adalah hasrat/dorongan yang

timbul dari dalam diri peserta didik (intrinsik) dan dari luar

diri pesreta didik (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu.

Motivasi ekstrinsik meliputi adanya penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif, kegiatan belajar yang menarik. Dan

adanya upaya guru dalam membelajarkan peserta didik.

Adapun menurut Afifudi dalam meningkatkan motivasi

belajar pesreta didik dapat dilkakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Tingkatkan Kualitas Guru

2. Maksimalkan Fasilitas

3. Guru Memilih Metode Pebelajaran yang Tepat

4. Memanfaatkan Media Belajar


34

5. Guru Memberikan Evaluasi Pembelajaran16

Dari penjelasan di atas, dapat dismpulkan bahwasanya

motivasi belajar sangat penting untuk motivasi intrinsik

peserta didik dan ekstrinsik, motivasi sosial, sikap. Maka

dengan adanya motivasi tersebut dapat mendorong

semangat peserta didik dalam belajar.

Sebaliknya jika peserta didik tidak ada motivasi belajar

yang didapat maka akan menimbulkan peserta didik lemah

dan tidak semangat dalam belajar.17

Kegiatan belajar yang dilaksanakan pada suatu sekolah

merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah

tersebut. Ketersediaan sarana dan prasarana, kemampuan

peserta didik, maupun pemilihan model atau metode

pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak. Strategi

pembelajaran yang dilakukan akan berhubungan langsung

dengan keberhasilan dari proses pembelajaran peserta

didik.

16
Afifudi, Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik MI/SD, (Jakarta : Rineka
Cipta,2007),hlm.115
17
Sun, Haji, Pembelajaran Tematik Yang Ideal Di SD/MI, Jurnal Penelitian, Vol. III. No.
I Maret 2015.
35

Pemilihan model harus mampu meningkatkan proses

pembelajaran peserta didik. Sehingga hasil belajar peserta

didik memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal). Yang

telah ditetapkan sekolah tersebut.

Adapun layanan pendidikan teknik guru dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta didik juga sangat

diperlukan untuk melancarkan pelaksanaan dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun teknik guru dalam

Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Teknik Umum

a. Teknik ceramah merupakan penuturan secara lisan

oleh guru terhadap siswa di kelas

b. Teknik tanya jawab merupakan metode mengajar

dimana guru menanyakan hal-hal yang sifatnya

faktual

c. Teknik diskusi yaitu guru memberikan

pertannyaan-pertanyaan yang jawabannya

menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk

memecahkan suatu masalah.

d. Teknik ramu pendapat

e. Teknik pemberian tugas yaitu guru memberikan

tugas, siswa mengerjakannya


36

f. Teknik latihan yaitu cara mengajar dengan

memberikan latihan-latihan

g. Teknik inquiri yaitu siswa diberi kesempatan

meneliti suatu masalah sehingga mampu

memecahkannya.

h. Teknik demonstrasi

i. Teknik simulasi18

2. Teknik khusus

Cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan)

bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Berikut ini

beberapa teknik pembelajaran menulis :

a. Teknik mengarang menggambar

b. Teknik meringkas

c. Teknik menyadur

d. Teknik melanjutkan karangan

e. Teknik mendekskripsikan objek

f. Metode dan pengelolaan proses pembelajaran

Metode yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia adalah metode demontrasi dan

eksperimen. Dengan demontrasi guru atau narasumber atau peserta

didik mengadakan suatu percobaan. Data hasil wawancara

menunjukkan bahwa metode ini yang paling tepat terutama pada

18
Zamroni, Belajar Pembelajaran, (Bandung : Humniora, 2012),hlm. 44
37

materi praktek sehingga pelaksanaan praktek bahasa Indonesia

berjalan dengan baik dan secara tidak langsung hal itu sebagai

solusi dalam untuk memudahkan guru menanamkan nilai-nilai

sosial pada peserta didik.19

Dalam upaya guru meningkatkan motivasi belajar, guru

melakukan beberapa tahap upaya guru meningkatkan motivasi

belajar agar tujuan dari materi yang disampaikan dapat tercapai.

Adapun upaya guru meningkatkan motivasi belajar diantaranya :

1) Training Berkala untuk Meningkatkan Kemampuan Teknologi

Para Guru.

2) Bangun Forum Group Discussion (FGD) antar sesama guru.

3) Kursus Media Kreatif untuk Mengembangkan Media

Pembelajaran

4) Menyampaikan materi pembelajaran

Menyampaikan materi pembelajaran merupakan inti dari

suatu proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam menyampaikan

materi harus berurutan dari materi yang paling mudah terlebih

dahulu. Untuk materi yang disampaikan guru menggunakan

metode yang sesuai dengan materi dan menggunakan media

sebagai alat bantu penyampaian materi pembelajaran agar

siswa mudah memahami materi tersebut.

19
Istarani, Kumpulan 40 Metode Pembelajaran, (Medan : Media Persada,2012), hlm.41.
38

5) Menutup pelajaran

Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang

dilakukan guru untuk menghadiri kegiatan inti pembelajaran.

Dalam kegiatan ini guru melakukan evaluasi terhadap materi

yang telah disampaikan.20

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah memuat uraian secara sistematis

mengenai hasil penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan

yang akan dikaji. Berikut ini peneliti sajikan hasil penelitian yang telah

dilakukan terkait diantaraya :

Terkait dengan judul peneliti tersebut maka peneliti mengutip

skiripsi terkait dengan persoalan yang akan diteliti. Sehingga akan dilihat

dari penelitian tersebut perbedaan permasalahannya serta tujuan yang

ingin dicapai oleh masing-masing peneliti. Adapun hasil kutipan yang

relevan yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Najiha Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah FTIK Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang dengan judul skripsi : “Guru Meningkatkan Motivasi

Belajar Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

Di Sekolah Sinar Harapan Kota Probolinggo” tahun 2018.21


20
Ahmad,Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Fajar
Interpratama, 2013), hlm.45.
21
Najiha, “Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Sinar Harapan Kota Probolinggo”, Skiripsi (Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2019).
39

Objek Penelitian ini adalah Peserta Didik. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deksriftif

(penelitian lapangan). Hasil penelitian ini menemukan kesulitan dalam

penggunaan media seperti: media visual dan audio visual, dikarnakan

kurangnya fasiliitas yang ada di sekolah tersebut dan media yang

disediakan juga terbatas menyebabkan guru hanya menggunakan

beberapa media yang mudah ditemukan saja dalam proses

mengajarnya.

Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

membahas tentang Pembelajaran PGMI pada Proses Pembelajaran

Bahasa Indonesia di SD. Dan metode yanng digunakan penelitian ini

sama dengan penelitian penulis juga sama yaitu metode kualitatif

deksriftif. Sedangkan perbedannya yaitu bahwa Najiha membahas

tentang PGMI secara mendalam dan seluruh Pembelajaran Bahasa

Indonesia sedangkan peneliti membahas membahas tentang PGMI

akan tetapi lebih fokus ke Motivasi Belajar Peserta Didik. Dan

adapun perbedaan yang lain ialah lokasi dan waktu yang

digunakan pada saat penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan Anisah Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dengan judul


40

skripsi: “ Pembelajaran PGMI Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Di SDN Semarang tahun 2018.22

Objek penelitian ini adalah Proses Pembelajaran Bahasa

Indonesia”. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif

desktiptif (penelitian lapangan). Hasil penelitian ini menemukan

bahwa Silabus dan RPP yang dibuat oleh pendidik tidak dapat

diimplementasikan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) karena

tidak sesuai dengan kondisi peserta didik. Adapun persamaan

penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang Pembelajaran

PGMI pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Dan metode yang

digunakan penelitian ini dengan penelitian penulis juga sama

yaitu metode kualitatif dekstriptif. Sedangkan perbedannya yaitu

saudari wulan pembahasannya tentang pembelajaran PGMI saja

sedangkan peneliti lebih ke cara memperaktekkan motivasi belajar.

Dan adapun perbedaan yang lain ialah lokasi dan waktu yang

digunakan pada saat penelitian ini.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Jannah Nasution jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Padangsidimpuan dengan judul skripsi: “Upaya Guru

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Proses

22
Wulan Anisah, “Pembelajaran PGMI Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SDN
Semarang”. Skripsi, (Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2019).
41

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 087

Panyabungan” Tahun 2019. 23

Objek penelitian ini ialah guru dan peserta didik. Metode yang

digunakan ialah metode kualitatif destriktif (penelitian lapangan).

Hasil penelitian ini menemukan bahwa materi yang disampaikan guru

tidak sepenuhnya dipahami peserta didik.

Adapun persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas

tentang upaya guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dan

metode yang dilakukan penelitian ini dengan dengan penelitian

penulis juga sama yaitu metode kualitatif deksriptif. Sedangkan

perbedaannya saudari Nur Jannah membahas tentang hasi belajar dan

bahasa Indonesia.

23
Nur Jannah Nasution, “ Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Panyabungan, Skripsi,
(Padangsismpuan, IAIN Padangsidimpuan, 2019).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 087 Panyabungan semester

genap, Tahun Ajaran 2022/2023 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian dilaksanakan di SDN

087 Panyabungan antara lain sebagai berikut:

a. Karena permasalahan dengan motivasi belajar peserta didik

khususnya pada pembelajaran bahasa indonesia peserta didik yang

dibawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Dilakukannya penelitian

ini agar dapat memperbaiki motivasi belajar peserta didik, membangun

kreativitas guru dalam memilih strategi, model dan media

pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar dan

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

b. Secara georafis letak sekolah berada dekat dengan lingkungan rumah

peneliti, sehingga memudahkan peneliti untuk mengetahui keadaan

peserta didik di sekolah ini. Selain itu peneliti juga dapat lebih efisien

dalam melakukan penelitian sehingga hambatan waktu dan jarak

tempat akan diminimalisir .

c. Kondisi sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah SDN 087

Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal memiliki ruang 6 ruang

belajar yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 ruang kepala

42
43

sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 WC guru dan 2 WC peserta didik.

Kemudian terdapat halaman sekolah yang dijadikan sebagai tempat

upaca bendera, tempat olahraga serta tempat bermain peserta didik

ketika jam istirahat. Dengan kondisi sekolah tersebut, maka SDN 087

Panyabungan memiliki kondisi yang cukup baik sehingga dapat

menunjang proses pembelajaran.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2022/2023 selama satu bulan dimulai dari dikeluarkannya surat

izin riset.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

(TIME SCHEDULE)

No. Kegiatan Bulan Tahun

1. Pengesahan Judul Desember 2020

2. Penyusunan Proposal Desember 2020

3. Bimbingan Proposal Agustus – Januari 2020-2021

4. Seminar Proposal Januari 2022

5. Penelitian Januari 2022

6. Penyusunan Skripsi Februari 2022

7. Bimbingan Skripsi Februari 2022

8. Seminar Hasil Februari 2022

9. Sidang Munaqasyah Maret 2022


44

B. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Asmadi

Alsa mendefinisikan kualitatif atau penelitian kualitatif adalah penelitian

yang berbentuk kata-kata atau gambar bukan angka. Dalam memahami makna

data yang diambil tidak narasi karena dalam penelitian kualitatif yang

difokuskan adalah prosesnya. Sehingga dalam menganalisa data yang

diperoleh, maka data aslinya harus dicatat atau direkam.24

Adapun Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian

Dekstriptif. Sedangkan metode yang digunakan penelitian adalah kualitatif.

Penelitian yang dibuat dalam bentuk deksriptif yaitu penelitian yang

menggambarkan suatu obyek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti

ini menggunakan metode dekstriptif, dimana metode deskriptif bertujuan

untuk menggambarkan fenomena atau gejala secara sistematis, aktual dan

akurat. Penelitian deskriptif ini berusaha menjelaskan fenomena-fenomena

yang terjadi di lapangan. Metode kualitatif digunakan untuk memahami

sebuah fakta (understanding) bukan menjelaskan fakta (explaining). 25

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

dengan filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi.

24
Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003 ),hlm.40
25
Moh Nasir,Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2016),hlm. 6 3
45

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang melakukan sebagai sumber data

atau sumber informasi oleh penelitian untuk sebuah penelitian. Maka subjek

penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan seluruh Peserta didik di SDN

087 Panyabungan Tahun pelajaran 2022/2023.

D. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut dapat diperoleh.

Dalam hal ini sumber data adalah responden atau orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti. Jadi sumber data dalam penelitian

ini diperoleh dari banyaknya responden yang terlibat.

Untuk menetapkan sumber data, peneliti mengklasifikannya

berdarsarkan jenis data yang dibutuhkan (dikumpulkan).26

1. Sumber data primer atau sumber data utama dalam penelitian ini adalah

berasal dari peserta didik di Sekolah Dasar Negeri 087 Panyabungan.

2. Sumber data sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini adalah

berasal dari guru, kepala sekolah serta literatur yang berkaitan dengan

judul penelitian ini di SD Negeri 087 Panyabungan.

26
Saifuddin Azwar,Metodologi Penelitian Cetakan V,(Yogyakarta : PUSTAKA
PELAJAR,2017), hlm. 91
46

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

secara langsung dan pelaksanaan wawancara secara mendalam terhadap orang

yang telah ditetapkan dalam sumber data. Untuk memperoleh data yang

relevan dengan penelitian ini, penulis akan menggunakan alat sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah suatu pengamatan yang dilakukan untuk

memperoleh informasi dan data mengenai strategi guru Pembelajaran

Bahasa Indonesia dalam mendesain pembelajaran, melaksanakan dan

mengevaluasi guru dalam memperaktekkan proses pembelajaran bahasa

indonesia kepada peserta didik. Kegiatan dilakukan dengan pengamatan

secara aktif dengan cara berinteraksi langsung dengan informan objek

penelitian mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 087 Panyabungan. 27

Proses pelaksanaan observasi berupa pengamatan (watching) dan

pendengaran (listening). Dalam setiap proses observasi dibuat catatan

lapangan atas setiap peristiwa (event) yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri

087 Panyabungan. Tujuannya adalah agar setiap informasi dan data yang

diperoleh tidak sempurna ingatannya untuk dapat menyimpan dan

merekam semua pristiwa yang dilewati dalam proses penelitian, dan untuk

membatasi ingatan itu, maka dilakukan pembuatan catatan tersebut.

Pengamatan dilakukan terhadap :

27
Ahmad Nizar Rangkuti, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, dan Penelitian
Pengembangan, (Bandung : Citapustaka Media, 2016),hlm.143
47

a. Situasi dan kondisi Lingkungan SD Negeri 087 Panyabungan yang

dekat.

b. Suasana Pembelajaran Bahasa Indonesia di ruangan kelas.

c. Interaksi guru dengan seluruh murid, baik dalam proses pembelajaran

dalam kelas maupun di luar kelas, seperti waktu istirahat, akan masuk

kelas, dan ketika hendak pulang.

d. Suasana belajar di Sekolah Dasar Negeri 087 Panyabungan, dengan

memperhatikan aktivitas-aktivitas guru mulai dari awal pembelajaran

sampai akhir pembelajaran.

e. Suasana pembelajaran secara keseluruhan di Sekolah Dasar Negeri 087

Panyabungan 28

Dalam penelitian catatan lapangan, peneliti menempuh langkah-

langkah yaitu: membuat jadwal, menyediakan buku harian pengalaman

lapangan, mencatat satuan-satuan tematis, membuat catatan kronologis,

membuat peta konsep dan menetapkan jadwal.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh

hasil informasi yang langsung dari sumbernya. Wawancara bertujuan untuk

mendapatkan data penelitian. Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam

(in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara
28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2017), hlm. 394
48

dengan informan atau orang yang diwawancara. Wawancara harus

difokuskan pada kandungan isi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Untuk menyusun pedoman wawancara, dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Merumuskan tujuan wawancara

b) Menyusun pedoman wawancara

c) Menyusun pertanyaan sesuai pertanyaan yang diinginkan

d) Mewawancarai guru

e) Mewawancarai peserta didik

f) Menyusun hasil wawancara

Jenis wawancara yang dilakukan terdapat 2 bentuk diantaranya

ialah sebagai berikut:

1) Wawancara terstruktur berlangsung mengacu pada satu rangkaian

pertanyaan yang telah disusun (seperangkat pertanyaan yang telah

ditentukan sebelumnnya disiapkan oleh pewancara sebelumnya)

2) Wawancara semi terstruktur yang berlangsung mengacu pada satu

rangkaian pertanyaan terbuka (dimana pertanyaan yang akan diajukan

kepada responden tidak ditetapkan sebelumnya)

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.


49

Peneliti dapat memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku

arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan. Jadi

tidak hanya mengambil gambar saja tetapi peneliti juga mengumpulkan

nilai peserta didik dari wali kelas yang sudah tersusun dalam bentuk

rapot/ laporan.

F. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data atau dikenal dengan validitas data

merupakan pembuktian bahwa apa yang telah diamati oleh peneliti sesuai

dengan apa yang sesungguhnya ada di lapangan. Maka dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik untuk mengetahui validitas dengan

mengadakan.

b. Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain dari luar data, untuk keperluan pengecekan, dan sebagai

bahan perbandingan terhadap data. Proses triangulasi selalu diperhatikan

dalam melakukan wawancara dan terus menerus dilakukan sepanjang

proses pengumpulan data dan analisis data, sampai peneliti yakin bahwa

sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu

dikonfirmasikan kepada informan.29

c. Menggunakan bahan refrensi, adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti. Peneliti memperoleh

data mengenai upaya guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik

dalam memperaktekkan proses pembelajaran bahasa indonesia bagi

29
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Depok : PT. Raja
Grafindo Persada, 2012), hlm. 156
50

peserta didik dengan cara pengamatan langsung terhadap objek dan

dokumentasi.

d. Memberi chek , adalah proses penegcekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data setelah peneliti mentranskip hasil wawancara atau

mencatat hasil pengamatan atau mempelajari dokumen, kemudian

mendeksripsikan, menginterprestasikan dan memaknai data secara tertulis,

kemudian dikembalikan sumber data untuk diperiksa kebenarannya,

ditanggapi dan jika perlu ada penambahan baru.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik dan analisis data ialah proses menyusun data yang diperoleh

dari lapangan penelitian, selanjutnya ditelaah, diperiksa keabsahan datanya,

selanjutnya ditafsirkan untuk memberi makna pada analisis data yang

dilaksanakan yaitu:30

Klasifikasi data, yaitu menyeleksi data dan mengelompokkannya

sesuai dengan topik-topik pembahasan.

1. Redukasi data, yaitu memeriksa kelengkapan data untuk mencari data

yang masih kurang dan mengesampingkan yang tidak relevan.

2. Deksriftif data, yaitu menguraikan data secara sistematis , indukatif dan

dedukatif sesuai dengan sistematika pembahasan.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu menerangkan uraian-uraian penjelasan

susunan yang singkat dan padat.

30
Mahsun, MS, Metodologi Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada ,2009), hlm. 117.
51

Jadi teknik analisis data ini adalah mengumpulkan sejumlah data

kemudian mengambil data yang berkaitan dengan masalah, sehingga

gambaran hasil pengamatan dan wawancara dapat diperoleh dan

memaparkannya lalu disusun dan disimpulkan.


52

DAFTAR PUSTAKA

Afifudi, Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik MI/SD, Jakarta : Rineka


Cipta,2007.

Alsa Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam


Penelitian Psikologi Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.

Anisah Wulan, “Pembelajaran PGMI Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di


SDN Semarang”. Skripsi, (Semarang: Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2019.

Ashari Hasyim Mhd, Guru Kelas VI, Wawancara , 14 Januari 2021, pukul 09.30
WIB.

Atmazaki, Kerampilan Bahasa Indonesia, (Bandung : Pustaka Cendekia Utama,


2013.

Azwar Saifuddin,Metodologi Penelitian Cetakan V, Yogyakarta : PUSTAKA


PELAJAR,2017.

Djamarah Bahri Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta:PT Rineka Cipta, 2017.

Efendi, Kurikulum dan Pembelajaran Pengantar Ke Arah Pehaman KBK,KTSP,


dan SBI, Malang : FIP Universitas Negeri Malang. 2009.

Erlina Nelfi, “Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Kooperatif Tife Team Tournament Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X di
SMK Dharma Bakti Lubuk Alung. “ Volume 3,No 2, 2018 , hlm. 67.
Hasil Obserasi di SD Negeri 087 Panyabungan, (Selasa, 14 Januari 2021 Jam
09.30 WIB).

Hudojo Herman, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika


Malang Penerbit IKIP Malang, 2016.

Istarani, Kumpulan 40 Metode Pembelajaran, Medan : Media Persada,2012.

Kartono, Pendidikan Profesi Guru,(Jakarta:Fajar Interpratama Mandiri, 2013.

Lestari,Titik Endang Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar, Yogyakarta :


Deepublish, 2012.
53

M.Ramli.(2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Volume 5.


Nomor1.http://idr.uinantasari.ac.id/4626/1/M%20Ramli_Hakikat
%20Pendidik.pdfDiakses pada 28 November 2021 pada pukul 19:52.
Mardianto, Psikologi Pendidikan, Medan : Perdana Publishing, 2012.

MS. Mahsun, Metodologi Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode dan


Tekniknya Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2009.

N..K, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Najiha, “Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses


Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Sinar Harapan Kota
Probolinggo”, Skiripsi Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2019.

Nasir Moh,Metode Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia, 2016.

Nugraheni Sri Anindtya, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis


Pembelajaran Aktif., Jakarta : Kencana, 2017.

Nur Jannah Nasution, “ Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta


Didik dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Panyabungan, Skripsi, Padangsismpuan, IAIN Padangsidimpuan, 2019.
Observasi Dokumen Nilai Ulangan Harian Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri
087 Panyabungan. (Selasa, 14 Januari 2021 Jam 09.30 WIB)
Octaviani A. Shilphy Motivasi Belajar dan Perkembangan Remaja, Yogyakarta:
DEEPUBLISH,2007.

Pane Aprida & Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar dan Pembelajaran” 03,
no. 2 (2017): 333–52.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , Kamus Besar Bahasa Indonesia ,


Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Rangkuti Nizar Ahmad, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, dan Penelitian


Pengembangan, Bandung : Citapustaka Media, 2016.

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana, 2017.

Sanusi Uci, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Humanistik” (Penelitian Pada Mts


Negeri Model Cigugur Kuningan, 2013),
http://jurnal.upi.edu/taklim/view/2286/ diakses pada 05 Oktober 2021 pada
pukul 10.00 WIB
54

Sardian, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011.

Suci, Peserta Didik Kelas VI, Wawancara dengan peserta didik SD Negeri 087
Panyabungan, 14 Januari 2021, pukul 10.00 WIB.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, Yogyakarta :


Pustaka Pelajar, 2017.

Suhendra Ade, Implementasi Kurikulum 2013 Dalm Pembelajaran SD/MI Jakarta:


Prenadamedia Group, 2019.

Sun, Haji, Pembelajaran Tematik Yang Ideal Di SD/MI, Jurnal Penelitian, Vol.
III. No. I Maret 2015.

Susanti Lidia, Strategia Pembelajaran Berbasis Motivasi, Bandung : Elex Media


Komputindo,2020.

Susanto Ahmad , Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta :


Fajar Interpratama, 2013.

Uno B. Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar


Yang Kreatif Dan Efesien Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Uno B. Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya Jakarta: Rajawali Pers,


2011.

Uzer, Usman , Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,


2001.

Wahyudi Iwah,Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru, Jakarta : Prestasi Pustaka


Raya, 2012.

Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, Depok : PT. Raja
Grafindo Persada, 2012.

Zamroni, Belajar Pembelajaran, Bandung : Humniora, 2012.


55

Lampiran I

PEDOMAN OBSERVASI

Agar nantinya proses observasi menjadi terarah, peneliti membuat

pedoman observasi dalam rangka mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian yang berjudul : Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Didik di SD Negeri 087 Panyabungan sebagai berikut :

No Faktor yang di Observasi Keterangan

1 Mengamati Upaya Guru Meningkatkan Motivasi


Belajar Peserta Didik di SD Negeri 087
Panyabungan

2 Upaya Upaya Guru Meningkatkan Motivasi


Belajar Peserta Didik di SD Negeri 087
Panyabungan

3 Mengamati keadaan Motivasi Belajar Peserta


Didik Dalam Proses Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di SD Negeri 087 Panyabungan

4 Mengamati sarana dan prasarana SD Negeri 087


Panyabungan

5 Mengamati letak geografis dan sejarah SD Negeri


087 Panyabungan
56

Lampiran 2:

PEDOMAN WAWANCARA

A. Informan Wawancara:

1. Kepala Sekolah SD Negeri 087 Panyabungan

2. Guru Kelas VI SD Negeri 087 Panyabungan

3. Siswa

B. Tujuan untuk mengetahui kondisi fisik maupun nonfisik sekolah dan

program pendidikan di SD Negeri 087 Panyabungan

C. Lembaga Wawancara

1. Kepala Sekolah Dasar Negeri 087 Panyabungan

a. Identitas Diri

Nama : Akimah, S. Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru

Alamat : Pasar Hilir, Panyabungan

Pendidikan Terakhir : Sarjana

b. Pertanyaan Peneliti

1) Bagaimana sejarah berdirinya SD Negeri 087

Panyabungan?

2) Apa visi misi dari SD Negeri 087 Panyabungan?

3) Apa yang ibu pahami tentang pembelajaran bahasa

indonesia?
57

4) Apa tujuan upaya guru meningkatkan motivasi belajar di

sekolah ini?

5) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia di

sekolah ini?

6) Apa saja strategi sekolah dalam mempersiapkan

pembelajaran bahasa indonesia di sekolah?

7) Apakah sarana dan prasarana sudah mencukupi dalam

pembelajaran bahasa indonesia?

8) Bagaimana proses berjalannya pembelajaran bahasa

indonesia di sekolah ini?

9) Bagaimana sekolah memfasilitasi guru?

10) Bagaimana persiapan guru dalam melaksanakan

pembelajaran bahasa indonesia?

11) Hal apa saja yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa indonesia?

12) Adakah hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

indonesia di sekolah in?

2. Guru SD Negeri 087 Panyabungan

a. Identitas Diri

Nama : Mhd Hasyim Ashari, S. Pd

Jabatan : Guru Kelas

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru
58

Alamat :Banjar Sibaguri Pasar lama,

Panyabungan

Pendidikan Terakhir : Sarjana

b. Pertanyaan Peneliti

1) Apa yang bapak/ibu pahami tentang pembelajaran bahasa

indonesia?

2) Bagaimana guru dalam menyusun silabus dan RPP

pembelajaran bahasa indonesia?

3) Apa saja kendala yang dialami saat menyusun silabus dan

RPP pembelajaran bahasa indonesia?

4) Apakah sudah ada contoh atau pedoman dalam penyusunan

RPP pembelajaran bahasa indonesia?

5) Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika bapak/ibu

membuat RPP pembelajaran bahasa indonesia?

6) Bagaimana guru dalam membuat atau menentukan

inidikator pembelajaran bahasa indonesia ?

7) Apa yang hendak dicapai oleh guru dalam pembelajaran

bahasa indonesia?

8) Tingkah laku apa yang diharapkan guru setelah terjadi

proses belajar mengajar ?

9) Apa yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa indonesia?


59

10) Bagaimana guru menentukan metode yang sesuai

pembelajaran bahasa indonesia?

11) Metode apa saja yang biasa guru terapkan dalam

pembelajaran bahasa indonesia?

12) Bagaimana guru menerapkan peserta didik dengan metode

yang akan digunakan ?

13) Media apa saja yang bisa ibu gunakan dalam pembelajaran

bahasa indonesia?

14) Media apa yang seharusnya digunakan dalam pembelajaran

bahasa indonesia?

15) Apakah saraana dan prasarana sekolah ini sudah memadai

dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia?

16) Sebelum memulai pelajaran apakah guru membacakan

indikator dan tujuan pembelajaran bahasa indonesia yang

akan dipelajari?

17) Bagaimana cara guru memotivasi peserta didik dalam

pembelajaran bahasa indonesia?

18) Bagaimana respon peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran bahasa indonesia?

19) Apakah peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik ?

20) Apa saja kendala yang guru alami ketika proses

pembelajaran bahasa indonesia?


60

21) Apakah peserta didik memiliki kendala dalam proses

pembelajaran bahasa indonesia?

22) Apakah ada solusi guru dalam mengatasi permasalahan

atau kendala yang dihadapi peserta didik ?

23) Bagaimana guru memberikan tes yang berkaitan dengan

materi yang dipelajari bahasa indonesia ?

24) Bagaimana komentar peserta didik terkait jalannya

pembelajaran bahasa indonesia dan hasil tes tertulis peserta

didik?

25) Dengan adanya pembelajaran bahasa indonesia ini apakah

pembelajaran lebih efektif?

3. Siswa kelas VI SD Negeri 087 Panyabungan

a. Identitas

1. Nama :

2. Kelas :

3. Alamat :

b. Pertanyaan

1) Apa yang kamu ketahui tentang pembelajaran bahasa

indonesia?

2) Apakah pembelajaran bahasa indonesia merupakan

pelajaran yang sulit untuk dipahami?

3) Apakah pada awal masuk guru menyampaikan motivasi?


61

4) Apakah guru membawa media pembelajaran berupa

gambar, video, atau alat peraga ke dalam kelas?

5) Jika guru membawa media, media apa saja yang dibawa

oleh guru?

6) Apakah media yang guru bawa memudahkan kamu dalam

memahami pelajaran?

7) Apakah guru menjelaskan atau menyampaikan materi

pembelajaran bahasa indonesia dengan baik ?

8) Apakah kalian bisa mengikuti pembelajaran bahasa

indonesia yang disampaikan guru?

9) Apakah pembelajaran bahasa indonesia merupakan

pembelajaran yang sangat menyenangkan?

10) Apakah kalian menemukan kendala dalam pembelajaran

bahasa indonesia?

Anda mungkin juga menyukai