PEMBAHASAN

A. Definition of infertility
Iinfertility is a condition of a person's inability to reproduce
naturally or a condition in which a pregnancy or condition can not
occur where the uterus can not or can not have a pregnancy in the
uterus after 12 months of active sexual intercourse and never use
contraception
infertilitas adalah suatu kondisi ketidakmampuan seseorang untuk
bereporoduksi secara alami atau suatu keadaan dimana tidak dapat
terjadinya suatu kehamilan atau kondisi dimana rahim tidak dapat atau
tidak dapat terjadinya suatu kehamilan dalam rahim setelah 12 bulan
aktif berhubungan seksual dan tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi
Demographers define infertility as childlessness in a population of
women of reproductive age. Currently, female fertility normally peaks
at age 20 and diminishes after 35. A female is most fertile within 24
hours of ovulation.Male fertility peaks usually at age 25 and declines
after age 40. Both infertility and subfertility are defined as the inability
to conceive after a certain period of time
Demografi mendefinisikan ketidaksuburan sebagai
ketidakberdayaan dalam populasi wanita usia subur. Saat ini,
kesuburan wanita biasanya mencapai puncak pada usia 20 dan
berkurang setelah usia 35 tahun. Seorang wanita paling subur dalam
24 jam ovulasi. Puncak kesuburan wanita biasanya pada usia 25 dan
menurun setelah usia 40 tahun. Ketidaksuburan dan subfertilitas
didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah jangka
waktu tertentu
B. Causes of Infertility
 20-30% of infertility cases are caused by male infertility, 20-35%
due to female infertility, and 25-40% caused by a combined problem in
both parts. Causes of infertility:
1. Occurrence of sexually transmitted infections: Infection M
genitalium is associated with increased risk of infertility
2. Genetic factors: DNA damage decreases fertility in female eggs,
caused by smoking, other xenobiotic DNA damage agents (such as
radiation or chemotherapy)
3. Diabetes mellitus, thyroid abnormalities
4. Habit factors or lifestyle: smoking, environmental factors: silicon,
physical agents, chemical dust, and pesticides
Penyebab infertilitas
1. Terjadinya infeksi menular seksual : Infeksi M. genitalium dikaitkan
dengan peningkatan risiko infertilitas
2. Faktor genetik : Kerusakan DNA mengurangi kesuburan pada sel
telur betina, karena disebabkan oleh merokok, agen kerusakan
DNA xenobiotik lainnya (seperti radiasi atau kemoterapi)
3. Faktor penyakit : Diabetes mellitus, kelainan tiroid
4. Faktor kebiasaan atau pola hidup : merokok, faktor lingkungan :
silikon, agen fisik, debu kimia, dan pestisida.

Infertility can be caused by fallopian tube blockage due to

malformations, infections such as chlamydia or scarring. For example,
endometriosis can cause infertility with the growth of endometrial tissue
in the fallopian tubes and / or around the ovaries. The main cause of
other infertility in women may be the inability to ovulate. Malformation of
the egg itself can complicate conception. For example, polycystic ovary
syndrome is when the egg is only partially developed in the ovary and
there is an excess of male hormones. Some women are infertile
because their ovaries do not mature and release eggs. In this case
synthetic FSH with injection or Clomid (Clomiphene citrate) through the
pill can be given to stimulate the follicle to mature in the ovary. Other
factors that may affect the chances of conceiving a woman include
being overweight or underweight, or her age because female fertility
declines after the age of 30 years. Common causes of female infertility
include: Ovulation problems, tubal obstruction, pelvic inflammatory
disease caused by infections such as tuberculosis, age-related factors.

Infertilitas dapat disebabkan oleh penyumbatan tuba fallopi

karena malformasi, infeksi seperti klamidia atau jaringan parut.
Misalnya, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas dengan
pertumbuhan jaringan endometrium di tuba falopi dan / atau sekitar
ovarium. Penyebab utama infertilitas lainnya pada wanita mungkin
adalah ketidakmampuan untuk berovulasi. Malformasi telur itu sendiri
bisa menyulitkan pembuahan. Misalnya, sindrom ovarium polikistik
adalah ketika telur hanya sebagian berkembang di ovarium dan ada
kelebihan hormon laki-laki. Beberapa wanita tidak subur karena
ovarium mereka tidak matang dan melepaskan telur. Dalam hal ini FSH
sintetis dengan injeksi atau Clomid (Clomiphene citrate) melalui pil
dapat diberikan untuk merangsang folikel agar matang di ovarium.
Faktor lain yang mungkin mempengaruhi kemungkinan mengandung
wanita termasuk kelebihan berat badan atau kurus, atau usianya
karena kesuburan wanita menurun setelah berusia 30 tahun. Penyebab
umum infertilitas wanita meliputi: Masalah ovulasi, obstruksi tuba,
penyakit radang panggul yang disebabkan oleh infeksi seperti
tuberkulosis, faktor terkait usia.

Male Infertility The main cause of male infertility is poor quality of

cement. In men who have reproductive organs needed to multiply,
infertility can be caused by low sperm counts due to endocrine
problems, drugs, radiation, or infection. There may be testicular
malformations, hormonal imbalances, or blockage of the male duct
system. Although many of these can be treated through surgery or
 hormonal replacement, some may be unlimited. [54] The infertility
associated with sperm is feasible, but immotile may be caused by
primary siliary dyskinesia. Sperm should provide a zygote with DNA,
centrioles, and activation factors for developing embryos. Defects in this
sperm structure can cause infertility that will not be detected by cement
analysis. In some cases, men and women may be infertile or sub-fertile,
and partner sterility arises from a combination of these conditions. In
other cases, the cause is suspected to be immunological or genetic;
Perhaps each pair is self-sufficient but the couple can not get pregnant
together without help

Infertilitas pria Penyebab utama infertilitas pria adalah rendahnya

kualitas semen. Pada pria yang memiliki organ reproduksi yang
diperlukan untuk berkembang biak, infertilitas dapat disebabkan oleh
jumlah sperma yang rendah akibat masalah endokrin, obat-obatan,
radiasi, atau infeksi. Mungkin ada malformasi testis, ketidakseimbangan
hormon, atau penyumbatan sistem saluran pria. Meskipun banyak di
antaranya dapat diobati melalui operasi atau penggantian hormonal,
beberapa mungkin tidak terbatas. [54] Infertilitas yang terkait dengan
sperma yang layak, namun immotile mungkin disebabkan oleh primary
siliary dyskinesia. Sperma harus menyediakan zigot dengan DNA,
sentriol, dan faktor aktivasi agar embrio berkembang. Cacat pada
struktur sperma ini dapat menyebabkan infertilitas yang tidak akan
terdeteksi oleh analisis semen. Dalam beberapa kasus, pria dan wanita
mungkin tidak subur atau sub-subur, dan kemandulan pasangan
muncul dari kombinasi kondisi ini. Dalam kasus lain, penyebabnya
diduga bersifat imunologis atau genetik; Mungkin masing-masing
pasangan mandiri subur tapi pasangan tidak bisa hamil bersama tanpa
bantuan.

C. Type of infertility
1. Primary infertilization
 Primary infertilization is infertilization that occurs where no
pregnancy or conception takes place after 12 months of active
sexual intercourse and never before had a pregnancy at all and
never used a previous contraceptive
Infertilisasi primer adalah infertilisasi yang terjadi dimana
tidak terjadinya proses kehamilan atau pembuahan setelah 12
bulan aktif melakukan hubungan seksual dan sebelumnya belum
pernah sama sekali mengalami kehamilan dan tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya
2. Secondary infertility
Secondary infertility is an infertility that occurs during a
previous pregnancy or birth process but never again re-pregnancy
after more than 2 years since the last pregnancy and is sexually
active and never use contraception
infertilitas sekunder adalah infertilitas yang terjadi dimana
pernah mengalami proses kehamilan ataupun kelahiran
sebelumnya namun tidak pernah lagi mengalami kehamilan
kembali setelah lebih dari 2 tahun sejak kehamilan terakhir dan
aktif berhubungan seksual serta tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi

D. Infertility symptoms
1. Infertility symptoms in women include
Infertility symptoms in women include:     
a. Menstrual cycles are abnormal, menstruation is more or less
than normal menstruation    
b. Irregular menstrual period. the duration of menstruation varies
between each menstrual period
c. There is no menstrual cycle. A woman may have a period, or a
menstrual cycle suddenly stops.
 d. Severe pain during menstruation. Back pain, pelvic pain and
abdominal cramps can occur.

Gejala-gejala infertilitas pada wanita di antaranya :

1. Siklus haid tidak normal, haid yang lebih banyak atau lebih
sedikit dari haid yang normal
2. Periode haid yang tidak teratur, lamanya haid bervariasi di
antara setiap periode haid.
3. Tidak ada siklus haid. Seorang wanita mungkin pernah haid,
atau siklus haid tiba-tiba berhenti.
4. Nyeri hebat saat haid. Nyeri punggung, nyeri panggul dan rasa
kram pada perut dapat terjadi.

2. Symptoms of infertility in men

The symptoms of male infertiliras depend on the causes of
infertility, including:
a. Changes in hair growth patterns
b. Changes to sexual desire
c. Pain, swelling of the testes
d. Erectile disorders and ejaculation
e. The testes are smaller and harder

Gejala infertilitas pada pria

Gejala infertiliras pada pria tergantung pada penyebab infertilitas,
di antaranya:
a. Perubahan pada pola pertumbuhan rambut
b. Perubahan pada hasrat seksual
c. Rasa nyeri, pembengkakan pada testis
d. Gangguan ereksi dan ejakulasi
 e. Testis mengecil dan mengeras
E. Prevention Of Infertiliy
 Immediately do the handling in case of infection, especially infection
of reproductive organs and gentalia
 Avoid exposure to toxic substances and smoking
 Avoid consuming alcohol
 healthy living

 Segera lakukan penanganan jika terjadi infeksi, terutama infeksi

pada organ reproduksi dan genitalia
 Hindari terpapar zat beracun dan merokok
 Hindari mengkonsumsi alkohol
 Hidup Sehat

F. Treatment
Treatment depends on the cause of infertility, including
counseling, fertility treatment, which includes in vitro fertilization.
Treatment methods for infertility can be grouped as medical or
complementary and alternative treatments. Drugs used for women and
men include clomiphene citrate, human menopausal gonadotropin
(hMG), follicle stimulating hormone (FSH), human chorionic
gonadotropin (hCG), gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
analogues, aromatase inhibitors, and metformin.
Medical treatment Infertility treatment generally involves the use
of fertility drugs, medical devices, surgery, or a combination of the
following. If the sperm is of good quality and the mechanics of the
female reproductive structure are good (tubal fallopian tubes, no
adhesion or scarring), ovarian stimulant drugs may be used. The
doctor or WHNP may also suggest the use of cervical capsule cap,
which is used by the patient at home by placing the sperm inside the
lid and placing the cervical readings, or intrauterine insemination (IUI),
whereby the doctor or WHNP introduces Sperm into the uterus during
ovulation, through a catheter.
In this method, fertilization occurs in the body. If conservative
medical care fails to achieve full pregnancy, the doctor or WHNP may
suggest that the patient undergo in vitro fertilization (IVF). IVF and
related techniques (ICSI, ZIFT, GIFT) are called assisted technological
techniques of reproduction (ART). ART techniques generally begin by
stimulating the ovaries to increase egg production. After stimulation,
the doctor surgically extracts one or more eggs from the ovary, and
incorporates them with sperm in the laboratory, with the intention of
producing one or more embryos. Fertilization takes place outside the
body, and the fertilized egg is put back into the female reproductive
tract, in a procedure called embryo transfer.
Other medical techniques eg. tuboplasty, assisted hatching, and
preimplantation genetic diagnosis. IVF in vitro fertilization is the most
commonly used antiretroviral therapy. It has been shown to be
beneficial in overcoming infertility conditions, such as blocked or
damaged tubes, endometriosis, recurrent IUI failure, unexplained
infertility, poor ovarian reserve, poor sperm count or even nil.
Intracytoplasmic sperm injection ICSI techniques are used in cases of
poor semen quality, low sperm count or failed fertilization attempts
during the previous IVF cycle. This technique involves a single healthy
sperm injection that is directly injected into the adult egg. The fertilized
embryo is then transferred to the uterus.
Pengobatan tergantung pada penyebab infertilitas, termasuk
konseling, perawatan kesuburan, yang meliputi fertilisasi in vitro.
Metode pengobatan untuk infertilitas dapat dikelompokkan sebagai
perawatan medis atau komplementer dan alternatif. Obat yang
digunakan untuk wanita dan pria meliputi clomiphene citrate, human
menopausal gonadotropin (hMG), hormon perangsang folikel (FSH),
human chorionic gonadotropin (hCG), analog gonadotropin-releasing
hormone (GnRH), aromatase inhibitor, dan metformin.
Perawatan medis Pengobatan infertilitas pada umumnya
melibatkan penggunaan obat kesuburan, alat kesehatan, operasi, atau
kombinasi dari yang berikut. Jika sperma berkualitas baik dan
mekanika struktur reproduksi wanita itu baik (tabung tuba falopi, tidak
ada adhesi atau jaringan parut), obat stimulasi ovarium mungkin
digunakan. Dokter atau WHNP mungkin juga menyarankan
penggunaan topi serviks kapsul, yang digunakan pasien di rumah
dengan menempatkan sperma di dalam tutup dan meletakkan alat
pembacaan pada serviks, atau inseminasi intrauterin (IUI), di mana
dokter atau WHNP memperkenalkan Sperma masuk ke dalam rahim
saat ovulasi, melalui kateter.
Dalam metode ini, pemupukan terjadi di dalam tubuh. Jika
perawatan medis konservatif gagal mencapai kehamilan penuh,
dokter atau WHNP mungkin menyarankan agar pasien menjalani
fertilisasi in vitro (IVF). IVF dan teknik terkait (ICSI, ZIFT, GIFT)
disebut teknik teknologi reproduksi (ART) dibantu. Teknik ART
umumnya dimulai dengan merangsang ovarium untuk meningkatkan
produksi telur. Setelah stimulasi, dokter tersebut secara operasi
mengekstrak satu atau lebih telur dari ovarium, dan menyatukannya
dengan sperma di laboratorium, dengan maksud menghasilkan satu
atau lebih embrio. Pemupukan berlangsung di luar tubuh, dan telur
yang telah dibuahi dimasukkan kembali ke dalam saluran reproduksi
wanita, dalam prosedur yang disebut transfer embrio.
Teknik medis lainnya mis. tuboplasti, penetasan dibantu, dan
diagnosis genetika praimplantasi. Pemupukan in vitro IVF adalah ART
yang paling umum digunakan. Telah terbukti bermanfaat dalam
mengatasi kondisi ketidaksuburan, seperti tabung yang tersumbat
atau rusak, endometriosis, kegagalan IUI berulang, infertilitas yang
tidak dapat dijelaskan, cadangan ovarium yang buruk, jumlah sperma
yang buruk atau bahkan nihil. Injeksi sperma intracytoplasmic Teknik
ICSI digunakan dalam kasus kualitas air mani yang buruk, jumlah
sperma yang rendah atau usaha pembuahan yang gagal selama
siklus IVF sebelumnya. Teknik ini melibatkan suntikan sperma sehat
tunggal yang langsung disuntikkan ke dalam telur dewasa. Embrio
yang telah dibuahi kemudian dipindahkan ke rahim.