18-06-2005, 06:02 WIB Menteri Perdagangan Mari Pangestu minta pencegahan penggunaan formalin sebagai pengawet
Bagi para pengunjung yang makanan dilakukan secara komprehensif. Solusinya adalah mencarikan bahan pengawet alternatif yang
membutuhkan artikel tentang tidak membahayakan kesehatan para konsumen serta harga terjangkau kalangan UKM.
AIDS, Asma dan Gigi.
Hubungilah website kami Menteri mengutarakan itu di Mataram, Senin (2/1), menanggapi isu penggunaan formalin sebagai zat
dengan mengirim pesan anda pengawet makanan yang meresahkan masyarakat.
ke alamat : info@medindo.com
Kami akan segera mengirimkan
artikel tersebut ke alamat e mail Menurut Mari, pengaturan distribusi dan pengawasan penjualan formalin di dalam negeri belum didukung
Anda. Terimakasih peraturan dan ketentuan yang lengkap, terutama sanksi hukum bagi penjual secara perorangan.
Ketentuan yang ada baru berupa penjualan kepada industri-industri kimia dan industri pupuk. Dengan
ARTIKEL sendirinya, selain industri yang disebutkan tadi, tidak diizinkan menggunakan atau membeli formalin
secara bebas.
05/04/2006, 06:04 WIB
'Factor H' Penyebab Kebutaan
Untuk mencegah penyalahgunaan formalin, diperlukan mekanisme pengawasan yang baik, disertai
penjualan lebih selektif terutama para pembeli perorangan. ”Misalnya, pembeli perorangan dipersyaratkan
05/04/2006, 06:04 WIB menunjukkan kartu tanda penduduk sehingga kalau terjadi hal yang tidak diinginkan bisa segera dilacak
Wanita Penderita Osteoporosis siapa pembelinya,” ujarnya.
di Dunia Lebih 200 Juta Jiwa
Pengawasan impor formalin juga perlu mendapat perhatian serius, mengingat saat ini ada perusahaan
05/04/2006, 06:04 WIB
yang memegang izin mengimpor formalin. Karena dampak negatifnya bagi kesehatan, perlu diawasi
Osteoporosis
sosialisasinya yang dilakukan instansi kepada para pedagang dan masyarakat.
05/04/2006, 06:04 WIB
Optimis Buat Sehat Jantung Untuk mengatasi situasi saat ini, pemerintah hendak menerbitkan sertifikat bagi sejumlah makanan ”bebas
formalin”. Namun, agar proses pengurusannya tidak berbelit-belit, kini masih dalam proses konsultasi
12/11/2005, 03:11 WIB dengan instansi terkait. Ini mengingat, kalangan usaha kecil menengah yang tidak menggunakan formalin
Riset Sel Liver Bantu Pasien juga terkena imbas oleh isu itu. Ini ditandai dengan menurunnya omzet usaha mereka.
Diabetes
Harus diawasi
12/11/2005, 03:11 WIB
Sinar Matahari, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB POM) Jawa Barat, Djoko Sunarjo,
Menguntungkan atau mengemukakan, peredaran formalin di pasaran harus diawasi. Upaya ini dinilai lebih efektif dibandingkan
Merugikan? dengan menerbitkan label bebas formalin pada setiap produk.
”Enggak perlu ada label formalin. Misalnya ada label bebas, apakah bisa menjamin? Hari ini mungkin
bebas formalin. Sepekan kemudian produknya mengandung formalin, tetapi labelnya tetap saja
tertempel,” ujar Djoko Sunarjo.
Menurut dia, langkah awal yang bisa dilakukan adalah memutus mata rantai pasokan formalin sehingga
tidak sembarang orang bisa membeli. ”Permintaan dan penawaran formalin harus diatur,” ujarnya.
Seharusnya, ada pengawasan secara lintas sektor. Bila perlu dibuat satuan kerja khusus dengan instansi
lain.
Produk makanannya diawasi oleh BB POM, tata niaganya oleh Departemen Perindustrian dan
Departemen Perdagangan, dan izin usahanya pun harus dipadankan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Agus Gustiar menyatakan, pihaknya
mengharapkan adanya payung hukum untuk memperkuat pengawasan formalin terutama dari distributor
ke pengecer. Selama ini, pengawasan penjualan formalin oleh Disperindag hanya dilakukan kepada
importir dan produsen terdaftar.
Tahu kediri
Pemberitaan tentang penggunaan formalin untuk produk makanan, termasuk tahu, berimbas pada usaha
industri tahu di Kota Kediri, Jawa Timur, yang selama ini memang dikenal kekhasannya.
Sejumlah pengusaha tahu di Kota Kediri meliburkan karyawannya karena produksi mereka yang terus
menurun. Bahkan, ada pengusaha tahu yang menghentikan total kegiatan produksinya.
Petugas dari BB POM Jatim yang melakukan kunjungan ke 10 industri tahu di Kecamatan Pesantren,
Kediri, untuk memeriksa penggunaan formalin, kemarin, terpaksa kembali dengan tangan kosong karena
industri tahu sudah tutup dan tak berproduksi lagi. Sudah lima hari terakhir ini industri-industri tahu itu
tutup.
Imbas yang sama dialami industri mi segar. Produksi mi segar sebagai bahan baku mi ayam di eks
Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah, anjlok hingga 70 persen.