Latar Belakang
Saat ini masih banyak masyarakat yang kekurangan air bersih khususnya
masyarakat di pesisir pantai. Salah satu penyebab kurangnya air bersih adalah
masalah pertambahan penduduk yang semakin hari semakin bertambah, pulau
adanya pertumbuhan penduduk yang sangat pesat maka kebutuhan air bersih juga
semakin meningkat. Hal inilah yang menyebabkan pelayanan air bersih masih
sangat terbatas, karena itu pemerintah harus melakukan pembangunan untuk
sarana dan prasarana air bersih demi menunjang hajat hidup masyarakat.
1
Mahasisiwa Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
1|Page
Pengadaan air bersih di Indonesia untuk Skala yang besar masih
dipusatkan di daerah perkotaan, yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
atau biasa disebut dengan PDAM yang jumlah masih dikatakan relatif kecil. pada
daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih PDAM Mereka cenderung
masih menggunakan air dari sumur, air hujan ataupun air sungai. Hal ini
berpotensi menimbulkan dampak negative bagi masyarakat yang masih
memanfaatkan air dari sumur maupun sungai. Dampak negative tersebut berupa
penyakit, ada berbagai macam penyakit yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan
air yang kurang bersih contohnya penyakit kulit. Harusnya, pembangunan yang
dilakukan pemerintah harus dilakukan secara merata di semua daerah yang ada di
Indonesia baik yang berlokasi di Perkotaan maupun yang terletak di pedesaan agar
tidak terjadi kesenjangan social diantara masyarakat (Satmoko Yudo & Taty
Hernaningsih, 2006).
Salah satu pertanyaan utama dalam masalah kebutuhan air bersih ini
adalah, Langkah apakah yang paling strategis dalam menyelesaikan permasalah
kebutuhan akan air bersih ini ?
2|Page
Pembahasan
Sekitar tujuh persen area daratan muka bumi ini terdiri atas pulau-pulau
kecil. Dari jumlah tersebut Indonesia berkontribusi besar terhadap jumlah pulau-
pulau kecil di dunia, tidak kurang dari 17.000 pulau-pulau kecil (Tahir, 2010).
Karakteristik pulau-pulau kecil tersebut menyebabkannya menjadi salah satu
kawasan yang rentan (vurnerable). Kerentanan (vurnerability) merupakan salah
satu aspek yang mendapat perhatian banyak pihak. Negara-negara kelompok
Small Island Development State (SIDS) memberikan perhatian yang serius
terhadap kajian kerentanan pulau-pulau kecil (SOPAC, 2005). Mereka bekerja
secara kontinyu mengembangkan indeks kerentanan lingkungan dan indeks
lainnya yang menggambarkan status negara-negara kepulauan (Tahir, 2010).
Air merupakan salah satu elemen dasar dan sangat dibutuhkan bagi
kehidupan manusia, mengingat kegunaan air untuk berbagai kegiatan manusia
atau “multi-purpose project”, seperti mandi, minum-memasak, pembangkit listrik
dan sebagainya. Namun, dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan air bersih
ini tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan
data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (2007), sekitar 21,1% dari jumlah
rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih. Hal ini tentunya juga
bertentangan dengan salah satu tujuan yang tercantum dalam Millenium
Development Goals (MDGs), yaitu “Ensure Environmental Sustainability”
dengan salah satu sasarannya, yaitu mengurangi setengah dari total populasi yang
hidup tanpa akses terhadap air dan sanitasi berkelanjutan (Dian Saniti, 2012).
3|Page
Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu daerah pesisir dengan
ketersediaan air bersih yang minim. Kabupaten Bulukumba adalah salah satu
kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan yang luas wilayahnya sekitar
1.154,67 km2 yang terdiri dari 22,22% daerah pantai, 0,79% daerah lembah,
15,87% daerah perbukitan, dan 61,60% merupakan dataran. Secara kewilayahan
kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi yaitu dataran tinggi
pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompo Battang, dataran rendah, pantai dan laut
lepas.
4|Page
masyarakat diIndonesia masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang
cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu
masalah yang masih dihadapi sampaisaat ini yakni masih rendahnya tingkat
pelayanan air bersih untukmasyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
No.14 tahun1987, maka pengelolaan sarana dan prasarana air bersihdiserahkan
kepada Pemerintah Daerah Tingkat I (propinsi), sedangkan pengelolaannya
dilakukan oleh Peusahaan Air Minum(PDAM) yang berada di bawah kendali
pemerintah DaerahTingkat II Kabupaten/Kotamadya (Nusa Idaman Said &
Satmoko Yudo).
5|Page
yang menjembatani hubungan antara ketersedian air bersih dan penduduk, antara
lain teknologi, kebijakan, dan budaya (Mujiyani, Rachmawati & Hidayati, 2006).
6|Page
7. Pembuatan sumur artesis dan penerapan sistem pemanenan air hujan (rain
harvesting) oleh pemerintah setempat, dengan membuat tampungan air di
rumah-rumah.
7|Page
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Nusa & Satmoko. Masalah dan Srategi Penyediaan Air Bersih di Indonesia.
https://www.academia.edu/12270242/BAB_3_-
_MASALAH_DAN_STRATEGI_PENYEDIAAN_AIR_BERSIH_DI_INDONE
SIA .
8|Page
Saniti, Dian.2012. Penentuan Alternatif Sistem Penyediaan Air Bersih
Berkelanjutan Di Wilayah Pesisir Muara Angker.
http://journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/download/4126/2212 (Diakses pada
Desember 2012)
Melinda, Herlina & Ekawaty. Uji Kualitas Air Sumur Gali Di Wilayah Pesisir
Pantai. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/download/10882/10759
(Diakses pada 2015)
9|Page