Anda di halaman 1dari 4

Nama : Samsuri Abdurrahman

Nim : 190305106
Ujian final

Jawaban:

MACAM-MACAM HUKUM TAKLIFI

Mayoritas ulama ushul fiqh membagi hukum taklifi menjadi lima macam:

1. Ijab: tuntutan yang harus dan pasti dari syari’ pada mukallaf untuk mengerjakan sesuatu.
Akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan mukallaf itu dinamakan wujub dan pekerjaannya
dinamakan wajib.

2. Nadb: tuntutan yang bukan keharusan dan hanya bersifat anjuran (tarjih) dari syari’ pada
mukallaf untuk mengerjakan sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan mukallaf itu
juga dinamakan nadb sedangkan pekerjaannya dinamakan mandub.

3. Tahrim: tuntutan yang harus dan pasti dari syari’ pada mukallaf untuk meninggalkan
sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan mukallaf itu dinamakan hurmah dan
pekerjaannya dinamakan haram atau muharram.

4. Karahah: tuntutan yang bukan keharusan dan hanya bersifat anjuran dari syari’ pada
mukallaf untuk meninggalkan sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan mukallaf itu
juga dinamakan karahah sedangkan pekerjaannya dinamakan makruh.

5. Ibahah: pilihan dari syari’ pada mukallaf antara mengerjakan atau meninggalkan, tidak ada
anjuran untuk memillih salah satu keduanya. Akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan
mukallaf itu juga dinamakan ibahah sedangkan perbuatannya dinamakan mubah.
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa yang dituntut untuk dikerjakan itu ada dua macam,
yakni wajib dan mandub, yang dituntut untuk ditinggalkan ada dua macam pula, yakni
muharram dan makruh, dan yang merupakan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan
ada satu macam, yakni mubah
2. Rukun Shalat dan Hal-Hal yang Membatalkan Shalat: Shalat merupakan salah satu
kewajiban yang paling utama bagi setiap umat islam, Karena shalat merupakan tiang Agama.
Sesungguhnya setiap umat manusia yang hidup didunia ini tidak lain hanyalah untuk
menyembah Allah AWT. Sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya "Tidak aku ciptakan
Jin dan Manusia kecuali hanya untuk menyembah-KU". Maka dari itu ada baiknya kita
memperdalam lagi pengetahuan kita tentang agama terutama mengenai hal-hal dasar seperti
Shalat, dengan mengetahui Rukun-Rukun Shalat Apa itu rukun shalat? Rukun Shalat adalah
itulah yang dinamakan Shalat, bila seseorang mengerjakan kesemua rukun tersebut, maka ia
sudah melaksanakan shalat. Begitupun sebaliknya, apabila ia tidak melaksanakannya atau
salah satu dari rukun shalat tersebut tidak ia kerjakan, maka itu belum dinamakan shalat.
Adapun hal-hal yang membatalkan Shalat adalah
Shalat merupakan aktifitas seseorang yang sedang berhadapan dengan Allah SWT sebagai
sang pencipta alam semesta juga dengan isinya. Maka dari itu sebagai seorang mukmin
sebaiknya kita menjaga baik-baik shalat kita agar khusuk dan terhindar dari hal-hal atau
perbuatan yang Membatalkan Shalat. Beberapa hal atau perbuatan yang Membatalkan
Shalatadalah:

1. Berbicara Dengan SengajaDidalam melaksanakan Shalat kita hanya boleh mengucapkan


bacaan yang wajib dan yang sunnah dalam shalat saja. Jika kita mengucapkan kata selain itu
dengan sengaja, maka Shalat kita akan batal.

2. Berhadas
Berhadas disini termasuk hadas kecil maupun besar, artinya ketika sedang shalat
mengeluarkan sesuatu diantara dua pintu, seperti keluar kentut, pipis, menstruasi (bagi
wanita).

3. Terkena Najis
Shalat akan batal bila saat melaksanakan shalat tiba-tiba terkena najis, baik itu dibadan
ataupun pakaian. Seperti terkena kotoran cicak dan sebagainya.

4. Berubah Niat
Jika pada saat melakukan Shalat, tiba-tiba dalam hatinya ingin menyudahi shalat maka
shalatnya akan batal

5. Terbuka Aurat
Bila sedang shalat tiba-tiba Auratnya terbuka dengan sengaja, maka shalat orang itu sudah
batal, walaupun dalam waktu yang sebentar.

6. Makan dan Minum


Bila sedang melaksanakan tiba-tiba ada sisa makanan yang keluar dari dalam mulut terus
mengunyah atau menelannya, maka shalat orang tersebut akan batal.

7. Membelakangi Kiblat
Jika pada saat melaksanakan shalat tiba-tiba tubuhnya digerakkan hingga badannya tidak
lagi pada posisi menghadap kiblat, maka shalatnya batal.

8. Bergerak Berturut-Turut
Melakukan gerakan berturut-turut sebanyak 3 kali seperti melangkah kekanan atau kiri,
maka shalatnya juga batal.

9. Tertawa
Yaitu pada saat dalam shalat seseorang yang tertawa akan mengakibatkan shalatnya batal.
Ada dua pendapat tentang tertawa dalam shalat. pendapat Pertama, hanya tertawa yang
mengeluarkan suara saja yang membatalkan shalat, sedangkan kalau hanya tersenyum tidak.
Pendapat yang kedua, baik itu tertawa yang mengeluarkan suara atau hanya senyum
keduanya bisa membatalkan shalat.

10. Mengurangi Salah Satu Rukun


Rukun shalat ada 13 perkara sperti yang telah disebutkan diatas, maka jika salah satunya
tidak ada tidak sah pula shalatnya.

11. Mendahului Imam


Ini bila seorang shalat berjamaah lalu ia mendahului gerakannya daripada si imam,
seperti ruku' atau bangun dari sujud lebih dulu dari imam.

12. Murtad (keluar dari Islam), Mati, Gila atau Hilang Akal
Jika pada saat shalat tiba-tiba seseorang telah murtad, maka shalatnya langsung batal, begitu
juga kalau mengalami kematian, gila atau hilang akal.

3 e. Islam

Syarat lain yangharus dipenuhi seorang wali adalah ia harus beragam islam. Orang islam
dapat menjadi wali bagi wanita yang berada di bawah perwaliannya dan seseorang tidak
dapat menjadi wali atau hilang haknya sebagai wali apabila ia tidak beragama islam4.
Rukun Sah Nikah dalam Islam

Mampelai pria dan wanita sama-sama beragama Islam. Mempelai laki-laki tidak termasuk
mahram bagi calon istri. Wali akad nikah dari perempuan bersedia menjadi wali. Kedua
mempelai tidak dalam kondisi sedang ihram.
5 . Seseorang dapat sah menjadi wali nikah apabila memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan yakni sebagaimana yang dijelaskan berikut ini :

a. Baligh
Baligh disini diartikan bahwa orang yang menjadi wali nikah haruslah sudah mencapai akil
baligh atau telah dewasa atau berusia lebih dari 15 tahun pada umumnya. Anak-anak yang
belum baligh tidaklah sah menjadi wali meskipun ia memiliki hak perwalian terhadap
seorang wanita.

b. Berakal sehat, tidak gila


Seorang wali haruslah sehat jiwanya dan ia sadar akan kewajibannya menjadi wali dalam
pernikahan. Seorang wali terutama wali nasab dapat kehilangan haknya menjadi wali nikah
apabila ia kehilangan akalnya atau menjadi gila.

c. Merdeka
Seorang wali haruslah orang merdeka dan bukan budak atau hamba sahaya. Hal ini berlaku
pada zaman rasulullah atau zaman dahulu dimana manusia masih diperbudak oleh orang
lainnya. Dewasa ini sudah jarang terjadi perbudakan seperti halnya di zaman rasul dan
manusia di zaman ini adalah manusia yang merdeka. Pada zaman rasul, seorang hamba
sahaya tidak dapat menjadi wali dalam pernikahan seorang wanita dengan seorang pria.

d. Laki-laki
Seorang wali dalam pernikahan haruslah seorang laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki
adalah orang atau pihak yang bisa melindungi sang wanita 

e.  Islam
Syarat lain yangharus dipenuhi seorang wali adalah ia harus beragam islam. Orang islam
dapat menjadi wali bagi wanita yang berada di bawah perwaliannya dan seseorang tidak
dapat menjadi wali atau hilang haknya sebagai wali apabila ia tidak beragama islam

Anda mungkin juga menyukai