Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Pengujian Substantif dan Audit Sampling

Dosen Pengampuh:

Ulfa Nurhayani, SE., M. Si

Rini Herliani, SE, M.Si., Ak

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Dwi Maharani (7193142003)

Annisa Kartika Safira (7181142022)

Santi Wahyu Hermawan (181600030)

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu menyelesaikan Tugas
Rutin. Kami juga berterimakasih kepada Ibu Ulfa Nurhayani, SE., M. Si dan Rini Herliani,
SE, M.Si., Ak sebagai dosen mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi.

Tugas Rutin ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kami, yaitu
Pemeriksaan Akuntansi. Tugas Rutin ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua. Kami menyadari bahwa Tugas Rutin ini masih jauh
dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
kami mohon maaf. Oleh karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas
rutin ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya, atas perhatiannya kami
mengucapkan terima kasih.

Medan, 10 November 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR SAMPLING AUDIT........................................................................2

2.2 RESIKO SAMPLING DAN NON SAMPLING............................................................2

2.3 TEKNIK-TEKNIK SAMPLING....................................................................................4

2.4 TAHAPAN SAMPLING AUDIT...................................................................................6

2.5 STUDI KASUS...............................................................................................................7

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................8

3.2 SARAN...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan


mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi – asersi tentang
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang di tetapkan, serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pengguna informasi tersebut.

Seorang auditor yang merupkan pelaku auditing harus memperoleh pemahaman


tentang pengendalian internal yang memadai untuk merencanakan audit dengan
melakasanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit
atas laporan keungan dan apakah pengendalian internal tersebut di operasikan. Dalam
auditing, khususnya audit laporan keuangan, konsep pengujian adalah sangat penting,
karena audit tidak akan melihat seluruh bukti.

Prosedur yang di arahkan terhadap efektifitas desain maupun oprasi pengendalian


disebut dengan pengujian pengendalian(test of control). Pengendalian yang telah
diidentifikasikan auditor dalam penetapan sebagai pengurang risiko
pengendalian(pengendalian kunci) harus didukung oleh pengujian atas pengendalian untuk
menjamin bahwa pengendalian telah dilaksanakan dengan efektif dalam keseluruhan atau
sebagai periode audit.

Pengujian ini untuk mendapatkan bukti audit seperti itu biasanya meliputi prosedur
permintaan keterangan dari pegawai entitas yang semestinya, inspeksi atas dokumen, dan
laporan, serta pengamatan terhadap penerapan pengendalian tertentu. Untuk entitas yang
pengendalian internnya kompleks, auditor harus mempertimbangkan penggunaan bagan
arus untuk memudahkan penerapan penggujian atas desain.

Adapun, salah satu jenis pengujian dasar yang digunakan untuk menentukan apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar adalah pengujian substantif. Pengujian
substantive meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang untuk mendeteksi monetary
errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh terhadap kewajaran saldo – saldo
laporan keuangan.

Dari Deskripsi diatas penulis sangat tertarik untuk membahas mengenai Pengujian
Pengendalian dan Pengujian secara substantif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Sampling Audit


SA 350.01 mendefinisikan sampling audit sebagai penerapan prosedur audit terhadap
unsur-unsur suatu saldo rekening atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen
dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo rekening atau kelompok transaksi
tersebut. Sampling audit sangat banyak dipakai dalam prosedur pencocokkan ke dokumen
(vouching), konfirmasi, dan penelusuran (tracing), tetapi biasanya tidak digunakan dalam
pengajuan pertanyaan, observasi, dan prosedur analitis.

2.2. Resiko Sampling dan Resiko Non Sampling


Dalam sampling audit, resiko terbagi menjadi 2, yaitu resiko sampling dan resiko non
sampling.
1. Resiko Sampling
Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa suatu sampling yang telah diambil
dengan benar tidak mewakili populasi. Tipe risiko sampling yang bisa terjadi dalam
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif :
a. Pengujian Pengendalian
 Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah,
yaitu risiko menetukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan
hasil sampel, terlalu rendah dibandingkan dengan efektifitas operasi
prosedur atau kebijakan struktur pengendalian yang sesungguhnya.
 Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi,
yaitu risiko menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan
hasil sampel, yang terlalu tinggi dibandingkan dengan efektifitas
operasi prosedur atau kebijakan struktur pengendalian yang
sesungguhnya.
b. Pengujian Substantif
 Risiko keliru menerima yaitu risiko mengambil kesimpulan,
berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah

3
saji secara material, padahal kenyataannya saldo rekening telah salah
saji secara material.
 Risiko keliru menolak yaitu risiko mengambil kesimpulan,
berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening berisi salah saji
secara material, padahal kenyataannya saldo rekening tidak berisi
salah sajis secara material.
Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian terlalu rendah dan risiko
keliru menerima, dalam istilah statistik biasa disebut sebagai risiko beta
adalah berkaitan dengan efektivitas audit. Sebaliknya, risiko penentuan
tingkat risiko pengendalian terlalu tinggi dan risiko keliru menolak, dalam
istilah statistik biasa disebut sebagai risiko alpha adalah berkaitan dengan
efisiesnsi audit.
2. Resiko Non Sampling
Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan
sampling. Risiko nonsampling tidak bisa diukur secara sistematis. Namun
demikian, dengan perencanaan dan supervisi yang tepat dan berlandaskan pada
standar kualitas mutu, risiko nonsampling dapat ditangani pada tingkat yang
minimal atau tidak berarti lagi.
Sumber risiko sampling meliputi :
1) Kesalahan manusia.
2) Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan audit.
3) Kesalahan dalam menafsirkan hasil sampel.
Kesalahan karena mengandalkan pada informasi yang keliru yang diterima dari
pihak lain.

2.3. Teknik-Teknik Sampling


Teknik sampling dalam audit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menggunakan
Metode Statistik atau disebut "sampling statistik" dan Tanpa Menggunakan Metode
Statistik atau disebut "sampling non statistik". Perbedaan antar keduanya dapat dirumuskan
sebagai berikut :

4
Metode Sampling Sampling Statistik Sampling Non Statistik
Analisis Menggunakan rumus/formula Tidak menggunakan rumus/
statistik, sehingga judgment formula statistik, sehingga
yang akan digunakan harus judgment yang akan
dikuantifikasi lebih dahulu digunakan tidak perlu
sesuai kebutuhan formula dikuantifikasi
Pemilihan Sampel Harus acak (random) Boleh acak, boleh pula tidak

Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu pihakpun
yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari yang lain.
Namun, dibandingkan dengan sampling non statistik, sampling statistik lebih mudah
dipertanggungjawabkan, karena formulanya sudah baku dan diterima oleh kalangan
akademisi secara umum.
Sesuai dengan sifat datanya, sampling terdiri atas dua jenis: Sampling Atribut dan
Sampling Variabel. Sampling Atribut adalah metode sampling yang meneliti sifat non
angka (kualitatif) dari data, sedangkan Sampling Variabel adalah metode sampling yang
meneliti sifat angka (kuantitatif) dari data.
Dalam audit, sampling atribut biasanya digunakan pada pengujian pengendalian,
sedangkan sampling variabel biasanya digunakan pada pengujian substantif. Metode yang
digunakan pada sampling atribut biasanya mencakup metode sampling atribut (attribute
sampling), metode sampling penemuan (discovery/explanatory sampling), dan metode
sampling penerimaan (acceptance sampling). Sedangkan metode yang biasanya digunakan
pada sampling variabel mencakup metode sampling variabel sederhana (classical variable
sampling atau mean per unit estimation) dan metode sampling satuan mata uang (monetary
unit sampling atau probability proportional to size sampling).
1. Metode Sampling Statistik
Metode sampling statistik yang lazim digunakan pada pengujian pengendalian adalah
sampling atribut, yaitu metode sampling yang meneliti sifat non angka dari data,
karena pada pengujian pengendalian fokus perhatian auditor adalah pada jejak-jejak
pengendalian yang terdapat pada data/dokumen yang diuji, seperti paraf, tanda

5
tangan, nomor urut pracetak, bentuk formulir, dan sebagainya, yang juga bersifat non
angka, seperti unsur-unsur yang menjadi perhatian pada sampling atribut.
2. Metode Sampling Non Statistik
Pada sampling non statistik, unit sampel dan evaluasi hasil samplingnya dilakukan
berdasarkan judgement, tanpa menggunakan formula/rumus yang baku. Pemilihan
sampelnya boleh dilakukan secara acak dan non acak

2.4. Tahapan Sampling Audit


Langkah-langkah sampling dibagi dalam enam tahap:
1. Menyusun Rencana Audit.
Kegiatan sampling audit diawali dengan penyusunan rencana audit. Pada tahap ini
ditetapkan:
a. Jenis pengujian yang akan dilakukan, karena berpengaruh pada
jenissampling yang akan digunakan. Pada pengujian pengendalian
biasanya digunakan sampling atribut, dan pada pengujian substantif
digunakan sampling variabel.
b. Tujuan pengujian, pada pengujian pengendalian untuk meneliti derajat
keandalan pengendalian, sedangkan pengujian substantif tujuannya
meneliti kewajaran nilai informasi kuantitatif yang diteliti.
c. Populasi yang akan diteliti, disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengujian
yang akan dilakukan.
d. Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam penelitian, terutama
yangdiperlukan untuk menentukan unit sampel dan membuat
simpulanhasil audit, seperti tingkat keandalan, toleransi kesalahan, dan
sebagainya.
2. Menetapkan Jumlah/Unit Sampel
Jika digunakan metode sampling statistik, unit sampel ditetapkan dengan
menggunakan rumus/formula statistik sesuai dengan jenis sampling yang
dilakukan. Pada tahap ini hasilnya berupa pernyataan mengenai jumlah unit
sampel yang harus diuji pada populasi yang menjadi objek penelitian.

6
3. Memilih Sampel
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah
memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling
statistik, pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak (random).
4. Menguji Sampel
Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang harus
diteliti. Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel tersebut.
Hasilnya, auditor akan memperoleh informasi mengenai keadaan sampel
tersebut.
5. Mengestimasi Keadaan Populasi
Selanjutnya, berdasarkan keadaan sampel yang telah diuji, auditor melakukan
evaluasi hasil sampling untuk membuat estimasi mengenai keadaan populasi.
6. Membuat Simpulan Hasil Audit
Berdasarkan estimasi (perkiraan) keadaan populasi di atas, auditor membuat
simpulan hasil audit. Biasanya simpulan hasil audit ditetapkan dengan
memperhatikan/ membandingkan derajat kesalahan dalam populasi dengan
batas kesalahan yang dapat ditolerir oleh auditor.

2.5. Studi Kasus Pada Auditor KAP Di Jakarta


Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penentuan sampel audit (professional
jugdement, assessment of risk, dan effect of bias) terhadap pendeteksian salah saji ( fraud
or error). Penelitian ini dilakukan pada 13 Kantor Akuntan Publik di Jakarta dengan 63
responden sebagai sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini
menggunakan regresi logistik sebagai metode analisis.data dalam penelitian ini diolah
menggunakan spss versi 26. Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh dari
assessment of risk terhadap pendeteksian salah saji (fraud or error). Hal ini menunjukan
bahwa Assesment of risk yang dilakukan dapat mendeksi terjadinya salah saji baik secara
yang disebabkan oleh error atau fraud yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini juga
membuktikan bahwa professional jugdement dan effect of bias tidak berpengaruh terhadap
pendeteksian salah saji.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sampling audit merupakan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo rekening atau
kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo rekening atau kelompok transaksi tersebut.
Pengujian pengendalian merupakan suatu proses mengevaluasi pengendalian intern suatu
entitas dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Tujuan dari menilai resiko pengendalian adalah untuk membantu auditor dalam membuat
suatu pertimbangan mengnai resiko salah saji yang materil dalam asersi laporan keuangan.
Pengujian substantif merupakan langkah ketiga dari tahap pelaksanaan pemeriksaan.
Pengujian substantif meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang untuk mendeteksi
monetary errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh terhadap kewajaran saldo
– saldo laporan keuangan.

3.2 SARAN
Tentunya kami menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah kami mohon maaf. Kami sangat mengarap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan makalah kedepannya. Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu Siti Kurnia dan Suhayati Elvi.2010, “Auditing Konsep dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntansi Publik”. Graha ilmu : Yogyakarta.

Boynton C. William, Johnson N. Raymond, Kell G. Walter.2003,edisi ketujuh, “Modern


Auditing”. Erlangga : Jakarta.

Guy M.Dan, Alderman C. Wayne, Winters J. Alan. 2003. Edisi Kelima, “Auditing”. Erlangga:
2003.

Aren, Alvin, A Randal J Elder & Mark, S Beasley, 2008, “Auditing and Assurance Service”: An
Integreated Approuch, 11st Edition, Pearson Prentice Hal

Anda mungkin juga menyukai