Anda di halaman 1dari 29

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAUR 2012

BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Gambaran umum wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten Kaur yang mencakup : kondisi fisik,
kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur
organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap perangkat daerah.

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik


Secara geografis dengan konsep lokasi absolute, letak Kabupaten Kaur berada di antara 103°4’8,76” -
103°46’50,12” Bujur Timur dan 04°15’8,21” - 04°55’27,77” Lintang Selatan. Dengan konsep relatif, Kabupaten
Kaur merupakan wilayah paling selatan Provinsi Bengkulu dan berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung
dan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 2003, secara administrasi
Kabupaten Kaur berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Kab. Bengkulu Selatan, Prov. Bengkulu dan


Kab. Lahat, Prov. Sumatera Selatan.
 Sebelah Selatan : Kab. Lampung Barat, Prov. Lampung.
 Sebelah Barat : Samudera Hindia.
 Sebelah Timur : Kab. Ogan Komering Ulu, Prov. Sumatera Selatan.

Kabupaten Kaur mempunyai garis pantai sepanjang 89,1723 Km. Dengan demikian luas kawasan laut
sejauh 4 mil dari garis pantai meliputi wilayah seluas lebih kurang 6.605.900 Ha atau 660,59 Km2.
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kaur adalah 2.556,00 km2 atau 255.600 Ha. Kabupaten
Kaur merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan perbedaan ketinggian yang sangat besar,
bervariasi antara 0 s.d >1000 m di atas permukaan laut. Jalur pertama 3,3% dari luas wilayah terletak di
ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut terdapat di sepanjang pantai, jalur kedua 21,65% dari luas wilayah
terletak di ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut terdapat di wilayah timur dari jalur pertama yang
merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan dengan klasifikasi Bukit Range. Sedangkan yang terletak di
ketinggian 100-500 m di atas permukaan laut seluas 29,03%, ketinggian 500-1000 m di atas permukaan laut
seluas 25,06% dan yang di atas 1000 m dpl seluas 20,96% terdapat di lokasi lebih ke timur dari jalur kedua
sampai ke puncak bukit barisan yang merupakan daerah vulkanis dan tektonis.
Kabupaten Kaur secara relief termasuk bergelombang dengan kemiringan tanah yang bervariasi.
Kemiringan wilayah dapat dibagi dua jenis yaitu kemiringan wilayah kawasan budidaya dengan kecenderungan
menempati kemiringan relatif landai dan kemiringan pada kawasan non budidaya yang sebagian besar
menempati kawasan dengan lereng miring sampai curam. Pada kawasan non budidaya kemiringan di atas 15 -
25% mendominasi kawasan ini. Data keruangan mengenai kemiringan lereng menunjukkan bahwa kawasan
budidaya dengan kemiringan lebih besar dari 40% masih terjadi, kondisi ini akan memberikan dampak yang
cukup besar berpotensi longsor lahan.
Berdasarkan pembagian Mandala Geologi Tersier Pulau Sumatera, Lembar Bengkulu, sebagian
terletak di lajur busur depan, busur magmatik dan busur belakang. Aktifitas magmatis pada akhir Miosin
sampai awal Pleistosin dibagian Utara - Timur Laut, menyebabkan dihasilkannya produk-produk gunung api
Rio-Andesit (QTv) dan kandungan batubara di wilayah ini, juga menyebabkan percepatan proses pematangan
kualitas batubara yang terdapat pada formasi ini. Pergeseran-pergeseran sesar mengakibatkan terbentuknya
zona Seismic Beniof di dasar laut yang merupakan zona gempa dengan sismistas tinggi.
Dalam hal kondisi air tanah di Kabupaten Kaur yang merupakan daerah perbukitan bergelombang
dengan perbedaan ketinggian yang sangat besar dapat digambarkan secara sederhana berdasarkan pada
wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi. Wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0-100 m di atas
permukaan laut tidak terlalu kesulitan dalam mendapatkan air tanah namun di wilayah dataran tinggi dengan
ketinggian 100 s.d > 1000 m akan sulit mendapatkan air tanah.
Wilayah dataran rendah yang ada di Kabupaten Kaur terdiri dari Kec. Nasal, Maje, Kaur Selatan, Tetap,
Kaur Tengah, Luas, Kinal, Semidang Gumay dan Tanjung Kemuning. Sedangkan wilayah dataran tinggi terdiri
dari Kec. Muara Sahung, Kelam Tengah, Kaur Utara, Padang Guci Hilir, Lungkang Kule dan Padang Guci

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 14
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Hulu. Namun pada Kecamatan dengan kategori wilayah dataran rendah, rata-rata sebagian wilayahnya masih
terdiri dari wilayah dataran tinggi.
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca, dimana faktor pembentuk cuaca antara lain curah hujan,
kelembaban, kecepatan angin, lama penyinaran matahari dan sebagainya. Faktor iklim atau cuaca yang sering
digunakan untuk beberapa aplikasi hidrologi adalah curah hujan, karena disamping mudah dalam hal
pengukurannya juga mempunyai pengaruh secara langsung pada kehidupan manusia. Curah hujan digunakan
untuk menjelaskan fenomena-fenomena hidrologis yang sering terjadi seperti banjir, erosi, longsor dan lain-
lain. Selain itu juga untuk menggambarkan potensi ketersediaan air.
Rata-rata curah hujan di Kabupaten Kaur pada tahun 2010 lebih tinggi, mencapai 317 mm perbulan
dibandingkan rata-rata curah hujan pada tahun 2008 yang mencapai 248 mm perbulan, tahun 2009 yang
mencapai 267 mm perbulan dan tahun 2010 yang mencapai 291 mm perbulan. Curah hujan terbanyak pada
tahun 2008 terjadi pada bulan Desember, pada tahun 2009 terjadi pada bulan September, pada tahun 2010
terjadi pada bulan Februari dan pada tahun 2011 terjadi pada bulan Desember.
Rata-rata hari hujan di kabupaten Kaur pada tahun 2010 lebih tinggi mencapai 15 hari hujan perbulan
dibandingkan rata-rata hari hujan pada tahun 2008 yang mencapai14 hari hujan perbulan, tahun 2009 yang
mencapai 11 hari hujan perbulan dan tahun 2011 yang mencapai 10 hari hujan perbulan. Hari hujan terbanyak
pada tahun 2008 terjadi pada bulan Desember sedangkan pada tahun 2009 dan tahun 2010 terjadi pada bulan
Januari dan pada tahun 2011 terjadi pada bulan mei, juni dan desaember.

Curah Hujan (mm)   Hari Hujan (kali)


Bulan 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011
Januari 212 380 163 244 12 18 17 9
Februari 223 241 459 186 14 15 15 7
Maret 259 82 358 399 16 7 19 12
April 146 167 303 428 11 10 14 13
Mei 50 160 283 400 3 8 16 14
Juni 64 92 269 243 8 8 16 14
Juli 52 39 189 143 6 3 11 9
Agustus 215 190 419 49 13 8 11 5
September 187 591 245 47 13 17 12 4
Oktober 349 581 443 94 18 13 16 8
November 479 327 441 628 23 11 18 13
Desember 736 356 227 631 27 9 15 14
Jumlah 2,972 3,206 3,799 3,492 164 127 180 122
Rata-Rata 248 267 317 291 14 11 15 10
Sumber : KDA Kab. Kaur 2012

Kabupaten Kaur memiliki 14 (empat belas) Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi : DAS Bengkenang,
DAS Kedurang, DAS Kinal, DAS Kolek, DAS Luas, DAS Manula, DAS Mertam Ds, DAS Nasal, DAS Padang
Guci, DAS Sambat, DAS Sawang, DAS Seranjangan, DAS Tetap dan DAS Sulau. DAS-DAS tersebut mengalir
dari utara ke arah selatan kemudian bermuara di Samudera Hindia. Ke-14 (ke empat belas) DAS tersebut
terdiri dari 3 (tiga) DAS Nasional dan 11(sebelas) DAS lokal. DAS yang termasuk pada klasifikasi DAS
Nasional yaitu DAS Luas, DAS Kinal, dan DAS Manula, sisanya termasuk klasifikasi DAS lokal.
DAS Bengkenang, DAS Kedurang dan DAS Mertam Ds tidak mengalir di Kabupaten Kaur namun
mengalir ke Bengkulu Selatan. DAS yang memiliki sungai induk dan anak sungai mengalir terpanjang adalah
DAS Sambat yaitu mencapai 684 Km dan DAS yang memiliki sungai induk dan anak sungai mengalir
terpendek adalah DAS Sulau yaitu 70 Km. Sedangkan debit terbesar adalah DAS Tetap, yaitu 64,20 m 3/dtk
dan bedit terkecil adalah DAS seranjangan, yaitu 8,25 m3/dtk. Dapat dilihat pada tabel 2.1.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 15
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Kaur


Nama DAS Panjang (Km) Debit (M3/dtk)
Bengkenang 458 35,00
Kedurang 112 19,25
Mertam Ds 100 10,00
Sulau 70 35,00
Padang Guci 535 45,09
Seranjangan 265 8,25
Kinal 472 17,10
Luas 625 23,16
Tetap 228 64,20
Sambat 684 46,00
Sawang 129 19,60
Nasal 455 22,50
Kolek 360 20,90
Manula 671 14,63
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kaur 2012

Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2003, wilayah administrasi Kabupaten Kaur ditetapkan
terdiri atas 7 Kecamatan. Kemudian pada Tahun 2005 dimekarkan menjadi 15 Kecamatan. Dari 15 Kecamatan
tersebut terdapat 192 Desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan paling luas adalah Kecamatan Nasal dengan luas
59.937,21 Ha dan Kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Kaur Tengah dengan luas 2.579,82 Ha. Dapat
dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan


Luas Wilayah
Nama Kecamatan Kelurahan Desa
(Ha) (%) thd total
Nasal - 17 59.937,21 23,45
Maje - 19 38.200,62 14,95
Kaur Selatan 1 18 9.863,66 3,86
Tetap - 12 9.897,24 3,87
Kaur Tengah 1 8 2.579,82 1,02
Luas - 12 12.849,00 5,03
Muara Sahung - 7 29.217,34 11,43
Kinal - 14 19.221,61 7,52
Semidang Gumay - 13 4.505,90 1,76
Tanjung Kemuning - 20 7.975,12 3,12
Kelam Tengah - 13 4.063,73 1,59
Kaur Utara 1 10 6.115,34 2,39
Padang Guci Hilir - 9 13.191,87 5,16
Lungkang Kule - 9 2.884,77 1.13
Padang Guci Hulu - 11 35.096,80 13,73
Total 3 192 255.600,00 100,00
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 16
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 17
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Peta 2.2 : Peta Orientasi Geografis Kabupaten Kaur

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 18
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Peta 2.3 : Peta Administrasi Kabupaten Kaur

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 19
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Peta 2.2 : Peta Cakupan Wilayah Kajian

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 20
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

2.2 Demografi
Masalah kependudukan adalah masalah yang timbul sebagai akibat keadaan penduduk itu sendiri
didalam pertumbuhannya. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar dari tahun ke tahun ini memerlukan
tambahan investasi dan sarana untuk mendukung kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah sarana sanitasi.
Jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 111.265 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak berada
di Kec. Nasal, yaitu sebanyak 15.625 jiwa dan Kec. Kaur Selatan sebanyak 14.487 jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk terendah berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 3.333 jiwa dan Kec. Padang Guci Hilir
sebanyak jiwa 3.699 jiwa.
Jumlah penduduk pada tahun 2016 diproyeksikan sebanyak 118.315 jiwa dengan jumlah penduduk
terbanyak berada di Kec. Nasal, yaitu sebanyak 16.630 jiwa dan Kec. Kaur Selatan sebanyak 15.399 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 3.544 jiwa dan Kec.
Padang Guci Hilir sebanyak 3.932 jiwa.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2012 sebanyak 27.493 KK dengan jumlah KK terbanyak
berada di Kec. Nasal, yaitu sebanyak 4.415 KK dan Kec. Kaur Selatan sebanyak 3.518 KK. Sedangkan jumlah
KK terendah berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 748 KK dan Kec. Padang Guci Hilir sebanyak 874
KK.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2016 sebanyak 29.384 KK dengan jumlah KK terbanyak
berada di Kec. Nasal, yaitu sebanyak 4.719 KK dan Kec. Kaur Selatan sebanyak 3.761 KK. Sedangkan jumlah
KK terendah berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 799 KK dan Kec. Padang Guci Hilir sebanyak 934
KK.
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) adalah pertumbuhan majemuk rata-rata eksponensial per tahun
dalam suatu wilayah. LPP Kabupaten Kaur rata-rata sebesar 1,72 pertahun untuk tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012 bila dibandingkan dengan hasil Survey Penduduk (SP) 2000 dengan menggunakan rumus
r={(Pt/P0)(1/t)-1}x100. Sedangkan untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 LPP Kabupaten Kaur rata-rata
sebesar 1,67 pertahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi LPP Kabupaten Kaur terbagi menjadi 2 (dua) faktor yang
berlawanan, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong diantaranya angka kelahiran
dan migrasi masuk, sedangkan faktor penghambat diantaranya angka kematian dan migrasi keluar.
LPP tertinggi pada tahun 2012 terjadi di Kec. Nasal yaitu sebesar 3,29% dan pada tahun 2016 sebesar
2,86%, sedangkan LPP terendah terjadi pada tahun 2012 di Kec. Luas yaitu minus - 0,10% dan pada tahun
2016 sebesar 0,31%. Dilihat dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Kabupaten Kaur cenderung bertambah
namun LPP cenderung menurun. Dapat dilihat pada table 2.3 dan table 2.4.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 21
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk, KK dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kaur 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun
SP 2000 2008 2009 SP 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
Nasal 10.599 14.707 14.935 15.166 15.387 15.625 4.115 4.195 4.260 4.331 4.415 4,18 3,88 3,65 3,45 3,29
Maje 8.666 11.540 11.719 11.900 12.073 12.260 2.943 3.000 3.047 3.098 3.158 3,65 3,41 3,22 3,06 2,93
Kaur Selatan 10.271 13.618 13.829 14.043 14.266 14.487 3.275 3.339 3.391 3.451 3.518 3,59 3,36 3,18 3,03 2,91
Tetap 5.156 5.682 5.770 5.859 5.952 6.044 1.293 1.319 1.339 1.362 1.389 1,22 1,26 1,29 1,31 1,33
Kaur Tengah 3.873 4.233 4.298 4.365 4.436 4.505 1.049 1.069 1.086 1.105 1.126 1,12 1,16 1,2 1,24 1,27
Luas 5.032 4.676 4.749 4.822 4.897 4.973 1.181 1.204 1.223 1.247 1.271 - 0,91 - 0,64 - 0,43 - 0,25 - 0,10
Muara Sahung 4.850 5.280 5.362 5.445 5.525 5.611 1.337 1.363 1.384 1.414 1.441 1,07 1,12 1,16 1,19 1,22
Kinal 4.224 4.139 4.203 4.268 4.335 4.402 982 1.001 1.017 1.040 1.060 - 0,25 - 0,06 0,1 0,24 0,34
Semidang Gumay 5.238 5.235 5.316 5.398 5.484 5.569 1.231 1.255 1.274 1.305 1.330 - 0,01 0,16 0,3 0,42 0,51
Tanjung Kemuning 8.938 10.255 10.414 10.575 10.743 10.909 2.459 2.507 2.546 2.585 2.635 1,73 1,71 1,7 1,69 1,67
Kelam Tengah 5.508 6.002 6.095 6.189 6.287 6.384 1.374 1.400 1.422 1.454 1.482 1,08 1,13 1,17 1,21 1,24
Kaur Utara 5.687 6.228 6.324 6.422 6.525 6.626 1.393 1.421 1.443 1.475 1.505 1,14 1,19 1,22 1,26 1,28
Padang Guci Hilir 3.153 3.478 3.531 3.586 3.643 3.699 776 792 804 856 874 1,23 1,27 1,3 1,32 1,34
Lungkang Kule 3.066 3.134 3.183 3.232 3.282 3.333 696 710 721 733 748 0,27 0,42 0,53 0,62 0,7
Padang Guci Hulu 6.724 6.428 6.528 6.629 6.734 6.838 1.435 1.463 1.486 1.510 1.539 - 0,56 - 0,33 - 0,14 0,01 0,14
Jumlah 90.985 104.635 106.256 107.899 109.569 111.265 25.539 26.038 26.443 26.966 27.493 1,76 1,74 1,72 1,70 1,69
Sumber : BPS Kab. Kaur 2012 yang diolah

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 22
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Tabel 2.4 : Proyeksi Jumlah penduduk, KK dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kaur 5 Tahun Mendatang
Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun
201 201
SP 2000 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2014 2016
3 5
Nasal 10.599 15.625 15.881 16.127 16.377 16.630 4.415 4.484 4.558 4.647 4.719 3,29 3,16 3,04 2,94 2,86
Maje 8.666 12.260 12.461 12.654 12.850 13.049 3.158 3.207 3.260 3.324 3.375 2,93 2,83 2,74 2,66 2,59
Kaur Selatan 10.271 14.487 14.705 14.933 15.164 15.399 3.518 3.573 3.633 3.703 3.761 2,91 2,8 2,71 2,63 2,56
Tetap 5.156 6.044 6.135 6.230 6.327 6.425 1.389 1.411 1.434 1.462 1.485 1,33 1,35 1,36 1,37 1,38
Kaur Tengah 3.873 4.505 4.571 4.642 4.713 4.786 1.126 1.144 1.163 1.185 1.204 1,27 1,28 1,3 1,32 1,33
Luas 5.032 4.973 5.049 5.128 5.207 5.287 1.271 1.291 1.312 1.338 1.359 - 0,1 0,03 0,14 0,23 0,31
Muara Sahung 4.850 5.611 5.702 5.790 5.880 5.971 1.441 1.464 1.488 1.517 1.541 1,22 1,25 1,27 1,29 1,31
Kinal 4.224 4.402 4.469 4.538 4.609 4.680 1.060 1.077 1.094 1.116 1.133 0,34 0,43 0,51 0,58 0,64
Semidang Gumay 5.238 5.569 5.653 5.740 5.829 5.919 1.330 1.351 1.374 1.400 1.422 0,51 0,59 0,66 0,72 0,77
Tanjung Kemuning 8.938 10.909 11.074 11.245 11.418 11.596 2.635 2.676 2.721 2.774 2.817 1,67 1,66 1,65 1,65 1,64
Kelam Tengah 5.508 6.384 6.481 6.581 6.683 6.786 1.482 1.504 1.530 1.559 1.583 1,24 1,26 1,28 1,3 1,31
Kaur Utara 5.687 6.626 6.725 6.829 6.935 7.042 1.505 1.528 1.553 1.584 1.608 1,28 1,3 1,32 1,33 1,34
Padang Guci Hilir 3.153 3.699 3.755 3.813 3.872 3.932 874 887 902 920 934 1,34 1,35 1,37 1,38 1,39
Lungkang Kule 3.066 3.333 3.384 3.437 3.490 3.544 748 759 772 787 799 0,7 0,76 0,82 0,87 0,91
Padang Guci Hulu 6.724 6.838 6.942 7.049 7.158 7.269 1.539 1.563 1.589 1.620 1.645 0,14 0,25 0,34 0,42 0,49
112.98 27.91 29.38
Jumlah 90.985 111.265 114.736 116.512 118.315 27.493 28.384 28.936 1,69 1,68 1,67 1,66 1,66
7 9 4
Sumber : BPS Kab. Kaur 2012 yang diolah

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 23
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah


Jumlah Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (transfer) dan lain-
lain Pendapatan yang sah. Jumlah Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
Surplus/Defisit Anggaran adalah selisih Jumlah Pendapatan dengan Jumlah Belanja. Jumlah Pendapatan dari
tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan demikian juga dengan Jumlah Belanja. Berdasarkan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur, defisit anggaran di Tahun Anggaran 2008, sebesar
Rp. (7.183.276.116,88) dan defisit anggaran meningkat drastis pada Tahun Anggaran 2009, sebesar Rp.
(19.769.281.071,61), namun pada Tahun Anggaran 2010 mengalami surplus anggaran sebesar Rp.
1.256.219.632,25 dan pada Tahun Anggaran 2011 surplus anggaran mengalami peningkatan drastis, sebesar
Rp. 9.951.818.597,15. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2012 berdasarkan Lampiran Perubahan Perda
APBD Tahun Anggaran 2012 terjadi defisit anggaran sebesar Rp. (13.348.613.749,50). Dapat dilihat pada
table 2.5.

Tabel 2.5 : Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir


No Anggaran 2008 2009 2010 2011 2012
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
A Pendapatan
Pendapatan Asli
1 5.753.452.806,11 9.012.332.810,80 6.046.143.975,79 6.810.591.506,25 7.246.629.500,00
Daerah (PAD)
Dana Perimbangan
2 266.136.821.780,00 280.117.847.915,00 302.779.415.124,46 358.602.161.109,90 364.324.252.506,00
(Transfer)
Lain-lain
3 Pendapatan yang 10.027.229.502,01 3.888.614.203,65 7.323.244.800,00 - 54.776.986.780,00
Sah
Jumlah Pendapatan 281.917.504.088,12 293.018.794.929,45 316.148.803.900,25 365.412.752.616,15 426.347.868.786,00
B Belanja
Belanja Tidak
1 102.853.483.818,00 33.213.725.239,00 164.380.787.582,00 193.902.837.118,00 211.201.335.622,50
Langsung
2 Belanja Langsung 186.247.296.387,00 279.574.350.762,06 150.511.796.686,00 161.558.096.901,00 228.495.146.913,00

Jumlah Belanja 289.100.780.205,00 312.788.076.001,06 314.892.584.268,00 355.460.934.019,00 439.696.482.535,50


Surplus/Defisit
(7.183.276.116,88) (19.769.281.071,61) 1.256.219.632,25 9.951.818.597,15 (13.348.613.749,50)
Anggaran
Sumber : LKPD Kab. Kaur TA 2008- 2011 dan Lamp. Perubahan Perda APBD TA 2012

Anggaran sanitasi sub sektor air limbah, persampahan, drainase dan aspek PHBS bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Anggaran sanitasi sub sektor air limbah dan drainase ada pada Dinas Pekerjaan Umum-Cipta Karya (Dinas
PU-CK) dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMDP-KB).
Anggaran santasi sub sektor air limbah berupa pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), MCK,
WC maupun rehab WC, alat laboratorium lingkungan hidup. Sedangkan sub sektor drainase berupa
pembangunan siring pasang/saluran drainase lingkungan.
Anggaran sanitasi sub sektor persampahan ada pada Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata
Kota (BLH-KDTK) berupa pembuatan bak sampah, mesin pengolah sampah, gerobak sampah, motor
pengangkut sampah, pembuatan tong sampah fiber dan dump truck dan pada Dinas PU-CK berupa MCK+.
Sedangkan aspek PHBS, program/kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan berupa penyuluhan PHBS,
pendidikan/pelatihan tenaga penyuluh, pembinaan desa siaga, pembentukan desa siaga, pengembangan
media promosi kesehatan, pelatihan kader desa siaga, penyelenggaraan penyehatan lingkungan dan
pengkajian pengembangan lingkungan sehat (studi EHRA).
Pembangunan infrastruktur sanitasi sub sektor air limbah, persampahan dan drainase sebagian besar
dilaksanakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perkotaan (PNPM - MPk),
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perdesaan (PNPM - MPd), Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat - Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM - Pisew) dan
Program Peningkatan Infrastruktur Permukiman (PPIP).
Dari seluruh program/kegiatan yang dilaksanakan, total belanja sanitasi tahun 2008 sebesar Rp.
3.948.644.975,- atau 1% dari total belanja APBD. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 6.354.417.850,- atau 2 % dari
total belanja APBD. Pada tahun 2010 sebesar Rp. 5.544.102.039,- atau 2% dari total belanja APBD. Pada

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 24
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

tahun 2011 sebesar Rp. 6.693.034.650,- atau 2% dari total belanja APBD dan pada tahun 2012 sebesar Rp.
5.561.323.700,- atau 1% dari total belanja APBD.
Anggaran sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) terkecil pada tahun 2009, yaitu sebesar Rp.
85.392.500,- yang merupakan progam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat pada Dinas
Kesehatan. Sedangkan anggaran sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) terbesar pada tahun 2010,
yaitu sebesar Rp. 1.223.310.000,- yang merupakan pembuatan MCK, Drainase pada Dinas PU-CK dan
progam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat pada Dinas Kesehatan.
Apabila diporsikan total belanja modal sanitasi terhadap total belanja APBD maka pada tahun 2008 dan
2012 sebesar 1% sedangkan tahun 2009, 2010 dan 2011 sebesar 2%. Demikian halnya jika belanja modal
sanitasi diperuntukan kepada penduduk maka per penduduk mendapat fasilitas sanitasi paling tinggi sebesar
Rp. 61.085,-/tahun, yaitu pada tahun 2011 dan paling rendah sebesar Rp. 37.737,-/tahun, yaitu pada tahun
2008. Dapat dilihat pada table 2.6.

Tabel 2.5: Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir
No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012
(a) (b) © (d) (e) (f) (g)
A Air Limbah          
Badan Lingkungan Hidup, 855,800,0 206,250,0 162,547,0 140,800,0
1 -
Kebersihan dan Tata Kota 00 00 00 00
Dinas Pekerjaan Umum- 851,142,9 540,000,0 566,090,0 883,128,0 1,007,701,0
2
Cipta Karya 00 00 00 00 00
Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, 711,646,3 1,027,184,3 1,092,229,6 504,820,6 57,856,80
3
Perempuan dan Keluarga 50 50 50 00 0
Berencana
B Persampahan          
Badan Lingkungan Hidup, 691,000,0 - 201,531,0 609,213,0 605,000,0
1
Kebersihan dan Tata Kota 00 00 00 00
Dinas Pekerjaan Umum- 2,600,00
2        
Cipta Karya 0
C Drainase          
Dinas Pekerjaan Umum- 611,082,7 2,239,379,0 1,043,558,5 2,210,286,5 2,958,065,0
1
Cipta Karya 00 00 00 00 00
Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, 860,123,0 1,606,662,0 2,398,282,8 2,183,446,6 651,160,4
2
Perempuan dan Keluarga 25 00 89 50 00
Berencana
Aspek PHBS (pelatihan,
D sosialisasi, komunikasi,          
pendampingan)
221,050,0 85,392,50 36,160,00 139,592,9 140,740,5
1 Dinas Kesehatan
00 0 0 00 00
Total Belanja Modal 3,948,644,9 6,354,417,8 5,544,102,0 6,693,034,6 5,561,323,7
E
Sanitasi (A s/d D) 75 50 39 50 00
Total Belanja Modal
1,053,750,0 85,392,50 1,223,310,0 487,267,9 1,101,140,5
F Sanitasi dari APBD murni
00 0 00 00 00
(bukan pendamping)
312,788,076,0 314,892,584,2 355,460,934,0 439,696,482,5
G Total Belanja APBD 289,100,780,205
01 68 19 36
Proporsi Belanja Modal
H Sanitasi terhadap Belanja 1% 2% 2% 2% 1%
Total (9:10x100%)
104,63 106,25 107,89 109,56 111,26
I Jumlah penduduk
5 6 9 9 5
Belanja Modal Sanitasi per 37,73 59,80 51,38 61,08 49,98
J
penduduk (E:I) 7 3 2 5 3
Sumber : Dinas PU, BLH-KDTK, BPMDP-KB, Dinas Kesehatan Kab. Kaur 2012

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 25
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) merupakan bagian dari Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah yang
dihitung berdasarkan Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) riil per kapita dibagi dengan rata-rata KFD riil per
kapita secara Nasional. Kabupaten Kaur mempunyai IRFD kurang dari 1 (satu), maka Kabupaten Kaur
dinyatakan sebagai daerah dengan IRFD dibawah rata-rata Nasional. IRFD Kabupaten Kaur cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun namun pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan. Pada
tahun 2008 sebesar 0,3260, tahun 2009 meningkat menjadi 0,5343, tahun 2010 kembali meningkat menjadi
0,4429, tahun 2011 meningkat lagi menjadi 0,868 dan tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi
0,800. Dapat dilihat pada table 2.6.
Gambaran perekonomian makro Kabupaten Kaur meliputi total Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan, Pendapatan Perkapita Kabupaten Kaur, Upah Minimum Regional (UMR)
Kabupaten Kaur, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi. PDRB atas harga konstan selalu mengalami peningkatan,
pada tahun 2008 sebesar Rp. 225.805,26, tahun 2009 sebesar Rp. 235.465,47 dan tahun 2010 sebesar Rp.
245.742,42. Demikian halnya dengan Pendapatan Perkapita dan Upah Minimum Regional (UMR) yang tiap
tahun mengalami peningkatan. Pendapatan Perkapita pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.956.626,-, tahun 2009
sebesar Rp. 4.219.819,- dan tahun 2010 sebesar Rp. 4.527.392,-. UMR pada tahun 2008 sebesar Rp.
690.000,-, tahun 2009 sebesar Rp. 735.000,- dan tahun 2010 sebesar Rp. 780.000,-. Laju inflasi setiap tahun
berfluktuasi, pada tahun 2008 mencapai 13,44 dan mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun 2009
menjadi 2,88 kemudian pada tahun 2010 kembali mengalami peningkatan menjadi 9,08. Pertumbuhan
ekonomi tahun 2008 lebih besar dibanding tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi
mencapai 5,42% dari tahun 2009 sebesar 4,28% dan tahun 2010 sebesar 4,36%. Dapat dilihat pada table 2.7.

Tabel 2.6: Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Kaur 5 Tahun Terakhir
Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah
Tahun
(IRFD)
2008 0,3260
2009 0,5343
2010 0,4429
2011 0,868
2012 0,800
Sumber : djpk.depkeu 2008-2012

Tabel 2.7: Data Perekonomian Umum Daerah Kabupaten Kaur 5 Tahun Terakhir
No Deskripsi 2008 2009 2010
(a) (b) (c) (d) (e)
PDRB harga konstan
1 225.805,26 235.465,47 245.742,42
(struktur perekonomian) (Rp.)
2 Pendapatan Perkapita (Rp.) 3.956.626,00 4.219.819,00 4.527.392,00
3 Upah Minimum Regional (Rp.) 690.000,00 735.000,00 780.000,00
4 Inflasi (%) 13,44 2,88 9,08
5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,42 4,28 4,36
Sumber : BPS Kab. Kaur 2010

Gambaran kondisi seperti di atas menunjukkan eksisnya beberapa persoalan dan tantangan
yang dihadapi Kabupaten Kaur. Persoalan mendasar dibidang keuangan ini adalah relatif tingginya
tingkat ketergantungan fiskal Kabupaten Kaur terhadap transfer dana dari Pusat.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 26
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

2.4 Tata Ruang Wilayah


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan rencana pembangunan yang berisi rencana
pengembangan sektoral dan rencana pengembangan ruang wilayah yang disusun secara menyeluruh dan
terpadu agar penggunaan ruang dapat memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya kepada masyarakat
dan terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan.
Rencana Sistem Pusat Kegiatan wilayah Kabupaten Kaur dilakukan dengan memperhatikan Sistem
Pusat Kegiatan yang telah ditetapkan oleh UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRWN dan
RTRW Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu tahun 2011-
2031, Ibukota Kabupaten Kaur yaitu Perkotaan Bintuhan (Kec. Kaur Selatan) yang ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan di Perkotaan Linau (Kec. Maje) dan
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) ditetapkan di Perkotaan Tanjung Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning).
Hal ini berdasarkan kriteria penilaian sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten
dan/atau kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala
provinsi atau beberapa kabupaten.
Untuk Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan
kewenangan Pemerintah Kabupaten. PPK didasarkan pada kriteria untuk melayani kegiatan skala Kecamatan
atau beberapa desa, yaitu Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung), Merpas (Kec. Nasal) dan Simpang Tiga (Kec.
Kaur Utara). Sedangkan PPL didasarkan kriteria harus merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa, yaitu Rigangan I (Kec. Kelam Tengah), Bungin Tambun II (Kec. Padang
Guci Hulu), Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Hilir), Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule), Mentiring (Kec.
Semidang Gumay), Tanjung Iman (Kec. Kaur Tengah), Muara Tetap (Kec. Tetap), Benua Batu (Kec. Luas) dan
Gedung Wani (Kec. Kinal). Dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8 : Hirarki Pelayanan dan Wilayah Kabupaten Kaur


Hirarki Pelayanan Wilayah
PKWp Bintuhan (Kec. Kaur Selatan)
PKL Linau (Kec. Maje)
PKLp Tanjung Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning)
Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung), Merpas (Kec. Nasal), dan Simpang Tiga (Kec.
PPK
Kaur Utara)
Rigangan I (Kec. Kelam Tengah), Bungin Tambun II (Kec. Padang Guci Hulu),
Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Hilir), Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule),
PPL
Mentiring (Kec. Semidang Gumay), Tanjung Iman (Kec. Kaur Tengah), Muara
Tetap (Kec. Tetap), Benua Batu (Kec. Luas) dan Gedung Wani (Kec. Kinal)
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012

Pemanfaatan Ruang
- Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kaur :
Struktur ruang wilayah Kabupaten Kaur adalah suatu struktur yang memperlihatkan dan dibentuk
oleh struktur pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan sebagai pusat
pelayanan, jaringan prasarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi dan prasarana lainnya dalam
mendukung fungsi utama pada wilayah perkotaan sebagai pusat pelayanan, kawasan budidaya dan
kawasan fungsional. Dapat dilihat pada tabel 2.9.
Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap pusat-pusat kegiatan maka
perlu adanya fungsi pengembangan yang harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan
pengembangan di masa mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan :
 Hiraki kota/kawasan perkotaan;
 Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya;
 Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas;
 Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional;

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 27
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi kota di Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Arahan
Fungsi Pusat-Pusat Permukiman. Dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.9 : Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Kaur Tahun 2012 – 2032
Nama Kota/Pusat Hirarki
No Kegiatan Utama
Permukiman Pelayanan
1. Pusat pemerintahan kabupaten;
2. Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan
beberapa kabupaten;
Bintuhan (Kec. Kaur PKWp
1 3. Pusat Pertanian, Perkebunan dan Perikanan skala wilayah
Selatan)
4. Industri Agro dan Pengolahan Perikanan
5. Permukiman Perkotaan;
6. Pembangunan terminal penumpang tipe B.
1. Pusat pemerintahan Kecamatan;
2. Pusat pelabuhan regional;
PKL 3. Pusat perdagangan dan jasa skala lokal;
2 Linau (Kec. Maje)
4. Pusat perikanan laut;
5. Permukiman Perkotaan;
6. Pusat wisata.
1. Pusat Pemerintahan Kecamatan;
Tanjung Kemuning 2. Pengembangan pertanian lahan basah;
3 (Kec. Tanjung PKLp 3. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur;
Kemuning) 4. Perdagangan;
5. Pembangunan terminal Tipe C.
1. Pusat pemerintahan kecamatan :
2. Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM);
3. Perlindungan Kawasan Hutang Lindung (Hutang Lindung
Ulak Lebar
4 PPK Raja Mendara).
(Kec. Muara Sahung)
4. Pengembangan pertanian lahan basah;
5. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur;
6. Pembangunan terminal penumpang Tipe C.
1. Pusat Pemerintahan Kecamatan;
Merpas 2. Pengembangan perikanan;
5 PPK
(Kec. Nasal) 3. Pembangunan terminal penumpang Tipe C.
4. Pusat Pelestarian TNBBS
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
Simpang Tiga (Kec.
2. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur;
6 Kaur Utara) PPK
3. Perdagangan.
4. Pembangunan terminal penumpang Tipe C.
1. Pusat pemerintahan kecamatan;
Rigangan I (Kec.
7 PPL 2. Pengembangan pertanian lahan basah;
Kelam Tengah)
3. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur.
Bungin Tumbun II
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
8 (Kec. Padang Guci PPL
2. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur.
Hulu)
Gunung Kaya (Kec. 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
9 PPL
Padang Guci Ilir) 2. Pengembangan pertanian lahan basah.
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan.
Suka Nanti (Kec.
10 PPL 2. Pengembangan pertanian lahan basah;
Lungkang Kule)
3. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur.
Mentiring (Kec. 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
11 PPL
Semidang Gumai) 2. Pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultur.
1. Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tanjung Iman (Kec.
12 PPL 2. Peternakan; dan
Kaur Tengah)
3. Perikanan tangkap.
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan
Muara Tetap (Kec.
13 PPL 2. Pengembangan hutan produksi terbatas.
Tetap)
3. Pengembangan pertanian lahan kering dan peternakan.
Benua Ratu (Kec. 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
14 PPL
Luas) 2. Pengembangan pertanian lahan kering dan peternakan.
Gedung Wani (Kec. 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan.
15 PPL
Kinal) 2. Pengembangan pertanian lahan kering dan peternakan.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 28
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012


Tabel 2.10 : Fasilitas setiap Hirarki Pusat Kegiatan di Kabupaten Kaur
Hirarki Kota Fasilitas yang Disediakan

a. Pendidikan : perguruan tinggi, akademi, dan


perpustakaan
b. Kesehatan : rumah sakit tipe B;
c. Peribadatan : mesjid wilayah dan sarana peribadatan
lainnya;
d. Fasilitas umum : gedung pertemuan, museum, gedung
kesenian dan lainnya;
e. Olahraga/rekreasi : taman kota, stadion /gedung
olahraga;
Pusat Kegiatan Wilayah 1. Bintuhan
f. Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
Promosi (PKWp)
kabupaten;
g. Perbelanjaan/niaga : pasar, pertokoan, bank-bank,
perusahaan swasta dan jasa-jasa lainnya;
h. Permukiman perkotaan dengan intensitas tinggi dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon);
i. Transportasi : jalan antar kota dan antar
kabupaten/provinsi, fasilitas intermoda;
j. Fasilitas industri : pemrosesan dan perdagangan
regional.
a. Pendidikan : SD, SLTP dan SLTA;
b. Kesehatan : puskesmas;
c. Peribadatan : mesjid dan tempat peribadatan lainnya;
d. Fasilitas umum: gedung serba guna;
e. Olahraga/rekreasi : taman kota, lapangan olahraga;
1. Linau f. Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
Pusat Kegiatan Lokal
2. Tanjung Kemuning kecamatan;
(PKL) dan PKLp
g. Perbelanjaan/niaga : pasar kecamatan, toko dan
warung;
h. Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon);
i. Transportasi : jalan antar kota dan ibukota Kabupaten,
pelabuhan regional.
a. Pendidikan : SD dan SLTP
b. Kesehatan : puskesmas pembantu
c. Peribadatan: mesjid dan tempat peribadatan lainnya
d. Fasilitas umum: bangunan serba guna
1. Ulak Lebar e. Olahraga/rekreasi : taman kecamatan, lapangan
Pusat Pelayanan Kawasan 2. Merpas olahraga
(PPK) 3. Simpang Tiga f. Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
kecamatan.
g. Perbelanjaan/niaga skala kecamatan.
h. Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon)
i. Prasarana transportasi : jalan antar antar kecamatan.
a. Pendidikan : SD dan SLTP
b. Kesehatan : posyandu
1. Rigangan I;
c. Peribadatan: mesjid dan tempat peribadatan lainnya
2. Bungin Tumbun II
d. Fasilitas umum: ruang serba guna
3. Gunung Kaya
e. Olahraga/rekreasi : taman lingkungan, lapangan
4. Suka Nanti
Pusat Pelayanan olahraga
5. Mentiring
Lingkungan (PPL) f. Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
6. Tanjung Iman
lingkungan.
7. Muara Tetap
g. Perbelanjaan/niaga skala lingkungan.
8. Benua Ratu
h. Permukiman dengan intensitas sedang dan fasilitasnya
9. Gedung Wani
(listrik, air bersih, drainase, telepon)
i. Transportasi : jalan antar desa dan ibukota kecamatan.
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 29
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

- Pola Ruang Kawasan Budidaya


Pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Kaur antara meliputi :
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hutan yang dirinci meliputi: kawasan hutan
produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian, dirinci meliputi: Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura,
Perkebunan dan Peternakan.
3. Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi: perikanan tangkap, budidaya perikanan dan pengolahan
ikan.
4. Kawasan Peruntukan Pertambangan, dirinci meliputi: jenis pertambangan Mineral dan Batu Bara,
Minyak Bumi dan Gas.
5. Kawasan Peruntukan Industri, dirinci meliputi kawasan peruntukan industri besar, peruntukan
industri sedang dan peruntukan industri rumah tangga.
6. Kawasan Peruntukan Pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan : pariwisata budaya,
pariwisata alam, dan pariwisata buatan. rencana ini disusun berdasarkan potensi yang ada, potensi
yang akan datang atau potensi yang akan dikembangkan. Pengembangan wisata ini harus diikuti
wisata andalan serta yang berkaitan dengan wisata nasional.
7. Kawasan Peruntukan Permukiman, terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.
Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-
masing permukiman, tetutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran
tinggi dan sebagainya.
8. Kawasan Peruntukan Lainnya.

Sejalan dengan upaya pembangunan daerah, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah
selalu terjadi pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat
mengurangi efisiensi kegiatan sosial-ekonomi dan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan daya
dukung lingkungan. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kehidupan, produktivitas
ekonomi daerah, pendapatan rakyat, dan mengancam keberlanjutan pembangunan. Oleh karena itu,
penataan ruang diperlukan sebagai instrumen pembangunan untuk dapat mengarahkan pemanfaatan
ruang yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Penataan ruang itu perlu memperhatikan kaidah
teknis, ekonomis, dan kepentingan umum serta kepentingan antar generasi.

Tabel 2.11 : Luas Kawasan Budidaya di Kabupaten Kaur Tahun 2012 – 2032
No Jenis Kawasan Luas (Ha)
1. Kawasan Hutan Produksi (HP dan HPT) 36.226,27
2. Kawasan Hutan Rakyat 1.219,52
3. Kawasan Pertanian 8.464,00
4. Kawasan Perkebunan 89.897,00
5. Kawasan pertambangan 106,99
6. Kawasan permukiman 3.186,07
7. Kawasan Peruntukan lainnya 53,00
Luas Kawasan Budidaya 139.152,85
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012

Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami
bencana alam. Kawasan ini perlu dilindungi agar kegiatan manusia terhindar dari bencana alam,
terutama yang disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan untuk kepentingan manusia dan peristiwa
geologis. Bencana alam yang berpotensi terjadi di Kabupaten Kaur antara lain : longsor, banjir, kabakaran
hutan, gempa bumi dan tsunami. Dapat dilihat pada tabel 2.12.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 30
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Tabel 2.12 : Jenis dan Kawasan Rawan Bencana di Wilayah Kabupaten Kaur
Jenis Bencana Alam Kawasan Rawan Bencana
Kec. Kaur Utara, Kec. Lungkang Kule, Kec. Semidang Gumay, Kec. Kinal,
Longsor Kec. Tetap, Kec. Kaur Selatan, Kec. Muara Sahung, Kec. Luas, Kec. Maje,
Kec. Nasal dan Kec. Padang Guci Hulu
Kec. Kaur Selatan (sekitar air bintuhan), Kec. Padang Guci Hilir (Ds. Pulau
Panggung dan Ds. Air Kering pada DAS Padang Guci), Kec. Kinal (Ds.
Banjir
Tanjung Alam dan Gramat pada DAS Kinal), Kec. Nasal (Ds. Suku Tiga) dan
Kec. Luas (Ds. Bangun Jiwa dan Benua Ratu)
Kabakaran Hutan Hutan Lindung Bukit Raja Mendara dan TNBBS
Kec. Padang Guci Hulu, Kec. Muara Sahung, Kec. Kinal, Kec. Maje
Gempa Bumi dan Kec. Nasal
Kec. Tanjung Kemuning, Kec. Semidang Gumai, Kec. Kaur Tengah, Kec.
Tsunami
Kaur Selatan, Kec. Tetap, Kec. Kaur Selatan, Kec. Maje dan Kec. Nasal
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012

Adapun pelaksanaan dalam penataan ruang sesuai dengan Kebijakan sebagai berikut :
1. Mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan.
2. Membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan wilayah, dan
mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi.
3. Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat lokal.
4. Mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor
strategis dan perlu mendapat dukungan ruang.
5. Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang meliputi BBS (Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan Lindung.
Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai
dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain :
1. Strategi dalam rangka “mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan”:
a) Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat pelayanan di bagian barat, tengah dan
timur.
b) Menata tata jenjang sistem pusat pelayanan yang meliputi PKW, PKL, PPK, dan PPL yang
mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah.
c) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan terhadap wilayah hinterland dari masing-
masing pusat pelayanan.
2. Strategi dalam rangka “membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar,
pertumbuhan wilayah, dan mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi”:
a) Pengembangan struktur jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar pusat-pusat
pelayanan/kegiatan dan dengan daerah pelayanannya.
b) Pengembangan simpul transportasi guna menunjang koleksi dan distribusi produk agro dan
industri pengolahan.
c) Pembangunan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, persampahan, irigasi, energi,
dan telekomunikasi) yang memadai sesuai dengan perkembangan.
d) Menyediakan sistem prasarana yang berfungsi sebagai pendukung perwujudan fungsi wilayah
sebagai kawasan agropolitan.
e) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan.
3. Strategi dalam rangka “Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lokal”:
a) Pengembangan kegiatan pariwisata alam (ecotourism) tanpa mengganggu fungsi lindung
kawasan.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 31
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

b) Pengembangan kegiatan konservasi yang juga bernilai sosial ekonomi bagi masyarakat,
dengan menetapkan zona pemanfataan tradisional pada kawasan lindung.
c) Peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang
lestari.
4. Strategi dalam rangka “mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi
kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang”:
a) Pengembangan kawasan agropolitan
b) Pengembangan kawasan industri pengolahan berbasis agro
c) Pengembangan sektor sekunder dan tersier dalam rangka pengembangan kegiatan agrobisnis
dan agrowisata.
5. Strategi dalam rangka “Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang
meliputi BBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan
Lindung”:
a) Pemantapan batas kawasan lindung dan kawasan konservasi budidaya dalam rangka
memberikan kepastian dalam pemanfaatan ruang.
b) Penyusunan dan pelaksanaan program relokasi permukiman penduduk yang berada pada
kawasan BBS, TWA, dan hutan lindung.
c) Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan, terutama pada kawasan BBS,
TWA, dan hutan lindung.
d) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan
keanegaragaman hayati.
e) Pemantauan dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan konservasi.
f) Pengembangan kawasan penyangga.
g) Penggalangan kerjasama regional, nasional, dan internasional dalam rangka pengelolaan dan
perlindungan kawasan lindung terutama BBS dan TWA.

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 32
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Gambar 2.3 : Peta Rencana Pusat Layanan Kabupaten Kaur

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 33
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Gambar 2.4 : Peta Pola Ruang Kabupaten Kaur

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 34
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Gambar 2.5 : Peta Rawan Bencana kabupaten Kaur

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 35
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

2.4 Sosial dan Budaya


Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kaur terdiri dari fasilitas pendidikan umum dan fasilitas pendidikan
agama. Fasilitas pendidikan umum yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Kaur berjumlah 179, terdiri
dari SD berjumlah 129, SLTP berjumlah 36, SMA berjumlah 11 dan SMK berjumlah 7. Sedangkan fasilitas
pendidikan agama yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Kaur berjumlah 20, terdiri dari MI berjumlah
10, MTs berjumlah 6 dan MA berjumlah 4. Fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Kaur baik umum
maupun agama belum tersebar secara merata dan jumlahnya dapat dikatakan masih jauh dari cukup, terlihat
di beberapa Kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan umum tingkat SMA dan SMK, demikian
juga fasilitas pendidikan agama tingkat MI, MTs dan MA. Dapat dilihat pada table 2.13.

Tabel 2.13 : Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kaur


Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Nasal 15 7 0 1 3 1 1
Maje 14 4 1 0 3 0 0
Kaur Selatan 12 2 2 2 2 2 1
Tetap 9 3 0 0 1 0 0
Kaur Tengah 6 1 1 0 0 0 0
Luas 7 1 1 0 0 0 0
Muara Sahung 6 3 1 0 1 0 0
Kinal 7 2 1 0 0 0 0
Semidang Gumay 6 2 0 1 0 1 0
Tanjung Kemuning 11 4 1 1 0 1 1
Kelam Tengah 8 1 0 0 0 1 0
Kaur Utara 8 3 2 1 0 0 0
Padang Guci Hilir 5 1 0 1 0 0 0
Lungkang Kule 5 1 1 0 0 0 0
Padang Guci Hulu 10 1 0 0 0 0 1
Jumlah 129 36 11 7 10 6 4
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kandepag Kab. Kaur 2012

Jumlah rumah tangga miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kaur tahun 2008 sebanyak 15.650 jiwa dan PPLS
tahun 2011 sebanyak 15.532 jiwa. Terlihat Angka Agregat Rumah Tangga Miskin hasil PPLS tahun 2008 ke
tahun 2011 mengalami penurunan hanya sebanyak 28 Rumah Tangga (RT). Ini mengindikasikan bahwa
penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Kaur tidak terjadi secara signifikan secara umum. Namun dapat
dilihat di Kec. Kaur Utara dan Kec. Kinal terjadi penurunan yang cukup signifikan, di Kec. Kaur Utara terjadi
penurunan sebanyak 358 RT dari dan Kec. Kinal sebanyak 305 RT. Sedangkan di Kec. Nasal terjadi
peningkatan sebanyak 434 RT dan Kec. Kaur Utara sebanyak 241 RT. Dapat dilihat pada tabel 2.14.
Tabel 2.14 : Angka Agregat RTM (Rumah Tangga Miskin) Hasil PPLS 2008 dan PPLS 2011

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 36
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

sebagai dasar Basis Data Terpadu di Kabupaten Kaur dirinci menurut Kecamatan
Nama Kecamatan PPLS 2008 PPLS 2011
Nasal 2.178 2.612
Maje 2.039 2.167
Kaur Selatan 947 1.188
Tetap 757 745
Kaur Tengah 639 555
Luas 763 809
Muara Sahung 700 682
Kinal 1.002 697
Semidang Gumay 996 914
Tanjung Kemuning 1.350 1.342
Kelam Tengah 911 898
Kaur Utara 1.132 774
Padang Guci Hilir 710 611
Lungkang Kule 882 882
Padang Guci Hulu 644 656
Jumlah 15.650 15.532
Sumber : BPS Kab. Kaur 2012

Jumlah rumah di Kabupaten Kaur sebanyak 28.432 unit, jumlah terbanyak berada di Kec. Nasal, yaitu
sebanyak 4.551 unit dan jumlah paling sedikit berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 777 unit.
Undang-undang No. 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengorientasikan, dalam
rangka menjamin kepastian bermukim yang menjamin hak setiap warga Negara untuk menempati, menikmati
dan atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Undang-Undang
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini secara keseluruhan mencerminkan adanya keberpihakan
yang kuat sekaligus memberikan kepastian bermukim terhadap masyarakat berpenghasilan rendah

Tabel 2.15 : Jumlah Rumah per Kecamatan


Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Nasal 4.551
Maje 3.420
Kaur Selatan 3.484
Tetap 1.441
Kaur Tengah 1.187
Luas 1.301
Muara Sahung 1.488
Kinal 1.143
Semidang Gumay 1.402
Tanjung Kemuning 2.731
Kelam Tengah 1.531
Kaur Utara 1.525
Padang Guci Hilir 890
Lungkang Kule 777
Padang Guci Hulu 1.561
Jumlah 28.432
Sumber: RP4D Bappeda Kab. Kaur 2011

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 37
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Dalam rangka menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
maka Pemerintah Kabupaten Kaur memandang perlu menata dan menyempurnakan kembali Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Kaur.
Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Kaur dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana
tersebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Kaur (Lembaran Daerah Kabupaten Kaur Tahun 2007 Nomor 53 Seri D), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 04 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Kaur (Lembaran Daerah Kabupaten Kaur Tahun 2011 Nomor 144).
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kaur.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kaur.
3. Bupati adalah Bupati Kaur.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaur.
5. Sekretariat Daerah adalah unsur Staf Pemerintah Daerah.
6. Perangkat Daerah adalah Organisasi/Lembaga pada Pemerintahan Daerah yang bertanggung jawab
kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat
Daerah, Sekretaris DPRD, Dinas Daerah, Badan, Kantor dan Kecamatan.
7. Sekretariat DPRD adalah unsur Staf pelayanan DPRD.
8. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
9. Badan/Kantor adalah Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan
kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat.
10. Lembaga Lain adalah Badan/Kantor yang tidak diatur dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tetapi diatur oleh Peraturan lain yang lebih khusus sesuai kebutuhan daerah.
11. Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.
12. Kelurahan adalah Pemerintah Kelurahan dalam Kabupaten Kaur.
13. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan
atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perangkat Daerah yang terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat Daerah;
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah/Bappeda;
e. Dinas Daerah terdiri dari :
1. Dinas Pekerjaan Umum;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
5. Dinas Kelautan dan Perikanan;
6. Dinas Pertanian ;
7. Dinas Kehutanan, Pertambangan dan ESDM;
8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM;
9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
10. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
11. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
12. Dinas Pariwisata, Industri Kreatif, Pemuda dan Olah Raga;
f. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :
1. Badan Kepegawaian Daerah;
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana;
3. Badan Ketahanan Pangan;
4. Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota;

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 38
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

5. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;


6. Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;
8. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD);
g. Lembaga Teknis Lain terdiri dari :
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
2. Badan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
3. Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten Kaur;
4. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
5. Sekretariat KORPRI;
h. Kecamatan;
i. Kelurahan.

Perangkat Daerah yang termasuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi terdiri dari :
1. Sekretariat Daerah, terdiri dari :
1.1 Sekretaris Daerah
1.2 Bagian Humas dan Protokoler
1.2.1 Kabag Humas dan Protokoler
1.3 Bagian Ortala
1.3.1 Kabag Ortala
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2.1 Kepala Bappeda
2.2 Sekretariat Bappeda
2.2.1 Sekretaris Bappeda
2.2.2 Kasubag Perencanaan dan Pelaporan
2.2.3 Staf Perencanaan dan Pelaporan
2.3 Bidang Fispra
2.3.1 Kabid Fispra
2.3.2 Kasubid Tata Ruang, Permukiman dan Sumber Daya Alam
2.3.3 Kasubid Pengairan, Pariwisata dan Perhubungan
2.3.4 Staf Bidang Fispra

Dinas Daerah yang termasuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi terdiri dari :
1. Dinas Pekerjaan Umum
1.1 Kepala Dinas Pekerjaan Umum
1.2 Bidang Cipta Karya
1.2.1 Kabid Cipta Karya
1.2.2 Kasi Penyehatan Lingkungan
1.2.3 Staf Cipta Karya
2. Dinas Kesehatan
2.1 Kepala Dinas Kesehatan
2.2 Sekretariat Dinkes
2.2.1 Staf Perencanaan
2.3 Bidang P2PPL
2.3.1 Kabid P2PPL
2.3.2 Kasi P2PL
3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
3.1 Kepala DPPKAD
3.2 Sekretariat DPPKAD
3.2.1 Sekretaris DPPKAD
3.3 Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
3.3.1 Kabid Anggaran dan Perbendaharaan

Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 39
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

1. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana


1.1 Kepala BPMDP-KB
1.2 Bidang PMD
1.2.1 Kabid PMD
2. Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota
2.1 Kepala BLH-KDTK
2.2 Bidang Tata Kota dan Kebersihan
2.2.1 Kabid Tata Kota dan Kebersihan
2.2.2 Kasubid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 40
I
N
BS
AP
DED
AKI
NTN
D O
IR A
PN S
AD
E

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012
ATI
RSP N

3.
2.
1.
DIN EE A

41
AS ND S
KAK
PE CE
EED
ND AR

: GARIS KOMANDO
SIP
APA NR
BUKU PUTIH SANITASI

: GARIS KOORDINASI
EJE
TAN AAN
KABUPATEN KAUR 2012

AD
,H A
HA N
AI
PE
AS
NN D
TDI
NG A
AID
ELO S
PNK UI
SUMBER DAYA MANUSIA

LAA
DIN EAE K
STAF AHLI

AS
NSLM
PE
KEA UAP
RIN
UAU MN
DE
BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN

NG
DU KTIR
AN
ST ED NT
AA
DA
RIA HINA
A
N,
NUN SN
BIDANG HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN

ASE
PEAI T D
A
BIDANG PEMBANGUNAN, KEMASYARAKATAN, DAN
Gambar 2.6 : Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur

RD
T AS DIS
DA
AG N A N
O
P
AN AEN A
S
GA N S
DI RI
N,NA ,HK A
P
KOS
PULE
PE EBP ,B
PA
RA R E
RI UTA
SIWI TNN ED
BAD D
NA
DASA
AG
ANU AN
N TA A
PEM
BUPATI

UK D
G
,N
BER BU
WAKIL BUPATI

IN
DAY ,AA K
K

KELURAHAN
DU

KECAMATAN
AAN KD
AE
BA
ST
MAS OAK P
N
DA
RI
YAR MN E
D
N
KR
AKA UG
A
EA
TLIN
BA
GK
TIF AKN W
DES DEP
A,UN
, A
BAD
GA
PE ATI
PER
AN
N
MNAA
EMP
PEL PH
HI
UD N
UAN
AKS
PE
DU
AEA
,ANA NN
LA
P,
DAN
PEN AAD
KS
KE
KEL
YUL NN A
AN
KA
BE
UAR
UH G
A
NT
RS
GA
PER G
HA
OR
IH
STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KAUR

BER
TAN P
KESU
RI
AN A
SEKRETARIS DAERAH

IAN,
AL
AN
SAT
DA
PER N
T
BA
UA
NKG A
IKA
U
NDA
TA N
A
NA
N
BAAG
TAN
N NAK
NA
NG
KOTA
DAP
RK
SA, N
O
NOT
PO
RO BN
RT
KEH
LI
IKA
LITI E
DPRD

UP
UTA
SO
KKA
M E SR
NA
BU
DA
AIR
N P
NPA
HP E
K
BUPATI KAUR

TE
PE
SAU P
R
HERMEN MALIK

N
RLI
AMS E
O E
SEKRETARIS DPRD

KA
ND
KITTL
UN
TNA A
GA
UG A
K Y
NMPA R
A IA
URNN
MATA
D K
DJA N
AN O
EA R
RPT
AR E
HIR
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAUR 2012

Gambar 2.7 : SKPD yang tergabung dalam Pokja PPSP

BUPATI

WAKIL
BUPATI

SETDA

Sekda
Bagian Ortala
Bagian Humas

BAPPEDA DINAS PU DINAS KESEHATAN DPPKAD BLH-KDTK BPMDP-KB

Bidang Fisik dan Bidang Cipta Karya Bidang P2P.PL Bidang Anggaran dan Bidang Tata Kota dan Bidang Pemberdayaan
Prasarana Bagian Perencanaan dan Perbendaharaan Kebersihan Masyarakat Desa
Bagian Perencanan dan Pelaporan Sekretariat
Pelaporan

Keterangan :

Mandat Tupoksi Langsung


(Stakeholder Utama)

Mandat Tupoksi Tidak Langsung


(Stakeholder Mitra)

Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/2012 42

Anda mungkin juga menyukai