Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KEGIATAN

IV.1 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan


IV.1.1 Pengorganisasian Tim
Susunan organisasi tim PKL adalah sebagai berikut :

KETUA
I Wayan Tri Paramartha

SEKRETARIS 1 SEKRETARIS 2
Avifah Nur Eka Saputri Tri Afryadi

ANGGOTA ANGGOTA
M Iqbal Arfani ANGGOTA Gilang Ramadhan A.
Luh Gede Melyarista D.

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan


ANGGOTA ANGGOTA Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis
ANGGOTAPengujian Kendaraan ANGGOTA
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
Jesica Florenzia M. M. Panji Wicaksono Netti Siregar I Made Juniarta
a. Tugas dari ketua kelompok yaitu sebagai penanggung
jawab atas kelancaraan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
dari awal sampai akhir kegiatan. Sehingga perlunya dipilih
ketua kelompok yang bisa mengatur maupun menerima
saran guna kelancaran kegiatan.
b. Sekretaris 1 bertugas untuk mempersiapkan data yang
dibutuhkan guna pertanggungjawaban selama PKL dan
mengetik daftar absensi serta kegiatan mingguan yang
harus dikirimkan.
c. Sekretaris 2 bertugas untuk mengumpulkan sumber data
yang dibutuhkan pada pembuatan laporan kelompok
sehingga pengerjaan laporan dapat berjalan dengan lancar
dan tepat waktu.
d. Anggota bertugas untuk menyempurnakan tata cara
penulisan laporan sehingga sesuai dengan panduan
maupun pedoman yang telah ditentukan. Sehingga pada
akhirnya akan dihasilkan laporan yang sesuai dengan
panduan yang ada dan tercapainya dari tujuan pembuatan
organisasi tim Praktek Kerja Lapangan.

IV.1.2 Pelaksanaan Administrasi


Sebelum dilaksanakan proses kegiatan administrasi,
pemilik KBWU wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan walikota NO.48 Tahun 2019. Persyaratan untuk
setiap keperluan dalam hal ini berbeda-beda sesuai dengan
kepentingan. Kepentingan dalam hal ini meliputi uji baru
(uji pertama kali), uji berkala, mutasi uji keluar, mutasi uji
masuk dan numpang uji masuk. Persyaratan yang
diperlukan yaitu:

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
IV.1.2.1 Uji baru/ pertama kali
1. STNK asli;
2. KTP pemilik/ surat kuasa pemilik;
3. SRUT Asli dan Fotocopy;
4. Surat keterangan tera asli bagi mobil tangki
dan taksi;
5. Surat ijin Trayek/ijin prinsip(angkutan
penumpang umum);
IV.1.2.2 Uji berkala lanjutan
1. STNK Asli;
2. Buku uji Asli;
3. KTP pemilik/ surat kuasa pemilik;
4. Kartu Pengawasan bagi angkutan Penumpang
umum;
IV.1.2.3 Uji berkala rubah bentuk
1. STNK Asli dan Fotocopy;
2. Kartu uji Asli;
3. KTP pemilik atau surat kuasa pemilik;
4. Surat Registrasi Uji Tipe,Asli & Fotocopy/Uji
Mutu;
5. Kartu Pengawasan bagi angkutan penumpang
umum;
IV.1.2.4 Rubah status dan penghitaman
1. Kartu uji Asli;
2. STNK & BPKB Asli Fotocopy;
3. KTP Pemilik & surat kuasa pemilik;
4. KTP Pemohon Fotocopy;
IV.1.2.5 Mutasi uji keluar
1. Fiskal Asli & Fotocopy/STNK asli tujuan
mutasi;
2. Buku uji yang masih berlaku;
3. KTP pemilik/ surat kuasa pemilik;

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
IV.1.2.6 Mutasi uji masuk
1. Kartu uji asli & kartu induk asli;
2. STNK Asli atau Fotocopy;
3. Surat pengantar/ rekomendasi dari unit
pelaksana pengujian berkala asal;
4. KTP pemilik/ surat kuasa pemilik;
IV.1.2.7 Numpang uji masuk
1. STNK asli;
2. Buku uji asli yang masih berlaku;
3. Surat pengantar nnumpang uji dari unit
pelaksana pengujian asal;
4. KTP pemilik asli/ surat kuasa apabila ybs tidak
mengurus sendiri.
Untuk alur kegiatan pelayanan uji pertama,bagi
para pemilik kendaraan yang akan melakukan uji pertama
harus menyiapkan syarat-syarat yang digunakan untuk
mendaftarkan kendaraannya seperti STNK,SRUT,maupun
surat rancangan bak muatan sesuai dengan karoseri yang
mebuat bak muatan kendaraan tersebut. Setelah itu
pemilik kendaraan bermotor harus melakukan verifikasi
berkas guna mendaftarkan kendaraan bermotor tersebut
setelah terverifikasi pemilik melakukan pembayaran secara
non tunai baik melalui OVO,GO-PAY,DANA,SAKUKU,
maupun Mbanking sebelum melakukan pengujian.
Selanjutnya pengemudi mebawa kendaraan untuk
dilaksanakan pengujian teknis dan laik jalan serta
pengukuran dimensi,setelah itu jika kendaraan tersebut
lulus uji maka akan mendapatkan tanda lulus uji berupa
tanda lulus uji elektronik dan jika tidak lulus maka akan
mendapatkan surat keterangan tidak lulus dalam uji
pertama.

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
Untuk KBWU yang melaksanakan uji pertama maka
dilakukan proses pemeriksaan teknis dan pengujian laik
jalan. Untuk kendaraan baru, setelah data didapatkan
maka selanjutnya diserahkan ke bagian administrasi
kembali untuk pengisian kartu induk dan update
database.Penyerahan data ini dilaksanakan pada loket
pendaftaran dan kemudian dilanjutkan dengan
pembayaran pada loket retribusi. Pembayaran ini dapat
dilaksanakan apabila kondisi fisik kendaraan sesuai dengan
SRUT maupun aturan yang berlaku. Apabila terdapat
ketidaksesuaian, pemilik kendaraan harus melakukan
perbaikan terlebih dahulu. Data pada kartu induk ini
kemudian diserahkan pada bagian administrasi guna
pengisian database serta pencetakan pada form smartcard.
Pada bagian administrasi yang lain bertugas untuk mengisi
hasil uji pada form kartu uji yang nantinya akan dilengkapi
dengan sticker tanda lulus uji dan sertifikat lulus uji . Bukti
lulus uji ini selanjutnya dapat diambil oleh pemilik KBWU
ketika proses pengujian telah selesai. Tetapi jika pada
proses pengujian KBWU tidak lulus uji, maka perlu
dilakukan perbaikan dan nantinya akan kembali mengikuti
antrean di gedung uji guna melaksanakan uji ulang.
Untuk pelaksanaan administrasi Mutasi prosesnya
hampir sama seperti proses administrasi uji berkala,yang
membedakan yaitu persyaratan dengan melampirkan surat
pengantar mutasi dari unit pelaksaan pengujian
asal.Proses selanjutnya yaitu diberikannya lembar
pemeriksaan uji guna KBWU melaksanakan pemeriksaan
dan pengujian.Pada gedung uji ini dilakasanakan
pencocokan antara data administrasi dengan kondisi fisik
yang ada dikendaraan.Apabila data dengan keadaan fisik
cocok maka akan dilaksanakan pengukuran ulang dan

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
perhitungan daya angkut untuk pengisian pada kartu
induk. Selain itu tetap dilaksanakan pemeriksaan teknis
dan pengujian laik jalan seperti proses pada uji
berkala.Data-data dari pengukuran digedung uji inilah
yang nantinya diberikan kepada bagian pengisian kartu
induk guna pelaksanaan update data base.
IV.1.3 Pelaksanaan Pemeriksaan Visual Kendaraan Bermotor (Pra
Uji)
Pra uji dilaksanakan oleh dua orang penguji pada
setiap test linenya. Pencatatan hasil pra uji dalam hal ini
menggunakan Ipad yang terintegrasi. Pra uji diawali
dengan pencocokan identitas kendaraan dengan kondisi
fisik kendaraan termasuk nomor mesin, nomor rangka dan
nomor uji. Setelah identitas kendaraan cocok maka dapat
dilanjutkan ke proses selanjutnya.Proses pra uji dilakukan
seperti prosedur yang terdapat pada SOP yaitu dimulai dari
pemeriksaan bagian depan kendaraan kemudian
memeriksa kondisi kendaraan searah putaran jarum jam
dan berhenti pada pemeriksaan di dalam kabin kendaraan.
Hasil yangdidapatkan dari pemeriksaan ini selanjutnya
dituangkan dalam BAP yang ada di Ipad, apabila terdapat
kekurangan maka akan dituangkan dalam kolom catatan
khusus yang terdapat pada BAP.Yang dititik beratkan pada
pra uji yaitu posisi, kondisi serta fungsi dari setiap
komponen kendaraan. Pemeriksaan yang dilakukan pada
proses pra uji ini didasarkan pada aturan hukum yang
berlaku. Apabila ditemukan pelanggaran yang sifatnya
dapat diperbaiki saat itu juga, maka penguji akan meminta
pengemudi untuk memperbaikinya. Adapun jika ditemukan
pelanggaran seperti penyalahgunaan kaca film pada
kendaraan, penguji akan melepas atau merobek kaca film
pada kendaraan tersebut.Untuk under carriage

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
dilaksanakan dari bagian depan kendaraan mulai dari
sistem kemudi, sistem suspensi, sistem transmisi, sistem
penerus daya,sistem bahan
bakar,sistempembuangan,sistem kelistrikan,maupun
komponen bawah kendaraan lain yang dapat diperiksa
dalam under carriage.Jika kendaraan yang diuji tidak
terlalu banyak, maka pemeriksaan king pin/ball join serta
pemeriksaan kebocoran oli pada setiap komponen
dilaksanakan. Apabila ditemukan ketidaksesusaian pada
saat pemeriksaan under carriage, maka akan dicantumkan
di kolom catatan khusus BAP pada I pada penguji.Pada
setiap bagian kendaraan terdapat kolom catatan khusus
untuk keterangan kendaraan yg tidak lulus uji akan tetapi
mengingat kendaraan uji sangat banyak maka catatan
tersebut dibuat secara menyeluruh.
IV.1.4 Pelaksanaan Pengujian Mekanis
Pada UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Tangerang dimana setiap lajur
mempunyai kelengkapan alat yang berbeda-beda. Pada
jalur satu terdapat gas analyzer,sound level tester,deep
thread gauge, tint tester ,sideslip tester, head light
tester,axle load meter dan brake tester yang dilengkapi
speedometer.Pada jalur dua dilengkapi dengan smoke
tester, head light tester,side slip tester, sound level
meter,deep thread gauge,tint meter,axle load meter,brake
tester dilengkapi speedometer tester. Yang membedakan
antara jalur dua dengan jalur satu yaitu alat uji emisi gas
buang pada line satu yang digunakan adalah alat uji emisi
gas analyzer dan line 2 yang digunakan adalah alat uji
emisi smoke tester.
Pada jalur satu ini digunakan untuk angkot,
taksi,pick up, atau kendaraan dengan JBB maksimal 5 ton.

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
Alat uji mekanis yang paling sering digunakan yaitu alat uji
emisi serta brake tester yang menjadi alat uji mekanis
yang wajib digunakan. Penggunaan alat yang tidak
keseluruhan ini disebabkan jumlah penguji yang sangat
kurang dan jumlah kendaraan yang sangat banyak. Pada
jalur satu ini hanya terdapat 4 (empat) penguji sedangkan
minimalnya setiap alat uji terdapat satu penguji. Hal inilah
yang menjadi dasar mengapa proses pengujian tidak
menggunakan semua alat uji mekanis. Tetapi apabila
kendaraan yang diuji tidak telalu banyak, alat uji mekanis
secara keseluruhan dipergunakan.Untuk prosedur
penggunaan alat uji mekanis sama seperti alat uji pada
umumnya dan selalu berpedoman pada dasar hukum yang
berlaku. Sebelum dilakukan proses pengujian, pengujia
kan menjelaskan prosedur pelaksanaan kepada pengemudi
sehigga proses dapat berjalan lancar dan hasilnya
mencerminkan kondisi nyata dari kendaraan yang diuji
tersebut.Sebagai contoh dalam pengujian emisi ini
diterapkan secara nyata apa yang tertuang dalam KMLH
NO 5 Tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang
kendaraan tipe lama.Untuk hasil dari uji emisi ini dapat
dicetak dan hasilnya akan diberikan kepada pemilik KBWU.
Meskipun tidak semua alat uji digunakan pada setiap
kendaraan, namun alat uji yang ada ini telah terkalibrasi
secara berkala.
Alat uji mekanis yang wajib digunakan pada setiap
lajur salah satunya yaitu brake tester. Hal ini mengingat
fungsi rem yang sangat vital guna mengurangi kecelakaan
yang terjadi akibat fungsi rem yang tidak normal.Pada
brake tester yang ada, hasil yang muncul di display
langsung berbentuk efisiensi rem secara total.Untuk dasar
hukumnya mengacu pada PP Nomor 55 tahun 2012

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
Tentang kendaraan, dimana ambang batas minimal
efisiensi rem total minimal 50% yang didapatkan dari
konversi perlambatan 5 m/dt2.Untuk pelaksanaannya
pengujiakan mengarahkan kendaraan untuk pemeriksaan
setiap sumbunya. Setelah roda berada pas di roller, makal
ifter akan diturunkan. Selanjutnya roller akan berputar dan
penguji memerintahkan pengemudi untuk melakukan
pengereman sesuai jenis rem yang diuji. Gaya yang
ditimbulkan dari gesekan antara ban dengan roller inilah
yang nantinya akan digunakan sebagai perhitungan
efisiensi rem. Setelah selesai, lif terakan dinaikkan dan
dilanjutkan dengan pengujian pada sumbu selanjutnya.
Waktu yang diperlukan ini cukup singkat apabila
dibandingkan dengan pengujian yang menggunakan alat
dengan sistem computerized. Hal ini dipengaruhi
pengoperasian brake tester yang bisa dibilang sangat
simple, mudah dan cepat.
Proses pelaksanaan pengujian mekanis pada lajur
dua hampir sama dengan proses pengujian yang dilakukan
pada lajur satu. Perbedaan yang bisa diamati yaitu
penggunaan alat uji emisi. Pada lajur dua ini dikhususkan
untuk pengujian kendaraan besar atau yang JBB diatas 8
ton. Sama halnya dengan kendala yang terjadi pada jalur
satu yaitu jumlah kendaraan serta jumlah alat uji yang
tidak sebandingdengan jumlah penguji yang ada sehingga
pelaksanaan pengujian menjadi kurang optimal. Dengan
jumlah penguji yang hanya enam orang, maka tidak
mungkin semua alat uji mekanis dapat digunakan. Tetapi
jika ada suatu hal yang mengharuskan kendaraan harus di
uji dengan semua alat, maka tetap akan dilaksanakan.
Prosedur penggunaan alat dapat dikatakan lebih mudah

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
karena alat disini belum computerized dan indikator yang
ada mudah untuk dipahami.
Alat uji mekanis yang digunakan pada jalur dua
selanjutnya adalah brake tester. Mengingat sistem rem
pada kendaraan yang mempunyai peranan sangat vital dan
sudah sering kita dengar bahwa rem menjadi salah satu
alasan atau penyebab terjadinya kecelakaan khususnya
pada jalan tanjakan ataupun turunan. Oleh karena itu,
brake tester diupayakan semaksimal mungkin dalam
penggunaannya. Prosedur penggunaan alat dan
pelaksanaan pengujian dapat dikatakan sangat cepat. Hal
ini disebabkan mudahnya pengoperasian alat dan hasil dari
pengujian rem itu sendiri langsung ditampilkan di monitor.
Antara pengujian efisiensi rem utama dan rem parkir disini
tidak ada perbedaan. Tombol yang ada hanya tombol
penaikan lifter, release,pemutar roller dan tombol
mematikan putaran roller. Jadi setiap selesai pengujian
suatu kendaraan, maka data akan kembali ke nol tanpa
perlu memasukkan perintah apapun. Hal ini dikarenakan
alat yang masih manual dan belum menggunakan sistem
computerized. Walaupun tidak semua alat digunakan,
tetapi kondisi alat uji yang ada tetap dalam kondisi siap
pakai dan terkalibrasi. Pada pelaksanaan proses pengujian,
penguji akan memberikan intruksi yang harus dilakukan
pengemudi sehingga pelaksanaan pengujian berjalan
sesuai dengan prosedur pengoperasian alat. Tidak dapat
dipungkuri bahwa keterbatasan tenaga penguji yang
berkompetensi mempunyai dampak yang sangat besar
bagi terlaksananya proses pengujian sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
IV.2 Inventarisasi dan Identifikasi Masalah
IV.2.1 Inventarisasi masalah
IV.2.1.1 Pada bidang administrasi
1. Kurangnya informasi mengenai alur dan
persyaratan yang dibutuhkan pada proses
pengujian kendaraan bermotor. Papan
informasi yang ada pada saat ini jumlahnya
terbatas dan terletak di dalam ruang tunggu
pendaftaran;
2. Waktu dalam proses pelayanan belum
sesuai dengan SOP yang telah ada.
3. Masalah jaringan dikarenakan server kadang
yang terganggu

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
GambarIV.2SOP Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Tangerang.
IV.2.1.2 Pelaksanaan uji visual kendaraan bermotor (pra
uji)
1. Pelaksanaan pemeriksaan teknis yang tidak
dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan
lembar pemeriksaan;
2. Terbatasnya penguji yang bertugas pada
bagian pra uji.
Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
3. Kamera disetiap sudut yang memantau
kendaraan sering terjadi masalah kadang
tidak muncul terutama di line 2 (dua)

IV.2.1.3 Pelaksanaan uji mekanis


1. Alat uji yang ada tidak semuanya
digunakan;
2. Prosedur penggunaan alat maupun
prosedur pengujian belum sesuai dengan
aturan yang sudah ada;
3. Usia alat uji yang sudah usang sehingga
sering terjadi eror pada display alat (brake
tester)

IV.2.1.4 Permasalahan lain yang ditemukan


1. Pemenuhan SDM penguji pada setiap alat
uji tidak terpenuhi sehingga alat uji tersebut
tidak ada yang mengoperasikan;
2. Kurangnya sosialisasi terhadap pemilik
KBWU guna mempermudah dan
memperlancar proses pengujian;
3. Tidak semua jalur mempunyai alat uji yang
lengkap;
4. Bagan alur dan persyaratan pengujian yang
terbatas;
5. Ruang tunggu yang kurang nyaman.

IV.2.2 Identifikasi Masalah


IV.2.2.1 Pada proses administrasi
Penumpukan lembar administrasi pendaftaran
dan waktu pelayanan pada bagian administrasi

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
yang tidak sesuai dengan SOP disebabkan
kurangnya SDM pada bagian pendaftaran serta
jumlah komputer yang masih kurang. Selain
dua hal ini, layout antara bagian satu dengan
yang lainnya pada bagian pelayanan
administrasi terlalu jauh sehingga petugas
terbiasa menumpuk berkas terlebih dahulu dan
menyerahkan ke bagian selanjutnya setelah
berkas terkumpul. Selanjutnya untuk minimnya
informasi ini disebabkan faktor terbatasnya
tempat dan perencanaan pembangunan gedung
yang akan dilaksanakan tahun depan sehingga
penambahan papan informasi.

IV.2.2.2 Pada proses pemeriksaan teknis (pra uji)


Penyebab tidak dilaksanakannya pemeriksaan
secara menyeluruh dikarenakan jumlah tenaga
penguji pada bagian pra uji hanya dua orang
pada setiap lajur, sedangkan KBWU yang di uji
jumlahnya ratusan. Hal inilah yang
menyebabkan tidak dilaksanakannya pra uji
secara menyeluruh. Apabila dilakukan proses
pra uji secara detail, maka waktu yang ada
tidak akan mencukupi. Hal ini juga yang
mendasari belum dilakukannya pemeriksaan
under carriage mengingat jumlah penguji yang
sangat terbatas.

IV.2.2.3 Pada pelaksanaan uji mekanis

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
Alasan utama tidak digunakannya semua
alat uji adalah karena terbatasnya jumlah sdm
penguji dibandingkan dengan jumlah alat yang
ada. SDM ini berkaitan erat dengan kompetensi
penguji kendaraan bermotor. Pada fakta di
lapangan, tiga orang penguji pada setiap jalur
merupakan kondisi yang sangat miris. Dimana
setiap alat uji belum tentu terdapat penguji
yang mengoperasikan. Jumlah tenaga penguji
ini saling berkaitan dengan waktu yang
dibutuhkan dalam setiap pengujian. Apabila
semua alat uji digunakan dengan jumlah
penguji yang ada, maka akibatnya yaitu antrean
kendaraan yang panjang dan penguji akan
kewalahan dengan jumlah KBWU yang
diuji.Disini terjadi ketimpangan antara jumlah
KBWU dengan jumlah tenaga penguji
kendaraan bermotor. Antara tidak
digunakannya alat uji dengan prosedur
penggunaan alat maupun prosedur pengujian
yang belum sesuai inipun saling berkaitan dan
bersumber dari kurangnya SDM penguji.

Untuk eror yang terjadi pada display brake


tester ini disebabkan karena alat yang sudah
sangat tua dan belum dilaksanakannya
perawatan alat secara harian, mingguan
maupun bulanan. Sehingga wajar apabila alat
mengalami sedikit gangguan.

Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang
Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan Pada Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota tangerang

Anda mungkin juga menyukai