Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR MATA KULIAH DASAR - DASAR BIOTEKNOLOGI

RESUME JURNAL INTERNASIONAL

Judul I Kluyveromyces marxianus : An emerging yeast cell factory


for applications in food and biotechnology

Ahasanul Karim, Natela Gerliani, Mohammed Aider

Judul II Microbial Enzyme in Food Biotechnology

Poonam Singh, Sanjay Kumar

Jurnal Journal Internasional of Food Microbiology

Tahun 2020

Reviewer Zahratush Shalehah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
ABSTRAK

Beberapa khamir, yang merupakan mikroorganisme eukariotik, telah lama digunakan


di berbagai industri pangan karena aplikasi potensialnya, baik untuk fermentasi maupun untuk
produksi metabolit. Kluyveromyces marxianus adalah salah satu ragi nonkonvensional yang
paling menguntungkan, umumnya diisolasi dari habitat alami yang luas seperti produk susu
tradisional yang difermentasi, biji-bijian kefir, limbah dari industri gula, daun sisal, dan
tanaman. Keunggulan ragi food grade, seperti tingkat pertumbuhan yang cepat dan
termotoleransi yang membuatnya menarik untuk makanan industri dan aplikasi bioteknologi
yang berbeda. K. marxianus adalah ragi respire-fermentatif yang cenderung menghasilkan
energi melalui proses respirasi atau fermentasi. Ini menghasilkan metabolit spesifik yang luas
dan dapat berkontribusi pada berbagai industri makanan dan bioteknologi yang berbeda.
Fisiologi umum dari K. marxianus diuraikan, dan kemudian aplikasi yang berbeda dibahas:
pertama, aplikasi dari K. marxianus dalam bioteknologi, dan kemudian kemajuan terbaru dan
kemungkinan aplikasi dalam industri makanan.

Kata kunci : Kluyveromyces marxianus, Enzim, Metabolisme, Bioteknologi Makanan,

PENDAHULUAN

Bioteknologi pangan menawarkan berbagai cara untuk meningkatkan pengolahan


bahan baku untuk mengubahnya menjadi produk pangan bernilai gizi tinggi (Underkofler dkk.,
1957). Sumber produksi enzim adalah hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, dengan
mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi, dan actinomycetes) menjadi sumber produksi enzim
komersial yang terbaik. Secara luas, enzim yaitu. -amilase, glukoamilase, lipase, pektinase,
kimosin, dan protease digunakan dalam industri pengolahan makanan. Teknologi enzim
mempengaruhi industri manufaktur makanan dengan menyediakan produk baru yang bernilai
tinggi, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan kualitas produksi.

Ragi merupakan kelompok heterogen jamur eukariotik yang sebagian besar sebagai
organisme uniseluler yang beragam dan berdampak besar di bidang industry bioteknologi
pangan. Ragi memiliki banyak fenotipe yang menguntungkan, seperti kemampuan sekresi dan
laju pertumbuhan yang tinggi pada berbagai sumber karbon, kemampuan untuk melakukan
banyak modifikasi pasca-translasi, mudah dibudidayakan dalam berbagai jenis wadah, sebagai
bioreaktor, pemurnian produk yang mudah, dan tidak adanya kerentanan terhadap agen infeksi
seperti bakteriofag. Sifat-sifat menarik tersebut membuatnya sangat cocok untuk aplikasi di
berbagai sektor. Di antara ragi non-konvensional, spesies dari genus Kluyvenomyces memiliki
potensi untuk diaplikasikan pada bidang industri. Spesies K. marxianus yang berkerabat
dengan spesies K.laktis, menjadi primadona bioteknologi bidang industri pangan karena
kemampuan untuk metabolisme berbagai gula termasuk laktosa dan inulin, termotoleransi,
sekresi enzim litik, tingkat pertumbuhan tertinggi daripada eukariota lainnya, dan produksi
bahan bakar etanol melalui fermentasi. K. marxianus telah digunakan secara luas oleh industri,
terutama karena memiliki keunggulan yang tidak ada di K.laktis seperti kemampuannya
menghasilkan enzim inulinase untuk menghidrolisis fruktan tanaman yang kompleks. Selain
itu, ia memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan K.laktis, bahkan pada suhu
tinggi (> 40 ° C).

K. marxianus berperan dalam aplikasi bioteknologinya yang luas termasuk produksi


bioetanol dari whey keju, akumulasi biomassa, produksi enzim yang berharga seperti inulinase
dan -galaktosidase, dan sebagainya. Meningkatnya permintaan konsumen akan molekul yang
disintesis secara biologis untuk digunakan dalam makanan dan produk lainnya, menciptakan
peluang baik untuk memanfaatkan potensi K. marxianus dalam aplikasi bioteknologi pangan.
Kelemahan pengetahuan dasar yang terbatas tentang fisiologi dan genetikanya, tidak
menyurutkan pemanfaatannya. Sebagian besar perbaikan berpusat pada optimalisasi kondisi
pertumbuhan dan proses fermentasi. Pengembangan lebih lanjut dari galur baru dengan
menerapkan pendekatan rekayasa evolusioner atau rasional masih diperlukan. Akibatnya,
kemungkinan eksploitasi K. marxianus untuk aplikasi yang beragam dan kebutuhan untuk
pengembangan lebih lanjut dari sifat-sifatnya untuk produksi bioteknologi dari berbagai
produk yang disintesis secara biologis telah memotivasi para peneliti untuk mempelajari
fisiologi, mekanisme metabolisme, dan urutan genomiknya secara lebih rinci.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Jurnal I yang digunakan adalah studi literatur dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Teknik studi literatur dilakukan dengan mencari sumber informasi
ilmiah yang kemudian dirangkai dalam pengetahuan baru. Bahan utama yang ditelaah pada
penelitian ini adalah spesies dari Kluyveromyces marxianus. Spesies tersebut mengandung
banyak enzim yang kaya akan keunggulan untuk di aplikasikan dalam proses produksi pangan.

Metode Penelitian Jurnal II menggunakan teknik studi analisis laboratorium dengan


menggunakan bahan yang bersumber dari mikroorganisme seperti bakteri, jamur, ragi, dan
actinomycetes dengan alur ekstraksi, fermentasi dan pengujian kandungan enzim yang bisa
dijadikan bahan tambahan pengolahan di bidang bioteknologi pangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Enzim disekresikan oleh hampir semua sel hidup untuk mengkatalisis reaksi biokimia dalam
proses metabolisme. Enzim memegang peran penting dalam teknik pengolahan makanan untuk
meningkatkan nilai gizi dan rasa makanan olahan. Ragi telah banyak digunakan untuk
menghasilkan pengemulsi.

Ragi roti dan Biomassa untuk produksi roti

Ragi dianggap sebagai salah satu sumber nutrisi sel tunggal yang paling penting karena
mengandung asam nukleat dalam jumlah rendah tetapi semua asam amino esensial terutama
lisin dibandingkan dengan alga dan bakteri. S. cerevisiae adalah ragi makanan yang paling
umum, juga disebut ragi roti, yang telah digunakan di seluruh dunia untuk memproduksi roti
dan produk kue. Berdasarkan penelitian perbandingan K. marxianus lebih unggul dibandingkan
dengan S. Cerevisiae. K. marxianus menghasilkan capaian standar aroma (IFO 288) sebagai
starter culture untuk membuat roti sourdough. Penggunaan kombinasi K. marxianus dan
Lactobacillus delbrueckii sp. sebagai kultur starter dapat menghasilkan masa simpan yang
lebih lama.

K. marxianus sebagai probiotik

Probiotik yakni mikroba hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup untuk
memberikan manfaat kesehatan pada inang. (bifidobacterial, clostridia, lactobacilli,
faecalibacterium, enterococci, propinonibacteria). Galur ragi dapat menghasilkan enzim
garam empedu hidrolase (BHS) seperti bakteri probiotik. K. marxianus dapat digunakan
sebagai probiotik karena keunggulan dalam modifikasi imunitas sel, adhesi, dan mikrobiota
usus manusia dan memiliki sifat antioksidan, anti inflamasi, serta hipokolesterolemia. Hal
tersebut karena K. marxianus memiliki kemampuan bertahan hidup di saluran pencernaan dan
berfungsi sebagai prebiotik karena ketahanannya terhadap asam dan empedu yang dapat
ditemui di lingkungan gastrointestinal.

Produksi fruktosa dan frukto-oligosakarida

Fruktosa dapat menjadi pemanis alternatif pengganti sukrosa karena kapasitas pemanisnya
yang lebih tinggi (1,5-2 kali lipat dari sukrosa) dan dapat meningkatkan penyerapan zat besi
pada anak-anak, sedangkan frukto-oligosakarida (FOS) dapat menjadi sumber serat pangan
yang menjanjikan dengan efek bifidogenik. Senyawa tersebut dapat diperoleh melalui
hidrolisis enzimatik inulin. K. marxianus menjanjikan untuk menghasilkan inulinase
termostabil. Pengembangan teknik baru untuk memproduksi sirup fruktosa menghasilkan
tekstur yang sangat larut dan kurang kariogenik dibandingkan sukrosa, dan dapat dimanfaatkan
oleh penderita diabetes.
Produksi senyawa aroma

Produksi senyawa perisa dan pewangi melalui proses bioteknologi berperan penting dalam
industri makanan, farmasi, kosmetik dan kimia karena meningkatnya permintaan bahan
tambahan makanan alami. Dua alkohol aromatik, yaitu 2-phenyethanol (2-PE) dan 2-
phenyethyl acetate (2-PEA) yang memiliki rasa seperti mawar, banyak digunakan dalam
industri makanan dan kosmetik. Di antara berbagai ragi, beberapa strain Kluyvenomyces
berpotensi mensintesis sejumlah besar senyawa aromatik, khususnya K. marxianus memiliki
potensi tinggi untuk menghasilkan senyawa aroma yang berbeda seperti 2-PE, alkohol,
furanon, ester buah, keton, asam karboksilat, dan hidrokarbon aromatic. Alkohol asetil
transferase adalah enzim penting untuk produksi etil, isoamil, dan feniletil asetat dengan
menggunakan K. marxianus.

KESIMPULAN

Spesies ragi Sacharomyces cerevisiae telah banyak dieksploitasi untuk aplikasi dalam
bioteknologi baik dalam penelitian dasar di bidang biologi sel, biokimia, dan genetika. Seiring
dengan kemajuan alat teknologi, Kluyveromyces marxianus menjadi solusi ragi non-
konvensional yang paling menarik, sebanding dengan popularitas S.cerevisiae khususnya
dalam aplikasi bidang industri. Keunggulan termotoleransi, produksi etil asetat tinggi,
pemanfaatan sumber karbon murah yang luas (misalnya, inulin, laktosa, dan xilosa), waktu
penggandaan yang lebih pendek dan laju pertumbuhan yang lebih cepat menjadikan K.
marxianus sebagai sarana serbaguna dalam aplikasi bioteknologi makanan. Selain itu,
kemampuan bertahan hidup K. marxianus dengan adanya konsentrasi etanol yang relatif lebih
tinggi dan suhu yang meningkat menunjukkan peningkatan kapasitas adaptasinya. Ditampilkan
dalam beberapa literatur bahwa K. marxianus memiliki toleransi terhadap kondisi yang berbeda
seperti pH yang lebih rendah, suhu tinggi, kondisi penahanan oksigen yang parah, dan
konsentrasi etanol yang lebih tinggi yang bisa sangat bermanfaat untuk aplikasi industri
berbasis pendekatan biorefinery di masa mendatang.
SARAN PENGEMBANGAN

Memperhatikan aspek keseluruhan, dapat diambil kesimpulan bahwa K. marxianus


layak menempati posisi kemajuan aplikasi di bidang industri pangan pada era modern.
Hendaknya keragaman spesies K. marxianus harus terus di eksplorasi, baik pada tingkat
genetik, metabolisme, dan fisiologis, tujuannya kemajuan industri pangan dengan dirancang
melalui alat rekayasa baru untuk produktivitas yang berdasarkan informasi genomik dan
transkriptomik dari pemodelan metabolisme. Minimnya pengetahuan seputar gen, jalur, enzim
dan regulasi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana K.
marxianus menghasilkan metabolit untuk mengatur keragaman genetik dan fenotipik. Dalam
alur metabolisme dan mekanisme K. marxianus menunjukkan variasi dan keragaman
fungsional, sehingga masih ada banyak peluang untuk studi pengembangan di masa depan.
Menelaah hubungan antara variasi genetik dan keragaman fungsional pada tingkat spesies
dapat menjadi peluang penelitian potensial untuk pengetahuan yang inovatif dan maju. Studi
skala percontohan serta evolusi skala laboratorium yang luas dari rekayasa metabolisme akan
digunakan untuk memahami mekanisme metabolisme untuk membenarkan penerapan di
tingkat industri. Meskipun K. marxianus telah banyak di aplikasikan dalam bidang
bioteknologi pangan, namun masih diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
keragaman genetik atau genetika populas. Saran pengembangan dan ulasan beragam aplikasi
dari K. marxianus sangat memungkinkan untuk mengembangkan pengetahuan dalam studi
yang lebih rinci di bidang bioteknologi pangan.

Bioteknologi bidang pemrosesan makanan dan pakan berhasil dalam menggunakan


agen biologis seperti enzim dan mikroorganisme untuk pembuatan produk makanan yang
memiliki nilai tinggi. Pemanfaatan galur rekombinan di masa mendatang akan mengambil
peran penting dalam produksi enzim industri, meskipun ada pertimbangan dalam pemanfaatan
galor rekombinan yang dimodifikasi genetik untu memproduksi pangan. Kultur produksi hasil
rekayasa genetika lebih unggul daripada galur liar. Teknik fermentasi yang canggih akan
mendukung pembuatan enzim pengolahan makanan murni dan berskala besar. Ada kebutuhan
untuk mengembangkan teknologi pengolahan makanan baru untuk mengurangi biaya dan
waktu pembuatan makanan olahan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan di bidang
teknologi DNA rekombinan untuk peningkatan galur produksi, produksi enzim yang layak
secara komersial.

Asalamualaikum wr.wb, Bu Is. Mohon maaf zahra baru bisa mengumpulkan tugas UAS
pada hari dan waktu menjelang batas akhir pengumpulan. Alasannya, zahra baru
diperkenankan kembali pulang ke rumah setelah rawat inap selama sepuluh hari di
rumah sakit. Besar harapan untuk maklum. Atas kesempatannya zahra ucapkan terima
kasih, Bu Is. Wasalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai