Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM FISIKA 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PENERAPAN HUKUM BERNOULLI

OLEH

NAMA : NUR HOLIFAH

NIM : 1513021031

SEMESTER/KELAS : IV/B

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2017
I. JUDUL
Percobaan Hukum Bernoulli
II. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilaksanakannya percobaan ini yaitu:

1. Untuk menghitung besarnya kecepatan alir zat cair/fluida pada pipa


berpenampang besar ( A1 ) dan pipa berpenampang kecil ( A2 ) .

2. Untuk membuktikan teori dari Hukum Bernoulli dengan hasil percobaan


yang dilakukan.

III. DASAR TEORI


Fluida merupakan suatu zat yang tidak memiliki bentuk tetap dan dapat
mengalir. Fluida biasa disebut sebagai zat alir. Contoh dari fluida adalah zat
cari, udara/gas. Tinjau fluida yang mengalir di dalam pipa dengan luas
penampang ujung-ujung pipa berbeda. Fluida mengalir dari kiri masuk ke pipa
dan keluar melalui penampang di sebelah kanan seperti ditunjukan gambar di
bawah ini.

Air memasuki pipa dengan kecepatan v1 . Volume air yang masuk dalam
selang waktu Δt adalah:
V = A 1 v1 ∆ t (1)
Fluida tak termampatkan, dengan demikian bila ada v1 volume air yang masuk
pipa, sejumlah volume yang sama akan keluar dari pipa. Luas penempang
ujung pipa yang lain adalah A2.
V = A 2 v 2 ∆t
A1 v 1 ∆ t= A2 v 2 ∆ t
Dengan demikian:
A1 v 1= A 2 v 2=konstan

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 2


A2
v 1= v2
A1 (2)
A1
v 2= v1
A2 (3)
Persamaan ini disebut persamaan kontinuitas. Debit yang masuk pada
suatu penampang luasan sama dengan debit yang keluar pada luasan yang lain
meskipun luas penampangnya berbeda.
a) Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak
seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum
Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss
yang menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar
matematika untuk merumuskan hukumnya.
Terdapat beberapa Asumsi Hukum Bernoulli diantaranya:
 Fluida tidak dapat dimampatkan (incompressible) dan nonviscous. 
 Tidak ada kehilangan energi akibat gesekan antara fluida dan dinding
pipa. 
 Tidak ada energi panas yang ditransfer melintasi batas-batas pipa
untuk cairan baik sebagai keuntungan atau kerugian panas. 
 Tidak ada pompa di bagian pipa
 Aliran fluida laminar (bersifat tetap)
Asas bernoulli membicarakan hubungan antara tekanan,kelajuan aliran
air,dan ketinggian fluida tersebut untuk massa jenis yang tetap.Persamaan ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan energi kinetis persatuan volume dan energi
potensial perstuan volume mempunyai nilai yang sama disetiap titik sepanjang
aliran. Pada pipa yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
maka besarnya persamaan fluida yang mengalir dari pipa yang lebih tinggi ke
pipa yang lebih rendah adalah sebagai berikut :
1
P+ ρgh+ ρ v 2=konstan (5)
2
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-
asumsi sebagai berikut:

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 3


 Aliran bersifat tunak (steady state)

 Tidak terdapat gesekan

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:


1 2 1 2
P1 + ρ v 1 + h1 ρg=P2 + ρ v 2 + h2 ρg (6)
2 2
Dimana:
P1=¿ tekanan pada pipa I (tinggi)
P1=¿ tekanan pada pipa II (rendah)
ρ=¿massa jenis fluida
v1 =¿ kecepatan fluida pada pipa I
v 2=¿ kecepatan fluida pada pipa II
h1 =¿ ketinggian pipa I
h2 =¿ ketinggian pipa II

b) Penerapan Prinsip Bernoulli dalam Kehidupan Sehari – hari


Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan
aliran zat cair.Dengan memasukkan venturimeter ke dalam aliran fluida
kecepatan aliran fluida dapat dihitung menggunakan persamaan Bernoulli
berdasarkan selisih ketinggian air atau selisih ketinggian raksa.Venturimeter
dibagi dua macam yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter
dengan manometer.

Air dengan massa jenis ρ mengalir memasuki pipa berpenampang


besar dengan kecepatan v1 menuju pipa berpenampang kecil dengan
kecepatan v 2 dimana v 2> v 1. Dalam hal ini terjadi perbedaan ketinggian air

(h) pada kedua pipa vertikal. Pada gambar di atas tampak bahwa
ketinggian pipa, baik bagian pipa yang penampangnya besar maupun

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 4


bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir sama sehingga diangap
ketinggian atau h sama atau h1 =h2. Sehingga berlaku persamaan Bernaulli
sebagai berikut:
1 2 1 2
P1 + ρ v 1 + ρgh 1=P2 + ρ v 2 + ρgh 2
2 2

1 2 1 2
P1 + ρ v 1 =P2 + ρ v 2
2 2

1 2 1 2
ρ v − ρ v =P1−P 2
2 2 2 1

1
ρ ( v 2 −v 1 )=∆ P
2 2
2

1
ρ ( v 2 −v 1 )= ρg ∆ h
2 2
2

v 22−v 12=2 g ∆ h

2
2 A1 2
v1 2
−v 1 =2 g ∆ h
A 2

v1 2
( A12
A2
2 )
−1 =2 g ∆ h

2g ∆h
v1 2 = 2
A1
2
−1
A2


2g∆ h
v1 = 2
A1 (6)
2
−1
A2

IV. ALAT DAN BAHAN

1) Pipa diameter 2,7 cm


2) Pipa diameter 1,7 cm

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 5


3) Penyambung pipa
4) Pipa acrilic
5) Wadah penampung sumber air
6) Kran air
7) Mistar 2 buah
8) jangka sorong (batas ukur: 0-15 cm , nst=0.05mm)
9) Lem pipa
10) Kayu/Triplek
11) Air
12) Wadah penampung air

V. DESAIN ALAT

Wadah Sumber
Air
Pipa Besar D = 8,9
cm

Pipa Kecil D = 4,8


cm

Pipa pengukur ketinggian


air

Keran Air

Wadah Penampung
Air

Penampang Alat

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 6


VI. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1) Mengisi air pada wadah penampung sumber air hingga penuh.
2) Membuka keran air secara keseluruhan setelah itu menunggu sampai aliran
airnya konstan.
3) Kemudian mengukur ketinggian air pada kedua pipa kapiler untuk h1 dan
h2 sebanyak lima kali.
4) Mencatat ketinggian air pada kedua pipa kapiler dalam tabel hasil
pengamatan. Dan mencari selisih ketinggian air antara pipa besar dengan
pipa kecil.
5) Mengulangi langkah 1) sampai 4) dengan mengatur keran air agar
setengah terbuka.

Ketinggian
No.
Laju Air h1 h2 ∆h
Percobaan
(cm) (cm) (cm)
1
Deras ...
N
1
Sedang ...
N
Tabel 01. Contoh Data Hasil Pengamatan

VII. TEKNIK ANALISIS DATA


Adapun teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut:
1) Untuk mengitung besarnya kecepatan fluida pada pipa berpenampang
besar adalah:


2 gh
v1 = 2
A1 (7)
2
−1
A2
2) Untuk menghitung besarnya kecepatan fluida pada pipa berpenampang
kecil adalah:
A1
v 2=v 1 (8)
A2

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 7


3) Untuk Menghitung Ketidakpastian:


n
∑ ( v i−v )2
n=1
Δv =
n ( n−1 )
(9)

4) Untuk Menghitung Kesalahan Relatif


∆v
KR= ×100 % (10)
v

VIII. DATA HASIL PENGAMATAN


Adapun data hasil pengamatan yang didapatkan oleh praktikan selama
melakukan pratikum adalah:
−2
D1=2.70 cm=2.70× 10 m
−2
D1=1.70 cm=1.70 × 10 m

Ketinggian
No.
Laju Air h1 h2 ∆h
Percobaan
(cm) (cm) (cm)
1 33.0 23.5 9.50
2 32.0 23.0 9.00
Deras 3 31.0 21.5 9.50
4 30.0 21.0 9.00
5 29.0 20.5 8.50
1 36.0 33.5 2.50
2 35.0 32.5 2.50
Sedang 3 34.0 31.5 2.50
4 33.0 30.5 2.50
5 32.0 29.5 2.50
Tabel 02. Data Hasil Pengamatan

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 8


IX. ANALISIS DATA
Adapun analisis data yang dilakukan adalah:
1
 ∆ h= nst
2
1 −2
¿ ( 0.1 ) cm=0.05 cm=0.05 ×10 m
2
1
 ∆ A= nst
2
1 −4
¿ ( 0.005 ) cm=0.0025 cm=0.25 ×10 m
2
 Menghitung jari-jari pipa

1
 R 1= D 1
2
1
¿ ( 2.7 ×10 ) m
−2
2
−2
¿ 1.35 ×10 m
1
 R 2= D 2
2
1
¿ ( 1.7 ×10 ) m
−2
2
¿ 0.85 ×10−2 m
 Menghitung luas penampang pipa

 A1=π R12
2
¿ 3.14 ( 1.35 ×10−2 m )
−4 2
¿ 5.72× 10 m
 A2=π R22
2
¿ 3.14 ( 0.85 ×10−2 m )
−4 2
¿ 2.27 ×10 m

a) Aliran Air Deras


 Mencari nilai v1

No. Ketinggian

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 9


Percobaa h1 h2 ∆h
n (cm) (cm) (cm) (m)
1 33.0 23.5 9.50 9.5 ×10
−2

2 32.0 23.0 9.00 9.0 ×10


−2

3 31.0 21.5 9.50 9.5 ×10


−2

4 30.0 21.0 9.00 9.0 ×10


−2

5 29.0 20.5 8.50 8.5 ×10


−2

Tabel 03. Analisis data 1

√( √(
2 gh 2 gh
v 1 1= v 1 4=

) )
A1 2 A12

−1 −1
A2 2 A22

√( √(
2 ( 9 . 8 ) ( 9 . 5×10−2 ) 2 ( 9 . 8 ) ( 9 . 0×10−2 )
= =

) )
2 2
5 .72×10−4 5 .72×10−4
−1 −1
2 .27×10−4 2 .27×10−4
−2 m −2 m
=58 . 9×10 =57 . 4×10
 s  s

√( √(
2 gh 2 gh
v 1 2= v 1 5=

) )
A1 2 A12

−1 −1
A2 2 A22

√( √(
2 ( 9 . 8 ) ( 9 . 0×10−2 ) 2 ( 9 . 8 ) ( 8 . 5×10−2 )
= =

) )
−4 2 −4 2
5 .72×10 5 .72×10
−1 −1
2 .27×10−4 2 .27×10−4
−2 m −2 m
=57 . 4×10 =55 .7×10
 s  s

√(
2 gh
v 1 3=

)
A1 2

−1
A2 2

√(
2 ( 9 . 8 ) ( 9 . 5×10−2 )
=

)
2
5 .72×10−4
−1
2 .27×10−4
m
=58 . 9×10−2
 s

No. vi v ( v i−v ) ( v i−v )


2

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 10


( ) ( ) ( ) ( )
2
m m m m
s s s s
1 58.9 ×10−2 57.7 ×10−2 1.20 ×10−2 1.44 ×10−4
−2 −2 −2 −4
2 57.4 ×10 57.7 ×10 −0.30 ×10 0.09 ×10
−2 −2 −2 −4
3 58.9 ×10 57.7 ×10 1.20 ×10 1.44 ×10
−2 −2 −2 −4
4 57.4 ×10 57.7 ×10 −0.30 ×10 0.09 ×10
−2 −2 −2 −4
5 55.7 ×10 57.7 ×10 −2.00 ×10 4.00 × 10
−2 −4
 288.2 ×10 7.06 ×10
Tabel 04. Pembantu Analisis v1 aliran air deras


v 1 + v 12 + v 13 + v 14 +v 15
v= 1

5
( 58. 9×10−2 )+ ( 57 . 4×10−2 )+ ( 58 .9×10−2 ) + ( 57 . 4×10−2 ) + ( 55 .7×10−2 ) m
=
5 s
−2 m
=57. 7×10
s

√(
5
∑ ( v i −v ) 2
n=1
Δv =
n ( n−1 )

=
√7 .06×10−4
5 (5−1 )
=0 . 59×10−2
m
)
 s
v =( v± Δv )
m
v =( 57 .7±0 .59 ) 10−2
 s
Δv
KR= ×100 %
v
m
0 .59×10−2
s
= ×100 %
m
57 .7×10−2
s
 =1. 02 %

 Mencari nilai v 2

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 11


2
vi v ( v i−v ) ( v i−v )
No.
( )
m
( )
m
( ) ( )
2
m m
s s s s
−2 −2 −2 −4
1 148.4 ×10 145.3 ×10 3.10 ×10 9.61 ×10
−2 −2 −2 −4
2 144.6 ×10 145.3 ×10 −0.70 ×10 0.49 ×10
−2 −2 −2 −4
3 148.4 ×10 145.3 ×10 3.10 ×10 9.61 ×10
−2 −2 −2 −4
4 144.6 ×10 145.3 ×10 −0.70 ×10 0.49 ×10
−2 −2 −2 −4
5 140.4 ×10 145.3 ×10 −4.90× 10 24.0 ×10
−2 −4
 726.4 ×10 44.2 ×10
Tabel 05. Pembantu Analisis v 2 aliran air deras

 
A1 A1
v2 = v v2 = v
1 A 2 11 4 A 2 11
5 . 72×10−4 5 . 72×10−4
= ( 58. 9×10−2 ) = ( 57. 4×10−2 )
2 . 27×10−4 2 . 27×10−4
m m
=148 . 4×10−2 =144 . 6×10−2
s s
 
A1 A1
v2 = v v2 = v
2 A 2 11 5 A2 11
5 . 72×10−4 ( 5 . 72×10−4 (
= 57. 4×10−2 ) = 55. 7×10−2 )
2 . 27×10−4 2 . 27×10−4
m m
=144 . 6×10−2 =140 . 4×10−2
s s

A1
v2 = v
3 A2 11
5 . 72×10−4 (
= −4
58. 9×10−2 )
2 . 27×10
m
=148 . 4×10−2
s

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 12



v 2 + v 2 + v 2 + v 2 + v2
2 3 4 5
v= 1

5
( 148. 4×10−2 ) + ( 144 .6×10−2 ) + ( 148 . 4×10−2 ) + ( 144 . 6×10−2 ) + ( 140 . 4×10−2 ) m
=
5 s
m
=145. 3×10−2
s

√(
5
∑ ( v i −v ) 2
n=1
Δv =
n ( n−1 )

=

44 . 2×10−4
5 (5−1 )
=1 . 48×10−2
m
)
 s
v =( v± Δv )
−2 m
v =( 145. 3±1. 48 ) 10
 s
Δv
KR= ×100 %
v
m
1. 48×10−2
s
= ×100 %
−2 m
145 .3×10
s
 =0 . 01%

b) Aliran Air Sedang


 Mencari nilai v1

No. Ketinggian
Percobaa h1 h2 ∆h
n (cm) (cm) (cm) (m)
1 36.0 33.5 2.50 2.5 ×10
−2

2 35.0 32.5 2.50 2.5 ×10


−2

3 34.0 31.5 2.50 2.5 ×10


−2

4 33.0 30.5 2.50 2.5 ×10−2


5 32.0 29.5 2.50 2.5 ×10
−2

Tabel 06. Analisis data 2

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 13


√( √(
2 gh 2 gh
v1 = v1 =

) )
1
A1 2
4
A12

−1 −1
A2 2 A22

√( √(
2 ( 9 . 8 ) ( 2 .5×10−2 ) 2 ( 9 . 8 ) ( 2 .5×10−2 )
= =

) )
−4 2 −4 2
5 .72×10 5 .72×10
−1 −1
2 .27×10−4 2 .27×10−4
−2 m −2 m
=30 . 2×10 =30 . 2×10
 s  s

√( √(
2 gh 2 gh
v 1 2= v 1 5=

) )
A1 2 A12

−1 −1
A2 2 A22

√( √(
2 ( 9 . 8 ) ( 2 .5×10−2 ) 2 ( 9 . 8 ) ( 2 .5×10−2 )
= =

) )
−4 2 −4 2
5 .72×10 5 .72×10
−1 −1
2 .27×10−4 2 .27×10−4
−2 m −2 m
=30 . 2×10 =30 . 2×10
 s  s

√(
2 gh
v 1 3=

)
A1 2

−1
A2 2

√(
2 ( 9 . 8 ) ( 2 .5×10−2 )
=

)
−4 2
5 .72×10
−1
2 .27×10−4
−2 m
=30 . 2×10
 s

2
vi v ( v i−v ) ( v i−v )
No.
( )
m
( )
m
( ) ( )
2
m m
s s s s
1 30.2 ×10
−2
30.2 ×10
−2
0 0
2 30.2 ×10
−2
30.2 ×10
−2
0 0
3 30.2 ×10−2 30.2 ×10−2 0 0
4 30.2 ×10
−2
30.2 ×10
−2
0 0
5 30.2 ×10−2 30.2 ×10−2 0 0
 151.0 ×10
−2
0

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 14


Tabel 07. Pembantu Analisis v1 aliran air sedang


v 1 + v 1 + v 1 + v 1 +v 1
2 3 4 5
v= 1

5
( 30. 2×10−2 ) + ( 30. 2×10−2 ) + ( 30 . 2×10−2 ) + ( 30 . 2×10−2 ) + ( 30 .2×10−2 ) m
=
5 s
m
=30. 2×10−2
s

√(
5
∑ ( v i −v )2
n=1
Δv=
n ( n−1 )

m

0
5 (5−1 ) )
=0
 s
v =( v± Δv )
m
v =( 30. 2±0 ) 10−2
 s
Δv
KR= ×100 %
v
m
0
s
= ×100 %
−2 m
30 .2×10
s
 =0 %

 Mencari nilai v 2

2
vi v ( v i−v ) ( v i−v )
No.
( )
m
( )
m
( ) ( )
2
m m
s s s s
1 76.2 ×10
−2
76.2 ×10
−2
0 0
2 76.2 ×10
−2
76.2 ×10
−2
0 0
3 76.2 ×10
−2
76.2 ×10
−2
0 0
4 76.2 ×10
−2
76.2 ×10
−2
0 0

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 15


5 76.2 ×10
−2
76.2 ×10
−2
0 0
 381.0 ×10
−2
0
Tabel 08. Pembantu Analisis v 2 aliran air sedang

 
A1 A1
v2 = v v2 = v
1 A 2 11 4 A 2 11
5 . 72×10−4 ( 5 . 72×10−4 (
= −4
30. 2×10−2 ) = −4
30. 2×10−2 )
2 . 27×10 2 . 27×10
m m
=76 . 2×10−2 =76 . 2×10−2
s s
 
A1 A1
v2 = v v2 = v
2 A 2 11 5 A 2 11
5 . 72×10−4 5 . 72×10−4
= −4
( 30. 2×10−2 ) = −4
( 30. 2×10−2 )
2 . 27×10 2 . 27×10
m m
=76 . 2×10−2 =76 . 2×10−2
s s

A1
v2 = v
3 A 2 11
5 . 72×10−4 (
= −4
30. 2×10−2 )
2 . 27×10
m
=76 . 2×10−2
s


v 2 + v 2 + v 2 + v 2 + v2
2 3 4 5
v= 1

5
( 76 .2×10−2 ) + ( 76 .2×10−2) + ( 76. 2×10−2 ) + ( 76 . 2×10−2 ) + ( 76 . 2×10−2 ) m
=
5 s
m
=76. 2×10−2
s

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 16


√(
5
∑ ( v i −v )2
n=1
Δv=
n ( n−1 )

m

0
5 (5−1 ) )
=0
 s
v =( v± Δv )
m
v =( 76 .2±0 ) 10−2
 s
Δv
KR= ×100 %
v
m
0
s
= ×100 %
−2 m
76 .2×10
s
 =0 %

X. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil

 Aliran Air Deras


−2
v1 =( 57.7 ±0.59 ) 10 m/ s → KR=1.02 %

v 2=( 145.3± 1.48 ) 10−2 m/s → KR=0.01 %


 Aliran Air Sedang
−2
v1 =( 30.2± 0 ) 10 m/ s → KR=0 %

v 2=( 76.2± 0 ) 10−2 m/s → KR=0 %


2. Pembahasan
Dalam percobaan ini di lakukan pengambilan data sebanyak 10 kali
dengan cara yang berbeda, yaitu pada pengambilan data pertama air
dengan kecepatan yang sangat tinggi diambil data sebanyak 5 kali, yang
kedua air dengan kecepatan yang sedang diambil data sebanyak 5 kali.
Dari teori yang ada dapat diketahui bahwa kecepatan alir fluida pada pipa
berpenampang kecil lebih cepat dari pada pipa berpenampang besar karena

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 17


tekanan pada pipa berpenampang kecil berkurang sehingga aliran fluida
lebih cepat. Begitupula sebaliknya, pada pipa berpenampang besar, aliran
airnya lebih lambat karena tekanannya bertambah. Dan dari data hasil
pengamatan yang didapat, kita dapat mengetahui bahwa pada pipa yang
berpenampang lebih kecil, kecepatan alir fluidanya lebih cepat, begitupula
sebaliknya, untuk pipa yang berpenambang besar, kecepatan alir fluidanya
lebih lambat. Hal ini dapat membuktikan bahwa alat yang telah dibuat
dapat digunakan karena data hasil praktikum yang didapat sudah sesuai
dengan teori yang ada dan sesuai dengan bunyi hukum bernaulli dimana:
“bahwa apabila kecepatan fluida semakin besar maka tekanannya akan
semakin kecil, sebaliknya apabila kecepatan fluida semakin kecil maka
tekanannya akan semakin besar”.
Dari hasil analisis data yang dilakukan, praktikan mendapatkan
kesalahan relative sebesar 1.02%; 0.01%; 0%; 0%. Meskipun kesalahan
relative yang diperoleh kurang dari 10%, tetapi masih terdapat beberapa
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan beberapa kendala yang dialami
oleh praktikan. Dalam percobaan ini ada beberapa kesalahan-kesalahan
dan kendala yang dialami praktikan selama praktikum adalah:
1. Kesalahan umum,
Kesalahan umum yaitu kesalahan yang terjadi karena kekeliruan
manusia. Adapun kesalahan umum yang ditemukan didalam percobaan
ini antara lain: kurang telitinya praktikan didalam membaca skala
penggaris saat mengukur ketinggian zat cair.
2. Kesalahan Sistematis
Kesalahan sistematis yaitu kesalahan yang disebabkan oleh instrument
yang digunakan dan pengaruh lingkungan sekitar pada saat melakukan
percobaan. Dalam percobaan ini kesalahan sistematis yang terjadi yaitu
alat yang menunjukan hasil yang tidak menentu karena alat sangat
sensitif dengan getaran sehingga sangat berpengaruh terhadap
pengkuran ketinggian air pada pipa acrilic.
3. Kesalahan acak

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 18


Kesalahan acak yaitu kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal lain yang
tidak diketahui penyebabnya secara pasti tetapi sangat berpengaruh
pada hasil percobaan. Dalam percobaan ini praktikan tidak
menemukan kesalahan acak.
Selain kesalahan-kesalahan yang disebutkan diatas, terdapat
beberapa kendala yang ditemukan didalam percobaan, antara lain:
1. Pergerakan air pada pipa pengukur ketinggian air sangat cepat pada
saat keran air dibuka sepenuhnya (kecepatan air deras), sehingga
praktikan harus mengulang percobaan karena praktikan kurang
teliti dalam membaca skala yang kecepatan aliran airnya deras.

XI. SIMPULAN
 Aliran Air Deras
−2
v1 =( 57.7 ±0.59 ) 10 m/ s → KR=1.02 %
−2
v 2=( 145.3± 1.48 ) 10 m/s → KR=0.01 %
 Aliran Air Sedang
−2
v1 =( 30.2± 0 ) 10 m/ s → KR=0 %

v 2=( 76.2± 0 ) 10−2 m/s → KR=0 %


Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada pipa yang
berpenampang lebih kecil, kecepatan alir fluidanya lebih cepat karena tekanan
fluida berkurang, begitupula sebaliknya, untuk pipa yang berpenambang
besar, kecepatan alir fluidanya lebih lambat karena tekanannya bertambah. Hal
ini dapat membuktikan bahwa alat yang telah dibuat dapat digunakan karena
data hasil praktikum yang didapat sudah sesuai dengan teori yang ada dan
sesuai dengan bunyi hukum bernaulli dimana: “tekanan dari fluida yang
bergerak seperti udara dan air dapat berkurang ketika fluida tersebut
bergerak lebih cepat”.

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 19


DAFTAR PUSTAKA

Sangrilla. 2013. Pipa Venturi Tanpa Manometer.


http://dokumen.tips/education/laporan-lengkap-percobaan-pipa-
venturi.html.

http://fisikaituasyik.weebly.com/hukum-bernaulli.html.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid. Jakarta: Erlangga.

Labratorium Fisika 5 Laporan Praktikum Penerapan Hukum Bernaulli | 20

Anda mungkin juga menyukai