“EKONOMI MARITIM SEBAGAI LOKOMOTIF PEREKONOMIAN NASIONAL MENUJU INDONESIA EMAS 2045”
Juli 2021, Indonesia turun Kembali menjadi negara menengah bawah
Berdasarkan indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada peringkat ke-99 (kelas 3) sebagai technology adaptor country Indonesia merupakan negara dengan ketimpangan ekonimi terburuk no.3 di dunia Pada tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi akibat pandemic Covid-19 Pulan Jawa berkontribusi pada PDB TW-1 sebesar 58,70% dan TW-2 sebesar 57% Terjadi kenaikan trend proporsi Angkatan kerja di sektor informal Anak Indonesia masih mengalami stunting growth (tubuh pendek) sebesar 30,8% Sebanyak 17,7% anak Indonesia mengalami gizi buruk Sebanyak 10,2% anak Indonesia mengalami tubuh kurus Dari 65 juta rumah tangga, terdapat 61,7% rumah tidak layak huni Indonesia merupakan negara berkembang pengutang terbesar ke-6 Indeks pembangunan manusia Indonesia adalah no.6 di ASEAN Alasan ekonomi maritime menjadi jalur perubahan Indonesia yang baik - Sebagai daerah kepulauan terbesar didunai. Indonesai memiliki potensi pembangunan ekonomi maritime yang sangat besar, sekitar $1.4 triliyun/tahun - As - Menguntungkan - Menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi - Menghasilkan multiplier effects - Dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan - Melihat jalur, 60% semua kegiatan ekonomi didunia berlangsung di laut International trade : 40% via Indonesia Potensi ekonomi 11 sektor laut Indonesia sebesar 1.348 milyar dollar AS/tahun Syarat menjadi negara middle-income : - Pertumbuhan ekonomi >7% pertahun selama 10 tahun - Investasi + Ekspor > Konsumsi + Import (berkualitas) - Ramah lingkungan dan sustainable - Koefisien gini < 0,3 (inklusif) Potensi penerapan ekonomi maritime di Indonesia karena kegiatan ekonomi yang dominan terjadi di laut, menjadikan Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan luasnya laut dan panjangnya garis pantai untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. SDA ada dilaut ada sangat banyak, mulai dari minyak, gas, mineral, rare earth minerals, ikan, krustasea, moluska, alga, mikroba dan biota lainnya. Total potensi ekonomi di sector kelautan Indonesia $1,4 triliyun atau 7x lipat apbn Dan estimasi nilai ekonomi kelautan di Indonesia juga meningkat sangat pesat, seperti perikanan tangka, budidaya, industry pengolahan ikan, industry bioteknologi, ESDM dll Indonesia juga merupakan produsen ikan budidaya global no2 didunia setelah tiongkok, komoditas utama perikanan Indonesia adalah, udang, tuna, rumput laut, kepiting, lobster dll Tidak hanya dibidang perikanan dll, di bidang pariwisata seharusnya juga dapat menjadi sector yang sangat menguntungkan, karena banyaknya daerah2 di Indonesia yang sangat indah yang dapat menarik minat wisatawan Kesimpulan, jika ekonomi kelautan dikembangkan dan dikelola dengan menggunakan inovasi ipteks. Usaha bisnis perikanan tangkat[ sekarang dilakukan secara tradisional, namun jika dapat dilakukan lebih modern dengan sistem yang bagus, akan meningkat kan PDB secara cepat. Industry pengolahan ikan tangkap didominasi oleh usaha mikro kecil, sehingga mempengaruhi daya ekspor kita keluar, seharusnya dengan jumlah hasil tangkap yang besar, kita juga dapat mengekspor lebih banyak keluar. Pdb tertinggi no.3 di Indonesia juga adalah perikanan, dimana setiap tahunnya terus meningkat. Sebagian beasr usaha perikanan belum dikelola dan empunyai manajemen yang baik, sehingga tidak ada kepastian harga jual ikan bagi nelayan. Dalam sector perikanan tangkap juga belum terkontrol dengan bagus, dimana masih sangat rendah pengawasan dan manajemennya. Serta ancaman laut yang dihadapi di Indonesia yang mengganggu ekosistem laut kita adalah Indonesia merupakan negara pengyumbang sampah plastic terbesar kedua didunia setelah cina. Key global trends mempengaruhi peradaban dunia abad ke-21 dimana semakin banyaknya populasi manusia menjadikan kita terpaksa untuk memaksimalkan semua sector yang ada, tidak hanya di bidang pertanian, industry, namun juga perikanan. Pendekatan sistem untuk Indonesia emas 2045 adalah dari segi ekonomi mulai dari pemulihan covid-19, transformasi structural ekonomi, pembangunan infrastruktur, di segi sosbud yaitu kesehatan gisi, Pendidikan dan imtaq. Di segi polhukam yaitu good governance, masyarakat mertokrasi dan berdaulat politik. Dan dari segi lingkunagn yaitu RTRW, pengendalian pencemaran, mitigasi dan adaptasi bencana alam.