Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga perawat. Tenaga tersebut terdiri dari

berbagai jenis dan mutu yang jumlahnya relatif lebih banyak jika

dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain. Oleh karena itu pelayanan

keperawatan sering menjadi tolak ukur baik buruknya asuhan keperawatan

rumah sakit. Dengan demikian perlu adanya pembenahan khusus untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan melalui pembuatan

standar yang disahkan oleh kesepakatan tenaga keperawatan itu sendiri

(Sumijatun, 2010: 145).

Melalui penataan standar asuhan keperawatan, maka tindakan

keperawatan sesuai kebutuhan dan harapan pasien tampa mengurangi

kesejahteraan pasien namun biaya lebih terjangkau. Untuk mengeliminasi

pemborosan anggaran dan fasilitas dan kesalahan praktek perawat standar

asuhan keperawatan hendaknya dapat digunakan dalam semua situasi

pelayanan kesehatan. Standar asuhan keperawatan menjadi esensial terutama

jika diterapkan dalam unit-unit pelayanan yang secara relative terdapat

sedikit jumlah perawat yang berpengalaman tapi harus memberikan pelayanan

1
2

untuk berbagai jenis penyakit dan memenuhi kebutuhan kesehatan yang

kompleks (Iskandar, 2013: 58-59).

Menurut WHO jumlah perawat di Indonesia sudah mencukupi, tetapi

permasalahan yang perlu diatasi ialah pada distribusi dan mutu perawat.

Sedangkan. Menkes menjelaskan masih ada perawat yang lebih memilih

bertugas di Ibu Kota daripada di kota terpencil, terlebih jika pendidikannya

sudah lebih tinggi. Dengan kompetensi tersebut, perawat lebih memilih

pekerjaan manajerial dan meninggalkan pekerjaan pelayanan, walaupun tidak

terjadi pada semua perawat. (Menkes, 2013. http://www. depkes. go.id/index.

php?vw=2&id=2251). Di akses pada tanggal 20 April 2014.

Prevalensi Nasional perawat di indonesia pada akhir tahun 2012 jumlah

perawat di Indonesia mencapai 105.419 perawat, sedangkan menurut mentri

kesehatan menyatakan bahwa data perawat saat ini adalah 220.575 perawat.

Jumlah tenaga kesehatan di seluruh Indonesia adalah 668.552 perawat,

dimana 32.91 dari seluruh tenaga kesehatan yang ada adalah perawat. Menkes

RI menginformasikan bahwa jumlah Perawat 220.575 perawat, sedangkan

data yang tercantum dalam BPPSDMK adalah sebanyak 220.004 perawat

berarti ada selisih 571 perawat yang ada di Indonesia. (Keitha, 2013

http://blogperawat.com/ajaibnya-data-tenaga-kesehatan-di-indonesia/)

diakses tanggal 09 april 2014.


3

Menurut propinsi sulawesi selelatan maka menurut jenisnya tahun

2009 tercatat jumlah perawat sebanyak 7.859 orang dengan jumlah lulusan

terbanyak berasal dari D3 keperawatan 58,27% dan SPK sebesar 29,21%

proporsi tenaga perawat 61,12% dari seluruh tenaga kesehatan. Bila

dibandingkan dengan terget pencapaian 2010 sebesar 117,5 per 100.000

penduduk. Sulsel belum mencapai target atau masih butuh sekitar 1.927

tenaga perawat. Kendati lulusan tenaga perawat mencapai 8.000 orang per

tahun, sulsel masih mengalami kekurangan tenaga kesehatan. (Sudarianto,

2010, http://datinkessulse.wordpress.com//2010/08/14/sulsel-masih-butuh-1-

927-tenaga perawat-dan 5-497-tenaga-bidan/#more-1043): diakses pada

tanggal 13 maret 2014.

Kota makassar jumlah perawat tahun 2012 tenaga perawat yang ada saat

ini baru sekitar 1.200 orang, sehingga rasio jumlah perawat dan pasien belum

seimbang untuk menunjukan tenaga medis dan paramedis pada tahun 2012

juga dijadwalkan menambah perawat yang akan ditempatkan di sejumlah

rumah sakit dan puskesmas (Dinkes, 2013. http://pendidikankedokteran.

net/index.php?

option=comcontent&view=article&id=243:Makassar.kekurangan-

perawat&catid=54: berita&itemid=108) di akses tanggal 08 april 2014.

Menurut data di RSUD labuang baji makassar, khususnya ruangan baji

pamai, jumlah perawat selama tahun 2012 sebanyak 16 orang dan 2013

sampai bulan januari-februari tahun 2014 jumlah perawat sebanyak 16 orang


4

yang bertugas terdiri dari 10 orang DIII, 4 orang S1 dan 2 orang Ners yang

bertugas di ruangan Baji Pamai.

Berdasarkan data dan uraian diatas maka penulis berkeinginan berminat

melakukan penelitian tentang “ Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku

Perawat Terhadap Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Di Ruangan

Baji Pamai Rsud Labuang Baji Makassar ”. Dengan mengetahui faktor yang

berhubungang dengan perilaku perawat tersebut diharapkan dapat membantu

perawat agar dapat beradaptasi dan menerima standar asuhan keperawatan

tersebut dengan baik serta dapat menangani setiap problem yang terjadi

khususnya perilaku perawat dan standar asuhan keperawatan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Apa ada hubungan motivasi dengan perilaku perawat terhadap

pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai RSUD

labuang baji makassar ?

2. Apa ada hubungan beban kerja perawat dengan perilaku perawat terhadap

pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai RSUD

labuang baji makassar ?

3. Apa ada hubungan tanggung jawab perawat dengan perilaku perawat

terhadap pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai

RSUD labuang baji makassar ?


5

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat

terhadap pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai

RSUD labuang baji makassar.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan motivasi perilaku perawat terhadap

pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai RSUD

labuang baji makassar

b. Untuk mengetahui hubungan beban kerja perilaku perawat terhadap

pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai RSUD

labuang baji makassar

c. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat perilaku perawat terhadap

pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruangan baji pamai RSUD

labuang baji makassar.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan tentang

motivasi, beban kerja dan tanggung jawab perawat terhadap pelaksanaan

standar asuhan keperawatan.


6

2. Bagi institusi

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

contoh dan bacaan bagi institusi

3. Bagi profesi perawat

Menjadi bahan masukan dalam menambah pengetahuan ilmu keperawatan

terutama mengenai faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat

terhadap pelaksanaan standar asuhan keperawatan.

4. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini menjadi sumber informasi bagi instansi terkait dan

dengan sebagai masukan dalam menentukan bagaimana perilaku perawat

terhadap pelaksanaan standar asuhan keperawatan.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan ilmiah/bacaan yang menjadi acuan bagi peneliti

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai