Anda di halaman 1dari 14

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia yang memiliki luas
lautan mencapai 7.827.087 km2 dengan jumlah pulau sektar 17.504 pulau. Garis
pantainya mencapai 81.000 km2. Dua pertiga wilayah Indonesia terdiri dari laut
dan sisanya adalah pulau. Di dalamnya banyak terdapat sumber daya laut yang
membuat negara Indonesia kaya akan hasil laut.
Mangrove merupakan salah satu ekosistem langka dan khas di dunia,
karena luasnya hanya 2% permukaan bumi. Indonesia merupakan kawasan
ekosistem mangrove terluas di dunia. Ekosistem ini memiliki peranan ekologi,
sosial-ekonomi, dan sosia-budaya yang sangat penting. Fungsi ekologi hutan
mangrove meliputi tempat sekuestrasi karbon, remediasi bahan pencemar,
menjaga stabilitas pantai dari abrasi, intrusi air laut, dan gelombang badai,
menjaga kealamian habitat, menjadi tempat bersarang, pemijahan dan pembesaran
berbagai jenis ikan, udang, kerang, burung dan fauna lain, serta pembentuk
daratan. Restorasi berpotensi besar menaikkan nilai sumber daya hayati
mangrove, memberi mata pencaharian penduduk, mencegah kerusakan pantai,
menjaga biodiversitas, produksi perikanan, dan lain-lain (Setyawan, 2002).
Pemanfaatan ekosistem mangrove dapat dikategorikan menjadi
pemanfaatan ekosistem secara keseluruhan (nilai ekologi) dan pemanfaatan
produk-produk yang dihasilkan ekosistem tersebut (nilai sosial ekonomi dan
budaya). Secara tradisional, masyarakat setempat menggunakan mangrove untuk
memenuhi berbagai keperluan secara lestari, tetapi meningkatnya jumlah
penduduk dapat menyebabkan terjadinya tekanan yang tidak terbaharukan pada
sumber daya ini. Referensi tertua mengenai pemanfaatan tumbuhan mangrove
berasal dari tahun 1230 di Arab, yakni penggunaan bibit (seedling) Rhizophora
sebagai sumber pangan, getah untuk mengobati sakit mulut, batang tua untuk
kayu bakar, tanin dan pewarna, serta menghasilkan minuman yang memiliki efek
afrodisiak bagi lelaki dan pengasihan bagi perempuan (Bandaranayake, 1998).
2

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui macam-macam jenis
dan proses pengolahan produk diversifikasi hasil perikanan.

C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui macam-
macam jenis dan proses pengolahan produk diversifikasi hasil perikanan.
3

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Klasifikasi Mangrove Sonneratia alba
Kingdom : Plantae
Divinisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Genus : Sonneratia
Spesies : S. alba

Gambar. 1 Sonneratia alba

B. Morfologi Mangrove Sonneratia


Perepat atau pidada putih (Sonneratia alba) adalah sejenis pohon penyusun
hutan bakau. Pohon berbatang besar ini sering dipadati di bagian hutan yang
dasarnya berbatu karang atau berpasir, langsung berhadapan dengan laut terbuka.
Nama perepat juga sering dipakai untuk pohon pantai lain yang agak serupa yang
dikenal sebagai pidada.
Hidupnya menyebar mulai dari Afrika Timur, Kepulauan Seychelle dan
Madagaskar, Asia Tenggara, hingga ke Australia tropis, Kaledonia Baru,
kepulauan di Pasifik Barat dan Oseania Barat Daya. Pohon ini juga dikenal
4

dengan nama-nama lokal seperti bogem, bangka, beropak, barapak, pupat, posi-
posi, mange-mange, muntu, sopo, susup, dan wahat putih.
5

III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan diversifikasi dan pengembangan produk hasil
perikanan dilaksanakan pada;
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 April 2019
Waktu : 09:30-16:30 WITA
Tempat : Saputra Snack dan IMC Kota Bontang

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum, yaitu:
1. Buku tulis
2. Pulpen
3. Handphone/kamera
4. Perekam suara

C. Metode Pengumpulan Data


Penulis memakai 4 jenis teknik pengambilan data untuk memperoleh
informasi, yaitu:
1. Pengamatan (Observation)
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Kami melakukan pengamatan
secara langsung terhadap obyek yang sedang kami teliti. Pengamatan yang
kami lakukan tertuju kepada hal yang berkaitan dengan masalah dan tujuan
penelitian.
2. Wawancara (Interview)
Pengertian wawancara menurut Subagyo (2011) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden atau
narasumber. Jadi dengan wawancara, kami akan mengetahui hal-hal yang
6

lebih mendalam tentang partisipan dalam mengintrepretasikan situasi dan


fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi. Untuk pengumpulan data dalam laporan ini penulis melakukan
wawancara secara langsung kepada pemilik UMKM.
3. Dokumentasi (Documentation)
Studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data yang mempelajari catatan-
catatan mengenai data pribadi responden. Dokumen bisa berupa tulisan,
gambar atau karya karya monumental dari seseorang.
4. Studi Pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang
relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang
telah ditentukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing
sehingga dapat digunakan sebagai penunjang penelitian khususnya sebagai
dasar dari landasan teori yang dapat dipertanggung jawabkan sumbernya.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel. 1 Daftar nama produk diversifikasi

No. Nama Produk


1. Sirup Mangrove
2. Dodol Mangrove
3. Selai Mangrove

B. Pembahasan
1. Sirup Mangrove
Alat yang digunakan untuk membuat sirup mangrove antara lain:
1) Kompor
2) Nampan
3) Pisau
4) Wajan
5) Tempat peniris
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain:
1) 1,5 kg buah mangrove Sonneratia alba
2) 1,5 kg gula pasir
3) Air secukupnya

Gambar. 2 Sirup Mangrove


8

Cara pembuatan sirup mangrove dapat dilakukan dengan mengikuti


prosedur sebagai berikut:
1) Pencucian buah mangrove (sanneratia ovata).
2) Kupas buah mangrove (sanneratia ovata), potong - potong jadi 4 atau 6
bagian.
3) Masukkan potongan buah tadi kedalam panic memasak, tambahkan air dan
gula secukupnya.
4) Tunggu sampai mendidih dan buah hancur.
5) Matikan kompor, dinginkan sebentar, tiriskan air sirup dan masukkan
kedalam botol.

2. Dodol Mangrove
Alat yang digunakan untuk membuat dodol mangrove antara lain:
1) Kompor
2) Kuali
3) Sendok
4) Plastik putih
5) Pisau
6) Baskom
7) Saringan
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain:
1) 1 kg buah mangrove
2) 0,5 kg gula merah
3) 0,5 kg gula putih
4) 1 bungkus tepung ketan
5) 1 liter santan kelapa
6) 250 cc air
9

Gambar. 3 Dodol mangrove


Cara pembuatan sirup mangrove dapat dilakukan dengan mengikuti
prosedur sebagai berikut:
1) Siapkan santan kelapa, masukkan santan kelapa aduk terus hingga keluar
minyaknya.
2) Ditempatkan terpisah campurkan tepung ketan dengan air terlebih dahulu
didalam baskom/nampan agar pada saat percampuran santan dengan tepung
tidak menggumpal.
3) Jika santan mengeluarkan minyak, campurkan tepung tadi dengan santan
aduk dengan api kecil.
4) Untuk ampas sirup mangrove, masak ampas + gula merah dan gula pasir,
aduk hingga semua bahan tadi hancur dan larut.
5) Aduk terus hingga dodol mengeras dengan sendirinya, jika adonan hamper
masak, baru tambahkan ampas sirup mangrove dan gula yang sudah dimasak
tadi.
6) Cara mengetahui adonan sudah masak yaitu ditandai dengan adonan yang
tidak lengket lagi pada centong kayu.
7) Siapkan wadah dengan plastik yang telah diolesi minyak, tuangkan dodol
pada wadah yang telah dipisahkan.
8) Diamkan dodol beberapa menit, setelah lumayan dingin baru dilakukan
pembungkusan dan siap untuk di packing.
10

3. Selai Mangrove
Alat yang digunakan untuk membuat selai mangrove antara lain:
1) Kompor gas
2) Panci
3) Gelas
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain:
1) Buah mangrove
2) Gula pasir
3) Air
4) Vanila
5) Daun pandan

Gambar. 4 Selai mangrove


Cara pembuatan sirup mangrove dapat dilakukan dengan mengikuti
prosedur sebagai berikut:
1) Direbus buah Sonneratia caseolaris yang telah matang.
2) Dimasukkan gula pasir dan asam sitrat sampai rebusan mendidih maksimal,
sambil diaduk lalu angkat.
3) Masukkan asam benzoat apabila diperlukan pengawetan yang lebih lama.
4) Setelah dingin, masukkan sirup ke dalam botol yang telah disterilkan.
5) Kemas sirup dalam botol dan tutup rapat.
11

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum ini adalah buah mangrove
dapat dimanfaatkan sebagai produk diversifikasi hasil perikanan. Produk tersebut
antara lain: sirup mangrove, dodol mangrove dan selai mangrove.

B. Saran
Disarankan pada saat melakukan proses pembuatan produk-produk di atas,
diharapkan agar lebih teliti karena jika tidak akan mempengaruhi rasa yang
dihasilkan.
12

DAFTAR PUSTAKA
Setyawan, A.D. 2002. Ekosistem Mangrove sebagai Kawasan Peralihan
Ekosistem Perairan Tawar dan Perairan Laut. Enviro 2 (1): 25-40.
Bandaranayake, W.M., 1998, Traditional and medicinal uses of mangroves,
Mangroves and salt marshes, 2, 133-148.
13

LAMPIRAN
14

Anda mungkin juga menyukai