Anda di halaman 1dari 19

PERJUANGAN DAKWAH

KHULARAUR RASYIDIN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Islam
Nama Guru :
Umi Nurhidayati, S.Pd

Disusun Oleh:
SABRINA WIDYA DORA
KELAS 7.C

SMP IT SYAHRUDDINIYAH
Jl. Raya Pekanbaru-Taluk Kuantan Km. 30, Sungai Pagar, Kec.
Kampar Kiri Hilir, Kab. Kampar Prov. Riau
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji


syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Sejarah Pearadaban Islam yang berjudul “Perjuangan
Dakwah Khulafaur Rasyidin”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
penulisan ini bertujuan untuk memahami perjuangan para Khulafaur
Rasyidin dalam mengembangan peradaban islam juga memahami peta
politik dalam islam.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari
pembaca akan sangat perlu untuk memperbaiki dalam penulisan makalah
dan akan diterima dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat
menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik
dan bermanfaat. Aamiin.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Barakallahu fiikum.

Pekanbaru, 28 Mei 2020

Sabrina Widya Dora

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i


Daftar isi .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq
1. Kelahiran Abu Bakar Ash Shiddiq ........................................... 2
2. Abu Bakar: Peran dan fungsi..................................................... 3
3. Penyebaran islam pada masa Abu Bakar .................................. 3
4. Peradaban pada masa Abu Bakar .............................................. 4
B. Khalifah Umar Ibn Al-Khathab
1. Kelahiran Umar ibn Al-Khathab ............................................... 4
2. Latar belakang kehidupan Umar ibn Al-Khathab ..................... 5
3. Umar Ibn Kaththab : Madinah sebagai Negara Adikuasa ....... 6
4. Peradaban pada Masa Khalifah Umar ...................................... 7
C. Khalifah Umar Bin Affan
1. Kelahiran Umar bin Affan ........................................................ 7
2. Peradaban pada masa Umar bin Affan ..................................... 8
D. Khalifah Ali bin Abi Thalib
1. Kelahiran Ali bin Abi Thalib .................................................... 9
2. Memanajemen Pemerintah Ali bin Abi Thalib ........................ 10
3. Ali bin Abi Thalib Wafat ........................................................ 11
E. Kemajuan peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin .................... 11
v
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan
tidak bisa kita abaikan begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa
mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman sebelum sekarang dan
juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabi sampai
pada khulafaur rasyidin. Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang
khalifah semenjak wafatnya nabi untuk menggantikan kedudukan nabi
sebagai pemimpin umat dan pemimpin negara.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar,
Ustman dan Ali ?
c. Bagaimana perkembangan peradaban islam ?

C. Tujuan
a. Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b. Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c. Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
d. Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ


1. Kelahiran Abu Bakar Ash-siddiq
Abu bakar ash-shiddik dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan
dilingkungan suku yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak
melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya bernama utsman (abu kuhafah)
bin amir bin amr bin ka’ab bin saad bin laym bin mun’ah bin ka’ab bin
lu’ay, bersal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-
khair Salmah binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis
keturunannya bertemu pada neneknya, yaitu ka’ab bin sa’ad.
Abu bakar adalah orang yang pertama kali masuk islam ketika islam
mulai didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran
yang dibawakan oleh Muhammad SAW. Dikarenakan sejak kecl ia telah
mengenal keagungan Muhammad SAW.setelah masuk islam, ia tidak
segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk
islam.
Pengorbanan Abu Bakar terhadap islam tidak dapat diragukan. Ia juga
pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat
ketika Nabi sakit. Nabi muhammad SAW pun wafat tak lama setelah
kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya
dikemudian hari, pada saat jenazah nabi belum dimakamkan di antara uat
islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti
nabi.
Abu bakar dipilih berdasarkan aklamasi, walaupun tokoh-tokoh lain tidak
ikut membai’atnya, misalnya Ali bin Abi Thalib, Yhalhah dan Zubair
yang menolak dengan hormat. Mereka masih mempermasalhkan
diangkatnya Abu Bakar tersebut. Keadaan penolakan tersebut akhirnya
baru muncul setelah pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Kelompok
lain yang menyetujuinya ialah Anshar Salad bin Ubadah meskipun pada

2
akhirnya tenggelam dalam sejarah. Dengan terpilihnya Abu Bakar serta
pembai’atnya, resmilah berdirinya kekhalifahan pertama di dunia islam.
2. Abu Bakar: Peran dan Fungsinya
a. Kebijakan pengurusan terhadap agama.
Pada awal pemerintahannya, diuji dengan adanya ancaman yang datang
dari umat islam sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di antara
perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang-orang yang murtad,
orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang
mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.
b. Kebijakan kenegaraan
Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan
sebagai pulungan, diuraikan sebagai berikut.
1. Bidang eksekutif
2. Pertahanan dan keamanan
3. Yudikatif
4. Sosial ekonomi

3. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar


Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan (terutama
memerangi orang-orang murtad), khalifah Abu Bakar menghadapi
kekuatan persia dan romawi yang setiap saat berkeinginan
menghancurkan ekstensi islam. Untuk menghadapi persia, Abu bakar
mengirim tentara islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid
danmutsanna bin Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah penting
Irak dari kekuasaan persia. Adapun untuk menghadapi romawi, Abu
Bakar memilih empat panglima ialam terbaik untuk memimpin beribu-
ribu pasukan di empat front, yaitu Amr bin Al-Ash di front palestina,
Yazid bin Abi Sufyan di front Damaskus, Abu Ubaidah di front Hims,
dan Syurahbil bin hasanah di front yordania.
Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun
pranata sosial di bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasialan
tersebut tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan ahk

3
dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat untuk ikut
membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan
melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif.
Adapun urusan pemerintah di luar kota madinah, Khalifah Abu Bakar
membagi wilayah kekuasaan hukum negara madinah menjadi beberapa
provinsi, dan setiap provinsi ia menugaskan seorang amir atau wali
(semacam jabatan gubernur). Para amir tersebut juga bertugas sebagai
pemimpin agama, juga (seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum
dan melaksanakan undang-undang. Artinya seorang amir di samping
sebagai pemimpin agama, juga sebagai hakim dan pelaksana tugas
kepolisian.

4. Peradaban pada Masa Abu Bakar


Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dam merupakan satu
kerja yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah
perhimpunan Al-Quran. Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan kepada
Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit
bintang, dan dari hapalan kaum muslimin. Umarlah yang mengusulkan
pertama kali penghimpunan Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran
dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-quran
dihimpun.

B. KHALIFAH UMAR IBN AL-KHATHAB


1. Kelahiran Umar ibn Al-Khaththab
Umar ibn Al-khaththab, (583-644) yang memiliki nama lengkap Umar
bin khaththab bin Nufail bin abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin
Qart bin Razail bin ‘adi bin Ka’ab bin Lu’ay adalah khalifah kedua yang
menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dia adalah salah seorang sahabat
terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW.
Kebesarannya terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan
yang bijaksana maupun sebagai mujtahid yang ahli dalam membangun
negara besar yang ditegakkan atas prinsip-prinsip keadilan, persamaan,

4
dan persaudaraan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam
banyak hal, Umar ibn Al-khaththab dikenal sebagai tokoh yag sangat
bijaksana dan kreatif, bahkan genius.
Peranan Umar dalam sejarah masa permulaan merupakan yang paling
menonjol karena perluasan wilayahnya, di samping kebijakan-kebijakan
politiknya yang lain. Adanya penaklukan besar-besaran pada masa
pemerintahan Umar merupakan fakta yang diakui kebenarannya oleh
para sejarawan. Bahkan, ada yang mengatakan, kalau tidak karena
penaklukan-penaklukan yang dilakukan pda masa Umar, islam akan
tersebar seperti sekarang.

2. Latar Belakang Kehidupan Umar ibn Al-Khaththab


Umar ibn Al-Khaththab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy
yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya
perang fijar atau sebagaimana yang ditulis oleh Muhammad Al-Khudari
Bek, tiga belas tahun muda dari Muhammad SAW.
Sebelum masuk islam Umar termasuk diantara kaum Quraisy yang paling
ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk islam. Dia adalh musuh dan
penentang Nabi Muhammad SAW. Yang paling ganas dan kejam,
bahkan sangat besar keinginanya untuk membunuh Nabi Muhammad dan
pengikut-pengikutnya. Dia menyebar fitnah dan menuduh Nabi
Muhammad SAW sebagai penyair tukang tenung.
Setelah Umar masuk agama islam, pada bulan Dzulhijjah enam tahun
setelah kerasulan Nabi Muhammad SAW.kepribadiannya bertolak
belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia berubah menjadi salah
seorang yang gigih dan setia membela agama islam. Bahkan,dia termasuk
sahabat yang terkemuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad
SAW.
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/13 H. Menunjuk Umar
ibn Al-Khaththab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan
perbuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukan
ini bagi Abu Bakar merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Ada

5
beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk
Umarmenjadi khalifah. Pertama, kekhawatiranperistiwa yang sangat
menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat islam
ke jurang perpecahan akan terulang kembali, bila ia tidak menunjuk
seorang untuk menjadi penggantinya. Kedua, kaum Anshar dan
Muhajirin saling mengkalim sebagai golongan ya ng berhak menjadi
khalifah. Ketiga, umat islam pada saat itu baru saja selesai menumpas
kaum murtad dan pembangkang. Sementara itu di luar kota madinah
melawan tentara persia di satu pihak dan tentara romawi di pihak lain.
Berangkat dari kondisi politik yang demikian,tampaknya tidak
menguntungkan apabila pemilihan khalifah diserahkan sepenuhnya
kepada umat secara langsung. Jika alternatif ini dipilih,besar
kemungkinan akan timbul kontroveksi berkepanjangan di kalangan umat
islam tentang siapa yang lebih proporsional menggantikan Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan kaum muslimin atas
pilihannya, ia memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan teks
pengangkatan Uma(bai’at Umar). Sebagaimana Abu Bakar, Umar bin
Khaththab begitu dibai’at atau dilantik menjadi khalifah menyampaikan
pidato penerimaan jabatannya di Majid Nabidi hadapan kaum muslimin.

3. Umar Ibn Khaththab: Madinah sebagai Negara Adikuasa


Semenjak penaklukan persia dan romawi, pemerintah islam menjadi
adikuasa dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas, meliputi
semenanjung Arabia, Palestina,Siria,Irak, Persia dan Mesir. Umar ibn Al-
khaththab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil dan
pandai, dan seorang pembaharu membuatbberbagai kebijakan mengenai
pengelolaan wilayah kekuasaanyang luas, ia menata struktur kekuasaan
dan administrasi pemerintah negara Madinah berdasarkan semangat
demokrasi.
Untuk menunjang kelancaran administrasi dan opersional tugas-tugas
jeksekutif, Umar melengkapinya dengan beberapa jawatan, antara lain:
Umar melengkapinya dengan beberapa jawatan, antara lain:

6
a. Dewan Al-kharraj (jawatan pajak ).
b. Dewan Al-addats (jawatan kepolisian).
c. Nazar Al-nafiat (jawatan pekerjaan umum).
d. Dewan Al-jund (jawatan militer).
e. Bai’at Al-mal (lembaga pembendaharaan negara).

4. Peradaban pada Masa Khalifah Umar


Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola
administrasi pemerintah, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman
dalam peradilan. Pemikiran khalifah Umar bin khaththab khususnya
dalam peradilan yang masih berlaku sampai sekarang dikutip M.Fauzan.
Dalam mempertimbangkan perkara ini, Khalifah Umar selaku hakim
yang bijaksana melakukan dua hal penting yang patut mendapatkan
perhatian dan menjadi pelajaran berharga bagi para hakim di sepanjang
zaman. Upaya yang dilakukan oleh Umar dengan meminta bantuan dari
Ali r.a adalah apa yang dinamakan sekarang tahlil unshuril-jarimah
(menganalisis unsur kejahatannaya sendiri), seperti pemeriksaan darah,
sidik jari, dan sebagainya dalam peristiwa pembunuhan. Misalnya,
langkah selanjutnya Umar menitikberatkan pada bahan bukti yang
diahurkan oleh pendakwah (wanita yang menuduh).

C. KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN


1. Kelahiran Utsman bin Affan
Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya ialah
Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Lahir
pada tahun 576 M., enam tahun setelah penyerangan Kabah oleh pasukan
bergajah ataun enam tahun sebelum kelahiran Rasulullah SAW. Ibu nya
bernama Urwy bin Kuraiz. Utsman bin Affan masuk islam pada usia 30
tahun. Sesaat setelah masuk islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari
pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia memeluk islam karena ajakan Abu
Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi SAW. Ia sangat
kaya tetapi berlaku sedehana, dan sebagian besar kekayaannya digunakan

7
untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya
memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri Nabi SAW secara
berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu
Kulsum. Dan Utsman pernah meriwayatkan hadis kurang lebih 150
hadis. Seperti halnya Umar, Utsman diangkat menjadi Khalifah melalui
proses pemilihan.
Khalifah Utsman bin Affan ikut berhijrah bersama istrinya ke Abesinia
dan termasuk muhajirin pertama ke Yatsirb. Ia termasuk orang yang
saleh ritual dan sosial. Siang harinya ia gunakan untuk shaum dan
malamnya untuk shalat. Ia sangat gemar membaca Al-Quran, sehingga
Khalid Muh Khalid menulis bahwa untuk shalat dua rakaat saja, Utsman
menghabiskan waktu semalam karena banyaknya ayat Al-Quran yang
dibaca, dan pada saat Khalifah Utsman bin Affan wafat, Al-Quran berada
di pangkuanya. Kesalehan sosialnya terbukti dan membeli telaga milik
Yahudi seharga 12.000 dirham dan menghibahkannya kepada kaum
muslimin pada saat hijrah ke Yatsrib. Mewakafkan tanah seharga 15.000
dinar untuk peluasan Masjid Nabawi. Menyerahkan 940 ekor kuda,
10.000 dinar untuk keperluan Jaisyul Usrah pada Perang Tabuk. Setiap
hari Jumat, Utsman bin Affan membebaskan seorang budak laki-laki dan
seorang budak perempuan.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW., Utsman bin Affan mengikuti
beberapa peperangan, di antara Perang Uhud, Khaibar pembebasan kota
Mekah, Perang Thaif, Hawazin, dan Tabuk. Perang Badar, tidak ia ikuti
karena disuruh oleh Rasulullah SAW. Menunggu istrinya yang sedang
sakit sampai meninggal.

2. Peradaban Pada Masa Utsman bin Affan.


Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses
para pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekusaan Islam.
Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat Islam
ialah penyusunan kitab suci Al-Qur’an. Pembukuan ini didadasarkan atas
alasan dan pertimbangan untuk mengakhiri perbedaan bacaan dikalangan

8
umat Islam yang diketahui pada saat ekspedisi militer ke Amenia dan
Azerbaijian.
Penyusunan Al-Qur’an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang
mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain Adalah dari Hafsah,
salah seorang Istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuat beberapa
salinan naskah Al-Qur’an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah
kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya.
Adapun kegiatan pembangunan di wilayah Islam yang luar itu, meliputi
pembangunan daerah,-daerah pemukiman, jembatan, jalan, masjid,
wisma tanu, pembangunan kota-kota baru yang kemudian tumbuh pesat.
Semua jalan yang menuju ke Madinah dilengkapi dengan Khalifah dan
fasilitas bagi para pendatang. Masjid Nabi di Mdianh diperluas. Tempat
persediaan air dibangun di Madinah, di kota-kota padang pasir, dan
ladang-ladang perternakan untadan kuda. Pembangunan beberapa sarana
umum ini menunjukan bahwa Utsman sebagai Khalifah sangat
memerhatikan kemaslahatan publik sebagai bentuk dari manifestasi
kebudayaan sebuah masyarakat.
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a.
tercermin dalam pengumpulan mushaf Al-qur’an menjadi satu di kenal
dengan Mushaf Utsmani. Pada masa kekhalifahan Utsman r.a. terdapat
indikasi praktik nepotisme. Hal ini yang membuat sekelompok sahabat
mencela kepemimpinan Utsman r.a. karena telah memilih keluarga
kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.[12] Pada paroh trakhir masa
kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan
umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda
dengan
kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh
kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa itu.
Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang menimpa ummat

D. KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB


1. Kelahiran Ali bin Abi Thalib

9
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali
adalah seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang
kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan
dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah
berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan
pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang
dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya dan merupakan
orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthallib. Ia adalah sepupu Nabi
Muhammad SAW., yang kemudian menjadi menantunya karena
menikahi putri Nabi Muhammad SAW, yaitu Fatimah. Ia masuk Islam
ketika usianya sangat muda dan termasuk orang yang pertama masuk
islam dari golongan pria. Pada saat nabi menerima wahyu pertama, Ali
berumur 13 tahun, menurut A.M. Saban, sedangkan menurut
Mahmudunnasir, Ali berumur 9 tahun. Mahmudunnasir selanjutnya
menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang baik dalam memainkan
pedang dan pena, bahkan ia di kenal sebagai orator. Setelah Usman
wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai
khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Setelah
menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat
oleh Usman. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman
kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada
negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan dia antara
orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.

2. Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.


Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. menjalankan sistem pemerintahaan
sebagaimana Khalifah sebelumnya, baik dari segi kepemimpinan ataupun
manajemen. Dalam mengangkat seorang pemimpin, beliau
mendelesiasikan wewenang dan kekuasaan atas wilayah yang

10
dipimpinnya. Seorang memiliki kewenangan penuh untuk mengelola
wilayah yang dikuasainya, namun halifah tetap melakukan pengawasan
terhadap kinerja pemimpin tersebut. Khalifah senantiasa mengajak
pegawainya untuk hidup Zuhud, berhemat dan sederhana dalam
kehidupan, begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan
terhadap kehidupan rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system
renumirasi. Selain itu, beliau juga konsisten terhadap kepentingan
masyarakat secara umum.

3. Ali bin Abi Thalib Wafat


Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin
Islam, dan mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam pada
saat itu adalah karena adanya 3 orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan
Amr.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17
Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang
Khawarij itu. Hanya Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali ketika
beliau sedang sholat Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu Muljam pun
tertangkap dan juga dibunuh.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali
dinobatkan menjadi Khalifah yang berkedudukan di Kufah.

E. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR


RASYIDIN
Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-
Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib, merupakan masa kekusaan khalifah
Islam yang berhasil dalam mengembangkan wilayah Islam lebih luas.
Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan dasar agama Islam di
arab, setelah beliau wafat, gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh para
khulafaur rasyidin. Ekspansi ke negri-negri yang sangat jauh dari pusat
kekusaan, dalam waktu tidak lebih dari setengah abad merupakan

11
kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak
pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat,


antara lain sebagai berikut :
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan
manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal
pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat
kuat tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah)
keseluruh penjuru dunia.
3. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan
hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat.
4. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap
simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya
dan masuk Islam.
5. Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir
memandang bangsa Arab lebih dekat daripada bangsa Eropa, Bizantiun,
yang merintah mereka.
6. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan
intu membantu pengusa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang
lebih jauh.
Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-Islam As-Siyasi”,
menjelaskan bahwa organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Negara
yang ada pada masa Khulafaur rasyidin, diantaranya sebagi berikut :
1. Lembaga Politik.
2. Lembaga Tata Usaha Negara.
3. Lembaga Keuangan Negara.
4. Lembaga Kehakiman Negara.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih
berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar.
Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan
kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin
kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari
islam yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Perang tersebut
terjadi pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-
Qur’an hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar agar
membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa nabi
menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Umar membentuk panitia yang
beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya
menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat
Utsman menjadi khalifah.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah
Utsman wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti
utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan
mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam
dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang
berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin berganti dengan sistem
kerajaan).

13
B. Saran.
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang
dilakukan oleh Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa
pemerintahan salah satu dari Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur
Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan ketidak tegasan
dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang
menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam,
sehingga berdampak negatif di era globalisasi ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amin Samsul Munir, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta : Amzah,


2009.
Rahman Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti
Wakaf. 1995.
Sinn Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 1996.
Susanto Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Prenada Media
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1993

15

Anda mungkin juga menyukai