KHULARAUR RASYIDIN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Islam
Nama Guru :
Umi Nurhidayati, S.Pd
Disusun Oleh:
SABRINA WIDYA DORA
KELAS 7.C
SMP IT SYAHRUDDINIYAH
Jl. Raya Pekanbaru-Taluk Kuantan Km. 30, Sungai Pagar, Kec.
Kampar Kiri Hilir, Kab. Kampar Prov. Riau
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan
tidak bisa kita abaikan begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa
mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman sebelum sekarang dan
juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabi sampai
pada khulafaur rasyidin. Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang
khalifah semenjak wafatnya nabi untuk menggantikan kedudukan nabi
sebagai pemimpin umat dan pemimpin negara.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar,
Ustman dan Ali ?
c. Bagaimana perkembangan peradaban islam ?
C. Tujuan
a. Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b. Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c. Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
d. Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
akhirnya tenggelam dalam sejarah. Dengan terpilihnya Abu Bakar serta
pembai’atnya, resmilah berdirinya kekhalifahan pertama di dunia islam.
2. Abu Bakar: Peran dan Fungsinya
a. Kebijakan pengurusan terhadap agama.
Pada awal pemerintahannya, diuji dengan adanya ancaman yang datang
dari umat islam sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di antara
perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang-orang yang murtad,
orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang
mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.
b. Kebijakan kenegaraan
Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan
sebagai pulungan, diuraikan sebagai berikut.
1. Bidang eksekutif
2. Pertahanan dan keamanan
3. Yudikatif
4. Sosial ekonomi
3
dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat untuk ikut
membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan
melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif.
Adapun urusan pemerintah di luar kota madinah, Khalifah Abu Bakar
membagi wilayah kekuasaan hukum negara madinah menjadi beberapa
provinsi, dan setiap provinsi ia menugaskan seorang amir atau wali
(semacam jabatan gubernur). Para amir tersebut juga bertugas sebagai
pemimpin agama, juga (seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum
dan melaksanakan undang-undang. Artinya seorang amir di samping
sebagai pemimpin agama, juga sebagai hakim dan pelaksana tugas
kepolisian.
4
dan persaudaraan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam
banyak hal, Umar ibn Al-khaththab dikenal sebagai tokoh yag sangat
bijaksana dan kreatif, bahkan genius.
Peranan Umar dalam sejarah masa permulaan merupakan yang paling
menonjol karena perluasan wilayahnya, di samping kebijakan-kebijakan
politiknya yang lain. Adanya penaklukan besar-besaran pada masa
pemerintahan Umar merupakan fakta yang diakui kebenarannya oleh
para sejarawan. Bahkan, ada yang mengatakan, kalau tidak karena
penaklukan-penaklukan yang dilakukan pda masa Umar, islam akan
tersebar seperti sekarang.
5
beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk
Umarmenjadi khalifah. Pertama, kekhawatiranperistiwa yang sangat
menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat islam
ke jurang perpecahan akan terulang kembali, bila ia tidak menunjuk
seorang untuk menjadi penggantinya. Kedua, kaum Anshar dan
Muhajirin saling mengkalim sebagai golongan ya ng berhak menjadi
khalifah. Ketiga, umat islam pada saat itu baru saja selesai menumpas
kaum murtad dan pembangkang. Sementara itu di luar kota madinah
melawan tentara persia di satu pihak dan tentara romawi di pihak lain.
Berangkat dari kondisi politik yang demikian,tampaknya tidak
menguntungkan apabila pemilihan khalifah diserahkan sepenuhnya
kepada umat secara langsung. Jika alternatif ini dipilih,besar
kemungkinan akan timbul kontroveksi berkepanjangan di kalangan umat
islam tentang siapa yang lebih proporsional menggantikan Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan kaum muslimin atas
pilihannya, ia memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan teks
pengangkatan Uma(bai’at Umar). Sebagaimana Abu Bakar, Umar bin
Khaththab begitu dibai’at atau dilantik menjadi khalifah menyampaikan
pidato penerimaan jabatannya di Majid Nabidi hadapan kaum muslimin.
6
a. Dewan Al-kharraj (jawatan pajak ).
b. Dewan Al-addats (jawatan kepolisian).
c. Nazar Al-nafiat (jawatan pekerjaan umum).
d. Dewan Al-jund (jawatan militer).
e. Bai’at Al-mal (lembaga pembendaharaan negara).
7
untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya
memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri Nabi SAW secara
berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu
Kulsum. Dan Utsman pernah meriwayatkan hadis kurang lebih 150
hadis. Seperti halnya Umar, Utsman diangkat menjadi Khalifah melalui
proses pemilihan.
Khalifah Utsman bin Affan ikut berhijrah bersama istrinya ke Abesinia
dan termasuk muhajirin pertama ke Yatsirb. Ia termasuk orang yang
saleh ritual dan sosial. Siang harinya ia gunakan untuk shaum dan
malamnya untuk shalat. Ia sangat gemar membaca Al-Quran, sehingga
Khalid Muh Khalid menulis bahwa untuk shalat dua rakaat saja, Utsman
menghabiskan waktu semalam karena banyaknya ayat Al-Quran yang
dibaca, dan pada saat Khalifah Utsman bin Affan wafat, Al-Quran berada
di pangkuanya. Kesalehan sosialnya terbukti dan membeli telaga milik
Yahudi seharga 12.000 dirham dan menghibahkannya kepada kaum
muslimin pada saat hijrah ke Yatsrib. Mewakafkan tanah seharga 15.000
dinar untuk peluasan Masjid Nabawi. Menyerahkan 940 ekor kuda,
10.000 dinar untuk keperluan Jaisyul Usrah pada Perang Tabuk. Setiap
hari Jumat, Utsman bin Affan membebaskan seorang budak laki-laki dan
seorang budak perempuan.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW., Utsman bin Affan mengikuti
beberapa peperangan, di antara Perang Uhud, Khaibar pembebasan kota
Mekah, Perang Thaif, Hawazin, dan Tabuk. Perang Badar, tidak ia ikuti
karena disuruh oleh Rasulullah SAW. Menunggu istrinya yang sedang
sakit sampai meninggal.
8
umat Islam yang diketahui pada saat ekspedisi militer ke Amenia dan
Azerbaijian.
Penyusunan Al-Qur’an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang
mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain Adalah dari Hafsah,
salah seorang Istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuat beberapa
salinan naskah Al-Qur’an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah
kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya.
Adapun kegiatan pembangunan di wilayah Islam yang luar itu, meliputi
pembangunan daerah,-daerah pemukiman, jembatan, jalan, masjid,
wisma tanu, pembangunan kota-kota baru yang kemudian tumbuh pesat.
Semua jalan yang menuju ke Madinah dilengkapi dengan Khalifah dan
fasilitas bagi para pendatang. Masjid Nabi di Mdianh diperluas. Tempat
persediaan air dibangun di Madinah, di kota-kota padang pasir, dan
ladang-ladang perternakan untadan kuda. Pembangunan beberapa sarana
umum ini menunjukan bahwa Utsman sebagai Khalifah sangat
memerhatikan kemaslahatan publik sebagai bentuk dari manifestasi
kebudayaan sebuah masyarakat.
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a.
tercermin dalam pengumpulan mushaf Al-qur’an menjadi satu di kenal
dengan Mushaf Utsmani. Pada masa kekhalifahan Utsman r.a. terdapat
indikasi praktik nepotisme. Hal ini yang membuat sekelompok sahabat
mencela kepemimpinan Utsman r.a. karena telah memilih keluarga
kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.[12] Pada paroh trakhir masa
kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan
umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda
dengan
kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh
kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa itu.
Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang menimpa ummat
9
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali
adalah seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang
kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan
dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah
berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan
pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang
dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya dan merupakan
orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthallib. Ia adalah sepupu Nabi
Muhammad SAW., yang kemudian menjadi menantunya karena
menikahi putri Nabi Muhammad SAW, yaitu Fatimah. Ia masuk Islam
ketika usianya sangat muda dan termasuk orang yang pertama masuk
islam dari golongan pria. Pada saat nabi menerima wahyu pertama, Ali
berumur 13 tahun, menurut A.M. Saban, sedangkan menurut
Mahmudunnasir, Ali berumur 9 tahun. Mahmudunnasir selanjutnya
menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang baik dalam memainkan
pedang dan pena, bahkan ia di kenal sebagai orator. Setelah Usman
wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai
khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Setelah
menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat
oleh Usman. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman
kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada
negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan dia antara
orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.
10
dipimpinnya. Seorang memiliki kewenangan penuh untuk mengelola
wilayah yang dikuasainya, namun halifah tetap melakukan pengawasan
terhadap kinerja pemimpin tersebut. Khalifah senantiasa mengajak
pegawainya untuk hidup Zuhud, berhemat dan sederhana dalam
kehidupan, begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan
terhadap kehidupan rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system
renumirasi. Selain itu, beliau juga konsisten terhadap kepentingan
masyarakat secara umum.
11
kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak
pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih
berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar.
Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan
kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin
kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari
islam yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Perang tersebut
terjadi pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-
Qur’an hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar agar
membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa nabi
menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Umar membentuk panitia yang
beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya
menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat
Utsman menjadi khalifah.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah
Utsman wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti
utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan
mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam
dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang
berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin berganti dengan sistem
kerajaan).
13
B. Saran.
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang
dilakukan oleh Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa
pemerintahan salah satu dari Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur
Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan ketidak tegasan
dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang
menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam,
sehingga berdampak negatif di era globalisasi ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
15