Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN

MEMBUANG SAMPAH DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN


HELVETIA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2017

Factors Which Were Correlated With the Behavior of Action Throwing Garbage at
Lingkungan IV, Kelurahan Helvetia, Medan Helvetia, in 2017

Napis Alfikri1, Wisnu Hidayat2, Vierto Irennius Girsang2


1
Program Studi Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email : napisalfikri1@gmail.com
2
Dosen Program Studi Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email: wisnu@yahoo.com

Abstrak
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia, yang pastinya menghasilkan
buangan atau sampah. Kota Medan terdapat 2000 ton sampah diproduksi per harinya, sebagian
besar yang banyak menyumbang sampah tersebut merupakan hasil dari sampah rumah tangga yaitu
kegiatan ibu rumah tangga yang mencapai 1500 ke 1600 ton per hari yang disebabkan oleh bebrapa
faktor yaitu predisposisi, pemungkin dan penguat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan membuang sampah di Lingkungan IV Kelurahan
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2017. Populasi sebanyak 178 orang, sedangkan sampel
sebanyak 123 orang. Jenis penelitian menggunakan observasional analitik dengan menggunakan
rancangan Cross Sectional dengan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian terdapat hubungan pengetahuan (p value=<0,001), sikap (p value=0,004),
pendidikan (p value = <0,001), ketersediaan sarana (p value=<0,001), sosialisasi petugas kesehatan
(p value = <0,001), pengetahuan tentang perda no 6 tahun 2015 (p value = <0,040). Variabel yang
paling dominan berhubungan dengan membuag sampah adalah pengetahuan yaitu 8,6 kali lebih
besar membuang sampah secara baik dibandingkan mereka yang memiliki pengetahuan yang tidak
baik. Disarankan kepada pihak pemerintah agar melakukan evaluasi secara berkala serta
melakukan promosi kesehatan lingkungan dan mengikutsertakan tokoh masyarakat dalam
berperilaku membuang sampah.

Kata kunci : Predisposisi, Pemungkin, Penguat, Tindakan Membuang Sampah

Abstract
Garbage is the consequence human activity in the form of disposal or waste. There are 2000 tons
of garbage per day in Medan, and most of the garbage which comes from people’s homes and is
produced by housewives reaches to 1,500 to 1,600 tons per day. which is caused by several
factors that are predisposition, enabler and amplifier. The objective of the research was to find out
some factors which were correlated with the behavior of action throwing garbage at Lingkungan
IV, Kelurahan Helvetia, Medan Helvetia, in 2017. The population was178 people, and 123 of them
were used as the samples. The research used observational analytic method with cross sectional
design. The data were analyzed by using univariate anaslysis, bivariate analysis, and multivariate
analysis. The result of the research showed that there was the correlation of knowledge (p-value =
<0.001), attitude (p-value = 0.004), education (p-value = <0.001), availability of facility (p-value =
<0.001), socialization of health care providers (p-value = <0.001), and knowledge about perda no
6 year 2015 (p-value = <0.004) of throwing garbage. The variable which had the most dominant
correlation with of throwing garbage was knowledge which 8.6 times of the possibility to be a
good behavior in throwing garbage compared with those who had bad knowledge. It is
recommended that the Government do regular evaluation and promote environmental health by
making public figures participate in good behavior of throwing garbage.

Keywords: Predisposition, Enabling, Enforcing, Action Throwing Garbage

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 10


PENDAHULUAN yang membuang sampah sembarangan,
Dalam rangka menyukseskan visi misi mereka menganggap barang yang telah
di atas, salah satu masalah yang menonjol dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan
adalah kesehatan masyarakat yang tak membuang dengan seenaknya sendiri.
lepas dari lingkungan yangkondusif Kurang kesadaran akan pentingnya
diharapkan pada masa depan agar kebersihan menjadi faktor yang paling
terwujudnya keadaan sehat yaitu dominan, di samping itu kepekaan
lingkungan yang bebas dari polusi dan masyarakat terhadap lingkungan harus
sanitasi lingkungan yang memadai. dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui
Masalah lingkungan merupakan suatu hal bahaya apa yang akan terjadi apabila
yang kompleks sehingga mengatasinya tidak dapat menjaga lingkungan sekitar
diperlukan upaya perbaikan sanitasi (Purbasari, 2014).
lingkungan, salah satunya yaitu Sampah dari rumah tangga
penanganan sampah secara saniter. sebagaimana dalam PERDA Kota Medan
Sebagaimana biasanya penduduk yang No 6 tahun 2015 Sampah rumah tangga
padat banyak digunakan orang untuk adalah sampah yang berasal dari kegiatan
membuang sampah yang bersifat sehari-hari dalam rumah tangga yang
bercampur dengan sampah-sampah tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
berbahaya, selain itu saat ini tanah juga di Sampah yang di hasilkan dari kegiatan
gunakan untuk membuang sampah rumah tangga antara lain berupa sisa
berbahaya yang secara cair maupun padat hasil pengolahan makanan,seperti sayur-
(Slamet,2009). sayuran, buah-buahan, barang bekas dan
Data di Kementerian Lingkungan perlengkapan rumah tangga, kertas
Hidup (KLH) Tahun 2010 menyebutkan, kardus, gelas, kain, tas bekas, sampah
volume rata-rata sampah di Indonesia dari kebun, dan halaman, atau baterai dan
mencapai 300 ribu ton per hari. Daerah lain-lain (Peraturan Daerah Kota Medan
perkotaan menyumbang sampah paling no 6tahun 2015).
banyak. Di Indonesia, jumlah sampah Masalah sampah khususnya di
padat yang diproduksi secara nasional Lingkungan IV Kelurahan Helvetia
mencapai 151.921 ton per hari. Hal itu Kecamatan Medan Helvetia masih sangat
berarti, setiap penduduk Indonesia rata- membutuhkan perhatian khusus oleh
rata membuang sampah padat sebesar pemerintahan kota Medan dengan adanya
0,85 kg setiap hari. Data Bank Dunia peranan dari ibu rumah tangga ini
juga menyebutkan, dari total sampah diharapkan timbunan sampah ditempat
yang dihasilkan secara nasional, hanya pembuangan akan dapat teratasi sehingga
80% yang berhasil dikumpulkan. Sisa kesehatan dan kelestariaan lingkungan
terbuang mencemari lingkungan. Volume disekitar tempat tinggal akan terjaga.
sampah di Indonesia sekitar 1 juta meter Sebagian besar masyarakat di
kubik setiap hari, namun baru 42% di Lingkungan IV Kelurahan Helvetia
antaranya yang terangkut dan diolah Kecamatan Medan Helvetia ini
dengan baik. Jadi, sampah yang tidak mempunyai kebiasaan buruk yaitu
diangkut setiap harinya sekitar 348.000 membuang sampah di pinggir jalan baik
meter titik atau sekitar 300.000 kanan maupun kiri dan bahkan sampai
ton(Partneship,2011). mengenai ke badan jalan yang sangat
Sampah selalu timbul menjadi mengganggu aktifitas masyarakat yang
persoalan rumit dalam masyarakat yang melintasinya. dan sebagian besar yang
kurang memiliki kepekaan terhadap banyak menyumbang sampah tersebut
lingkungan.Ketidakdisiplinan mengenai merupakan hasil dari sampah rumah
kebersihan dapat menciptakan suasana tangga yaitu aktifitas atau kegiatan ibu
semrawut akibat timbunan sampah. rumah tangga untuk terjadinya
Begitu banyak kondisi tidak tumpukan–tumpukan sampah yang ada di
menyenangkan akan muncul. Bau tidak lingkungan IV tersebut (Kamal, 2017).
sedap, lalat berterbangan, dan gangguan Berdasarkan uraian diatas maka
berbagai penyakit siap menghadang di peneliti tertarik untuk melaksanakan
depan mata. Tidak cuma itu, peluang peneliti dengan judul “Faktor-Faktor
pencemaran lingkungan disertai Yang Berhubungan Dengan Membuang
penurunan kualitas estetika pun akan Sampah di Lingkungan IV Kelurahan
menjadi santapan sehari-hari bagi Helvetia Kecamatan Medan Helvetia
masyarakat (Aminah, 2016). Tahun 2017”.
Keberadaan sampah di kehidupan
sehari-hari tak lepas dari tangan manusia

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 11


BAHAN DAN METODE ≤35 Tahun 83 67.5
Penelitian ini menggunakan jenis Pendidikan
Tinggi (D3/S1) 18 14.6
penelitian observasional analitik
Menengah
dengan menggunakan rancangan 62 50.4
(SMA/SMK)
Cross Sectiona Rancangan Rendah (SD/SMP) 43 35.0
Lokasi penelitian ini dilakukan di Total 123 100.0
Lingkungan IV Kelurahan Helvetia
Tabel 1. menunjukkan bahwa pada umur
Kecamatan Medan Helvetia.
responden mayoritas ≤35 Tahun
Penelitian ini dimulai dengan sebanyak 83 orang (67,5%), dan
penelusuran lingkungan masyarakat, pendidikan responden mayoritas
melakukan survei awal, konsultasi menengah (SMA/SMK) sebanyak 62
judul dengan pembimbing, penyusu- orang (50,4%).
nan proposal, seminar proposal,
pengumpulan data penelitian, 2. Variabel Penelitian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel
pengolahan data, penyusunan hasil Penelitian
penelitian, serta seminar hasil
penelitian. Keseluruhan proses Varibel Penelitian f %
penelitian dilakukan dari bulan Tindakan Membuang Sampah
Febuari sampai dengan bulan Agustus Tidak baik 79 64.2
2017. Baik 44 35.8
Populasi dalam penelitian ini Pengetahuan
adalah seluruh Ibu Rumah Tangga di Tidak baik 81 65,9
Lingkungan IV Kelurahan Helvetia Baik 42 34,1
Sikap
Kecamatan Medan Helvetia sebanyak Negatif 73 59.3
178 Ibu Rumah Tangga. Jumlah Positif 50 40.7
sampel yang digunakan sebanyak 123 Ketersediaan Sarana
orang ibu rumah tangga di Tidak Tersedia 69 56.1
Lingkungan IV Kelurahan Helvetia Tersedia 54 43.9
Sosialisasi Petugas Kesehatan
Kecamatan Medan Helvetia dengan Tidak Baik 71 57.7
menggunakan teknik Random Baik 52 42.3
Sampling atau secara acak sederhana Pengetahuan Tentang PERDA No 6
Data yang diambil dalam Tahun 2015
penelitian ini adalah data primer Tidak Baik 75 61.0
yaitu, data yang secara langsung Baik 48 39.0
diperoleh dari responden melalui Total 123 100.0
wawancara dengan menggunakan
kuesioner, yang diolah melalui Tabel 2. menunjukan bahwa
tahapan editing, coding dan tindakan mayoritas responden dalam
tabulating data. membuang sampah dengan tidak baik
Analisis data mengguakan analisa sebanyak 79 orang (64,2%). Pengetahuan
univariat, analisa bivariat melalui uji responden mayoritas tidak baik sebanyak
chi-square dan analisa multivariat 81 orang (65,9%). Mayoritas sikap
melalui regresi linear logistik. responden dengan sikap negatif sebanyak
73 orang (59.3%). Ketersediaan sarana
HASIL mayoritas tidak tersedia sebanyak 69
Analisis Univariat orang (56.1%). Sosialisasi petugas
1. Karakteristik Responden kesehatan dengan mayoritas tidak baik
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
sebanyak 71 orang (57.7%).Pengetahuan
Karakteristik Responden
Tentang PERDA No 6 Tahun 2015
Karakteristik f % dengan mayoritas tidak baik sebanyak 75
Umur orang (61.0%).
>35 Tahun 40 32.5

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 12


Analisis Bivariat
Tabel 3. Tabulasi Silang Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan
Membuang Sampah Di Lingkungan IV Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan
Helvetia Tahun 2017
Tindakan Membuang Sampah
Faktor-Faktor yang Total
Tidak baik Baik p value
Berhubungan
n % n % n %
Sikap
Negatif 55 75,3 18 24,7 73 100
<0,004
Positif 24 48,0 26 52,0 50 100
Jumlah 79 64,2 44 35,8 123 100
Pengetahuan
Tidak Baik 67 82,7 14 17,3 81 100
<0,001
Baik 12 28,6 30 71,4 42 100
Jumlah 79 64,2 44 35,8 123 100
Pendidikan
Rendah 40 93,0 3 7,0 43 100
Menengah 35 56,5 27 43,5 62 100 <0,001
Tinggi 4 22,2 14 77,8 18 100
Jumlah 79 64,2 44 35,8 123 100
Ketersediaan Sarana
Tidak Tersedia 59 85,5 10 14,5 69 100
<0,001
Tersedia 20 37,0 34 63,0 54 100
Jumlah 79 64,2 44 35,8 123 100
Sosialisasi Petugas Kesehatan
Tidak Baik 56 78,9 15 21,1 71 100
<0,001
Baik 23 44,2 29 55,8 52 100
Jumlah 79 64,2 44 35,8 123 100
Pengetahuan Tentang PERDA No 6 Tahun 2015
Tidak Baik 54 72,0 21 28,0 75 100
<0,040
Baik 25 52,1 23 47,9 48 100
Jumlah 79 64,2 44 35,8 123 100

Pada variabel sikap, dari 73 responden Pada variabel pendidikan, dari 43


yang bersikap negatif mayoritas melakukan responden yang berpendidikan rendah
tindakan membuang sampah tidak baik mayoritas melakukan tindakan membuang
yaitu 75,3%. Sedangkan dari 50 responden sampah tidak baik yaitu 93,0%. Sedangkan
yang bersikap positif mayoritas melakukan dari 62 responden yang berpendidikan
tindakan membuang sampah yang baik menengah mayoritas melakukan tindakan
yaitu 52,0%. Dari hasil uji statistik membuang sampah yang tidak baik 71,4%.
diperoleh p value = 0,004 yang artinya Sedangkan dari 18 responden yang
bahwa ada hubungan antara sikap ibu berpendidikan rendah mayoritas melakukan
rumah tangga dengan tindakan membuang tindakan membuang sampah yang baik
sampah. yaitu 77,8%. Dari hasil uji statistik
Pada variabel pengetahuan, dari 81 diperolehp value = <0,001 yang artinya ada
responden yang berpengetahuan tidak baik hubungan antara tingkat pendidikan ibu
mayoritas melakuakn tindakan membuang rumah tangga terhadap tindakan membuang
sampah tidak baik yaitu 82,7%. Sedangkan sampah.
dari 42 responden yang berpengetahuan Pada variabel ketersediaan sarana,
baik mayoritas melakuakn tindakan dari 69 responden yang sarananya tidak
membuang sampah yang baik yaitu 71,4%. tersedia mayoritas melakukan tindakan
Dari hasil uji statistik diperoleh p value = membuang sampah tidak baik yaitu 85,5%.
<0,001 yang artinya bahwa ada hubungan Sedangkan dari 54 responden dengan
antara pengetahuan ibu rumah tangga ketersediaan sarana yang tersedia mayoritas
dengan tindakan membuang sampah. melakukan tindakan membuang sampah

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 13


dengan baik yaitu 63,0%. Dari hasil uji Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel
statistik diperolehp value = <0,001 yang pengetahuan, pendidikan, ketersediaan
artinya ada hubungan antara ketersediaan sarana, dan pengetahuan tentang PERDA
sarana dengan tindakan membuang no 6 tahun 2015 nilai p<0,05. Dengan
sampah. demikian bahwa variabel yang paling
Pada variabel sosialisasi petugas dominan berhubungan dengan tindakan
kesehatan, dari 71 responden dengan membuang sampah setelah dilakukan uji
sosialisasi petugas kesehatan yang tidak regresi logistik pada analisis multivariat
baik mayoritas melakukan tindakan adalah variabel pengetahuan (p=0,001;
membuang sampah tidak baik yaitu 78,9%. OR=8,654 95%CI3,265-41,592) yang
Sedangkan dari 52 responden dengan artinya bahwa pengetahuanyang baik
sosialisasi petugas kesehatan yang baik berpeluang berisiko 8,6 kali lebih besar
mayoritas melakuakn tindakan membuang melakukan tindakan membuang sampah
sampah dengan baik yaitu 55,8%. Dari secara baik dibanding dengan mereka yang
hasil uji statistik diperolehp value = <0,001 memiliki pengetahuan yang tidak baik.
yang artinya ada hubungan antara
sosialisasi petugas kesehatan terhadap PEMBAHASAN
tindakan membuang sampah. Hubungan Antara Tingkat Pengeta-
Tabel 3. menujukkan bahwa dari 75 huan Dengan Tindakan Membuang
responden dengan Pengetahuan Tentang Sampah
PERDA No 6 Tahun 2015 yang tidak baik
mayoritas melakukan tindakan membuang Hasil penelitian menunjukkan nilai p =
sampah tidak baik yaitu 72,0%. Sedangkan <0,001 artinya bahwa ada hubungan
dari 48 responden dengan Pengetahuan pengetahuan dengan tindakan membuang
Tentang PERDA No 6 Tahun 2015 yang sampah. Hal ini di dukung oleh penelitian
baik melakukan tindakan membuang (Azwar, 1996)Seseorang yang mempunyai
sampah dengan baik yaitu 47,9%. Dari pengetahuan baik tentang pengelolaan
hasil uji statistik diperolehp value = <0,040 sampah disini diartikan sebagi
yang artinya ada hubungan antara pengetahuan yang terdiri dari pengertian
Pengetahuan Tentang PERDA No 6 Tahun sampah, jenis sampah, sumber sampah,
2015 terhadap tindakan membuang faktor yang mempengaruhi produksi
sampah. sampah, pengaruh sampah terhadap
kesehatan, masyarakat dan lingkungan,
Analisis Multivariat syarat tempat sampah, kegiatan
Tabel4. Model RegresiLogistik Tahap operasional pengelolaan sampah dan alat
KetigaTindakan Dalam Membuang Sampah
di Lingkungan IV Kelurahan Helvetia
yang digunakan dalam pengelolaan
Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2017 sampah dan cara membuang sampah, maka
mereka akan mempunyai perilaku yang
Varia 95% C.I baik pula. Menurut (Notoatmodjo, 2012)
bel B Sig. OR Low Uppe pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
er r terjadi setelah orang melakukan
Penget 2,4 0,0 8,6 3,2 41,5 pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
a-huan 56 00 54 65 92 Pengindraan terjadi melalui pencaindra
Pendidi 0,2 0,0 1,9 1,2 6,66
-kan 18 00 44 32 9
menusia, yakni indra penglihatan,
Keterse pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
2,5 0,0 7,2 3,5 49,1
-diaan
85 00 62 75 89
Sebagian besar pengetahuan manusia
Sarana diperoleh malalui mata dan telingga.
Penget
Pengetahuan umumnya datang dari
a huan
tentang pengalaman dan juga dapat diperoleh dari
2,2 0,0 6,2 2,2 38,2 informasi yang disampaikan orang lain di
PERD
24 40 43 36 06
A No dapat dari buku, surat kabar, atau media
6 tahun massa dan elektronik,Penelitian Rogers
2015
Consta -
(1974), dalam Notoatmodjo (2013)
0,0 0,0 mengungkap-kan bahwa sebelum orang
nta 4,5
00 10
66 mengadopsi perilaku baru didalam diri

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 14


orang tersebut terjadi proses yang Hal ini berarti bahwa dengan
berurutan yaitu : Awareness, Interest, Trial pengetahuan respopnden yang kurang
dan Adoption. Demikian juga pendapat maka dapat mempengaruhi mereka
(Ginandra2015), yang mengajukan bahwa membuang sampah secara tidak baik. Bila
pengetahuan merupakan resultan akibat dilihat dari hasil penelitian ini sebagian
proses pengindraan terhadap suatu responden sudah melakukan pembuangan
obyek,pengindraan tersebut sebagian besar sampah dengan baik, hal ini terjadi karena
berasal dari penglihatan dan sebagian dari mereka mendapatkan
pendengaran.Fungsi pengetahuan sebagai informasi dari teman, tenaga kesehatan
wujud perilaku pembuangan sampah dalam maupun tokoh masyarakat tentang
masyarakat bisa dinilai dari lingkungan membuang sampah, sedangkan yang
yang lebih sederhana yaitu keluarga, lainnya banyak diantara mereka yang tidak
terutama ibu rumah tangga yang banyak mengetahui informasi Membuang sampah
menyumbang untuk terjadinya karena mereka jarang berkunjung ke
penumpukan sampah. Menurut tempat pelayanan kesehatan, jarang
(Notoatmodjo, 2010) pengukuran atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
penilaian, pengetahuan pada umumnya serta kurangnya mencari informasi terkait
dilakukan melalui tes atau wawancara kesehatan lingkungan, sehingga
dengan alat bantu kuesioner berisi materi pemahaman mereka tentang Membuang
yang diukur dari responden. Dengan sampah masing kurang. Hal inilah yang
demikian diasumsikan bahwa pengetahuan membuat mereka melakukan pembangan
seseorang dapat menggambarkan besarnya sampah secara tidak baik. Responden tidak
pengaruh sikap dan perilaku dalam memahami secara lebih mendetail tentang
perkembangan pribadi secara utuh dan Membuang sampah tersebut. Dengan
mengerjakan aktivitasnya sehari-hari pemahaman yang rendah tersebut maka
seperti halnya dalam pembuangan sampah responden tidak bisa mengambil keputusan
sembarangan untuk melakukan pembuangan sampah
dengan baik, apalagi jika tanpa dukungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari orang-orang terekatnya (suami).Belum
dari 81 ibu rumah tangga yang terbiasanya masyarakat setempat dalam
berpengetahuan tidak baik terdapat 67 Membuang Sampah secara baik,hal ini
orang (82,7%) yang membuang sampah bisa terjadi akibat kurangnya pengetahuan
secara tidak baik dan 14 orang (17,3%) dan pemahaman masyarakat tentang
yang membuang sampah secara baik.. perilaku membuag sampah, Pengetahuan
Sedangkan dari 42 ibu rumah tangga yang rendah tentang Membuang sampah
dengan pengetahuan tidak baik terdapat 12 secara nyata telah membuat lingkungan
orang (28,6%) yang membuang sampah menjadi sangat tidak nyaman, dan hal ini
secara baik dan 30 orang (71,4%) yang perlu mendapat perhatian dan menjadi
membuang sampah secara baik. Dari hasil petunjuk awal bagi petugas terkait untuk
Regresi Logistik juga menunjukkan bahwa membuat perencanaan dan monitoring
variabel pengetahuan, pendidikan, program perilaku dalam membuang
ketersediaan sarana, dan Pengetahuan sampah.
Tentang PERDA No 6 Tahun 2015 nilai
p<0,05. Dengan demikian bahwa variabel Hubungan Antara Sikap Dengan
yang paling dominan berhubungan dengan Tindakan Membuang Sampah
tindakan membuang sampah setelah
dilakukan uji regresi logistik pada analisis Hasil penelitian menunjukkan nilai p
multivariat adalah variabel pengetahuan =<0,004 artinya bahwa ada hubungan
(p=0,001;or=8,654 95%ci 3,265-41,592) pengetahuan dengan tindakan membuang
yang artinya bahwa pengetahuan yang baik sampah. Hal ini di dukung oleh penelitian
berpeluang berisiko 8,6 kali lebih (Azwar, 1996) yang mengatakan bahwa
besarmelakukan tindakan membuang terdapat hubungan antara sikap dengan
sampah secara baik dibanding dengan tindakan membuang sampah rumah
mereka yang memiliki pengetahuan yang tangga, disamping itu sikap negatif
tidak baik. responden dipengaruhi oleh beberapa

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 15


faktor: yaitu rendahnya tingkat pendidikan dengan hasil penelitian dari 67 responden
dan pengetahuan yang kurang sehingga terdapat 39 orang responden memiliki
mendorong seseorang untuk bersikap pendidikan rendah dengan sebanyak 33
negatif terhadap apa yang belum pernah orang memiliki perilaku yang buruk dalam
mereka ketahui. membuang sampah rumah tangga.
Menurut Saptono(2008), adanya sikap Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akan menyebabkan manusia bertindak dari 43 orang yag memiliki pendidikan
secara khas terhadap objek-objeknya. rendah terdapat 40 orang (93,0%) yang
Dengan kata lain sikap merupakan produk Membuang Sampah secara tidak baik dan
dari proses sosialisasi, seseorang 3 orang (7,0%) yang melakukan tindakan
memberikan reaksi sesuai dengan membuang sampah secara baik. Dan dari
rangsangan yang ditemuinya. Sikap dapat 62 orang yang memiliki pendidikan
diartikan suatu kontrak untuk menengah terdapat 35 orang (56%) yang
memungkinkan terlihatnya suatu aktifitas melakukan tindakan membuang sampah
Adanya niat untuk melakukan suatu secara tidak baik dan 27 orang (43%) yang
kegiatan akhirnya sangat menentukan melakukan tindakan membuang sampah
apakah kegiatan tersebut betul-betul secara baik. Sedangkan dari 18 yang
dilakukan, seperti dalam hal pembuangan memiliki pendidikan tinggi terdapat 4
sampah sembarangan, sikap masyarakat orang (22,2%) yang melakukan tindakan
dalam pembuangan sampah merupakan membuang sampah secara baik dan 14
pembentuk utama dalam perilaku orang (77,8) yang melakukan tindakan
masyarakat, dimana masyarakat menerima membuang sampah secara tidak baik. Hal
informasi pembuangan sampah secara ini berarti bahwa dengan tingkat
positif dengan cara menerima saran-saran pendidikan rendah maka dapat
yang diberikan oleh petugas atau tokoh mempengaruhi tindakan membuang
masyarakat setempat meskipun belum pada sampah secara tidak baik. Hal ini terlihat
tindakan yang nyata. dari hasil penelitian dimana mayoritas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang memiliki pendidikan rendah
dari 73 orang yang memiliki sikap negatif cenderumg lebih banyak melakukan
terdapat 55 orang (75,3%) yang melakukan tindakan membuang sampah secara tidak
tindakan membuang sampah secara tidak baik.
baik dan 18 orang (24,7%) yang Semakin tinggi pendidikan seseorang
melakukan tindakan membuang sampah maka semakin mudah memberi informasi
secara baik. Sedangkan dari 50 orang yang dan pembinaan selayaknya semakin tinggi
memiliki sikap positif terdapat 24 orang kesadaran dan kemampuan masyarakat
(48,0%) yang melakukan tindakan dalam berperilaku (Putra, 2013).
membuang sampah secara tidak baik dan
26 orang (52,0%) yang melakukan Hubungan Antara Ketersediaan
tindakan membuang sampah secara baik. SaranaDengan Tindakan Membuang
Sampah
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan
dengan tindakan Membuang Sampah Hasil penelitian menunjukkan nilai
p = 0,001 artinya bahwa ada hubungan
Hasil penelitian menunjukkan nilai p ketersediaan sarana dengan tindakan
=0,001 artinya bahwa ada hubungan membuang sampah. Hal ini sejalan dengan
tingkat pendidikan dengan tindakan penelitian (Rahman, 2009) yang mengata-
membuang sampah. Hal ini sejalan dengan kan bahwa ada hubungan antara keterse-
penelitian (Rahman, 2009) yang mengata- diaan sarana dengan perilaku masyarakat
kan membuang sampah rumah tangga dalam membuang sampah rumah tangga,
dapat dinyatakan berhubungan antara dengan tingkat keeratan hubungan dalam
tingkat pendidikan dengan membuang kategori sedang. Responden dengan sarana
sampah rumah tangga dan tingkat keeratan pembuangan sampah rumah tangga tidak
hubungan antara tingkat pendidikan ada dan berperilaku buruk dalam
responden dengan membuang sampah membuang sampah rumah tangga dalam
rumah tangga dalam kategori sedang,

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 16


hal ini adalah ketesediaan sarana tempat Aminah (2016) mengatakan, diperlu-
sampah. kan penyediaan fasilitas dan perlakuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang benar agar TPS dapat digunakan
dari 69 orang yang tidak memiliki untuk mengelola sampah dengan cara
ketersediaan sarana terdapat 59 orang tertentu, sehingga tidak berdampak negatif
(85,5%) yang melakukan tindakan terhadap lingkungan. Keberadaan TPS
membuang sampah secara tidak baik dan perlu mendapatkan perhatian yang serius
10 orang (14,5%) yang melakukan dan evaluasi secara berkala agar dapat
tindakan membuang sampah secara baik. berfungsi secara baik.
Sedangkan dari 54 orang yang memiliki Hasil tersebut dapat disimpulkan
ketersediaan sarana terdapat 20 orang bahwa semakin lengkap fasilitas dan
(37,0%) yang melakukan tindakan sarana yang tersedia maka akan semakin
membuang sampah secara tidak baik dan baik praktik dan perilakunya dalam hal
34 orang (63,0%) yang melakukan membuang samah rumah tangga. Sarana
tindakan membuang sampah secara baik. yang paling banyak tidak dimiliki oleh
Hal ini berarti bahwa dengan tidak adanya responden adalah tempat sampah yang
ketersediaan sarana maka dapat tidak dilengakapi dengan tutupnya. Hal ini
mempengaruhi tindakan membuang karena beberapa hal diantaranya
sampah secara tidak baik. Hal ini terlihat pembuatan tempat sampah dengan keadaan
dari hasil penelitian dimana mayoritas tertutup membutuhkan dana yang cukup
yang memiliki sikap negatif cenderumg besar, responden tidak memanfaatkan
lebih banyak melakukan tindakan lahan yang ada, akan tetapi responden
membuang sampah secara tidak baik. langsung membuang sampah rumah tangga
Kepala Dinas Kebersihan Medan, begitu saja ke lahan kosong sehingga
Endar Sutan Lubis, mengatakan bahwa semangkin bertambahnya volume
pusat kota merupakan wilayah tumpukan sampah. Kurangnya tempat
penyumbang sampah terbanyak, di Medan pembuangan sampah membuat orang sulit
perharinya terdapat 2000 ton sampah untuk membuang sampah dan jika
diproduksi, sampah rumah tangga tersedianya sarana maka akan semakin
merupakan penyumbang terbanyak per hari baik praktik dan perilakunya dalam hal
ada 1500 ke 1600 ton, jadi diperkirakan membuang samah rumah tangga, Jadi,
per jiwa itu menghasikan satu kilogram orang tidak akan membuang sampah
sampah per harinya,sedangkan Kota sembarangan jika tersedianya banyak
Medan saat ini hanya memiliki satu TPA tempat sampah.
dengan luas lahan yang terbatas. oleh
karena itu dituntut pengelolaan persampa- Hubungan Antara Sosialisasi Petugas
han secara komprehensif dan terpadu dari Kesehatan Dengan Tindakan Mem-
hulu ke hilir, sekaligus budaya baru buang Sampah
masyarakat Kota Medan untuk kualitas
lingkungan hidup yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan nilai p
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 =0,001 artinya bahwa ada hubungan
Tahun 2008 menyatakan bahwa, setiap sosialisasi petugas kesehatan dengan
orang berhak mendapatkan pelayanan tindakan membuang sampah. Hal ini di
dalam hal pengelolaan sampah secara baik dukung oleh penelitian (Saptono, 2008).
dari pemerintah daerah atau pihak lain Peran pemerintah, tokoh masyarakat dan
yang diberi tanggung jawab dalam masyarakat itu sendiri masih sangat
pengelolaan sampah dan tempat diperlukan untuk mengajak dan menyadari
pembuangan akhir. Setiap pemerintah arti pentingnya dalam pembuangan sampah
daerah memiliki tugas melaksanakan di lingkungan keluarga, oleh sebab itu
pengelolaan sampah dan memfasilitasi perlunya sosialisasi dari petugas kesehatan
penyediaan prasarana dan sarana kepada setiap masyarakat dalam
pengelolaan sampah (UU No. 18 Tahun pembuangan sampah
2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 71 orang dengan sosialisasi petugas

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 17


kesehatan yang tidak baik terdapat 56 masyarakat dan masyarakat itu sendiri
orang (78,9%) yang melakukan tindakan masih sangat diperlukan untuk mengajak
membuang sampah secara tidak baik dan dan menyadari arti pentingnya dalam
15 orang (21,1%) yang melakukan pembuangan sampah di lingkungan
tindakan membuang sampah secara baik. keluarga. Oleh sebab itu perlunya
Sedangkan dari 52 orang dengan sosialisasi dari petugas kesehatan kepada
sosialisasi petugas kesehatan yang baik setiap ibu rumah tangga dalam
terdapat 23 orang (44,2%) yang melakukan pembuangan sampah.
tindakan membuang sampah secara tidak
baik dan 29 orang (55,8%) melakukan Hubungan Antara Pengetahuan
tindakan membuang sampah sampah Tentang PERDA No 6 Tahun 2015
secara baik. Hal ini berarti bahwa dengan Dengan Tindakan Membuang Sampah
sosialisasi petugas kesehatan yang tidak
baik dapat mempengaruhi tindakan Hasil penelitian menunjukkan nilai
membuang sampah secara tidak baik. Hal p = 0,040 artinya bahwa ada hubungan
ini terlihat dari hasil penelitian dimana Pengetahuan Tentang PERDA No 6 Tahun
mayoritas sosialisasi petugas kesehatan 2015 dengan tindakan membuang
yang tidak baik cenderumg lebih banyak sampah.Hal ini di dukung oleh penelitian
melakukan tindakan membuang sampah (Rosita Candrakirana, 2015) yang
secara tidak baik. Di dalam perda no 6 mengatakan bahwa sanksi-sanksi yang
tahun 2015 juga mengatakan pengelolaan terdapat dalam peraturan terutama yang
persam-pahan setiap orang berhak menyangkut dengan pembuangan sampah
memperoleh pembinaan agar dapat tidak memberikan efek jera bagi
melaksanakan pengelolaan persampahan masyarakat yang tidak melakukan
secara baik dan berwawasan lingkungan. pembuangan sampah dengan berwawasan
Saptono (2008) mengatakan bahwa lingkungan sehingga perlu dikaji efektifitas
kurangnya sosialisasi pada keluarga juga penegakan hukum dalam pembuangan
mempengaruhi masalah dalam sampah. Selain itu peran pemerintah
pembuangan sampah sembarangan. Masih daerah juga sangat penting dalam
banyak masyarakat yang membuang mengeluarkan kebijakan terhadap
sampahnya secara sembarangan. pengelolaan sampah. Apabila daerah
kurangnya sosialisasi pemerintah (Dinas mampu mengelola sampahnya dengan baik
Kebersihan) kepada masyarakat akan maka pelaksanaan terhadap prinsip menata
dampak dari pembuang sampah lingkungan sudah dapat dikatakan
sembarangan, bisa dibilang bahwa masih terpenuhi. Dapat disimpulkan bahwa
kurangnya penyuluhan atau sosialisasi pengambilan keputusan adalah suatu cara
terkait cara penanganan sampah, jika ada yang digunakan untuk memberikan suatu
penyuluhan tentang sampah yang benar pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
dan bagaimana cara efektifnya, mungkin masalah dengan cara atau teknik tertentu
lingkunagan sekitar akan terlihat indah dan agar dapat lebih diterima oleh semua
bersih. pihak. Pengambilan Kepurusan secara
Dengan adanya sosialisasi, diharapkan preventif berarti pengawasan aktif
masyarakat menegtahui pentingnya dilakukan terhadap kepatuhan kepada
melakukan penanganan sampah sebelum peraturan tanpa kejadian langsung yang
melakukan ke pembuangan akhir, menyangkut peristiwa konkrit yang
diharapkan lingkungan masyarakat dapat menimbulkan sangkaan bahwa peraturan
mempraktekkan cara pembuangan sampah hukum telah dilanggar.
dengan baik dan benar. Disamping itu, Hasil dari wawancara mendalam
masyarakat diharapkan dapat memahami yang peneliti lakukan pada beberapa
resiko dari membuang sampah semba- responden, selain kurangnya tempat
rangan terhadap kehidupan manusia pembuangan sampah mereka melakukan
sehingga masyarakat dapat mengaplika- pembuangan sampah pada malam hari dan
sikannya dalam kehidupan sehari-hari. pada waktu subuh di tempat biasanya
Artinya peran pemerintah, tokoh terjadi tumpukan sampah karna pada

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 18


kondisi yang gelap tidak ada yang penyebabnya karena petugas tidak tegas
melakukan teguran kepada masyarakat menindaknya. Sanksi-sanksi yang terdapat
sehingga masyarakat bisa melakukan dalam peraturan terutama yang
pembuangan sampah secara tidak baik menyangkut dengan pembuangan sampah
yang menyebabkan terjadinya tumpukan- tidak memberikan efek jera bagi
tumpukan sampah tersebut, pada dasarnya masyarakat yang tidak melakukan
mereka tidak mengetahui perda nomor 6 pembuangan sampah dengan berwawasan
tahun 2015 apalagi sanksi yang diberikan lingkungan sehingga perlu dikaji efektifitas
ketika membuang sampah secara tidak penegakan hukum dalam pembuangan
baik. sampah. Selain itu peran petugas
Hasil penelitian menunjukkan kebersihan kotaberserta tokoh masyarakat
bahwa dari 75 orang dengan Pengetahuan juga sangat penting dalam memberikan
Tentang PERDA No 6 Tahun 2015 yang tindakan terhadap pengelolaan sampah.
tidak baik terdapat 54 orang (72,0%) yang Apabila daerah mampu mengelola
melakukan tindakan membuang sampah sampahnya dengan baik maka pelaksanaan
secara tidak baik dan 21 orang (28,0%) terhadap prinsip menata lingkungan sudah
yang melakukan tindakan membuang dapat dikatakan terpenuhi (Candrakirana,
sampah secara baik. Sedangkan dari 48 2015).
orang dengan Pengetahuan Tentang
PERDA No 6 Tahun 2015 dengan baik KESIMPULAN DAN SARAN
terdapat 25 orang (52,1%) yang melakukan Kesimpulan
tindakan membuang sampah secara tidak Berdasarkan hasil penelitian maka
baik dan 23 orang (47,9%) yang dapat diambil kesimpulan sebagai bahwa
melakukan tindakan membuang sampah terdapat hubungan pengetahuan, sikap,
secara baik. Hal ini berarti bahwa dengan tingkat pendidikan, ketersediaan sarana,
Pengetahuan Tentang PERDA No 6 Tahun sosialisasi petugas kesehatan, dan
2015 yang tidak baik dapat mempengaruhi pengetahuan tentang PERDA No 6 tahun
tindakan membuang sampah secara tidak 2015dengan tindakan membuang sampah
baik. Hal ini terlihat dari hasil penelitian di lingkungan IV kelurahan helvetia
dimana mayoritas pengetahuan tentang kecamatan medan helvetia.Variabel yang
PERDA No 6 tahun 2015 yang tidak baik paling dominan berhubungan dengan
cenderumg lebih banyak melakukan variabel tindakan membuang sampah
tindakan membuang sampah secara tidak adalah variabel pengetahuan bahwa
baik. pengetahuan yang baik berpeluang berisiko
Untuk mencegah terjadinya 8,6 kali lebih besar melakukan tindakan
tindakan pelanggaran terhadap norma atau membuang sampah secara baik dibanding
hukum, maka dibuatlah sanksi/denda dengan mereka yang memiliki
dalam setiap norma atau hukum tersebut pengetahuan yang tidak baik.
yaitu Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 6 tahun 2015 tentang pengelolaan Saran
persampahan. dalam hukum pidana 1. Bagi Masyarakat
menganai sanksi yang diatur oleh PERDA Diharapkan kepada Ibu Rumah Tangga
Kota Medan nomor 6 tahun 2015 dalam dapat memahami resiko dari tindakan
pasal tersebut ditegaskan bahwa setiap membuang sampah sembarangan
orang yang melanggar ketentuan dipidana terhadap kehidupan manusia sehingga
dengan pidana kurungan paling lama 3 masyarakat dapat mengapikasikanya
bulan atau denda paling banyak dalam kehidupan sehari-hari.
10.000.000 (sepuluh juta rupiah) 2. Bagi Petugas Kesehatan
(Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6, Diharapkan kepada pihak pemerintah
2015). setempat berkolaborasi dengan
Peristiwa ini sering kali kita masyarakat dan petugas kesehatan agar
saksikan dalam kehidupan sehari-hari. memberikan sosialisasi melalui
Misalnya, mengapa masyarakat berpilaku komunikasi langsung kepada ibu rumah
membuang sampah secara tidak baik, tangga dengan melibatkan suami dan

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 19


tokoh masyarakat, sehingga _____________. (2010). Ilmu Prilaku
memudahkan ibu rumah tangga untuk Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
memahami lebih dalam tentang Partneship, (2011). Mekanisme KPS Sektor
pentingnya menjaga lingkunga serta Pengelolaan Sampah Bersahabat
menfasilitasi sarana seperti tempat dengan Sampah.Menuju Zero Waste,
sampah, memasang spanduk larangan and Waste to Energy.
membuang sampah, poster-poster Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6
larangan membuang sampah dan Tahun 2015 (2015, oktober 12).
membagikan booklet Peraturan Daerah Pemerintah kota medan dinas
Kota Medan Nomor 06 Tahun 2015 kebersihan. Pengelolaan persam-
tentang Pengelolahan Persampahan. pahan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Purbasari, N., (2014). Pemberdayaan
Disarankan agar peneliti selanjutnya Masyarakat Melalui Kegiatan Daur
melakukan pengkajian tentang Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus
pemilahan sampah sehingga dapat di Ada Komunitas Bank Sampah Poklili
memanfaatkan dan meminimalisir Perumahan Griya Lembah Depok
untuk terjadinya timpukan sampah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok).
sampah yang berserakan. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
DAFTAR PUSTAKA Keguruan Universitas Islam Negeri
Azwar, A., (1996). Pengantar Ilmu (Uin) Syarif Hidayatullah Jakarta
Kesehatan Lingkungan, Mutiara 2014.
Sumber Penabur Benih, Jakarta Putra, H.P., (2013). Studi Hubungan antara
Aminah, C.S., (2016). Evaluasi Tingkat Pendidikan dan Pendapatan
Pengelolaan Tempat Pembuangan Keluarga terhadap Sikap dalam
Akhir (Studi Kasus Tpa Ikhulung Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Kabupaten Aceh Barat Daya). Teknik LingkunganFakultas Teknik
Magister Ilmu Lingkungan Program Sipil dan Perencanaan, Universitas
Pasca sarjana Universitas Diponegoro Islam Indonesia 2013.
Semarang. Rahman, M., (2009). Analisis Faktor-
Candrakirana, R., (2015). Penegakan Faktor yang Berhubungan Dengan
Hukum Lingkungan Dalam Bidang perilaku Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Sebagai Membuang Sampah Rumah Tangga
Perwujudan Prinsip Good Environ- Di Sungai Mranggen. Jurusan Ilmu
mental Governance Di Kota Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Surakarta. Fakultas Hukum Keolahragaan Universitas Negeri
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semarang 2009
Kamal, F., (2009). Hubungan Antara Saptono, I, B. (2008). Faktor-faktor yang
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu berhubungan dengan Partisipasi pria
Rumah Tangga Tentang Pengelolaan alam keluarga berencana Di
Sampah Dengan Perilaku Pem- kecamatan jetis kabupaten bantul
buangan Sampah Pada Masya-rakat Tahun 2008. Universitas Dipone-goro
Sekitar Sungai Beringin Di Rw 07 Semarang.
Kelurahan Wonosari Kecamatan Slamet S. (2009). Kesehatan lingkungan,
Ngaliyan Kota Semarang Tahun 2009. pustaka Universitas Sumatera Utara.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat World Health Organization, (2007).
Fakultas Ilmu Keolah-ragaan. Wastes From Health Care Activities.
Kamal. (2017). Kepala Lingkungan IV Diakses Pada Tanggal 14 Maret Dari.
Kelurahan Helvetia Kecamatan http://www.who.Int/mediacentre/
Medan Helvetia. Wawancara Factsheets/ Fs253/En/(diakses tanggal
interview. 16 Maret. 2017. 27 maret 2017).
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka
Cipta. Jakarta.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 20

Anda mungkin juga menyukai