Bab 6
Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah
Kabupaten Malang
BAB.2-1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
1. Kecamatan Tajinan, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Pakisaji, Kepanjen dan Pagelaran dengan
luas 52.607,78 Ha (15,71 %) dari luas Kabupaten Malang seluruhnya, merupakan wilayah yang
memiliki kelerengan 0 - 2 %.
2. Kecamatan Lawang, Singosari, Dau, Karangploso, Pakis, Sumberpucung, Kromengan, Dampit,
Pagak, Bantur, Ngajum, Gedangan, Kalipare dan Donomulyo, dengan luas 119.030,80 Ha atau
35,56 % dari luas Kabupaten Malang seluruhnya, merupakan wilayah dengan kemiringan 2 - 15
%.
3. Kecamatan Wagir, Sumbermanjing Wetan dan Wonosari, dengan luas 73.110,72 Ha atau
21,84% dari seluruh luas Kabupaten Malang, memiliki Kelerengan antara 15 - 40 %.
4. Kecamatan-kecamatan pada kelerengan >40 % meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang, Tirtoyudo,
Wajak, Ampelgading, Kasembon, Poncokusumo dan Jabung. Daerah yang memiliki kelerengan
ini adalah daerah yang harus dihutankan karena memiliki fungsi sebagai perlindungan terhadap
tanah dan air dan menjaga ekosistem lingkungan hidup. Daerah dengan kelerengan diatas 40 %
di Kabupaten Malang meliputi areal seluas 90.037,70 Ha atau 26,89 % dari seluruh luas
Kabupaten Malang.
Ditinjau dari ketinggian, wilayah Kabupaten Malang terletak antara 0-2000 meter di atas permukaan laut
dan menunjukan keadaan yang bervariasi yaitu kondisi landai sampai kondisi pegunungan. Wilayah
bergelombang terletak diwilayah Sumbermanjing Wetan, Wagir dan Wonosari. Daerah yang terjal atau
perbukitan sebagian besar terletak di Kecamatan Pujon, Ngantang, Tirtoyudo, Ampelgading, Kasembon,
Poncokusumo, Jabung dan Wajak. Sedangkan wilayah yang datar sebagian besar terletak di Kecamatan Turen,
Bululawang, Kepanjen, Godanglegi, Tajinan, Pagelaran dan Pakisaji, serta sebagian Kecamatan Singosari,
Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Ngajum, Gedangan Pagak, Kalipare,
Donomulyo dan Bantur. Untuk lebih jelasnya tentang kondisi topografi dapat dilihat pada dan Tabel
BAB.2-2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
Tabel 6.3. Luas Kabupaten Malang Berdasarkan Jenis Tanah dan Sifat-sifatnya
Luas
No Jenis Tanah Sifat Tanah
Ha %
1. Andosol 43.783,42 13,08 Subur, mudah erosi
Tanah subur, tanah erosi potensi untuk
2. Latosol 86.260,36 25,77
tanaman perkebunan
3. Mediteran 55.881,30 16,67 Mudah kena erosi, umumnya daerah hutan
4. Litosol 69.133,25 20,65 Mudah kena erosi umumnya daerah hutan
Potensi untuk pertanian umumnya daerah
5. Alluvial 28.003,25 8,36
hutan
Daerah subur dan potensi untuk pertanian
6. Regosol 45.654,17 13,64
tinggal
Potensi pertanian rendah kurang dapat
7. Brown Forest 6.142,25 1,83
menyerap air
Jumlah 334.787,00 100,00
Sumber : Rupa Bumi Indonesia
BAB.2-7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
hujan turun antara bulan April-Oktober. Diantara kedua musim tersebut ada musim peralihan antara bulan April -
Mei dan Oktober-November.
BAB.2-11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
1 Donomulyo 17.943
2 Kalipare 11.581
3 Pagak 9.007
4 Bantur 15.382
5 Gedangan 16065
6 Sumbermanjing Wetan 22172
7 Dampit 13.702
8 Tirtoyudo 18392
9 Ampelgading 15993
10 Poncokusumo 19.509
11 Wajak 9.455
12 Turen 6.394
13 Bululawang 4823
14 Gondanglegi 6212
15 Pagelaran 4.924
16 Kepanjen 4098
17 Sumberpucung 3729
18 Kromengan 3663
19 Ngajum 7.641
20 Wonosari 5964
21 Wagir 7.773
22 Pakisaji 3.868
23 Tajinan 4012
24 Tumpang 7.029
25 Pakis 5.262
BAB.2-12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
26 Jabung 13.602
27 Lawang 5.506
28 Singosari 9.737
29 Karangploso 5.931
30 Dau 6152
31 Pujon 13054
32 Ngantang 13.589
33 Kasembon 5557
Jumlah 334.787
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2008
BAB.2-13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
B. Kelompok Umur
Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Malang terbagi 2 yaitu kelompok pendidikan
(0 - >19 tahun) dan kelompok tenaga kerja (20 - > 45 tahun), dimana penduduk tertinggi yang terdapat pada
kelompok pendidikan pada usia 15-19 tahun sejumlah 191.247 jiwa sedangkan penduduk tertinggi untuk
kelompok kerja pada usia > 45 tahun sejumlah 176.640 jiwa. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel berikut
BAB.2-18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
Tabel 6.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Malang Tahun 2008
Kelompok Umur
No Kecamatan
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 >45
1 Kasembon 2477 2433 2681 2535 2178 2308 2359 2340 1693 1507
2 Ngantang 4338 4717 4619 4755 3828 4438 4743 4538 3783 2963
3 Pujon 5626 5898 5489 5699 5306 5852 5158 5004 3820 3097
4 Dau 4144 4098 4207 5174 7454 5209 4686 4212 3507 2549
5 Karangploso 4291 5081 4750 4364 4808 4442 3691 3273 3185 3279
6 Singosari 12258 12421 12295 14034 13409 13888 12696 11663 9346 6924
7 Lawang 7606 7959 7820 8895 8463 8498 7625 7244 6296 4927
8 Wagir 5450 5390 5498 5836 5676 5727 5957 5585 5665 4356
9 Wonosari 4280 5666 5987 5887 4623 4712 3256 3178 5367 4289
10 Kromengan 2687 3018 3154 3332 2684 2840 2861 3061 2650 2316
11 Sumberpucung 4295 4921 5163 5383 4590 4175 3818 3403 3583 2938
12 Ngajum 3760 3886 3823 3963 3565 3759 3571 3598 3290 2628
13 Kepanjen 7194 7606 7988 9790 8483 8589 8062 7127 5859 4778
14 Pakisaji 5856 6117 6204 6944 6409 6152 6308 4981 3783
15 Tajinan 4215 4329 4586 4921 5065 5912 5877 5721 3699 3987
16 Bululawang 5330 5985 6286 7118 5510 5047 4555 4099 3483 2860
17 Gondanglegi 6038 6649 7172 8492 6694 6700 5783 5790 4937 3773
18 Pakis 9216 9314 9630 10277 9724 9664 9115 8347 6846 4832
19 Jabung 5693 6514 6939 5366 5922 5669 5185 4636 4130 3930
20 Tumpang 5663 6115 6423 7183 6304 6393 5881 5762 4863 3910
21 Poncokusumo 7381 8140 8306 8723 7537 7445 6925 6639 6142 4918
22 Wajak 6200 6722 7059 7484 6995 6311 5582 5964 5393 4120
23 Turen 8720 9986 10633 10786 9347 8501 7044 6949 6142 4818
Sumbermanjing
24 6695 7366 7771 8240 7603 7587 7203 7462 6288 5091
Wetan
25 Dampit 9293 9280 10538 11301 10507 10254 8761 9203 7964 6463
26 Tirtoyudo 4826 4610 5068 5150 5854 4312 4596 4791 4116 3213
27 Ampelgading 4414 4189 4517 4377 4592 4391 4069 4275 3638 2962
28 Kalipare 5079 5838 6195 6228 5751 5229 4314 4192 4064 3197
29 Pagak 4052 4902 5251 4849 4429 3809 3683 3295 3013 2473
BAB.2-19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
Kelompok Umur
No Kecamatan
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 >45
30 Donomulyo 4371 5003 5748 5823 4868 5227 5277 5126 4658 3682
31 Bantur 4736 5484 8206 5658 4925 5622 5514 5757 4103 3748
32 Gedangan 3945 4171 4471 4549 4265 4138 3979 4171 3598 2860
33 Pagelaran 5283 5515 5849 6257 4954 5103 4775 4928 4186 3190
Jumlah 185412 199323 210326 219373 202322 197903 182909 171333 154288 124361
Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka
KAB. BANYUWANGI Wajak Turen Bululawang Gondanglegi Pagelaran Kepanjen Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir KABUPATEN
2009 2.356.613 77.585 104.726 60.846 49.127 62.001 90.955 54.994 38.445 76.755 47.189 71.959 2356613
2010 2.363.945 79.918 108.123 60.479 52.526 64.579 89.684 55.062 38.635 76.854 45.830 71.668 2363945
2011 2.418.097 82.085 108.465 60.567 53.121 65.438 91.365 55.105 38.825 76.805 45.787 72.250 2418097
2012 2.439.179 83.169 108.635 60.609 53.418 65.868 92.206 55.126 38.920 76.830 45.765 72.539 2439179
2013 2.460.228 84.252 108.806 60.653 53.715 66.297 93.046 55.147 39.015 76.816 45.743 72.830 2460228
RATA-RATA
2014 2.492.351 85.353 110.227 61.445 54.417 67.163 94.261 55.868 39.525 77.819 46.341 73.781 2.492.366
2015 2.520.598 86.320 111.476 62.142 55.034 67.924 95.330 56.501 39.973 78.701 46.866 74.618 2.520.614
2016 2.548.844 87.287 112.726 62.838 55.650 68.685 96.398 57.134 40.421 79.583 47.391 75.454 2.548.858
2017 2.577.090 88.255 113.975 63.535 56.267 69.447 97.466 57.767 40.869 80.465 47.916 76.290 2.577.109
2018 2.577.090 88.255 113.975 63.535 56.267 69.447 97.466 57.767 40.869 80.465 47.916 76.290 2.577.109
2019 2.605.337 89.222 115.224 64.231 56.884 70.208 98.535 58.400 41.317 81.347 48.442 77.126 2.605.354
2009 2.356.613 70.623 47.906 71.106 184.627 65.867 87.303 137.217 53.195 47.697 60.162 55.744 28.905 2356613
2010 2.363.945 68.202 47.196 70.954 186.513 66.029 86.724 120.206 52.703 50.921 59.583 54.411 29.888 2363945
2011 2.418.097 71.231 47.797 72.513 194.383 67.649 89.677 138.970 54.179 53.852 61.084 55.218 29.988 2418097
2012 2.439.179 72.744 48.096 73.292 198.319 68.457 91.156 142.316 54.917 55.317 61.835 55.622 30.039 2439179
2013 2.460.228 74.258 48.396 74.071 202.253 69.267 92.636 145.665 55.654 56.782 62.585 56.025 30.088 2460228
RATA-RATA
2014 2.492.351 75.228 49.028 75.039 204.894 70.172 93.846 147.567 56.381 57.524 63.403 56.757 30.481 2.492.366
2015 2.520.598 76.081 49.584 75.889 207.216 70.967 94.910 149.240 57.020 58.176 64.121 57.400 30.827 2.520.614
2016 2.548.844 76.933 50.140 76.739 209.539 71.762 95.973 150.912 57.659 58.828 64.840 58.043 31.172 2.548.858
2017 2.577.090 77.786 50.695 77.590 211.861 72.558 97.037 152.585 58.298 59.480 65.558 58.687 31.518 2.577.109
2018 2.577.090 77.786 50.695 77.590 211.861 72.558 97.037 152.585 58.298 59.480 65.558 58.687 31.518 2.577.109
2019 2.605.337 78.638 51.251 78.440 214.183 73.353 98.100 154.257 58.937 60.132 66.277 59.330 31.863 2.605.354
BAB.2-20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
E. Perguruan Tinggi ( PT )
Persebaran fasilitas pendidikan perguruan tinggi di wilayah kabupaten Malang terdapat pada
Kecamatan Donomulyo, Ampelgading, Kepanjen dan Karangploso. Untuk jumlah fasilitas perguruan
tinggi terbanyak berada pada Kecamatan Donomulyo yaitu sebanyak 3 unit.
F. Pondok Pesantren
Pendidikan pondok pesantren yaitu pendidikan non formal berbasis agama Islam. Untuk Kabupaten
Malang, keberadaan fasilitas pendidikan ini tersebar hampir di semua kecamatan. Jumlah fasilitas
terbesar terdapat di Kecamatan Bululawang sebanyak 32 unit pesantren.
G. Madrasah
Pendidikan madrasah yaitu pendidikan formal berbasis agama Islam. Pendidikan madrasah memiliki
derajat yang sama dengan pendidikan formal lainnya mulai dari tingkat dasar sampai tingkat lanjutan.
Untuk Kabupaten Malang, keberadaan fasilitas pendidikan ini tersebar hampir di semua kecamatan.
Jumlah fasilitas terbesar terdapat di Kecamatan Bululawang dengan jumlah fasilitas 32 unit.
H. Sekolah Luar Biasa (SLB)
Sekolah luar biasa merupakan sekolah yang ditujukan bagi masyarakat penderita cacat seperti cacat
mental dan cacat fisik. Keberadaan sekolah luar biasa di Kabupaten Malang masih sangat jarang
dijumpai. Fasilitas pendidikan ini hanya terdapat di Kecamatan Donomulyo, Kepanjen, dan Tumpang,
jumlah fasilitas terbesar berada pada Kecamatan Donomulyo sebanyak 2 unit
I. Seminari
Pendidikan Seminari adalah pendidikan berbasis agama Kristen yaitu untuk para calon pendeta.
Persebaran fasilitas pendidikan Seminari berada pada Kecamatan Dau, dan Ngantang dengan jumlah
fasilitas 5 unit, dengan distribusi fasilitas Kecamatan Dau sebanyak 3 unit dan Kecamatan Ngantang
sebanyak 2 unit.
BAB.2-22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
2. Fasilitas Kesehatan
Derajat kesehatan penduduk dapat diukur dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang
tersedian pada suatu wilayah. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik merupakan salah satu faktor yang
mendukung yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat dalam menjaga kondisi kesehatannya. Adapun kondisi
fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Malang antara lain :
A. Rumah Sakit
Kondisi pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang dapat dilihat dari ketersediaan
fasilitas-fasilitas kesehatan, salah satunya yaitu Rumah Sakit. Persebaran rumah sakit di wilayah
Kabupaten Malang pada tahun 2006 terdapat pada 7 wilayah Kecamatan diantaranya Kecamatan
Donomulyo sebanyak 2 unit, Kapanjen 2 unit, Tumpang 1 unit, Pakis 1 unit, Lawang 2 unit, Singosari 1
unit, dan kecamatan Pujon 1 unit.
BAB.2-23
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
BAB.2-24
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
lain Kecamatan Singosari, Pakis, Wagir, Wajak, dan Kecamatan Poncokusumo dengan jumlah masing-
masing sebanyak 12 unit.
H. Apotik dan Toko Obat
Keberadaan fasilitas kesehatan berupa apotik dan toko obat pada tahun 2006 belum memperlihatkan
persebaran yang merata. Dari 33 Kecamatan yang ada, jumlah fasilitas apotik dan tokoh obat masing-
masing berjumlah 34 unit dan 131 unit.; Jumlah fasilitas apotik terbanyak terdapat pada Kecamatan
Kepanjen dengan jumlah apotik sebanyak 4 unit, sedangkan untuk fasilitas toko obat terbanyak terdapat
pada Kecamatan Bululawang sebanyak 12 unit.
3. Fasilitas Agama
A. Masjid
Persebaran fasilitas peribadatan untuk fasilitas masjid pada tahun 2006 tercatat sebanyak 1950 unit.
Jumlah fasilitas terbanyak terdapat pada Kecamatan Donomulyo yaitu sebanyak 78 unit, dan jumlah
fasilitas terkecil terdapat di Kecamatam Sumberpucung sebanyak 29 unit.
B. Langgar / Musholla
Di Wilayah Kabupaten Malang pada Tahun 2006 jumlah fasilitas peribadatan Langgar tercatat sebanyak
10.555 unit. Jumlah fasilitas langgar yang terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Gondanglegi
BAB.2-25
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
dengan jumlah 692 unit dan jumlah yang terkecil terdapat di Kecamatan Kasembon dengan jumlah 82
unit.
C. Gereja Kristen Protestan
Keberadaaan fasilitas gereja untuk umat Kristen protestan di wilayah Kabupaten Malang pada tahun
2006 terdapat 160 unit gereja, dengan jumlah terbanyak terdapat pada Kecamatan Sumbermanjing
dengan jumlah fasilitas sebanyak 31 unit, sedang untuk jumlah fasilitas terkecil terdapat pada
Kecamatan Wagir, Jabung, dan Karangploso dengan jumlah 1 unit.
D. Gereja Kristen Protestan
Persebaran gereja Khatolik di wilayah Keabupaten Malang pada tahun 2006 berjumlah 49 unit gereja.
Persebaran gereja terbanyak terletak pada Kecamatan Donomulyo dengan jumlah gereja sebanyak 10
unit, dan jumlah terkecil berada pada Kecamatan Bantur, Poncokusumo, Wajak, Pagelaran, Kromengan,
Wonosari, Tumpang, Karangploso, Dau, Pujon, dan Sumberpucung dengan jumlah 1 unit gereja.
E. Pura
Fasilitas peribadatan Pura pada tahun 2006 yang tersebar di Wilayah Kabupaten Malang terdapat
sebanyak 56 unit. Jumlah terbanyak untuk fasilitas pura terdapat pada Kecamatan Wagir dengan jumlah
fasilitas sebanyak 13 unit, dan jumlah yang terkecil sebanyak 1 unit yang berada pada Kecamatan
Bantur, Poncokusumo, wagir, dan Pujon.
F. Vihara
Vihara merupakan fasilitas peribadatan bagi umat Budha. Jumlah fasilitas peribadatan Vihara pada
tahun 2006 berjumlah 7 unit, dengan persebaran terbanyak terdapat di Kecamatan Kasembon dengan
jumlah fasilitas 3 unit, dan jumlah yang terkecil berada pada Kecamatan Poncokusumo dan Wagir
dengan jumlah fasilitas 1 unit.
G. Klenteng
Fasilitas peribadatan Klenteng adalah tempat peribadatan bagi umat Budha selain fasilitas peribadatan
Vihara. Jumlah Fasilitas peribadatan Klenteng diwilayah Kabupaten Malang hanya terdapat 1 unit
Klenteng yaitu berada pada Kecamatan Wonosari.
BAB.2-26
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
4. Karakteristik Budaya
Karakteristik budaya di Kabupaten Malang yang berkembang dipengaruhi oleh sistem kegiatan ekonomi
dan budaya induk yang mempengaruhinya. Budaya induk yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan di
wilayah Kabupaten Malang tersebut adalah sebagaimana perkembangan budaya-budaya suku bangsa yang
dominan berkembang di wilayah Jawa Timur. Pengaruh kebudayaan suku bangsa dimaksud adalah Kebudayaan
Mataraman, Kebudayaan Tengger, Kebudayaan Rek, Kebudayaan Madura. Batas ruang pengaruh budaya induk
tersebut tidak jelas atau abstrak, dan semakin berbaur oleh perkembangan pusat-pusat permukiman.
Pada dasarnya tanda yang paling mudah dikenali untuk membedakan pengaruh kebudayaan tersebut
terhadap suatu komunitas (masyarakat) adalah bahasa, sistem ritual dan sistem organisasi keruangan. Namun
BAB.2-27
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
demikian dalam perkembangannya, secara keruangan tanda pengaruh kebudayaan tersebut tidak nampak lagi.
Kebudayaan Mataraman pengaruhnya masih terasa kuat pada wilayah bagian barat, barat-selatan, bagian timur-
selatan dan sebagian wilayah tengah-selatan Kabupaten Malang, antara lain wilayah Kecamatan Ngantang,
Pujon, Ngajum, Wonosari, Ngajum, Sumberpucung, Kalipare, Dampit, Tirtoyudo, Ampelgading,
Sumbermanjingwetan dan sebagian Kecamatan Gedangan, sebagian Kecamatan Gondanglegi, sebagian
Kecamatan Pagelaran, sebagian Kecamatan Gondanglegi dan sebagian Kecamatan Bantur. Kebudayaan
Tengger bertahan di sebagian wilayah Kecamatan Lawang, Jabung dan Poncokusumo. Kebudayaan “Rek” lebih
berkembang di wilayah utara hingga tengah dan timur, antara lain di Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari,
Kecamatan Karangploso, Kecamatan Wagir, Kecamatan Dau, Kecamatan Pakis, Kecamatan Pakisaji,
Kecamatan Tumpang, Kecamatan Jabung, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Wajak, Kecamatan Tumpang,
Kecamatan Poncokusumo, sebagian Kecamatan Tajkinan, Sebagian Kecamatan Wajak, Kecamatan Turen,
sebagian Kecamatan Pujon dan Kecamatan Kepanjen. Sedangkan wilayah bagian tengah selatan sebagian
besar masyarakatnya dipengaruhi Kebudayaan Madura atau biasa disebut Pendalungan, antara lain wilayah
Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Bantur, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Tajinan, Kecamatan Wajak,
sebagian Kecamatan Sumbermanjingwetan, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pagak,
sebagian Kecamatan Donomulyo, sebagian Kecamatan Kepanjen, sebagian Kecamatan Lawang, dan
sebagainya.
Akar perkembangan pengaruh kebudayaan tersebut berbeda-beda. Sebagian karena sifat serumpun
oleh kedekatan secara teritorial, sebagian lagi oleh faktor lain. Sebagai contoh, pengaruh Kebudayaan
Mataraman pada wilayah barat dan selatan-barat berbeda dengan wilayah timur-selatan dan selata-tengah. Pada
wilayah barat perkembangannya lebih dipengaruhi oleh kedekatannya dengan Wilayah Blitar dan Wilayah Kediri
yang kental dengan Kebudayaan Mataraman. Sedangkan pada wilayah Kecamatan Dampit, Tirtoyudo,
Ampelgading dan sebagian wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, perkembangan kebudayaan Mataraman
lebih berkaitan dengan pengembangan perkebunan oleh perusahaan perkebunan Belanda di wilayah tersebut.
Pada awal pengembangan perkebunan, Belanda mendatangkan pekerja perkebunan dari Wilayah Yogyakarta
dan Wilayah Solo (Jawa Tengah), yang kemudian menetap dan berkembang hingga kini. Sedangkan pada
sebagian wilayah selatan-tengah (Bantujr, Gondanglegi, Pagelaran) dan sebagian wilayah Sumbermanjingwetan,
pengaruh kebudayaan yang berkembang lebih dipengaruhi oleh Masyarakat Kediri-Jombang. Perkembangan ini
sebagian besar berkaitan dengan sejarah perkembangan Gereja Jawi Wetan, yang berakar di daerah Ngoro
(Kabupaten Jombang).
Pengaruh kebudayaan Madura juga kental kaitannya dengan perkembangan kegiatan penangkapan
ikan di Pantai Selatan. Masyarakat nelayan Madura, Pasuruan, Banyuwangi, Jember dan Lumajang melakukan
migrasi ke Kawasan Sendangbiru sejak pertengahan dekade 70-an. Aspek sosial budaya masyarakat ini pada
gilirannya berpengaruh terhadap cara dan gaya hidup masyarakat, pola perilaku dan pandangan hidup
BAB.2-28
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
masyarakat. Bersama dengan kegiatan ekonomi yang berkembang, aspek sosial budaya mempengaruhi
perkembangan sosial ekonomi dan struktur sosial masyarakat.
2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan Kabupaten Malang diperoleh dari Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari
Propinsi, Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak.
BAB.2-29
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
Tabel 6.16. Pendapatan Lain yang Sah Kabupaten Malang Tahun 20012
Air minum di Kabupaten Malang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Data output,
baiaya antara dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh langsung dari hasil survei lengkap
perusahaan air minum yang dilaksnakan setiap tahun oleh Badan Puat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. Nilai
tambah Bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara yang sama seperti sektor listrik.
Listrik
Sektor listrik mencakup kegiatan pembangkittan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Malang. Data produksi rata-rata tarif listrik PLN diperoleh dari PLN
Distribusi Jawa timur.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu produksi
listrik (Kwh) dikalikan rata-rata tarif listrik per Kwh, kemudian hasilnya dikurangi biaya antara terhadap output
yang merupakan hasil SKPR. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi.
Bangunan/Konstruksi
Mencakup segala kegiatan pembangunan fisik (konstruksi), baik berupa gedung, jembatan dan
konstruksi lainnya. Data ouput, biaya antara dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari
penjumlahan nilai pembangunan prasarana fisik yang dari segi pendanaan dapat dirinci menjadi : nilai
pembangunan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang dan Pemerintah desa yang dibiayai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah serta perbaikannya, pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh
developer, serta yang dilakukan oleh swadaya masyarakat murni dijadikan dasar untuk megestimasi nilai tambah
bruto sektor kontruksi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan
deflatornya Indek Harga Perdagangan Besar barang-barang bangunan.
BAB.2-30
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
KABUPATEN MALANG 2011-2015
Angkutan
Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan
umum baik bermotor maupun tidak bermotor seperti bus, truk, angkutan pedesaan, angkutan kota, ojek, becak
dan sebagainya.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan jumlah kendaraan
angkutan umum perjenis kendaraan dengan rata-rata output perjenis kendaraan, kemudian dikurangi biaya
antara. Biaya antara diperoleh dari rasio biaya antara terhadap output dikalikan nilai outputnya menurut jenis
kendaraan.
Data jumlah kendaraan angkutan umum diperoleh dari laporan Dinas Perhubungan Kabupaten Malang,
sedangkan data rata-rata ouptu perjenis kendaraan dan rasio biaya antara terhadap output diperoleh dari SKPR.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara evaluasi.
b. Jasa Penunjang Angkutan
Mencakup kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan
dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi,
bongkar muat/penyimpanan dan penggudangan serta jasa penunjang transport.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan indikator jumlah terminal,
parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpanan dan penggudangan dikalikan
dengan output perindikator kemudian dikurangi dengan biaya antaranya.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konsatan 2000 dihitung dengan cara ekstrpoalsi dengan
ekstrapolatornya jumlah terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat,
penyimpanan dan penggudangan.
BAB.2-31