Anda di halaman 1dari 6

MATERI PEMBELAJARAN

D. Pemanfaatan Sumberdaya Alam dengan Prinsip-Prinsip Pembangunan


Berkelanjutan
1. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan (Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009). Tujuan pembangunan
berkelanjutan adalah sebuah tindakan pemanfaatan segala sesuatu yang ada di
lingkungan (alam) dengan tidak mengesampingkan kebutuhan generasi yang akan
datang.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas
lingkungan tetap terjaga. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah
tercapainya keadilan sosial dari generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian
lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan nasional yang
melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.
Upaya masyarakat internasional untuk penyelamatan lingkungan melalui KTT
Bumi yang dikenal dengan Wold Summit on Sustainable Development di
Johanesburg, Afrika Selatan tahun 2002 telah merumuskan deklarasi politik
pembangunan berkelanjutan dengan agenda bahasan dokumen berisi program aksi
(the programe of action) dan deklarasi politik (the political declaration) tentang
pembangunan berkelanjutan yang merupakan pernyataan kelanjutan dukungan
terhadap tujuan agenda 21. Agenda 21 berisi kesepakatan mengenai program
pembangunan berkelanjutan, yang harus ditinjaklanjuti oleh negara-negara
peserta konferensi Rio de Janeiro tahun 1992.
Pembangunan nasional harus berorientasi jangka panjang atau dikenal dengan
pembangunan berkelanjutan agar selaras, serasi dan seimbang antara 3 (tiga) pilar
utama pembangunan atau 3P yaitu ekonomi (profit), lingkungan (planet) dan sosial
(people). Dengan demikian pembangunan berkelanjutan harus mengedepankan
ketiga faktor tersebut (triple bottom line development).
Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yang saling
berkesinambungan, diantaranya:
a. Pertumbuhan ekonomi, yakni menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil
dengan merestrukturisasi sistem produktif untuk menghemat sumberdaya dan
energi.
b. Keberlanjutan lingkungan, yakni dengan menjaga lingkungan tempat tinggal
agar nyaman dan aman melalui zero emission.
c. Keberlanjutan sosial, yakni menjamin keadilan sosial dalam distribusi kekayaan
dan pelayanan sosial.
Secara umum sektor kegiatan ekonomi akan menekan kebutuhan energi dan
berdampak langsung pada kegiatan pengembangan energi yang akan menimbulkan
masalah lingkungan serta dampak sosial. Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan
untuk konservasi atau pelestarian. Konservasi tersebut meliputi konservasi
lingkungan dan konservasi sumberdaya alam (SDA). Pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan menggunakan
prinsip atau konsep ekoefisiensi. Salah satu prinsip ekoefisiensi adalah 4R (Reduce,
Reuse, Recycling, dan Recovery).
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan:
a. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pecinta dan Pembina lingkungan
hidup.
b. Terwujudnya kegiatan pembangunan nasional di Indonesia yang berwawasan
lingkungan tidak hanya untuk kepentingan sekarang, tetapi juga untuk masa
yang akan datang.
c. Terwujudnya pemanfaatan sumberdaya alam di Indonesia secara terkendali dan
bertanggungjawab.
Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu
melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut.
a. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan
fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Memanfaatkan sumberdaya alam dengan memanfaatkan teknologi yang
tidak merusak lingkungan.
c. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk
berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang
sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan
secara berkesinambungan.
e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi
dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini
maupun masa yang akan datang.

2. Pemanfaatan Sumberdaya Alam dengan Prinsip-Prinsip Pembangunan


Berkelanjutan
a. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kehutanan dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Secara makro, pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus dilakukan
dengan pendekatan tiga prinsip kelestarian, yaitu kelestarian ekologi,
ekonomi, dan sosial. Ketiga prinsip tersebut merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Hutan memiliki tiga
manfaat atau fungsi, antara lain hutan produksi, hutan konservasi, dan
hutan lindung.
Pemanfaatan sumberdaya kehutanan dapat dikelola berdasarkan
prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan cara langkah-
langkah yang tepat seperti reboisasi, tebang pilih, dan rehabilitasi.
1) Reboisasi
Reboisasi merupakan kegiatan penanaman kembali hutan yang gundul
akibat bencana alam maupun ulah manusia. Reboisasi dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kualitas lingkungan.
Mengembalikan hutan ke fungsi semula dapat menghindarkan lingkungan
dari kerusakan ekosistem, pencemaran udara, tanah longsor, erosi, dan
lainnya.
2) Tebang pilih hutan
Tebang pilih berarti menebang kayu berkualitas terbaik di suatu area
hutan. Pohon-pohon yang pertumbuhannya terhenti, lambat, atau
berbentuk tidak keruan akan mempertahankan kondisi ekologis di area
hutan yang ditinggalkan oleh penebang, terutama jika diperkirakan bahwa
pohon-pohon tersebut mengalami pertumbuhan yang lambat karena faktor
kompetisi. Tebang pilih juga memberikan kesempatan bagi area hutan
untuk mempertahankan spesies pohon tertentu. Pengelolaan hutan yang
selama ini dilakukan dengan sistem tebang pilih dimaksudkan untuk
menormalkan hutan dengan mengambil pohon-pohon yang tua, serta
memelihara pohon-pohon muda, dan menanami areal yang kosong.
Tujuan tebang pilih hutan untuk mengatur pemanfatan hutan alam
produksi, serta meningkatkan nilai hutan baik kualitas maupun kuantitas
pada areal bekas tebangan untuk rotasi tebang berikutnya agar terbentuk
tegakan hutan campuran yang diharapkan dapat berfungsi sebagai
penghasil kayu dan penghara industri secara lestari.
Pengelolaan sumberdaya kehutanan yang sesuai dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan diarahkan untuk mempertahankan fungsi
kawasan hutan dan keanekaragaman hayatinya serta menjaga eksistensi
hutan sebagai sistem penyangga kehidupan yang dapat berlangsung secara
terus menerus.
Pengelolaan hutan yang sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh aspek
ekonomi, lingkungan dan sosial. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pengelolaan hutan dapat berkesinambungan berupa kayu, dan hasil
hutan lainnya.
b. Mempertahankan kualitas dan kuantitas biodiversitas pada kawsan
hutan lindung dan konservasi.
c. Menjaga fungsi dan ekosistem hutan dengan menekankan pada
pemeliharaan produktivitas tempat tumbuh, menjaga sumber benih, dan
unsur biodiversitas, yang diperlukan untuk regenerasi dan pemeliharaan
hutan.
d. Memberikan dampak positif terhadap ara sekitar hutan dan
meminimalan dampak yang merugikan.
e. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam berpartisipasi mengelola dan
menjaga kelestaran hutan.
b. Pemanfaatan Sumberdaya Pertambangan dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Kegiatan usaha tambang beresiko tinggi dan menumbulkan dampak
terhadap lingkungan fisik dan sosial. Alasan tersebut yang mendasari
perlunya suatu pertambangann berkelanjutan. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batu Bara, kegiatan pertambangan berkelanjutan merupakan kegiatan
yang diawali dengan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, dan kegiatan
pascatambang. Tambang merupakan karunia Tuhan YME yang telah
memberikan kekayaan sumberdaya alam yang melimpah. Oleh karena itu,
sebaiknya peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan bertanggung jawab dalam mengelola
pertambangan. Mengelola dengan memperhatikan prinsip ekoefisien dan
ramah lingkungan akan meminimalisir dampak dari pertambangan.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan merupakan
salah satu cara untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga kebutuhan saat ini dan
masa depan dapat terpenuhi.
1) Eksplorasi
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 2, eksplorasi adalah segala
penyelidikan seksama geologi pertambangan utuk menetapkan lebih
teliti adanya dan sifat letakkan bahan galian. Tujuan dilakukannya
eksplorasi adalah untuk mengetahui sumberdaya mineral secara rinci,
yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas, dan kualitas mineral untuk kemudian dapat
dilakukan eksploitasi.
Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan kegiatan enyelidikan
menemukan barang tambang dengan memperhatikan kondisi
lingkungan. Eksplorasi tidak hanya semata – mata menemukan barang
tambang yang berpotensi menghasilkan uang. Nmun, eksplorasi sangat
berkaitan dengan bagaimana keputusan yang diambil berdasarkan
kondisi lingkungan. Karena pada tahap eksplorasi menentukan apakah
daerah yang diteliti dapat dieksploitasi ataukah tidak.
Apabila kegiatan eksplorasi tidak memungkinkan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan, maka kegiatan penambangan tidak
boleh dilakukan. Apabila dipaksakan akan mengancam dan meruska
lingkungan. Tahapan eksplorasi ditujukan bukan hanya untuk
menemukan sumber mineral baru, tetapi juga menentukan kelas
sumberdaya berdasarkan kualitas dan kuantitasnya. Eksplorasi
merupakan kajian yang panjang dan melibatkan bebrapa bidang kajian
kebumian dan eksak. Untuk kajian dasar, dilakukan oleh seorang
geologiwan. Suatu daerah dapat dilakukan eksplorasi apabila memenuhi
kriteria tertentu, seperti kondisi geologis, iklim yang sesuai, organisme,
dan sebagainya. Kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik
mungkin dengan memperhatikan untung ruginya, efisiensi, dan
kelestarian lingkungan di daerah eksplorasi tersebut.
2) Eksploitasi
Menurut Undang–undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 2, eksploitasi adalah usaha
pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya. Eksploitasi merupakan lanjutan dari eksplorasi. Jika
eksplorasi masih dalam tahap penelitian, maka eksplotasi sudah dalam
tahapan menggali. Kegiatan ini dibedakan berdasarkan sifat bahan
galiannya, bahan galian padat ( emas, perak, nikel, intan, batubara, dan
lain–lain ) biasanya digali, dan untuk sifat cair dan gas ( minyak dan gas
) biasanya dibor.
Eksploitasi ramah lingkungan adalah usaha untuk
mendayagunakan sumberdaya alam dengan efisien dengan
mempertahankan kualitas lingkungan. Dengan eksploitasi ramah
lingkungan, keberlanjutan usaha pertambangan dapat berlangsung
lama tanpa mengorbankan kebutuhan masa depan. Usaha eksploitasi
ramah lingkungan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Mengolah limbah sebelum dibuang sehingga tidak mencemari
lingkungan.
b) Melakukan penambangan dengan efisien dan sesuai kebutuhan.
c) Eksploitasi memperhatikan ketersediaan sumberdaya alam yang
terbatas dan tidak dpaat diperbaharui.
c. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kelautan dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di
dunia. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor ikan, udang
dan berbagai jenis hewan laut lainnya untuk dikirim ke luar negeri seperti
Cina, Jepang, bahkan sampai ke Amerika untuk diolah sebagai bahan
makanan. Dari hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kekayaan laut
Indonesia tidak hanya indah, tetapi memiliki kualitas internasional.
Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan salah satunya
diatur dalam UU nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU nomor
31 tahun 2004 tentang perikanan. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa
pengelolaan perikanan harus memperhatikan asas manfaat, keadilan,
kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan, keterpaduan,
keterbukaan, efisiensi, kelestarian, kekuatan yang berkelanjutan. Berikut
adalah beberapa pemanfaatan kekayaan sumber daya laut Indonesia:
1) Sebagai Sumber Pangan
2) Sebagai Objek Wisata
3) Sebagai Media Transportasi
4) Sebagai Sumber Bahan Tambang
Dalam pemanfaatan sumberdaya alam kelautan perlu adanya
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penataan sistem perikanan
2) Penggunaan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan dan
pelarangan bom ikan
3) Peningkatan kesejahteraan nelayan
d. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Pariwisata dengan Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Lingkungan alam berperan dlam mendukung suatu wilayah menjadi
daerah tujuan wisata. Tidak dapat dihindari bahwa kegiatan wisata
menimbulkan dampak terhadap alam di wilayah sekitarnya. Kondisi inilah
yang harus menjadi perhatian agar pembangunan pariwisata tidak
berdampak negatif terhadap alam dan lingkungan. Sumberdaya alam
pariwisata di Indonesia antara lain:
1) Pariwisata Maritim atau Bahari
2) Pariwisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
3) Pariwisata Pertanian (Agrowisata)
4) Pariwisata Alam

Anda mungkin juga menyukai