04 Pengembangbiakan Mikroorganisme
04 Pengembangbiakan Mikroorganisme
Sel prokariotik adalah unit dari struktur dalam dua kelompok mikroba: bakteri dan
ganggang biru-hijau. Sel prokariotik berukuran sangat kecil dan sederhana, tidak
terbungkus oleh unit sistem membran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Bagian dalam sel dibedakan menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan inti. Sitoplasma
memiliki ribosom yang berupa bintik-bintik gelap kasar, yang terdiri dari protein dan
asam ribonukleat (RNA). Ribosom adalah tempat penting untuk reaksi biokimia sintesis
NA – TK UNJANI 42
protein. Bagian inti bentuknya tidak beraturan, dipisahkan dengan jelas meskipun
tidak dibatasi oleh membran. Wilayah inti mengandung asam deoksiribonukleat
(DNA), yang berisi informasi genetik yang menentukan produksi protein dan zat seluler
lainnya dan zat struktural.
Sel prokariotik dikelilingi oleh dinding sel dan membran sel. Dinding sel lebih tebal
dari membran sel yang melindungi sel dari pengaruh eksternal. Membran sel (atau
membran sitoplasma) adalah penghalang selektif antara bagian dalam sel dengan
lingkungan luar. Molekul-molekul terbesar diketahui dapat menerobos membran sel
adalah fragmen DNA dan protein dengan berat molekul rendah. Membran sel dapat
diperluas dan diperpanjang menjadi sitoplasma atau membran internal. Membran sel
berfungsi sebagai permukaan tempat bahan sel lain menempel dan tepat fungsi sel
penting berlangsung.
Sel eukariot yang lebih kompleks dari sel prokariot adalah penyusun sel tanaman,
hewan, protozoa, jamur, dan alga. Sel eukariot memiliki sistem membran dalam yang
memisahkan beberapa komponen sel fungsional seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 4.2.
NA – TK UNJANI 43
Sel eukariot, 1.000 hingga 10.000 kali lebih besar dan lebih kompleks dari sel
prokariot. Intinya dikelilingi oleh membran ganda dengan pori-pori lebar 40–70 m,
mengandung yang secara sitologi dibedakan. Inti mengendalikan sifat
turun-temurun dan semua kegiatan penting sel. Kromosom berbentuk benang yang
panjang dan ditemukan dalam inti sel yang mengandung gen, diatur dalam urutan
linier di nukleoprotein (protein ditambah asam nukleat). mengandung
sejumlah besar butiran yang disebut , yang terlibat dalam reaksi terus
menerus untuk . Ribosom terutama terkonsentrasi di sepanjang
permukaan kasar dari , suatu jaringan yang tidak teratur yang
berupa saluran terhubungkan dengan membran. mengandung enzim
untuk transportasi elektron yang memanfaatkan oksigen dalam proses pembangkitan
energi. dan adalah organel yang berfungsi untuk mengisolasi berbagai
reaksi kimia dalam sel.
Nomenklatur mikroba
Ahli mikrobiologi menggunakan sistem binomial, dimana setiap mikroorganisme
memiliki dua nama, misalnya Bacillus subtilis. Penulisan nama mikroorganisme selalu
dicetak miring. Kata pertama adalah nama genus (jamak, genera) diawali dengan huruf
kapital. Nama genus adalah kata Latin atau Yunani. Contoh nama genus dan artinya
adalah:
Kata kedua dalam nama mikroorganisme adalah nama spesies dan tidak diawali
dengan huruf kapital. Mungkin ada beberapa spesies dengan nama genus yang sama,
misalnya, Bacillus subtilis, B. albus, dan B. coagulans. Perhatikan bahwa ketika nama
genus yang sama diulang beberapa kali, itu disingkat. Mikroorganisme yang penting di
industri adalah bakteri, ragi, dan jamur. Oleh karena itu, ketiganya akan dibahas secara
lebih rinci di bagian berikut.
NA – TK UNJANI 44
berkisar dari 0,5–1,0 m dengan panjang yang sangat bervariasi. Bentuk bakteri
bervariasi: bulat atau bulat telur disebut , silinder atau batang disebut , spiral
disebut .
1. Sumber energi
a. phototropik : organisme yang mampu memanfaatkan energi radiasi.
b. kemotropik : organisme yang memperoleh energi untuk aktivitasnya dari sintesis
kimia yang dapat terjadi tanpa cahaya matahari.
NA – TK UNJANI 45
2. Sumber karbon
a. autotrop : mikoorganisme yang mampu memanfaatkan karbon anorganik seperti
CO2 dan karbonat sebagai sumber karbon.
b. heterotrop: mikroorganisme yang tidak dapat menggunakan CO2 sebagai sumber
karbon tetapi memerlukan bahan organik seperti glukosa atau asam amino
sebagai sumber karbon.
3. Sumber nitrogen
Nitrogen dari atmosfir, nitrogen dari senyawa atau turunan nitrogen lainnya.
4. Sumber sulfur dan fosfor: sulfur elementer, sulfur anorganik atau sulfur organik.
5. Sumber unsur logam: natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng,
tembaga dan kobalt.
6. Sumber-sumber vitamin.
Gas yang paling erat katitannya dalam budidaya bakteri adalah oksigen dan
karbon dioksida. Ada empat jenis bakteri berdasarkan responnya terhadap oksigen:
1. bakteri aerob tumbuh pada keadaan terdapat oksigen bebas
2. bakteri anaerob tumbuh pada keadaan tanpa adanya oksigen bebas
3. bakteri anaerob fakultatif tumbuh baik pada kondisi tanpa atau ada oksigen bebas
4. bakteri mikroaerofilik tumbuh pada kondisi ada sedikit oksigen bebas.
NA – TK UNJANI 46
Kebanyakan bakteri tumbuh optimum pada pH 6,5 dan 7,5. Meskipun beberapa
bakteri dapat tumbuh pada kisaran pH ekstrem, batas minimum dan maksimum
antara pH 4 dan pH 9.
Reaksi Gram
Bakteri dapat dibedakan berdasarkan pewarnaan Gram menjadi Gram positif dan
Gram negatif (Tabel 4.4). Pewarnaan Gram adalah salah satu teknik diferensial
pewarnaan yang paling banyak digunakan untuk membedakan bakteri menjadi dua
kelompok: Gram-positif dan Gram-negatif. Cara pewarnaan Gram adalah sebagai
berikut:
1. Bakteri pada kaca objek ditetesi dengan warna violet dan didiamkan selama 20
detik kemudian noda dibersihkan. Semua sel berwarna ungu.
2. Bakteri pada (1) ditetesi larutan Gram-iodine kemudian didiamkan selama 1 menit.
Kristal violet akan membentuk senyawa kompleks dengan yodium dalam sel. Semua
sel akan tetap violet.
3. Noda pada (2) digenangi alkohol 95% selama 10 sampai 20 detik kemudian kaca
objek dibilas dengan air. Sel gram posisitif akan tetap berwarna violet dan sel gram
negatif akan tidak berwarna.
4. Noda ditutup dengan larutan safranin (larutan berwarna merah) selama 20 detik,
dicuci selama beberapa detik dan dikeringkan. Sel Gram positif akan tetap violet,
tetapi sel Gram-negatif akan menjadi merah.
NA – TK UNJANI 47
4.1.3 Ragi
Ragi ditemukan dalam buah-buahan, biji-bijian dan makanan yang mengandung
gula, di dalam tanah, udara, pada kulit dan usus binatang. Ragi tidak memiliki klorofil,
sehingga bergantung pada tumbuhan tingkat tinggi dan hewan untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Ragi umumnya merupakan organisme bersel tunggal dan
bentuknya adalah bulat sampai bulat telur dengan diameter 1–5 m dan panjang
5–30 m. Dinding sel ragi muda cukup tipis dan menebal seiring dengan usianya.
Pola perkembangbiakan ragi umumnya adalah pembentukan benjolan (budding),
yang merupakan proses aseksual seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.4. Sebuah
tunas kecil terbentuk pada permukaan sel yang matang. Tunas tumbuh dan diisi
dengan bahan inti dan sitoplasma dari sel induk. Ketika tunas telah sebesar induknya,
kelengkapan inti di kedua sel mengalami reorientasi dan sel-sel dipisahkan. Sel anak
mungkin masih melekat pada sel induk, meskipun setelah terjadi pembelahan sel. Ragi
yang paling penting adalah strain Saccharomyces cerevisiae, yang digunakan dalam
pembuatan anggur, bir dan dalam ragi roti.
Pemisahan
kromoson dan Pelepasan
pembentukan replikasi migrasi pembentukan pemisahan inti sel
benjolan DNA DNA spindel
4.1.4 Jamur
Jamur adalah tanaman tanpa klorofil dan karenanya tidak dapat mensintesis
makanan sendiri. Jamur memiliki berbagai ukuran mulai dari ragi yang bersel tunggal
sampai jamur multiseluler. Banyak ragi dan jamur yang penting dalam skala industri.
adalah jamur yang menyerupai benang halus (Gambar 4.5). Spora (konidia)
yaitu sel reproduksi tunggal akan tumbuh membentuk hifa yang menyerupai benang
halus (filamen), memiliki beberapa cabang membentuk struktur vegetatif yang disebut
miselium. Miselium merupakan massa sitoplasma yang mengandung multinukleat,
bercabang dan membentuk buluh yang kaku. Karena miselium mampu tumbuh tanpa
batas maka dapat mencapai dimensi makroskopik. Kelas yang paling penting dari
jamur industri adalah Aspergillus dan Penicillium. Jamur digunakan dalam
memproduksi antibiotik, bahan kimia industri, enzim, dan aditif makanan.
spora (konidia)
hifa
Gambar 4.5 Pertumbuhan jamur berfilamen dengan cara pembentukan cabang
NA – TK UNJANI 48
4.2 Media Pembiakan
Mikroba dikembangbiakan di lingkungan buatan. Biakan yang hanya berisi satu
jenis mikroorganisme disebut sedangkan berisi lebih
dari satu jenis mikroorganisme. Langkah-langkah yang diperlukan untuk budidaya
mikroorganisme adalah:
1. mempersiapkan media pembiakan yang menghasilkan pertumbuhan secara optimal,
2. sterilisasi untuk mematikan semua organisme yang hidup di wadah,
3. inokulasi (menanamkan) mikroorganisme ke dalam media yang sudah disiapkan.
NA – TK UNJANI 49
4.2.1 Sterilisasi
Setelah dipilih media pertumbuhan yang sesuai, dimasukkan kedalam wadah.
Jika wadah berupa tabung atau labu ditutup dengan bahan yang dapat
mempertukarkan gas dari dalam wadah ke luar seperti kapas, plastik busa, tutup
berskrup, tutup logam atau alumunium foil. Media kemudian disterilisasi untuk
mematikan mikroorganisme dalam wadah. Sterilisasi umumnya dilakukan dengan cara
pemanasan pada 121 °C selama 15 – 20 menit.
4.2.2 Inokulasi
Inokulasi adalah penanaman bibit ke dalam medium yang telah disterilisasi. Bibit
dimasukkan menggunakan kawat logam yang telah disterilkan dengan cara dibakar.
Jika bibit berasal dari larutan, penanaman dilakuan menggunakan pipet yang telah
disterilkan. Inokulasi biasanya dilakukan dalam untuk menjaga kesterilan.
Perolehan pada produksi penisilin telah dapat ditingkatkan dengan cara memilih
mutan unggul, perbaikan medium dan teknik fermentasinya. Langkah-langkah utama
dalam produksi penisilin adalah sebagai berikut (Queener dan Swartz, 1979):
1. Persiapan dan sterilisasi media
Media khusus terdiri dari ekstrak bubur jagung (4–5% berat kering); penambahan
sumber nitrogen tambahan seperti ekstrak kedelai, ekstrak ragi, air dadih,
penambahan sumber karbon seperti laktosa, dan berbagai buffer.
2. Inokulasi
Spora yang diliofilisasi ditumbuhkan pada media agar miring, yang diinokulasi ke
labu kocok, dilanjutkan dengan pembibitan yang dilakukan dengan cara memperbesar
NA – TK UNJANI 50
volume media sampai ukuran fermentor. Peningkatan volume bibit dilakukan adalah
untuk memperpendek waktu yang diperlukan mendapat inokulum yang cukup besar.
3. Pengembangbiakan
Pengembangbiakan secara dilangsungkan dalam fermentor tangki
berpengaduk. Glukosa dan sumber nitrogen ditambahkan secara bertahan selama
pembiakan berlangsung. Fermentor biasanya berukuran 40.000–200.000 liter. Oksigen
dialirkan dengan cara menyemprotkan udara dengan laju 0,5–1,0 kali volume udara
per volume larutan per menit. Daya yang diperlukan untuk menyemprotkan udara dan
mengaduk adalah sekitar 1–4 watt per liter. Keasaman biakan dipertahankan 6,5.
Dalam fermentasi penisilin tertentu, sebagian besar massa sel dihasilkan selama
40 jam pertama. Penisilin mulai diproduksi pada fase pertumbuhan eksponensial dan
terus diproduksi hingga mencapai fase stasioner. Pertumbuhan harus dilanjutkan pada
laju minimum tertentu untuk mempertahankan produksivitas penisilin yang tinggi. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa glukosa dan nitrogen ditambahkan terus menerus
selama fermentasi bukan ditambahkan seluruhnya di awal.
4. Pengolahan hilir
Setelah pemisahan miselium jamur, penisilin dipisahkan dari campuran dengan cara
ekstraksi kontinyu berlawanan arah dua tahap menggunakan butil asetat.
NA – TK UNJANI 51
diketahui dengan pasti. Suspensi sel yang akan dihitung diteteskan pada pada kaca
objek kemudian dihitung dibawah mikroskop. Jika susensi terlalu kental, dapat
diencerkan. Perhitungan secara langsung tersebut memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1. kebutuhan alat, minimal
2. hasil dapat diperoleh secara cepat,
3. karakteristik morfologi mikroorganisme dapat teramati.
Coulter Counter
Untuk menghindari kebosanan penghitungan menggunakan mikroskop secara
langsung dapat digunakan . Dengan menggunakan teknik ini, tidak
hanya jumlah sel, tetapi ukuran sel dapat diukur. Kelemahan dari teknik ini adalah
tidak bisa membedakan sel dan partikel pengotor. Teknik ini juga sulit untuk
digunakan untuk mikroorganisme dalam rantai dan tidak cocok perhitungan miselium.
NA – TK UNJANI 52
dengan air suling untuk memisahkan semua bahan terlarut. Hasil pencucian
disentrifugasi ulang dan sel dikeringkan dalam oven kemudian ditimbang. Ini adalah
pendekatan yang paling langsung untuk pengukuran kuantitatif dari massa sel dan
mungkin yang paling dapat diandalkan dan diulang. Namun, penentuan tersebut
memakan waktu dan relatif tidak sensitif terhadap perubahan kecil dari massa sel.
Teknik ini hanya dapat digunakan dengan suspensi sel padat, dan sel-sel harus dicuci
benar-benar bebas dari semua bahan asing.
4.4.2.2 Kekeruhan
Massa sel dapat diukur secara optik dengan menentukan jumlah cahaya
tersebar dengan suspensi sel. Teknik ini didasarkan pada kenyataan bahwa partikel
kecil menghamburkan cahaya yang proporsional terhadap konsentrasi. Ketika seberkas
cahaya dilewatkan melalui suspensi mikroorganisme, pengurangan intensitas cahaya
yang ditransmisikan akibat hamburan menunjukkan kepekatan sel. Pengukuran
tersebut dilakukan menggunakan spektrofotometer yang mengukur absorbansi (A).
Absorbansi didefinisikan sebagai logaritma dari rasio intensitas cahaya di suspensi (Io)
dengan yang ditransmisikan oleh suspensi (I):
( ) (4.1)
NA – TK UNJANI 53