Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman BAB 1 Mengenal Diri Manusia

A. Pengertian Manusia
Manusia dalam Al-Qur’an diungkapkan dengan sebutan basyar, tnsan, an-nas dan banu
Adam atau zurriyat Adam.
1. Basyar
Pengertian basyar tidak lain adalah manusia dalam kehidupannya sehari-hari yang
berkaitan dengan aktifitas lahiriah yang dipengaruhi oleh dorongan kodrat
alamiahnya, seperti makan dan minum, bersetubuh, dan akhirnya mati sebagai akhir
kegiatannya di dunia.

2. Insan
Kata insan sebagai julukan manusia, menurut Al-Qur’an untuk menyatakan manusia
sebagai makhluk berwatak ruhani, seperti dalam kontek ilmu, manusia sebagai
pemikul amanat dari ALLAH, manusia memiliki musuh yaitu syaitan, dan seterusnya.
3. An-Nas
Kata an-nas ditujukan untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau
masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan untuk mengembangkan
kehidupannya, antara lain tentang: peternakan, kepemimpinan, perubahan sosial,
dan seterusnya.
4. Banu Adam atau Zurriyat Adam
Dalam istilah banu Adam dan zurriyat Adam terkandung konsep keragaman dan
kesatuan asal-usul umat manusia sebagai keturunan dan anak cucu Adam yang
bersaudara.
B. Asal-usul dan Perkembangan Manusia
1. Asal-usul Manusia
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa kehidupan manusia itu sesungguhnya telah
dimulai sejak masa ad-dahr, masa yang tidak dapat diketahui, yaitu dalam ruhani.
Adapun dengan asal-usul manusia, Al-Qur’an menjelaskan dari segi historis dan
pertumbuhan fisiknya. Adam adalah figur yang disebut sebagai asal mula manusia
yang memiliki karakteristik kemanusiaan yang sejati yang diciptakan dari unsur
tanah.
2. Perkembangan manusia
Masa perkembangan manusia dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu periode
pranatal, periode anak-anak, periode belajar, periode kedewasaan, dan periode usia
lanjut.
a. Periode Anak dalam Kandungan (Daur al-ljtinani)
b. Periode Anak Kecil (Daur at-Tiufiulah)
c. Periode Belajar (Daur at-Tamyiz)
d. Periode Dewasa (Daur al-Bulug)
e. Periode Usia Lanjut (Daur asy-Syuyukh)
3. Falsafah Hidup Manusia
a. Tujuan Hidup Meraih Mardhatillah
Islam menegaskan bahwa dunia adalah yakni lahan investasi akhirat,
kebahagian akhirat daripada kenikmatan dunia. Namun tujuan utama hidup
manusia tak lain adalah hanya untuk memperoleh ridha ALLAH SWT
sebagaimana firman Allah.
b. Cita-cita Manu Menjadi Syahid
Syahid berarti mengabdikan hidupnya, jiwa raganya, sepenuh hati dalam
jalan dakwah dan jihad fi sabilil haq sampai akhir hayat, sehingga hidup
dalam keabdian.
c. Tugas Manusia Sebagai ‘Abdullah (Hamba Allah)
Seluruh tugas manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik agama, politik,
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pengembangan teknologi berakumulasi
pada tanggung jawabnya untuk beribadah dan meng-Esa-kan ALLAH SWT.
d. Peran Manusia sebagai Khalifatullah
Manusia menjadi khalifah di muka memegang mandat luhan untuk
mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
e. Alam Raya: Sarana Penghidupan Manusia
Yang termasuk alam jagat itu adalah cakrawala, langit, bumi, binatang,
manusia, benda-benda, mahkluk benda dan yang bukan benda.
f. Al-Qur’an: Pedoman Hidup Manusia
ALLAH yang Maha Lathif tidak menghendaki manusia tersesat. Oleh karena
itu ALLAH menurunkan pedoman kehidupan berupa wahyu.
g. Muhammad: Teladan Hidup Manusia
Teladan hidup manusia adalah Rasulullah SAW ., karena dalam diri
Rasulullah tercermin pribadi dan akhlak yang sangat mulia.
h. Muhisin: Kawan Sejati Manusia
Kawan hidup manusia adalah para mukminin dan mukminat yang baik
(muhsinin), sebagaimana firman ALLAH.
i. Syaitan: Musuh Sejati Manusia
Musuh abadi muslim adalah syaitan, baik dari golongan jin maupun
golongan manusia.
j. Bekal Hidup Manusia
Takwa adalah perangai dan bekal terbaik seorang muslim baik di dunia
maupun di akhirat.
k. Gaya Hidup
 Dakwah
Seruan kepada manusia untuk melaksanakan segala perintah ALLAH
dan menjauhi segala apa yang dilarang Nya.
 Hijrah
Ini mesti senatiasa dilakukan oleh setiap muslim dalam setiap saat
dan keadaan untuk menuju perbaikan dan penyempurnaan diri.
 Jihad
Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan serta
menumbangkan rezim yang zalim.
 Amar Maruf Nahi Munkar
Prasyarat menjadi masyarakat berperadaban tinggi (khairu ummah)
dalam islam adalah proses humanisasi, liberasi, dan transdensi,
sebagaimana firman ALLAH.

Anda mungkin juga menyukai