Anda di halaman 1dari 4

Kurikulum 2022

Kurikulum 2022 akan ditetapkan mulai tahun 2022-2024, Kementrian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memunculkan kurikulum baru
sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya serta sebagai pendukung program
pemulihan pembelajaran menanggapi terjadinya loss learning di Indonesia.

Kurikulum 2022 atau kurikulum prototipe ini akan diberlakukan secara bertahap dan terbatas
melalui beberapa program sekolah penggerak dengan sekolah sekolah tertentu dan dijadikan
opsi bagi sekolah yang nantinya akan di terapkan di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Sebelum nantinya kurikulum ini akan diterapkan, mari kita mengenal 9 paradigma baru
dalam kurikulum 2022, sebagai gambaran akan implementasi kurikulum baru ini menjadi
lebih terarah, tepat dan mencapai tujuan pelaksanaanya. Apa saja 9 paradigma baru tersebut?
Mari kita simak informasi selengkapnya yaitu

1. Struktur Kurikulum Profil Pelajar Pancasila

Struktur kurikulum menganut Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang menjadi acuan bagi sekolah
dalam mengembangkan mulai dari standar isi, standar proses, hingga standar penilaian. Atau
struktur kurikulum menggunakan Capaian Pembelajaran (CP), prinsip pembelajaran, dan
asesmen pembelajaran.

Secara umum struktur kurikulum 2022 terdiri dari kegiatan intrakulikuler berupa
pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan pembelajaran proyek. Selain itu, sekolah
juga diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program kerja tambahan yang dapat
mengembangkan kompetensi siswanya, dan dalam program tersebut dapat didesain oleh
sekolah sesuai dengan visi misi dan sumber daya yang ada dan tersedia dalam sekolah
tersebut.

2. Istilah KI dan KD menjadi Capaian Pembelajaran (CP)

Kita sudah sangat familiar dan pahami bersama dengan KI atau (kompetensi Inti ) dan KD
(Kompetensi Dasar) merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa setelah melalui
proses pembelajaran.

Namun dalam kurikulum 2022 kita akan dikenalkan dengan istilah baru yaitu Capaian
Pembelajaran (CP) yang merupakan rangkaian pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai
suatu kesatuan proses demi membangun kompetensi yang utuh bagi siswa.

Sehingga, asesmen yang nantinya dikembangkan oleh guru harus dapat mencakup capaian
pembalajaran yang telah di tetapkan sebelumnya.
3. Jumlah Jam Pelajaran Ditetapkan Pertahun

Jika dalam kurikulum sebelumnya penetapan jumlah jam pelajaran perminggu akan tetapi
pada paradiga baru kurikulum 2022 akan berbeda, jumlah pelajaran akan ditetapkan pertahun.

Sehingga sekolah memiliki kemudahan untuk dapat mengatur pelaksanaan kegiatan


pembelajarannya. Suatu mata pelajaran bisa saja tidak diajarkan pada semester ganjil namun
akan diajarkan pada semester genap atau dapat dilakukan sebaliknya.

4. Pembelajaran Berbasis Projek

Penerapan pembelajaran berbasis projek bertujuan untuk pengembangan Profil Pelajar


Pancasila, yang dapat memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (experiential
learning), dan mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peserta didik dari
berbagai disiplin ilmu.

Pembelajaran berbasis projek dalam Kurikulum 2022 dinilai membantu guru dalam
mengembangkan soft skill siswa dan dapat mempersiapkan siswa dengan pengalaman
pengetahuan dan kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman. Agar bisa dapat berperan dalam
lingkungannya.

5. Asesemen Bersifat Kolaboratif

Sekolah diberikan keleluasaan untuk menerapkan dan membuat asesmen antar mata pelajaran
atau lintas mata pelajaran, misalnya berupa asesmen sumatif dalam bentuk penialaian
berbasis proyek yang didalam memuat beberapa aspek mata pelajaran sekaligus.

Pada jenjang SD dapat melakukan paling sedikit dua kali penilaian proyek dalam setahun.
Sedangkan untuk siswa SMP, SMA/SMK setidaknya dapat melakukan penilaian proyek tiga
kali dalam satu tahun pelajaran. Hal ini bertujuan sebagai penguatan Profil Pelajar Pancasila.

6. Kembalinya Mata Pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Pada kurikulum sebelumnya mata pelajaran TIK dihilangkan, namun dalam kurikulum 2022
dihadirkan kembali dengan nama baru yaitu Informatika yang akan diajarjan mulai jenjang
SMP.

Bagi sekolah yang belum memiliki sumber daya atau guru informatika maka tidak perlu
khawatir untuk menarapkan mata pelajaran ini karena mata pelajaran ini tidak harus diajarkan
oleh guru yang berlatar belakang TIK/ Informatika, namun dapat diajarkan oleh guru umum.
Hal ini didukung karena pemerintak melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi (Kemendikbudristek) telah mempersiapkan buku atau modul pembelajaran
informatika yang sangat mudah digunakan dan dipahami oleh pendidik dan peserta didik.

7. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS)

Mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pada
jenjang Sekolah Dasar kelas IV, V dan VI yang salama ini berdiri sendiri, dalam kurikulum
2022 mata pelajaran ini akan diajarkan secara bersamaan dengan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Sosial (IPAS).

Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih siap dalam mengikuti pembelaaran IPA dan IPS
yang terpisah pada jenjang SMP.

8. Program Peminatan di SMA Tidak Diberlakukan

Jika di kurikulum sebelumnya pada jenjang SMA terdapat peminatan seperti IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Bahasa, dalam kurikulum 2022 ada
sedikit perubahan.

Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11.
Mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan di SMP. Dan di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib, dan memilih mata pelajaran dari
kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan Keterampilan Vokasi sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya.

9.Presentasi Kelompok Kejuruan Menjadi 70%

Dalam jenjang SMK struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu
Umum dan Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70%. Dan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester).

Padahal jika di kurikulum sebelumnya program PKL (Praktek Kerja Lapangan) hanya
dilaksanakan 2-3 bulan saja, harapannya dengan pelaksanaan PKL 6 bulan siswa SMK
menjadi lebih siap dan kompeten untuk memasuki dunia kerja.

Demikian beberapa paradigma baru dalam kurikulum baru kurikulum prototipe ini,
harapanya sebelum dilaksanakannya implementasi kurikulum ini guru-guru sudah dapat
memahami dan memiliki gambaran, sehingga dapat terlaksana secara benar dan tepat.

Selain dari 9 paradigma baru tersebut diatas, terdapat 3 elemen penting dalam kurikulum
2022 yang menjadi ciri utama dan pembeda dari kurikulum – kurikulum sebelumnya. Apa
saja tiga elemen tersebut? Yuk kita simak informasinya
Yang pertama berbasis kompetensi yaitu maksudnya yaitu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun
kompetensi yang utuh.

Kedua Pembelajaran fleksibel, Penyusunan capaian pembelajaran dalam fase-fase (2-3 tahun
perfase), sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat
pencapaian, kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya.

Dan terakhir Karakter Pancasila, sinergi antara kegiatan pembelajaran rutin sehari-hari di
kelas dengan kegiatan nonrutin (projek) interdisipliner yang berorientasi pada pembentukan
dan penguatan karakter berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila.

Dan lahirnya kurikulum prototipe ini sebagai usaha dari pemulihan pembelajaran di
Indonesia setalah mengalami loss learning dapat segera teratasi dengan walaupun harus
secara bertahap, semuanya demi kelangsungan kualitas pendidikan dan pembelajaran kita
bersama di Indonesia.

Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat dan menjadi bahan referensi bagi guru- guru
untuk terus beradaptasi dan memiliki kompetensi yang lebih kompleks lagi. Jika ingin
mendalami lebih mengenai kebijakan kurikulum 2022 atau kurikulum prototipe serta
mengetahui bagaimana merancang pembelajaran kurikulum prototipe yang sesuai dengan
kaidah serta struktur kurikulum 2022. Bapak dan Ibu bisa mengikuti DIKLAT Bersertifikast
35 JP.

Anda mungkin juga menyukai