Join Konfre Marcella Penyakit Hati Pada Kehamilan Fix
Join Konfre Marcella Penyakit Hati Pada Kehamilan Fix
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
dr. Marcella
Peserta PPDS OBGIN
Pembimbing :
Semester : VI
Telah menyelesaikan presentasi kasus dangan judul :
Padang, 2022
Mengetahui/menyetujui Peserta PPDS
Pembimbing Obstetri & Ginekologi
Mengetahui
KPS PPDS OBGIN
FK UNAND RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
ii
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS)
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
Semester : VI
Telah menyelesaikan presentasi kasus dangan judul:
2 Keterampilan
3 Attitude
Padang, 2022
Mengetahui/menyetujui
Pembimbing
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
LEMBAR HASIL PENILAIAN ....................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 6
BAB II LAPORAN KASUS............................................................................. 7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 20
3.1 Definisi ................................................................................................ 20
3.2 Penyakit Hati dalam Kehamilan ...........................................................
3.2.1 Fisiologi Hati pada Kehamilan .................................................. 21
3.2.2 Hiperemesis Gravidarum ........................................................... 22
3.2.3 Kolestasis Intrahepatik pada Kehamilan ................................... 23
3.2.4 Perlemakan Hati Akut pada kehamilan ...................................... 26
3.2.5 Hepatitis Virus .......................................................................... 29
3.2.6 Sindrom HELLP ....................................................................... 32
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
BAB II
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Nyeri kepala (-) pandangan kabur (-) nyeri ulu hati (-)
7
Keluar lendir campur darah dari kemaluan (-)
- ANC : Pasien rutin kontrol ke SpOG 3 kali saat usia 7,8, dan 9 bulan
kehamilan. Tidak pernah ditemukan kelainan pada saat ANC.
8
Riwayat Kontrasepsi : Tidak ada
Riwayat Imunisasi : Tidak ada
Riwayat Pendidikan : Tamat SMA
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Riwayat kebiasaan : Alkohol (-), narkoba (-), merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan sebelum hamil : 60 Kg
Berat Badan sesudah hamil : 77 Kg
BMI : 24,97 (normoweight)
Status gizi : Baik
Lingkar lengan atas : 23 cm
Vital sign:
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 92x/menit
Nafas : 20x/menit
Saturasi : 100% on free air
Temperatur : 36.20C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik (+/+)
Leher :
Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O,
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
Toraks :
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis bergeser ke samping kiri
Palpasi : Ictus cordis teraba 2 cm ke arah medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri : RIC II linea parasternalis kiri
batas jantung kanan : RIC III-IV linea parasternalis kanan
9
Auskultasi : reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Auskultasi : Vesikuler normal +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Status Obstetricus
Genitalia : Status Obstetricus
Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-
Status Obstetrikus :
10
LABORATORIUM IGD PONEK (05-02-2022)
Hemoglobin : 12,5 gr/dl
Leukosit : 11,580 mm
Trombosit : 262,000 mm3
Hematokrit : 38%
Hemostasis:
APTT: 47.4 detik
PT: 25.6 detik
D-Dimer: 4183 ng/mL
Kimia Klinik:
Imunologi
HBsAg nonreaktif
Anti HIV non reaktif
11
Anti HCV non reaktif
Rapid antigen negative
Urinalisis
Warna : kuning
Kekeruhan : Positif
BJ : 1.016
pH : 7.5
Bilirubin : (-)
Urobilinogen : (+)
Protein : (+2)
Glukosa : (-)
Leukosit : 20-22/lpb
Eritrosit : 350-380/lpb
Silinder : (-)
Kristal : (-)
Epitel : (+)
Bakteri : (+), nitrit (+)
USG
Interpretasi:
12
• Janin tunggal meninggal intrauterine presentasi kepala
• Aktivitas gerak janin tidak ada
• BPD : 8,66 cm FL : 7,08 cm
• AC : 29,95 cm FHR : (-) x/menit
• EFW : 2544 gr
Kesan
• Gravid preterm 36-37 minggu sesuai biometri
• Janin tunggal meninggal intrauterine, presentasi kepala
EKG
Kesan
• EKG Sinus takikardi
Sikap:
• Kontrol KU, VS
• IVFD NaCL 0.9% 6 jam/ kolf, diet ML DH II
• Inj Cefriaxon 2x1 gr
• FFP 250 cc pre operasi
13
• Inj Vit K 3x1 amp
• UDCA 3x1 tab po
• Kultur urin
• Cek PT/APTT per 3 hari
• Raber Gastro, HOM, ginjal hipertensi
• Toleransi operasi : kardiovaskular : low risk 0.9%, metabolic : sedang-berat,
pulmoner : ringan, hemostasis : tidak stabil
FOLLOW UP
HCU KEBIDANAN
Tanggal 6 Februari 2022 Jam 07.00 WIB
S/ : Mual (+), Muntah (+) 5x, nyeri ulu hati (+)
O/ : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 130/80 93x/m 20x/m 36,6 0
Abdomen : His (-), DJJ (-)
Genitalia : Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
• P : Perbaikan KU
Terapi :
• Kontrol KU, VS
• IVFD NaCL 0.9% 6 jam/ kolf, diet ML DH II
• Inj Cefriaxon 2x1 gr
• FFP 250 cc pre operasi
• Inj Vit K 3x1 amp
• UDCA 3x1 tab po
14
Tanggal 7 Februari 2022 Jam 07.00 WIB
S/ : Mual muntah (+), nyeri ulu hati (+), tidak ada perdarahan,
aktif
O/ : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 120/80 82x/m 20x/m 36,50
Abdomen : His (-), DJJ (-)
Genitalia : Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
Laboratorium (07/02/2022)
Kimia Klinik
Total Protein: 3.7 g/dL
Albumin 1.8 g/dL
Globulin 1.9 g/dL
Ureum darah 56 mg/dL
Kreatinin darah 3.7 mg/dL
Elektrolit
Natrium 121 mmol/L
Kalium 4.8 mmol/L
Klorida 99 mmol/L
P :
Kontrol KU, VS
Cek kultur urin, PT/APTT, fibrinogen/3 hari (skoring DIC) cek
DR/PT/APTT tiap pagi
Cek ur/cr tiap 3 hari
15
Rencana USG ginjal jika KU stabil
Terapi :
• IVFD NaCl 0,9% 6 jam/kolf
• Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gr IV
• Inj. Vit K 3x1 amp
• UDCA 3x1 tab PO
• Diet ML DHIII
• Transfusi albumin 20%
Laboratorium (08/02/2022)
Kimia Klinik
Total Protein : 3.6
Albumin : 1.8
Globulin : 1.8
Bilirubin total : 17.7
Bilirubin direk : 11.9
Bilirubin indirek: 5.8
Alkali fosfatase : 326
Gamma GT : 172
SGOT : 62
SGPT : 30
Ureum darah : 66
Kreatinin darah: 3.8
Kolesterol total : 32
16
HDL kolesterol : 5
LDL kolesterol : 7
Trigliserida : 98
PT : 22.4, PT kontrol : 12.3
APTT : 61.9, APTT kontrol : 25.6
Elektrolit
GDS 5 mg/dL
P :
Kontrol KU, VS, PPV
Protap Hipoglikemia
Konsul bedah digestive
Terapi :
• IVFD D 10% 8 jam/kolf Cek GD/jam, jika GD < 100 dan tidak sadar
bolus D 40% 2 flc
• IVFD NaCL 3% 12 jam / kolf
• Transfuse albumin 20%
• Inj Cefepim 3x1 gr IV
• Inf Levofloxacin 1x750 mg( selang hari)
17
Hipolabuminemia
Suspek ARDS berat dengan ancaman gagal nafas
P/
Anjuran konsul intensivist
Saat ini tidak ada tindakan akut dari bagian bedah
Anjuran perbaikan keadaan umum
Konsul ulang jika KU sudah perbaikan
• P : Perbaikan KU
LABORATORIUM (09-02-2022)
Hematologi:
Hb: 9,1 g/dL
Leukosit: 23.520/mm3
Ht: 27%
Trombosit: 87.000/mm3
Hemostasis:
PT : 23 detik
APTT : 57.3 detik
18
D-dimer : 3689 ng/mL
Kimia Klnik:
Total protein : 4,2 g/dL
Albumin : 2,4 g/dL
Globulin : 1,8 g/dL
Bilirubin total : 22,9 mg/dL
Bilirubin direk : 15 mg/dL
Bilirubin indirek : 7,9 mg/dL
SGOT/SGPT : 51/33 U/L
Kalsium : 9mg.dL
Ureum darah : 71 mg/dL
Kreatinin darah : 3.2 mg/dL
GDS : 56 mg/dL
Elektrolit:
Na/K/Cl: 127/4.8/101 mmol/L
AGD:
pH 7.283
pCO2: 40.2
pO2 83.4
SO2% 93.2
HCO3- 19.3
TCO2 20.5
P50 27.7
PO2/FIO2 406.9 mmHg
Imunologi:
Procalsitonin: 6.41 ng/mL
Terapi :
• Kontrol KU, VS
• IVFD NaCL 0.9% 6 jam/ kolf,
19
• Inj Cefepim 2x1 gr
• Inj Vit K 3x1 amp
• Crossmatch PRC 4 unit, FFP 4 unit
20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
21
22
22
23
bertambah besarnya inti sel, infiltrasi limfosit yang sangat ringan pada
daerah portal serta peningkatan retikulum endoplasmik.(4)
Patogenesis
Patogenesis hiperemesis gravidarum masih belum diketahuidengan
pasti, namun hanya berupa hipotesis-hipotesis. Diduga penyebab potensial
untuk penyakit hati yang berhubungan dengan kehamilan seperti
preeklamsia dan hiperemesis gravidarum adalah pembentukan sitokin
yang berlebihan oleh sel-sel.(8,9) Hipotesis lain memperkirakan adanya
kerusakan hati akibat gangguanoksidasi asam lemak oleh mitokondria pada
ibu atau janin yang mengakibatkan defisiensi rantai panjang 3-
hydroxyacyl-CoA dehidrogenase (LCHAD) sebagai alasan terjadinya
penumpukan asam lemak dalam plasenta dan akhirnya menyebabkan
kerusakan hati.(10)
23
24
Penatalaksanaan
Pasien dengan hiperemesis gravidarum biasanya memerlukan
perawatan, diberikan cairan intravena (kristaloid), anti-emetik dan nutrisi
parenteral.(8) Pemberian anti-emetik misalnya prometazin, proklorperazin,
klorpromazin, atau metoklopramid diberikan secara parenteral. Tidak
banyak bukti yang menyatakan bahwa pemberian glukokortiroid efektif.
Dua uji klinis yang dilakukan dengan pemberian metilprednisolon tidak
bermanfaat dibandingkan dengan placebo, namun kelompok yang
diberikan steroid jauh lebih jarang memerlukan rawat inap ulang.
Pemberian ondansetron tidak jauh lebih baik diberikan daripada
prometazin ketika dilakukan dalam sebuah penelitian klinis. (2)
Prognosis
Hiperemesis gravidarum merupakan suatu kondisi yang bersifat
reversibel tanpa kerusakan permanen pada hati dan hampir tidak pernah
fatal.(9)
24
25
Patogenesis
Penyebab kolestasis intrahepatik pada kehamilan belum diketahui,
tetapi penyakit ini mungkin terjadi pada wanita yang secara genetis rentan
terkena sebesar 50%. Hal ini dihubungkan dengan adanya mutasi pada
translokator fosfolipid yang dikenal sebagai ATP-cassete transporter B4
(ABCB4). Perubahan ini akan menyebabkan adanya peningkatan
sensitifitas hormon estrogen yang akan mengganggu transportasi asam
empedu. Hormon estrogen dapat mempengaruhi hepatosit dengan
mengurangi permeabilitas membran dan penyerapan asam empedu oleh
hati sehingga proses transportasi asam empedu dari ibu ke janin melalui
plasenta terganggu. Gangguan ini mengakibatkan meningkatnya kadar
asam empedu pada janin. Diduga peningkatan kadar tersebut
mempengaruhi kontraktilitas myometrium dan menyebabkan
vasokontriksi Vena korionik. Sebab inilah yang menjadi faktorterjadinya
kelahiran prematur dan fetal distress pada penderita dengan kolestasis
intrahepatic pada kehamilan.(2,8)
25
26
Gambaran Klinis
Penyakit ini biasanya dimulai pada trimester kedua dan ketiga
kehamilan, gejala yang paling umum adalah pruritus. Pruritus diperkirakan
terjadi karena adanya peningkatan garam- garam empedu serum.
Keparahan pruritus meningkat pada malam hari dan predileksinya di
telapak tangan dan kaki namun dapat menyebar ke seluruh tubuh. Pada
keadaan ringan, pruritus mungkin tidak disertai dengan ikterus. Namun,
bila keadaan terus berkembang, maka kira-kira 1 minggu setelah timbulnya
pruritus akan tampak adanya ikterus, urin berwarna seperti air teh dan tinja
terkadang berwarna agak pucat (steatorrhea). Ikterus biasanya bersifat
ringan (10% – 25%), menetap sampai melahirkan dan akan menghilang 1 –
2 minggu setelah melahirkan.(2,4,8,9)
Gejala klinis lain yang didapatkan berupa malaise, nausea, vomitus
dan nyeri epigastrium serta malabsorpsi vitamin yang larut dalam lemak
dan adanya penurunan berat badan.(4,9)
Penatalaksanaan
3.3.3.1 Pemantauan janin
Beberapa penelitian melaporkan sebelum terjadinya
kematian janin, gambaran cardiotocography (CTG) dan atau
gerakan janin dalam keadaan normal. Namun, bentuk-bentuk
pengawasan janin tidak mencegah kematian intrauterin.(12)
3.3.3.2 Induksi Persalinan
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa dengan
melakukan induksi persalinan pada usia kehamilan 37 atau 38
minggu memperoleh hasil yang lebih baik dengan
memperhitungkan kejadian kematian intrauterin.(12)
3.3.3.3 Medikamentosa
Pengobatan pilihan untuk penyakit adalah asam
ursodeoxykolik (UDCA) yang membantu untuk meringankan
pruritus dan meningkatkan kelainan tes hati. Tidak jelas
bagaimana UDCA bekerja, tetapi diduga bahwa konjugat
UDCA membantu target dan memasukkan protein transporter
26
27
Prognosis
Meskipun kolestasis intrahepatik pada kehamilan merupakan
kondisi yang tidak berbahaya bagi ibu, tapi dapat berpengaruh buruk pada
janin. Dalam beberapa penelitian, hampir 60% penyakit ini mengakibatkan
kelahiran premature dengan komplikasinya adalah gawat janin (61%) dan
kematian intrauterin (1,6%). Timbulnya pruritus dan kadar asam empedu
serum yang tinggi berhubungan dengan resiko kelahiran prematur.(9)
27
28
Patogenesis
Penyebab pasti dari AFLP masih belum diketahui secara pasti.
Namun, diperkirakan terjadinya AFLP adalah karena adanya disfungsi
mitokondria dalam oksidasi asam lemak yang menyebabkan akumulasi
dalam hepatosit. Infiltrasi asam lemak menyebabkan insufisiensi hati akut
sehingga asam lemak tersebut menumpuk. Adapun teori lain mengatakan
pada individu yang bersifat heterozigot tidak mengalami oksidasi asam
lemak yang abnormal, namun pada wanita hamil yang bersifat heterozigot
dan memiliki janin yang homozigot akan terjadi mutasi pada proses
oksidasi asam lemak tersebut. Muatan yang berlebihan dari rantai panjang
asam lemak yaitu 3-hydroxyacyl-koenzim A dehidrogenase heterozigot
(LCHAD) dan trigliserida menyebabkan penumpukan lemak hati dan
terjadi gangguan fungsi hati pada ibu.(8,13)
LCHAD adalah komponen kompleks dari enzim yang dikenal
sebagai protein trifungsional mitokondria (MTP). MTP yang tersering
bermutasi adalah G1528C dan E474Q sehingga menyebabkan defisiensi
LCHAD yang akan mengarah ke AFLP. Mutasi gen ini bersifat resesif,
oleh karena itu di luar kehamilan dalam kondisi fisiologis, wanita akan
memiliki oksidasi asam lemak normal kembali. (13,14)
Gambaran Klinis
Awitan gejala biasanya antara 30 dan 38 minggu kehamilan. Gejala
yang menonjol adalah nausea, vomitus, dan nyeri abdomen. Jaundice
biasanya terjadi antara 1 minggu sampai 10 hari dari awitan gejala. Bisa
28
29
terjadi gejala pertama adalah koma, gagal ginjal atau perdarahan walaupun
kasus yang ditemukan sangat jarang. Asites dapat terjadi pada 50%
pasien.(3)
Beberapa penderita mengalami hipoglikemia berat, ensefalopati
hati dan koagulopati. Sekitar 50% dari pasien ini juga akan memilikitanda-
tanda preeklamsia meskipun umumnya tidak terlalu parah. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya tanda disfungsi hati
bervariasi dari sedang sampai berat yang bermanifestasi sebagai
hipofibrinogemia, hipoalbuminemia, hipokolesterolemia, dan waktu
pembekuan yang memanjang. Kadar bilirubin serum biasanya kurang dari
10 mg/dL dan kadar transaminase serum meningkat sedang dan biasanya
kurang dari 1000 U/L.(2,3)
Pada hampir semua kasus berat, terjadi pengaktifan mencolok sel
endotel disertai kebocoran kapiler yang menyebabkan hemokonsentrasi,
sindrom hepatorenal, asites, dan terkadang edema permeabilitas di paru.
Kematian janin lebih sering terjadi pada kasus dengan hemokonsentrasi
berat. Kematian intrauterin mungkin terjadi karena berkurangnya perfusi
uteroplasenta, tetapi juga dapat berkaitan dengan penyakit berat dan
asidosis.(2)
Berdasarkan kriteria diagnosis Swansea, bila ditemukan gejala
klinis 6 atau lebih maka penderita tersebut positif mengidap AFLP.
Kriteria diagnosis Swansea adalah sebagai berikut.
29
30
lemak di pembuluh
darah pada
pemeriksaan biopsi
hati
Koagulopati
Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan pada penderita dengan AFLP adalah
dengan mengakhiri kehamilan. Seksio sesarea dapat meningkatkan
survival dari ibu maupun janin. Jika pasien tidak mengalami ikterus
atau perpanjangan waktu protrombin, persalinan hendaknya dapat
dilakukan dengan prosedur obstetri standar. Jika penyakit hati
sangat berat, janin hendaknya segera dilahirkan tanpa ditunda lagi.
Terapi dengan heparin atau antitrombin III tidak memuaskan.
Transplantasi hati merupakan pilihan dan hendaknya
dipertimbangkan.(3) Beberapa penelitian melaporkan dengan
tindakan plasmaferesis pada beberapa kasus yang berat berhasil
dilakukan. Plasmaferesis merupakan prosedur dimana plasma darah
dikeluarkan dari tubuh penderita dengan plasma dari pendonor.(9)
Prognosis
Meskipun dahulu angka kematian ibu mendekati 75%,
prognosis saat ini jauh lebih baik. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Sibai (2007) angka kematian rerata sebesar 7%. Ia juga
menyatakan angka persalinan premature sebesar 70% dan angka
kematian perinatal sekitar 15% yang dulunya hampir mendekati
90%. Sedangkan Ahmed dkk (2013) melaporkan angka kematian ibu
dengan AFLP sebesar 18% dan kematian janin 23%.(2,9)
30
31
Hepatitis A (HAV)
31
32
Hepatitis B (HBV)
Hepatitis C (HCV)
32
33
Gambaran Klinis
Secara umum terjadi pada kehamilan multipara, wanita kulit
33
34
Patogenesis
Penyebab sindrom HELLP secara pasti belum diketahui,
sindrom menyebabkan terjadinya kerusakan endotelial
mikrovaskuler dan aktivasi platelet intravaskuler. Aktivasi platelet
akan menyebabkan pelepasan tromboksan A dan serotonin, dan
menyebabkan terjadinya vasospasme, aglutinasi, agregasi platelet,
serta kerusakan endotelial lebih lanjut. Kaskade ini hanya bisa
dihentikan dengan terminasi kehamilan. Sel-sel darah merah yang
mengalami hemolisis akan keluar dari pembuluh darah yang telah
rusak, membentuk timbunan fibrin. Adanya timbunan fibrin di
sinusoid akan mengakibatkan hambatan aliran darah hepar,
akibatnya enzim hepar akan meningkat.(15)
Proses ini terutama terjadi di hati, dan dapat menyebabkan
terjadinya iskemia yang mengarah kepada nekrosis periportal dan
akhirnya mempengaruhi organ lainnya. Ada beberapa kondisi yang
diduga sebagai penyebab terjadinya eklampsia dan pre eklampsia.
Salah satunya adalah adanya peningkatan sintesis bahan
vasokonstriktor (angiotensin dan tromboksan A2) dan sintesis bahan
vasodilator yang menurun (prostasiklin), yang mengakibatkan
34
35
35
36
36
37
BAB IV
DISKUSI
37
38
38
39
meningkat (5-10x dari normal) serta trombositpenia. Penyebab nya sampai saat
belum diketahui secara pasti. Untuk diagnosis banding pada kasus ini antara lain
ialah, hepatitis virus, obstruksi saluran empedu dan kolestatis intra hepatic.
Ensefalopati (9%)
Pada pasien ini ditemukan 8 kriteria dari 15 kriteria yang ada, yaitu mual,
polyuria, peningkatan nilai labor bilirubin,SGOT/SGPT, Ur/Cr, leukositosis,
dan adanya gangguan koagulopati. Diagnosis AFLP hanya dapat dibuat melalui
biopsi hepar yang menunjukkan infiltrasi lemak mikrovsakuler dalam hepatosit.
Biopsi hepar harus hati-hati dilakukan selama kehamilan dan hanya dilakukan
39
40
40
41
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulaiman A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Pendekatan Klinis Pada Pasien
Ikterus. I ed. Jakarta: FK UI; 2007.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Obstetri Williams. 23 ed. Jakarta: EGC; 2012.
3. Achmad H. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Penyakit Hati Pada Kehamilan. I
ed. Jakarta: FK UI; 2007.
4. Wardoyo AB. Penyakit Hati Pada Kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran.
1996(110).
5. Dorland, Newman WA. Kamus Kedokteran Dorland. 29 ed. Jakarta EGC;
2002.
6. Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL.
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 13 ed. Jakarta: EGC; 1999.
7. Benson RC, Pernoll ML. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. 9 ed. Jakarta:
EGC; 2008.
8. Jain RK. Management Of Jaundice In Pregnancy. Medicine Update. 2010;
20(7):470-6.
9. Ahmed KT, Almashhrawi AA, Rahman RN, Hammoud GM, Ibdah JA. Liver
diseases in pregnancy: Diseases unique to pregnancy. World Journal
Gastroenterol. 2013;19(43):7639–46.
10. Outlaw WM, Ibdah JA. Impaired fatty acid oxidation as a cause of liverdisease
associated with hyperemesis gravidarum. Med Hypotheses. 2005; 65:1150–
1153.
11. Robbins, Cotran, Mitchell, N R. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit 7ed.
Jakarta: EGC; 2008.
12. Ali MK, Abdelbadee AY, Shazly SA, Abbas AM, Mohammed SA. Intrahepatic
cholestasis of pregnancy. Evidence Based Women’s Health Journal. 2013;3:1-
4.
13. Shah JM, Mehta Mn, Viradiya Hb. Acute Fatty Liver of Pregnancy. Indian
Journal of Clinical Practice. 2013;23(9):550-2.
14. Vora KS, Shah VR, Parikh GP. Acute fatty liver of pregnancy: a case report of
an uncommon disease. Indian Journal Crit Care Med. 2009;13(1):34-6.
15. Maulydia, Rahardjo E. Sindrom HELLP, Eklampsia, dan Perdarahan
Intrakranial Majalah Kedokteran Terapi Intensif. 2012;2(1):44-8.
16. Haram K, Svendsen E, Abildgaard U. The HELLP syndrome: Clinical issues
and management. A Review. BMC Pregnancy and Childbirth. 2009;9(8):1-15.
42