Anda di halaman 1dari 7

NAMA/NIM : ALIF HIDAYAH_Tugas 4_MK: Agama & Etika_D.

P: Pak Noer

Penjelasan Mengapa Harus Berlindung Dari Empat Hal ini?

1. Berlindung dari dari siksaan neraka jahannam

‫ب َجهَنَّ َم‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ب‬


ِ ‫ك ِم ْن َع َذا‬

Ya allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam

Rahasia Nabi ‫ ﷺ‬menempatkan urutan pertama berlindung dari adzab Jahannam karena neraka
bagian dari akhirat dimana lamanya waktu  1:1000 dari waktu di dunia. Sebagaimana dalam
hadis nabi,

ٍ ‫س ِمَئ ِة ع‬
(‫َام‬ ِ ْ‫)يَ ْد ُخ ُل فُقَ َرا ُء ْال ُمْؤ ِمنِينَ ْال َجنَّةَ قَ ْب َل اَأل ْغنِيَا ِء بِنِص‬
ِ ‫ خَ ْم‬، ‫ف يَوْ ٍم‬

“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu
setengah hari yang sama dengan 500 tahun.”

Dan ini dipertegas oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya,

ِ ‫ك َكَأ ْل‬
َ‫ف َسنَ ٍة ِم َّما تَ ُع ُّدون‬ َ ِّ‫وَِإ َّن يَوْ ًما ِع ْن َد َرب‬

“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(QS. Al Hajj: 47).

Adapun orang kafir di akhirat  dua kali lebih lama disbanding orang beriman, Allah Ta’ala
berfirman,

‫فِي يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَا ُرهُ خَ ْم ِسينَ َأ ْلفَ َسنَ ٍة‬

“Dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (QS. Al Ma’arij: 4)

Begitu lamanya waktu di akhirat, kondisi ini akan diperparah ketika seseorang masuk ke dalam
seburuk-buruk tempat yaitu neraka jahanam

ً ‫إنها سآءت مستقراً ومقاما‬

“Sesungguhnya neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman” (QS.
Al-Furqan: 66).

Keadaan Neraka Jahannam

Abu Hurairah mengatakan,


ُ‫ قَا َل قُ ْلنَا هَّللا ُ َو َرسُولُه‬. ‫ « تَ ْدرُونَ َما هَ َذا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ ِإ ْذ َس ِم َع َوجْ بَةً فَقَا َل النَّبِ ُّى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ُكنَّا َم َع َرسُو ِل هَّللا‬
‫ْرهَا‬ِ ‫ار اآلنَ َحتَّى ا ْنتَهَى ِإلَى قَع‬ ِ َّ‫ هَ َذا َح َج ٌر ُر ِم َى بِ ِه فِى الن‬ ‫ قَا َل‬.‫ َأ ْعلَ ُم‬.
ِ َّ‫ار ُم ْن ُذ َس ْب ِعينَ خَ ِريفًا فَه َُو يَه ِْوى فِى الن‬

“Kami dulu pernah bersama Rasulullah ‫ﷺ‬. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh. Nabi
‫ ﷺ‬lantas bertanya, “Tahukah kalian, apakah itu?” Para sahabat pun menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi ‫ ﷺ‬kemudian menjelaskan, “Ini adalah batu yang
dilemparkan ke dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu dan batu tersebut baru sampai di dasar
neraka saat ini. [HR. Muslim 5082]

Ukuran Fisik Penduduk Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ‫ﷺ‬ bersabda,

“Jarak antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka sejauh perjalanan 3 hari yang
ditempuh penunggang kuda yang larinya cepat.” (HR. Bukhari 6551 Muslim 2852)

An-Nawawi mengatakan,

‫ق بِ ِه‬ ِ َ‫هَ َذا ُكلُّهُ لِ َكوْ نِ ِه َأ ْبلَ َغ فِي ِإياَل ِم ِه َو ُكلُّ هَ َذا َم ْقدُو ٌر هَّلِل ِ تَ َعالَى يَ ِجبُ اِإْل ي َما ِن بِ ِه ِإِل ْخب‬
ِ ‫ار الصَّا ِد‬

Ini semua bertujuan agar lebih maksimal dalam menyiksanya. Dan ini semua di bawah
kekuasaan Allah Ta’ala, yang wajib kita imani, mengingat adanya berita dari ash-Shodiq (Nabi
Muhammad ‫ )ﷺ‬tentang hal ini (Syarh Shahih Muslim, 17:186).

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu,

“Sesungguhnya orang penduduk neraka akan membesar ketika masuk neraka, sampai gigi
gerahamnya sebesar gunung Uhud.” (HR. Ahmad 32:13, Syuaib al-Arnauth mengatakan,
‘Sanadnya maushul’ dan statusnya seperti sabda Nabi ‫)ﷺ‬.

2. Berlindung dari Adzab Kubur

‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫َو ِم ْن َع َذا‬

(Ya Allah, aku berlindung kepadaMu) Dan dari siksa kubur

Adzab kubur begitu mengerikan, bahkan orang kafir akan ditampakkan oleh Allah ‘azza wa jalla
neraka tiap harinya. Sebagaimana firaun dan bala tentaranya

ِ ‫) النَّا ُر يُ ْع َرضُونَ َعلَ ْيهَا ُغ ُد ًّوا َو َع ِشيًّا َويَوْ َم تَقُو ُم السَّا َعةُ َأ ْد ِخلُوا َآ َل فِرْ عَوْ نَ َأ َش َّد ْال َع َذا‬45( ‫ب‬
)46( ‫ب‬ ِ ‫ق بَِآ ِل فِرْ عَوْ نَ سُو ُء ْال َع َذا‬
َ ‫َو َحا‬

“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan
kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“.”
(QS. Al Mu’min: 45-46)
“Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. … Pendapat inilah yang
dipilih oleh Mujahid, ‘Ikrimah, Maqotil, Muhammad bin Ka’ab. Mereka semua mengatakan
bahwa ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur di dunia.” (Al Jaami’ Li Ahkamil Qur’an,
15/319)

Allah Ta’ala berfirman

‫ت فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوفِي اَآْل ِخ َر ِة‬


ِ ِ‫ِّت هَّللا ُ الَّ ِذينَ َآ َمنُوا بِ ْالقَوْ ِل الثَّاب‬
ُ ‫يُثَب‬

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Al Baroo’ bin ‘Aazib mengatakan,

‫ب ْالقَب ِْر‬ ْ َ‫نَزَ ل‬


ِ ‫ت فِى َع َذا‬

“Ayat ini turun untuk menjelaskan adanya siksa kubur.” (HR. Muslim)

Begitu dahsyatnya siksa kubur sampai-sampai khalifah Utsman bin Affan radhillahu ‘anhu
menangis tatkala melewati pemakaman. Suatu hari ada seorang bertanya kepadanya,

“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika
melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda:

“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari
(siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari
(siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi, beliau berkata,
“hasan gharib”. Syaikh al-Albani menghasankannya dalam Misykah al-Mashabih)

Diantara penyebab siksa kubur karena air kencing,

ْ ُ‫ارق‬
‫طنِ ّي‬ َ ‫ب اَ ْلقَب ِْر ِم ْنهُ – َر َواهُ اَل َّد‬
ِ ‫ فَِإ َّن عَا َّمةَ َع َذا‬,‫ال َرسُو ُل هَّللَا ِ – صلى هللا عليه وسلم – – اِ ْستَ ْن ِزهُوا ِم ْن اَ ْلبَوْ ِل‬
َ َ‫ق‬

َ ‫ب اَ ْلقَب ِْر ِم ْن اَ ْلبَوْ ِل – َوهُ َو‬


ِ ‫ص ِحي ُح اَِإْل ْسنَاد‬ ِ ‫ – َأ ْكثَ ُر َع َذا‬:‫َولِ ْل َحا ِك ِم‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas
kencing tersebut.” Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni.

3. Berlindung dari Fitnah Kehidupan Dunia dan Kematian

ِ ‫َو ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬


‫ت‬

(Ya Allah, aku berlindung kepadaMu) dari fitnahnya kehidupan dunia dan kematian
Fitnah hidup: semua fitnah yang dijumpai seseorang dalam hidupnya. Baik yang menimpa
agamanya atau urusan dunianya. Seseorang mendapatkan musibah yang menimpa dirinya,
hartanya, keluarganya, kerabatnya, dst. Demikian pula, termasuk fitnah hidup adalah fitnah yang
menimpa agama seseorang. Seperti penyimpangan dari agama dan syariat Allah, termasuk fitnah
bagi kehidupan manusia. Sebagaimana yang dikhawatirkan Nabi ‫ﷺ‬

‫ت ْالفِتَ ِن‬ ِ ‫ت ْال َغ ِّي فِي بُطُونِ ُك ْم َو فُرُو ِج ُك ْم َو ُم‬


ِ ‫ضاَّل‬ ِ ‫ِإ َّن ِم َّما َأ ْخ َشى َعلَ ْي ُك ْم َشهَ َوا‬

Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada
perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan. [HR. Ahmad dari
Abu Barzah Al-Aslami. Dishahihkan oleh Syaikh Badrul Badr di dalam ta’liq Kasyful Kurbah,
hal: 21]

Sedangkan fitnah kematian, diantaranya adalah adzab kubur. Mayit ditanya oleh malaikat
Munkar dan Nakir. Semua pertanyaan dan ancaman siksa di kuburan, termasuk fitnah kematian.

Sebagaian ulama menjelaskan bahwa fitnah kematian ini bisa jadi ketika seseorang dalam
keadaan sakaratul maut. Karena begitu sakitnya seseorang dalam keadaan naza’. Tidak hanya itu
saja, kadang setan akan mendatangi seseorang dalam keadaan naza’ untuk menggodanya.

Diantara kisah yang sangat masyhur adalah detik-detik akan meninggalnya Imam Ahmad bin
Hanbal rahimahullah. Disebutkan, bahwa anaknya yg bernama Sholeh sedang duduk disamping
Imam Ahmad. Tiba-tiba beliau berkeringat dan seperti mengigau dengan berteriak, “Tidak,
menjauhlah.. tidak menjauhlah..tidak menjauhlah.” Lalu Shaleh membangunkan ayahnya dan
bertanya ada apa gerangan. Kemudian Imam ahmad mengatakan, “Anakku, sesungguhnya setan
mendatangi sambil berkata ‘ Wahai imam Ahmad, jangan pergi.. sungguh aku merasa
kehilanganmu.. lalu aku jawab, “tidak,, menjauhlah..!!” sampai tiga kali.

Subhanallah, setan hendak menjerumuskan Imam Ahmad diakhir hidupnya agar dia meninggal
dalam keadaan Ujub. Namun Allah melindungi imam Ahmad dari gangguan setan yang terkutuk
ini.

Benarlah apa yang dikatakan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam..

‫وَِإنَّ َما اَأل ْع َما ُل بِ َخ َواتِي ِمهَا‬

“Nilai amal, dintentukan keadaan akhirnya.” (HR. Bukhari 6493, Ibn Hibban 339 dan yang
lainnya)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari semua tipu daya setan.

َ ِ‫ِّت قَ ْلبِى َعلَى ِدين‬


‫ك‬ ِ ‫ب ْالقُلُو‬
ْ ‫ب ثَب‬ َ ِّ‫اللَّهُ َّم يَا ُمقَل‬

Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agama-Mu.

4. Berlindung dari Keburukan Fitnah Dajjal Al-Masih


ِ ‫َو ِم ْن َشرِّ فِ ْتنَ ِة ْال َم ِس‬
‫يح ال َّدجَّا ِل‬

(Ya Allah, aku berlindung kepadaMu) dari keburukan fitnah Al Masih Ad Dajjal

Dajjal merupakan fitnah terbesar umat ini di akhir zaman, sehingga para Nabi selalu mewanti-
wanti umatnya dari fitnah Dajjal. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,

‫ق َأ ْكبَ ُر ِمنَ ال َّدجَّا ِل‬


ٌ ‫ق آ َد َم ِإلَى قِيَ ِام السَّا َع ِة خ َْل‬
ِ ‫َما بَ ْينَ َخ ْل‬

“Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya
(cobaannya) lebih besar dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)

Dari Anas, ia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ َوِإ َّن بَ ْينَ َع ْينَ ْي ِه َم ْكتُوبٌ َكافِ ٌر‬، ‫ْس بَِأ ْع َو َر‬ َ ‫ث نَبِ ٌّى ِإالَّ َأ ْن َذ َر ُأ َّمتَهُ اَأل ْع َو َر ْال َك َّذ‬
َ ‫ َوِإ َّن َربَّ ُك ْم لَي‬، ‫ َأالَ ِإنَّهُ َأ ْع َو ُر‬، ‫اب‬ َ ‫َما بُ ِع‬

“Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan kaumnya terhadap yang buta
sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian
tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)

‫ث َمطَ ِرهَا‬ َ ُ‫س ثُل‬ َ ِ‫ع َش ِدي ٌد يَْأ ُم ُر هَّللا ُ ال َّس َما َء فِى ال َّسنَ ِة اُألولَى َأ ْن تَحْ ب‬
ٌ ‫اس فِيهَا جُو‬ َ َّ‫صيبُ الن‬ ِ ُ‫ت ِشدَا ٍد ي‬ ٍ ‫ث َسنَ َوا‬ َ َ‫ُوج ال َّدجَّا ِل ثَال‬
ِ ‫وَِإ َّن قَ ْب َل ُخر‬
‫ْأ‬
‫ض فَتَحْ بِسُ ثُلُثَ ْى نَبَاتِهَا ثُ َّم يَ ُم ُر‬ ‫ْأ‬ ‫ْأ‬
َ ْ‫ث نَبَاتِهَا ثُ َّم يَ ُم ُر ال َّس َما َء فِى ال َّسنَ ِة الثَّانِيَ ِة فَتَحْ بِسُ ثُلُثَ ْى َمطَ ِرهَا َويَ ُم ُر اَألر‬َ ُ‫ض فَتَحْ بِسُ ثُل‬ َ ْ‫َويَْأ ُم ُر اَألر‬
ُ ‫ت خَ ضْ َرا َء فَالَ تَ ْبقَى َذ‬
‫ات‬ ُ ِ‫ض فَتَحْ بِسُ نَبَاتَهَا ُكلَّهُ فَالَ تُ ْنب‬َ ْ‫ط َرةٌ َويَْأ ُم ُر اَألر‬ْ َ‫هَّللا ُ ال َّس َما َء فِى ال َّسنَ ِة الثَّالِثَ ِة فَتَحْ بِسُ َمطَ َرهَا ُكلَّهُ فَالَ تَ ْقطُ ُر ق‬
َ‫ك ال َّز َما ِن قَا َل « التَّ ْهلِي ُل َوالتَّ ْكبِي ُر َوالتَّ ْسبِي ُح َوالتَّحْ ِمي ُد َويُجْ َرى َذلِك‬َ ِ‫اس فِى َذل‬ َ َّ‫ قِي َل فَ َما يُ ِعيشُ الن‬.» ُ ‫ت ِإالَّ َما َشا َء هَّللا‬ ٍ ‫ِظ ْل‬
ْ ‫ف ِإالَّ هَلَ َك‬
‫َعلَ ْي ِه ْم َمجْ َرى الطَّ َع ِام‬

“Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana
manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada
tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk
menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan
kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk
menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah
memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan
setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-
tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua
binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah.” Kemudian para
sahabat bertanya, “Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?” Beliau menjawab,
“Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.

Tempat Keluarnya Dajjal

Dajjal akan muncul dari arah timur dari negeri Persia, disebut Khurasan. Dari Abu Bakr Ash
Shiddiq, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

ْ ‫ان ْال ُم‬


ُ‫ط َرقَة‬ ُّ ‫ق يُقَا ُل لَهَا ُخ َرا َسانُ يَ ْتبَ ُعهُ َأ ْق َوا ٌم َكَأ َّن ُوجُوهَهُ ُم ْال َم َج‬
ِ ‫ض بِ ْال َم ْش ِر‬
ٍ ْ‫ال َّدجَّا ُل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َأر‬
“Dajjal itu keluar dari bumi sebelah timur yang disebut Khurasan. Dajjal akan diikuti oleh kaum
yang wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit”.

ُ‫يَ ْخ ُر ُج ال َّدجَّا ُل ِم ْن يَهُو ِديَّ ِ¾ة َأصْ بَهَانَ َم َعهُ َس ْبعُونَ َأ ْلفا ً ِمنَ ْاليَهُو ِد َعلَ ْي ِه ُم التِّي َجان‬

“Dajjal akan keluar dari Yahudiyah Ashbahan dan 70.000 orang Yahudi yang memakai mahkota
akan jadi pengikutnya.. [HR. Imam Ahmad]

Dajjal Tidak Akan Memasuki Empat Masjid

ُّ ‫صى َو‬
‫الطو َر‬ َ ‫وال َم ْس ِج َد اَأل ْق‬
ْ ‫ُول‬ ِ ‫الَ يَْأتِى َأرْ بَ َعةَ َم َس‬
ِ ‫اج َد ْال َك ْعبَةَ َو َمس ِْج َد ال َّرس‬

“Dajjal tidak akan memasuki empat masjid: masjid Ka’bah (masjidil Haram), masjid Rasul
(masjid Nabawi), masjid Al Aqsho’, dan masjid Ath Thur.” (HR. Imam Ahmad, Syaikh Syu’aib
Al Arnaut mengatakan sanadnya shahih)

Berapa Lama Dajjal di Muka Bumi?

Para sahabat menanyakan pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai berapa lama Dajjal
berada di muka bumi. Mereka berkata,

َ ‫ قُ ْلنَا يَا َرس‬.» ‫ض قَا َل « َأرْ بَعُونَ يَوْ ًما يَوْ ٌم َك َسنَ ٍة َويَوْ ٌم َك َشه ٍْر َويَوْ ٌم َك ُج ُم َع ٍة َو َساِئ ُر َأيَّا ِم ِه َكَأيَّا ِم ُك ْم‬
‫ُول‬ ِ ْ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ َو َما لَ ْبثُهُ فِى اَألر‬
ْ َ َ ُ ْ َ َ
ُ‫صالة يَوْ ٍم قا َل « ال اقدرُوا لهُ قد َره‬ ُ َ َ ‫هَّللا ِ فَ َذلِكَ ْاليَوْ ُم الَّ ِذى َك َسنَ ٍة َأتَ ْكفِينَا فِي ِه‬

“Wahai Rasulullah, berapa lama Dajjal berada di muka bumi?” Beliau bersabda, “Selama empat
puluh hari, di mana satu harinya seperti setahun, satu harinya lagi seperti sebulan, satu harinya
lagi seperti satu Jum’at (maksudnya: satu minggu, pen), satu hari lagi seperti hari-hari yang
kalian rasakan.”  Mereka pun bertanya kembali pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, jika satu hari bisa sama seperti setahun, apakah kami cukup shalat satu hari
saja?” “Tidak. Namun kalian harus mengira-ngira (waktunya)”, jawab beliau ‫ﷺ‬.

Dala hadits Abu Bakr Ash Shiddiq, Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,

ْ ‫ان ْال ُم‬


ُ‫ط َرقَة‬ ُّ ‫ق يُقَا ُل لَهَا ُخ َرا َسانُ يَ ْتبَ ُعهُ َأ ْق َوا ٌم َكَأ َّن ُوجُوهَهُ ُم ْال َم َج‬
ِ ‫ض بِ ْال َم ْش ِر‬
ٍ ْ‫ال َّدجَّا ُل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َأر‬

“Dajjal itu keluar dari bumi sebelah barat yang disebut Khurasan. Dajjal akan diikuti oleh
kaum yang wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit”. Kata Ibnu Katsir, “Nampaknya –
wallahu a’lam- mereka adalah bangsa Turk yang menjadi penolong Dajjal nantinya.” (An
Nihayah Al Fitan wal Malahim, 1: 117).

Nabi ‫ﷺ‬ bersabda,

‫يَ ْن ِز ُل ال َّدجَّا ُل فِى هَ ِذ ِه ال َّسبَ َخ ِة بِ َم ِّر قَنَاةَ فَيَ ُكونُ َأ ْكثَ َر َم ْن يَ ْخ ُر ُج ِإلَ ْي ِه النِّ َسا ُء َحتَّى ِإ َّن ال َّرج َُل لِيَرْ ِج ُع ِإلَى َح ِمي ِم ِه َوِإلَى ُأ ِّم ِه َوا ْبنَتِ ِه َوُأ ْختِ ِه‬
‫َو َع َّمتِ ِه فَيُوثِقُهَا ِربَاطا ً َمخَافَةَ َأ ْن ت َْخ ُر َج ِإلَ ْي ِه‬
“Dajjal akan turun ke Mirqonah (nama sebuah lembah) dan mayoritas pengikutnya adalah
kaum wanita, sampai-sampai ada seorang yang pergi ke isterinya, ibunya, putrinya, saudarinya
dan bibinya kemudian mengikatnya karena khawatir keluar menuju Dajjal”. (HR. Ahmad 2: 67.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Dajjal terbunuh didekat Baitul Maqdis, dibunuh oleh Nabi Isa bin Maryam –alaihis salam-,
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

“Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di pintu “Ludd”. (HR. Muslim 2937 dari hadits an
Nuwas bin Sam’an)

B. Mengapa Dajjal mendapat tambahan nama/gelar Al-Masih seperti Nabi


Isa Al-Masih.

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du

Al-masih secara bahasa berasal dari kata yang tersusun 3 huruf:‫م – س – ح‬. Dalam bahasa Arab,
kata ‫ َم َس َح‬artinya mengusap. Dari akar kata ini, kita bisa mengambil kesimpulan makna dari
turunannya.

Di alam ini, ada dua makhluk yang bergelar al-Masih, Nabi Isa ‘alaihis shalatu was salam dan
Dajjal. Keduanya akan saling bertemu di akhir zaman, dan Nabi Isa akan membunuh Dajjal.
Karena itu, terdapat ungkapan:

َ ‫ِإ َّن ال َم ِسي َح يَ ْقتُ ُل ال َم ِس‬


‫يح‬

“Sesungguhnya al-Masih (Nabi Isa) membunuh al-Masih (Dajjal).” (al-Misbah al-Munir, 2:572)

Mengapa Dajjal disebut al-Masih?

Sebutan al-Masih untuk Dajjal, berdasarkan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhir
tasyahud:

ِ ‫ َو ِم ْن َشرِّ ْال َم ِس‬،‫ت‬


ِ ‫يح ال َّدج‬
‫َّال‬ ِ ‫ َوفِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬،‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫ َو َع َذا‬،‫ب َجهَنَّ َم‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ب‬
ِ ‫ك ِم ْن َع َذا‬

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka, adzab kubur, fitnah hidup dan mati,
dan dari kejahatan al-Masih Dajjal.” (HR. Nasa’i, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan yang
lainnya).

Ibnul Atsir mengatakan:

“Dajjal disebut Masih, karena salah satu matanya terhapus. al-Masih: orang yang salah satu sisi
wajahnya mamsuh (terhapus), tidak ada matanya dan tidak ada alisnya.” (Jami’ al-Ushul, 4:204)

Anda mungkin juga menyukai