Anda di halaman 1dari 13

Membuat Resume

Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 10 Juni 2002

Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan


yang dimiliki oleh seseorang yang melamar sebuah pekerjaan amatlah
menentukan bagi dipilih atau tidaknya si pelamar untuk masuk ke
tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan.
Resume yang dibuat dengan baik akan mempermudah pembacanya (baca:
recruiter) dalam mengevaluasi qualifikasi yang dimiliki oleh si
pelamar.

Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan


menjiplak model resume orang lain) seringkali tidak disadari oleh si
pelamar. Dalam banyak kasus masih sering dijumpai bahwa pelamar
justru menggunakan format resume yang sudah baku dengan cara membeli
formulir resume yang dijual di toko-toko buku atau pun mendownload
formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah
sepenuhnya salah, namun demikian si pelamar hendaklah
mempertimbangkan apakah format tersebut sudah cocok dengan karakter
dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku tersebut,
setelah diisi oleh pelamar, ternyata justru banyak menyisakan ruang
kosong alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian justru
dapat menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata
si pembaca resume tersebut. Selain itu resume menjadi tidak enak
untuk dilihat.

Pertanyaan yang patut diajukan kemudian adalah bagaimana membuat


resume yang baik sehingga menarik bagi pembaca dan mampu memberikan
gambaran tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sang pelamar.
Lalu apa sebenarnya perbedaan antara Resume dan Curricullum Vitae
(CV)?

Resume vs Curriculum Vitae

Secara singkat dapat dikatakan bahwa resume adalah kumpulan atau


daftar yang menyangkut riwayat pendidikan dan pekerjaan/karir
seseorang dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman
yang dimilikinya. Sedangkan Curriculum Vitae adalah kumpulan atau
daftar yang berisi riwayat pendidikan, pekerjaan,
penghargaan/prestasi/gelar yang pernah diperoleh seseorang dan
faktor-faktor lain yang dianggap berguna oleh orang tersebut selama
hidupnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa faktor
sebagai berikut:
No.
Faktor
Resume
CV

1.
Materi
Riwayat pendidikan dan pekerjaan/karir dengan penekanan pada
keahlian, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki.
Riwayat pendidikan, pekerjaan, penghargaan/prestasi/gelar, yang
pernah diperoleh seseorang, keanggotaan organisasi, hasil karya dan
faktor-faktor lain yang dianggap berguna oleh seseorang selama
hidupnya.

2.
Penggunaan
Untuk melamar pekerjaan dengan posisi atau jabatan yang menuntut
pengalaman dan ketrampilan yang tinggi.

Seringkali digunakan untuk jabatan-jabatan pada level managerial


Pelamar pemula yang belum memiliki pengalaman kerja

Untuk melamar pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti Dosen, Guru,


Peneliti, Wakil Rakyat, Militer.

Di Indonesia, CV merupakan salah satu alat yang digunakan untuk


seleksi kenaikan jabatan atau yang dulu popular dengan nama "Litsus"
untuk PNS

3.
Format
Ditulis secara kronologis atau pun fungsional, atau bisa juga
kombinasi keduanya
Pada umumnya ditulis secara kronologis: pertama masuk sekolah sampai
tingkatan terakhir, atau pertama kali bekerja sampai pekerjaan
terakhir.

4.
Kedalaman Informasi
Ruang lingkup Informasi yang disajikan terbatas tetapi sangat rinci
dan mendalam
Ruang lingkup Informasi yang disajikan banyak tetapi tidak secara
rinci dan mendalam

5.
Informasi Pribadi
Sangat jarang diikutsertakan, kecuali memang relevan dengan
pekerjaan yang dilamar
Memuat hal-hal pribadi seperti hobby, musik yang disukai, status
perkawinan, kebangsaan, tinggi & berat badan, dll.

6.
Panjang
1 – 2 Halaman
3 – 4 halaman
Meski keduanya memiliki perbedaan, namun dalam praktek seringkali
perusahaan tidak dapat membedakan mana yang mereka butuhkan, apakah
Resume atau CV. Oleh karena itu, pelamar haruslah jeli dalam melihat
persoalan tersebut sebab bagaimanapun juga pada akhirnya pelamarlah
yang harus menyesuaikan diri dengan perusahaan, bukan sebaliknya.

Manfaat

Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan ditengah-tengah situasi


ekonomi yang tidak menggembirakan saat ini, di tambah lagi dengan
banyaknya jumlah pencari kerja, tidak jarang para pengusaha (baca:
orang yang mempekerjakan) harus meluangkan banyak waktu untuk
menyeleksi para calon pekerja yang berkualitas. Mengingat bahwa satu
jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan pelamar,
maka pengusaha sangat mengandalkan resume pelamar untuk
menyaring/menyeleksi mereka untuk dipanggil wawancara atau test
dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yang
tidak dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya
dalam bentuk resume yang menarik, padat, dan lugas akan sangat kecil
kemungkinannya untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamar
ternyata sangat menguasai bidang yang dilamarnya tetapi gagal hanya
karena resume yang dibuatnya tidak berkenan di hati pengusaha/pembaca.

Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar


sebenarnya memperoleh manfaat yang sangat besar bagi dirinya karena
ia telah mampu:

memberikan fakta-fakta tentang latarbelakang pelamar.

menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku


jabatan yang dilamar

memperlihatkan tujuan karir yang diinginkannya

Beberapa Saran

Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam


membuat resume, mungkin ada baiknya anda mempertimbangkan beberapa
saran berikut ini:

1) Isi dan Penampilan

Nama jabatan & Uraian Jabatan: Tulis nama jabatan anda dan lengkapi
dengan penjelasan tentang aktivitas-aktivitas harian Anda. Usahakan
untuk menuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat diukur. Ingat: Anda
harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya pekerjaan yang
telah anda lakukan

Tanggal dan Tempat. Tulislah riwayat pendidikan dan pekerjaan anda


secara tepat. Misalnya: kapan anda diterima bekerja dan kapan anda
keluar dari perusahaan X, kapan anda menjabat sebagai .... atau kapan
anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor cabang. Ingat: Jangan
membuat pembaca menebak-nebak kapan anda bekerja dan untuk berapa
lama.

Rinci. Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang


mungkin ada dalam resume anda sedetil mungkin.

Proporsional. Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan


kepentingan si pembaca dan buatlah secara proporsional. Contoh: Jika
anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak menulis
hanya satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager
dan tiga paragraph lainnya tentang kegiatan anda sebagai Trainer.

Relevansi. Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan


pekerjaan yang anda lamar. Contoh: Tidak perlu menuliskan pengalaman
berorganisasi anda selama kuliah meskipun anda menjabat sebagai ketua
Senat Mahasiswa selama beberapa periode, jika pekerjaan yang anda
lamar tidak berhubungan dengan kemampuan organisasi atau leadership.

Explicit. Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi.


Contoh: jangan berasumsi bahwa pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika
Atma Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika
anda tidak menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda
tamatan dari kota lain.

Panjang. Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman.


Namun jika memang riwayat karir dan pendidikan yang anda rasa sangat
penting untuk ditampilkan menuntut anda untuk memperpanjang, maka 3
(tiga) halaman resume masih dapat diterima.

Tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Tidaklah dibenarkan jika dalam
resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tanda baca, ejaan
maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa Inggris,
cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa
tersebut, jika memang anda belum yakin.

Mudah dibaca. Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan


pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan
isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat resume yang mudah
dibaca, tidak terpisah-pisah dan logis.

Penampilan. Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk


membuat resume, termasuk disini adalah pemilihan jenis huruf, kertas
yang digunakan serta paduan warna (jika menggunakan printer warna).
Tampilan resume yang asal-asalan hanya akan berakhir di kotak sampah
atau mesin penghancur kertas, meski pengirimnya mungkin memiliki
kualifikasi yang sangat baik.

2) Menunjukkan Kualifikasi

Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada


beberapa aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan
pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang
nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau
perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat anda tonjolkan adalah:

Penghargaan atau reward yang pernah diterima sesuai dengan jabatan


yang dilamar. Contoh: jika anda melamar sebagai IT Manager, pihak
perusahaan (recruiter) tentu ingin tahu kemampuan anda di bidang
teknik dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan rekan-
rekan yang lain. Jika anda pernah menerima penghargaan di bidang
tersebut, tuliskanlah. Dengan demikian perusahaan akan tahu dimana
tingkatan kemampuan anda.

Prestasi Akademik. Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda


raih sertakan juga judul Tugas Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.

Kemampuan Tambahan. Kemampuan tambahan dapat berupa kemampuan


mengoperasikan program komputer atau pelatihan-pelatihan khusus yang
pernah diikuti.

Keanggotaan dalam organisasi professional. Jika anda terlibat dalam


organisasi professional seperti Assiosiasi Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia (AAI), dll yang berguna
bagi pembaca, jangan segan untuk menuliskannya.

Indikator Kesuksesan. Anda dapat menuliskan berbagai indikator


kesuksesan yang pernah anda peroleh, misalnya beasiswa karena
kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri karena keberhasilan
anda dalam perusahaan, keberhasilan anda menekan biaya operasional di
divisi anda, dll.

Pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Tuliskan semua


pengalaman yang pernah anda alami sesuai dengan tuntutan pekerjaan
yang anda lamar. Cth: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda
untuk sering melakukan traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu
bahwa anda mahir berbahasa Inggris.

3) Perhatian Khusus

Selain kedua faktor yang telah disebutkan diatas, dalam membuat


resume pelamar perlu berhati-hati dalam mencantumkan atau menuliskan
hal-hal sebagai berikut:

Riwayat Gaji (Gaji yang pernah diterima dan yang diharapkan). Dalam
hal pencantuman jumlah gaji yang diterima dan yang diharapkan,
pelamar harus sangat berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya
mencantumkan hal tersebut dalam resume. Untuk itu pelamar dituntut
kejeliannya dalam melihat iklan lowongan kerja atau informasi tentang
lowongan kerja tersebut. Pada lowongan kerja yang sudah mencantumkan
dengan jelas berapa gaji yang akan diterima pertahun atau per bulan,
sebaiknya pelamar tidak perlu membuat riwayat gaji dalam resume yang
dibuatnya. Hal itu tentu saja akan sangat berbeda jika di dalam iklan
memang mengharuskan pelamar untuk mencantumkan riwayat gaji dan
besarnya gaji yang diharapkan.

Referensi. Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan


referensi, pelamar harus benar-benar yakin bahwa orang tersebut benar-
benar mengetahui diri si pelamar dan memiliki pengaruh positif bagi
perusahaan yang dilamar. Artinya pelamar tidak boleh asal menyebutkan
nama orang sebagai referensi, misalnya: mantan boss/atasan atau
dosen. Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama-nama orang
sebagai referensi, pelamar cukup menuliskan: "Referensi: akan
diberikan jika diminta".

Dokumen Pendukung. Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk


menyertakan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan
dalam resume, seperti Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat atau
Penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di Indonesia maka sebaiknya
pelamar menyertakan dokumen pendukung tersebut dalam bentuk
photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa anda benar-
benar menulis resume berdasarkan fakta yang ada. Namun satu hal yang
harus diingat dengan baik adalah "jangan sampai dokumen pendukung
tersebut menjadi terlalu banyak". Untuk itu anda harus
menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas dan relevan
untuk dilampirkan. Contoh: Jika anda pernah mengikuti kursus komputer
beberapa kali, tidak perlu semua sertifikat dari setiap kursus
tersebut anda lampirkan, tetapi cukup salah satu yang paling tinggi
tingkatannya.

Informasi Pribadi. Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal


yang bersifat pribadi. Beberapa hal yang umumnya boleh dituliskan
adalah status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan kendaraan,
kesediaan untuk di relokasi atau melakukan travelling ke luar kota /
luar negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus benar-benar yakin
bahwa informasi pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan pekerjaan
yang dilamar, jika tidak sebaiknya jangan menulis informasi pribadi
tersebut.

Para pembaca yang budiman, apapun pilihan karir anda pastikan untuk
membuat resume atau pun CV secara maksimal. Bila memang anda merasa
belum yakin dengan apa yang telah anda buat selama ini, cobalah buat
sekali lagi dan bila perlu minta orang lain untuk menilai Resume atau
CV anda tersebut. Selamat Mencoba, semoga anda cepat memperoleh
pekerjaan yang diinginkan.(jp)
Bagaimana Menulis Surat Lamaran Kerja?
Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 5 November 2001

Banyak pelamar berharap tidak perlu menulis surat lamaran kerja untuk
melengkapi resume atau CV, karena menurut mereka menyusun resume saja
sudah menghabiskan banyak waktu dan usaha selain itu resume
seringkali dianggap sudah memberikan semua informasi yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Namun demikian surat lamaran ternyata berperan
penting dalam mengarahkan pembaca (petugas rekrutmen & seleksi) untuk
membaca resume pelamar, jika difokuskan pada bagaimana dan mengapa
kemampuan khusus, pengalaman, prestasi, dan kepribadian pelamar akan
menguntungkan bagi perusahaan yang dituju.

Jenis Surat Lamaran

Pada dasarnya, ada dua jenis surat lamaran. Yang pertama digunakan
untuk menanggapi suatu iklan lowongan, umumnya disebut surat
pengantar standard. Jenis ini lebih mudah untuk ditulis karena
beberapa kriteria dari suatu jabatan sudah diketahui melalui iklan,
sehingga membantu pelamar mengetahui apa yang dibutuhkan pembaca.
Jenis surat lamaran ini dapat juga digunakan jika seseorang
mereferensikan atau merekomendasikan Anda ke sebuah perusahaan.

Jenis yang kedua adalah surat lamaran yang digunakan jika pelamar
mengincar perusahaan tertentu yang disukai namun tidak ada posisi
lowong yang dipublikasikan. Walaupun beberapa perusahaan mungkin
jengkel dengan surat lamaran yang tidak diminta ini, namun tidak
jarang perusahaan (baca: HRD) akan memperhitungkan surat lamaran yang
dibuat oleh para pelamar yang benar-benar memenuhi syarat. Meskipun
pelamar mungkin tidak segera dihubungi, namun jika sewaktu-waktu
perusahaan membutuhkan tenaga baru maka tidak jarang para pelamar
yang qualified akan dipanggil. Kebutuhan perusahaan bisa saja muncul
karena beberapa alasan seperti ada pegawai yang baru saja
mengundurkan diri, suatu posisi/jabatan baru diadakan untuk keperluan
mendadak, ada yang akan pensiun, atau baru saja ada PHK. Inilah yang
seringkali disebut "bursa kerja tersembunyi".

Demi menjaga agar surat lamaran anda (terutama jenis lamaran kedua)
tidak "dibuang" oleh pembaca, maka amatlah penting bagi penulis
(anda) untuk mengetahui karakter pembaca, seluk-beluk posisi/jabatan
yang Anda incar, dan keadaan perusahaan tujuan Anda. Jika pada surat
lamaran standard ketika melamar suatu posisi yang telah diiklankan,
Anda sudah dapat memperkirakan apa yang pembaca inginkan dan apakah
mereka berkenan menerima surat lamaran Anda, maka pada lamaran yang
tidak diminta, sangat penting membuat pembaca Anda merasa bahwa apa
yang Anda katakan dan tawarkan itu berharga untuk waktu dan perhatian
yang mereka berikan.

Dasar-Dasar Surat Lamaran

Garis besar surat lamaran kerja biasanya adalah sebagai berikut:

1.
Penampilan Fisik

Pertama-tama, harus diperhatikan bahwa tampilan surat lamaran itu


sama pentingnya dengan tampilan resume. Ingatlah bahwa hal pertama
yang dilihat pembaca adalah surat pengantar. Surat pengantar
haruslah sama dengan gaya penulisan, tampilan, kop, cetakan dan
kualitas kertas resume. Surat Lamaran idak boleh terlihat hanya
sebagai tambahan ala kadarnya, melainkan harus merupakan bagian tak
terpisahkan dari keseluruhan surat lamaran.

2.
Isi

a.
Kepala Surat

Kop/kepala surat: terdiri dari nama, alamat, nomor telepon, atau


email. Pastikan semuanya mudah dibaca

Tanggal: penting untuk memberikan tanggal penulisan lamaran sebagai


indikasi tanggal informasi dan hal-hal lainnya yang berhubungan.

Nama yang dituju dan jabatannya: sedapat mungkin dapatkan nama orang
yang dituju (khususnya untuk surat lamaran jenis kedua), diikuti
dengan nama jabatan, nama perusahaan, alamat, kota, dan kode pos.

Kode jabatan atau nomor referensi untuk posisi yang telah diiklankan.
Dan untuk yang tidak diiklankan cukup tuliskan nama jabatan. Tuliskan
pada bagian perihal.

Salam pembuka: gunakan nama yang dituju, misalnya kepada Yth.


Bpk/Ibu.........., atau kepada Yth. Direktur HRD PT……….

b.
Alenia Pembuka

Walaupun Anda tergoda untuk menulis kalimat pembukaan yang menarik,


namun harus tetap diingat bahwa ada nilai tersendiri bagi pembaca
dalam mengidentifikasi iklan atau posisi yang Anda lamar pada bagian
awal surat Anda, oleh karena itu biarkan kalimat pembukaan ini
langsung pada pokok persoalan dan jelas.

Pada kalimat kedua surat lamaran kerja Anda harus dapat menarik
perhatian si pembaca, tetapi hindari tipu muslihat. Walaupun Anda
mencoba menjual kualifikasi Anda demi jabatan yang Anda lamar,
jagalah supaya tulisan Anda tersebut tidak menjadi seperti iklan.
Sebaiknya pada bagian ini berisi ringkasan dari tujuan surat,
tuliskan: "Latar belakang saya adalah dalam bidang………..………
kelihatannya sangat cocok dengan posisi ……......."

c.
Alenia Kedua
Pada Alenia kedua tonjolkan bukan hanya kualifikasi yang tertulis
dalam resume, tetapi juga ketrampilan dan karakteristik lainnya yang
Anda miliki yang akan memberi nilai tambah bagi pembaca dan
perusahaan. Pada bagian ini Anda harus berusaha mengarahkan surat
pada kebutuhan, kepedulian, misi, dan tujuan yang ingin dicapai
perusahaan (sejauh yang Anda tahu), dan bagaimana kontribusi Anda
kelak akan menguntungkan dan meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan tersebut. Dengan demikian Anda memberikan sesuatu yang
membedakan Anda dari kandidat lainnya yang memiliki ketrampilan yang
sama.

d.
Alenia Penutup

Bagian ini adalah satu-satunya tempat dimana Anda


mengindikasikan bahwa Anda mengharapkan balasan dari surat lamaran
Anda baik melalui telepon maupun surat atau email. Hindari kata-kata
yang mengandung ancaman, seperti: "jika saya tidak mendapat balasan
dari Anda pada tanggal …… saya akan menghubungi Anda." Pernyataan
demikian, sekalipun dari kandidat yang paling bagus, dapat membuat
pembaca segera ke meja sekretaris dan berpesan, "Kalau si x menelpon,
catat pesannya, kemudian buang saja!" Hindari juga untuk menelpon ke
perusahaan atau calon atasan Anda tanpa perjanjian terlebih dahulu,
karena hal tersebut akan semakin membuat mereka jengkel dan melupakan
lamaran Anda. Sebaiknya indikasikan bahwa Anda tertarik dan
bersedia dihubungi sesuai waktu yang diberikan si pembaca, atau
dengan seijin pembaca Anda akan menelpon pada tanggal dan jam
tertentu untuk mendiskusikan posisi yang Anda incar, dengan catatan
bahwa jika waktu mereka tidak sesuai dengan harapan Anda, maka
mereka mau menitipkan pesan untuk waktu yang sesuai pada resepsionis
atau petugas yang dapat menghubungi Anda.
3.
Tanda Tangan & Nama Jelas

Pada akhir surat jangan lupa untuk membubuhkan tanda tangan dan
menuliskan nama lengkap anda.

Catatan:

Pembaca surat lamaran Anda tidak peduli terhadap keinginan atau


keuntungan yang Anda harapkan, mereka hanya peduli terhadap apa yang
bisa Anda berikan bagi mereka.

Pusatkan setiap upaya Anda pada kebutuhan pembaca, jabatan yang Anda
lamar, dan perusahaan bersangkutan

Selamat mencoba dan semoga berhasil. (jp)


Kiat Mendapatkan Pekerjaan
Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 20 Agustus 2002

Melamar pekerjaan bisa disebut sebagai suatu hal yang gampang-


gampang susah. Ada pelamar yang hanya mengirimkan satu surat lamaran,
kemudian dipanggil wawancara dan langsung diterima bekerja.
Sebaliknya ada pelamar yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran
dan sudah dipanggil untuk wawancara berkali-kali namun tidak kunjung
diterima bekerja. Dalam banyak kasus, kemampuan akademik yang tinggi
juga seringkali bukan jaminan untuk bisa diterima bekerja. Orang-
orang yang termasuk dalam kelompok terakhir yang sudah mengirimkan
puluhan surat lamaran tetapi tidak kunjung diterima bekerja
seringkali menjadi frustrasi dan akhirnya putus asa sehingga
kehilangan semangat untuk mencari pekerjaan. Akibatnya mereka
cenderung menjadi penganggur dan memiliki konsep diri yang negatif.

Demi menjaga agar jangan sampai sang pelamar menjadi frustrasi maka
ada beberapa hal yang harus dipahami dan dipelajari secara seksama
oleh para pencari kerja. Sama halnya dengan melakukan kegiatan-
kegiatan lain dalam hidup ini, maka mencari pekerjaan pun memerlukan
suatu pemahaman, ketrampilan dan keahlian tersendiri. Hanya orang-
orang yang menyadari hal inilah yang akan mampu memenangkan kompetisi
(di Indonesia bisa disebut Hyper-kompetisi) dalam mendapatkan
pekerjaan. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian para pencari
kerja, seperti dikutip dari monster.com diantaranya adalah sebagai
berikut:

1.
Pemahaman terhadap Proses Pencarian Pekerja

Pemahaman yang benar terhadap proses pencarian pekerjaan akan sangat


berguna bagi pencari kerja agar terhindar dari rasa frustrasi.
Beberapa hal yang harus diketahui dan dipahami pencari kerja
misalnya:

Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri


dan talenta yang dimiliki

Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat


memberikan manfaat bagi perusahaan yang dilamar

Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar


karena pasti membutuhkan waktu
Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti
secara kaku

Mencari pekerjaan harus pantang menyerah

2.
Kenali Diri Anda Sendiri

Identifikasi kemampuan, minat, bakat, nilai-nilai hidup, kebutuhan


dan kebiasaan anda. Jika anda memahami hal tersebut maka akan lebih
mudah bagi anda dalam menentukan jenis pekerjaan apa dan perusahaan
seperti apa yang akan anda pilih.

3.
Tentukan Tujuan Karir Anda

Putuskan jenis karir yang menjadi tujuan anda, perusahaan apa yang
cocok bagi anda, dan bila perlu tentukan juga lokasi atau area dimana
anda akan bekerja.

4.
Buatlah Career Portfolio

Buatlah career portfolio anda dengan menyiapkan dokumen-dokumen


pelengkap seperti:

Surat Lamaran (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja)

Resume (baca juga artikel: Membuat Resume)

Surat Rekomendasi, piagam penghargaan, dll

Transkrip Nilai, Ijazah, Sertifikat, dll

Kartu Nama (jika ada)

5.
Perluas Jaringan

Mencari pekerjaan seringkali memerlukan kerjasama team. Dalam hal


ini anda harus memiliki jaringan atau networking untuk mencari
berbagai informasi yang diperlukan tentang lowongan pekerjaan yang
sesuai untuk anda. Anda bisa bekerjasama dengan teman, anggota
keluarga atau pun kenalan anda untuk mendapat berbagai informasi yang
dibutuhkan. Semakin luas networking maka akan semakin cepat
kemungkinan anda untuk mendapatkan pekerjaan atau setidaknya akan
banyak peluang lowongan kerja yang tersedia. (baca juga artikel:
Networking dan Usaha Mendapatkan Pekerjaan)
6.
Kenali Tempat / Perusahaan yang Dilamar

Kenyataan pahit yang harus dialami oleh pekerja karena di PHK atau
para pencari kerja yang "ditipu" oleh si pemberi pekerjaan, hendaknya
menjadi pelajaran bagi anda sebelum mengirimkan surat lamaran
pekerjaan. Artinya jangan sampai anda melamar di perusahaan yang
kurang terjamin masa depannya. Salah satu cara yang paling mudah
dilakukan untuk mengenali perusahaan / pemberi pekerjaan adalah
dengan mencari informasi secara rinci tentang perusahaan yang
menyediakan lowongan pekerjaan tersebut, mencakup kemampuan
finansial, jenis usaha, jenis pekerjaan yang ditawarkan (pegawai
tetap atau kontrak), siapa pemiliknya, dll. Jika akhirnya anda
menemukan kecocokan dengan tujuan karir anda maka barulah anda boleh
mengirimkan surat lamaran. Dalam hal bahwa anda melamar melalui iklan
lowongan kerja yang ada di media massa maka pilihlah iklan lowongan
kerja yang diterbitkan di media massa yang sudah terpercaya. Dan
untuk ini pun anda tetap harus mengecek lagi profile perusahaan
pemberi pekerjaan.

7.
Melamar

Melamar pekerjaan membutuhkan suatu seni tersendiri oleh karena itu


pencari kerja harus benar-benar mempersiapkan semua hal yang
berhubungan dengan lamaran tersebut secara seksama. Lakukan hal yang
sama setiap kali anda melamar pekerjaan. (baca juga artikel: Menulis
Surat Lamaran Kerja dan Membuat Resume)

8.
Wawancara Kerja

Wawancara kerja merupakan suatu proses yang menghantar anda


ke "gerbang perusahaan". Artinya jika anda sudah memasuki tahap
wawancara kerja maka anda memiliki kesempatan untuk lebih mengenal
perusahaan dan sebaliknya perusahaan dapat mengenal potensi anda
secara lebih rinci. Oleh karena itu, pencari kerja harus benar-benar
mempersiapkan diri dalam menghadapi wawancara kerja. (baca juga
artikel: Menyiasati Wawancara Kerja)

9.
Menerima atau Menolak Tawaran Pekerjaan

Seperti yang telah dikemukakan bahwa mencari pekerjaan adalah


gampang-gampang susah, maka konsekuensi logis yang akan dihadapi
setiap pencari kerja adalah diterima atau ditolak. Dalam
kenyataannya, meski disadari bahwa mendapatkan pekerjaan adalah suatu
hal yang sulit, namun terkadang ada tawaran pekerjaan yang terpaksa
ditolak sendiri oleh si pelamar karena berbagai alasan. Dalam hal
ini, jika anda termasuk pelamar yang terpaksa menolak tawaran
pekerjaan, maka lakukan hal tersebut dengan cara-cara elegance
sehingga tidak menyinggung perasaan orang-orang di perusahaan yang
anda lamar. Sebaliknya jika anda menerima tawaran kerja maka
sampaikan rasa terima kasih penghargaan atas kesempatan untuk
berkarir di perusahaan tersebut dan tindaklanjuti dengan membuat
kesepakatan kerja serta langkah-langkah yang harus anda persiapkan
sebelum mulai bekerja.

10.
Evaluasi Proses

Jika anda tetap belum berhasil mendapatkan pekerjaan meski sudah


menjalani beberapa langkah di atas, maka anda perlu mengevaluasi
seluruh proses pencarian pekerjaan. Tanyakan pada diri anda sendiri:

Apakah saya sudah melakukan semua hal yang wajib dan perlu
dilakukan?

Seberapa jauh persiapan saya dalam menempuh setiap langkah di atas?

Hal-hal apa saja yang perlu saya perbaiki dan apakah ada hal lain
yang kurang?

Jika memang ternyata masih tetap gagal mendapat pekerjaan meski


sudah merasa melakukan langkah-langkah yang optimal, maka ada baiknya
anda mencari bantuan kepada orang-orang yang profesional, misalnya
konselor atau psikolog. Dengan bantuan mereka anda mungkin bisa
mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab kegagalan anda mendapatkan
pekerjaan.

Dengan pemahaman terhadap keseluruhan proses pencarian pekerjaan


diharapkan individu memiliki ketahanan diri dalam menghadapi berbagai
tantangan sebelum berhasil memperoleh pekerjaan. Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi anda semua yang saat ini sedang mencari
pekerjaan. Selamat mencoba. (jp)

_____________________________

Tulis Komentar Anda

Lihat Komentar

Lihat Artikel Lain

Anda mungkin juga menyukai