Superimmunity and Implication On New Variant of COVID-19 - 220122 - EB
Superimmunity and Implication On New Variant of COVID-19 - 220122 - EB
Implication on New
Variant of COVID-19
ERLINA BURHAN
D E PA R T E M E N P U L M O N O LO G I DA N K E D O K T E R A N
RESPIRASI
F K U I - R S U P P E R S A H A B ATA N
Dampak terhadap Beberapa Parameter
» Di Afrika Selatan terjadi lonjakan kasus positif yang » Belum diketahui apakah Omicron menyebabkan penyakit yang
signifikan, tetapi masih diteliti apakah diakibatkan oleh lebih berat dibandingkan varian lain, termasuk Delta
Omicron atau faktor lain
» Data awal menunjukkan tingginya angka rawat inap di Afrika
» Diduga varian Omicron lebih mudah menular antar manusia Selatan, tetapi ini dapat disebabkan tingginya kasus saat ini
» Data awal Australia menunjukkan kecenderungan gejala ringan
REINFEKSI PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Beberapa bukti awal menunjukkan adanya kemungkinan
PCR masih dapat mendeteksi infeksi akibat varian Omicron
peningkatan risiko reinfeksi akibat varian Omicron, jika
dibandingkan dengan VOC lain. ( data masih terbatas dan belum Masih perlu dipelajari apakah ada dampak varian Omicron
dapat dipastikan) terhadap pemeriksaan lain, termasuk tes cepat antigen
Vaksin Terapi
» Dampak potensial varian ini terhadap vaksin sedang » Pengobatan yang efektif untuk pasien COVID-19 derajat
diselidiki berat (kortikosteroid, anti IL-6) masih efektif
» Meskipun demikian, berdasarkan data terhadap varian lain, » Obat lain akan dikaji efektivitasnya terhadap varian Omicron
vaksin yang ada saat ini masih efektif dalam mencegah ini
penyakit yang berat dan kematian
https://www.who.int/news/item/28-11-2021-update-on-omicron 2
https://www.health.gov.au/news/health-alerts/novel-coronavirus-2019-ncov-health-alert/omicron-variant
Studi dari HKUMed Hong Kong
Studi membandingkan nilai TCID50 di bronkus dan paru
akibat infeksi varian Omicron, Delta, atau varian awal
https://www.med.hku.hk/en/news/press/20211215-omicron-sars-cov-2-infection
Omicron
Berdasarkan laporan 43 kasus di US 1-8 Desember
2021
CDC COVID-19 Response Team. SARS-CoV-2 B.1.1.529 (Omicron) variant – United States, December 1-8, 2021. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2021 Dec 17;70(50):1731-4.
Gejala Klinis
Berdasarkan Informasi dari Beberapa laman berita
Gejala klinis:
Batuk, Nyeri tenggorok, terutama tenggorokan gatal à gejala yang khas pada Omicron
1. https://www.al.com/news/2022/01/most-common-omicron-symptoms-now-1-unique-symptom-reported.html
2. https://www.npr.org/sections/health-shots/2022/01/06/1070622880/what-we-know-about-the-symptoms-and-the-severity-of-the-omicron-variant
3. https://joinzoe.com/learn/omicron-symptoms
Omicron di
RSUP
Persahabat
an
Perempuan, 48 tahun
Omicron: positif
8
Imunitas Omicron
Didasari penelitian (pre-
print) kemampuan antibodi Plasma berisi antibodi dari Neutralisasi omicron oleh
pada infeksi Omicron untuk individu terinfeksi Omicron antibodi lebih tinggi pada
menetralisasi virus varian diperiksa kemampuan pasien yang telah
Delta (belum ada terhadap neutralisasinya divaksinasi
varian lain)
Khan K, Karim F, Cele S, San JE, Lustig G, Tegally H, et al. Omicron infection of vaccinated individuals enhances neutralizing immunity against the
Delta variant . (Pre Print, available from MEDRXIV-2021-268439v2-Sigal.pdf (secureservercdn.net)
Latar Belakang Superimmunity
ØProtein Spike (S) adalah protein inti SARS-CoV-2 yang digunakan untuk menginfeksi. Protein S dapat ditarget oleh
antibodi netralisir (nAb) yang diproduksi tubuh
ØPeneliti berhasil mendesain sebuah produk mutasi protein S yang berisi 20 mutasi dan diketahui resisten penuh
terhadap nAb yang dihasilkan oleh sebagian besar individu yang telah terinfeksi atau divaksinasi à resistensi
lebih tinggi dibandingkan varian yang sudah ada saat ini
ØIndividu yang telah terinfeksi COVID-19 sebelumnya, lalu menerima vaksinasi, dilaporkan mampu melawan
protein mutan tersebut à respons imun sangat baik (superimmunity/hybrid immunity)
ØAntibodi yang dihasilkan individu yang memiliki riwayat COVID-19 dan divaksinasi, diharapkan dapat efektif
terhadap semua varian yang akan datang à mengakhiri pandemi
Callaway E. COVID super-immunity: one of the pandemic’s great puzzles. Nature. 2021;598(7881):393-4.
Fisiologi Imunitas pada COVID-19
COVID super-immunity: one of the pandemic’s great puzzles (nature.com) ; Andreano E, Paciello I, Piccini G, Manganaro
N, Pileri P, Hyseni I, et al. Hybrid immunity improves B cells and antibodies against SARS-CoV-2 variants. Nature. 2021; 600 (7889):530-5
Definisi Superimmunity
Superimmunity (atau hybrid immunity)
• Kondisi kekebalan yang tinggi terhadap semua varian SARS-
CoV-2 (termasuk yang akan datang)
• Diketahui muncul pada individu dengan riwayat COVID-19
(natural immunity) + vaksinasi (artificial immunity) à hybrid
immunity
• Antibodi pada individu yang memiliki riwayat COVID-19
sebelum vaksinasi lebih poten dibandingkan individu yang
belum pernah terinfeksi COVID-19
Callaway E. COVID super-immunity: one of the pandemic’s great puzzles. Nature. 2021;598(7881):393-4.
Konsep Superimmunity
Sel B memori berperan dalam superimmunity. Sel B memori menghasilkan antibodi dengan
kualitas yang lebih baik, dan bertahan dalam jangka waktu yang lama
Sel B memori (dan antibodi yang diproduksi) yang dipicu oleh infeksi alamiah berbeda dengan
vaksinasi à perbedaan ini diduga berkontribusi terhadap munculnya superimmunity
◦ Antibodi yang muncul setelah infeksi alamiah memiliki potensi yang terus berkembang terhadap berbagai
varian selama 1 tahun setelah infeksi, berbeda dengan antibodi setelah vaksinasi
◦ Antibodi setelah infeksi alamiah dapat mengenali banyak varian dengan baik dengan menargetkan
berbagai regio di protein S
◦ Sel B memori setelah infeksi alamiah cenderung lebih banyak menghasilkan antibodi terhadap varian
yang dapat menghindari imun, seperti Beta dan Delta
◦ Sel B memori setelah infeksi alamiah menghasilkan antibodi secara lebih konsisten dan stabil
Callaway E. COVID super-immunity: one of the pandemic’s great puzzles. Nature. 2021;598(7881):393-4.
Riset Super-Immunity COVID-19
Andreano E, Paciello I, Piccini G, Manganaro N, Pileri P, Hyseni I, et al. Hybrid immunity improves B cells and antibodies against SARS-
CoV-2 variants. Nature. 2021; 600 (7889):530-5
Perbandingan antibodi pascavaksinasi
individu yang pernah terinfeksi (seropositif)
dengan yang belum terinfeksi (seronegatif)
Andreano et al à 100% inhibitory concentration
geometric mean (GM-IC100) dari nAb pada individu
yang seropositif lebih rendah dibandingkan dengan
yang seronegatif terhadap varian wild-type (WT),
Alpha, Beta, Gamma, dan Delta à antibodi lebih
poten
Andreano E, Paciello I, Piccini G, Manganaro N, Pileri P, Hyseni I, et al. Hybrid immunity improves B cells and antibodies against SARS-CoV-2 variants. Nature. 2021;600(7889):530-5.
Superimmunity pada individu
yang belum pernah COVID-19?
Meskipun respons imun tidak seoptimal penyintas COVID-19, individu yang
naïve diperkirakan dapat mencapai kondisi superimmunity namun
memerlukan waktu lebih lama à sel B memori mengalami perubahan
setelah 12 minggu setelah dosis kedua vaksin mRNA
Beberapa alternatif yang diduga dapat membantu individu naïve mencapai
superimmunity dengan meniru konsep hybrid immunity antara lain:
1. Dosis booster (boosted immunity)
2. Meningkatkan interval antar dosis
Callaway E. COVID super-immunity: one of the pandemic’s great puzzles. Nature. 2021;598(7881):393-4.
Dosis booster (boosted immunity) memicu hybrid
immunity-like response pada individu yang belum
pernah terinfeksi (naïve)
Dosis vaksinasi ketiga (booster) untuk individu yang belum pernah terinfeksi diperkirakan dapat
memicu respons imun yang serupa dengan hybrid immunity à hybrid immunity-like response
Hal ini diduga akibat dari NAb dari infeksi maupun vaksinasi umumnya berasal dari sel yang
imunodominan (immunodominant germlines)
Riwayat COVID-
19 Vaksinasi Superimmunity
Tanpa Riwayat
Vaksinasi Booster Superimmunity?
COVID-19 (naïve)
Andreano E, Paciello I, Piccini G, Manganaro N, Pileri P, Hyseni I, et al. Hybrid immunity improves B cells and antibodies against SARS-CoV-2 variants. Nature. 2021;600(7889):530-5.
Imunogenisitas extended dosing
interval vaksin Pfizer
Payne et al membandingkan imunogenisitas
vaksin Pfizer interval median 3 minggu
dengan median 10 minggu, pada populasi
naïve atau penyintas COVID-19
Respons nAb, sel B, dan sel T CD4+ IL-2+
lebih tinggi pada kelompok interval panjang,
baik terhadap varian Beta, Delta, atau
Gamma
Payne RP, Longet S, Austin JA, Skelly DT, Dejnirattisai W, Adele S, et al. Immunogenicity of standard and extended dosing intervals of BNT162b2 mRNA vaccine. Cell. 2021;184(23):5699-714.e11
Imunogenisitas extended dosing
interval vaksin Pfizer (lanjut.)
Pada populasi dengan riwayat COVID-19, setelah 2 dosis vaksin
ditemukan aktivitas netralisasi yang lebih tinggi à hybrid immunity
Secara teoritis:
Early boosting: meningkatkan jumlah sel T efektor dan terdiferensiasi
akhir
Later boosting: meningkatkan ekspansi sel T yang efisien, dan
persistensi sel memori
Sehingga later boosting/extended dosing interval pada populasi naïve
dapat membantu meningkatkan sel T memori
Payne RP, Longet S, Austin JA, Skelly DT, Dejnirattisai W, Adele S, et al. Immunogenicity of standard and extended dosing intervals of BNT162b2 mRNA vaccine. Cell. 2021;184(23):5699-714.e11
Aplikasi extended dosing interval
vaksinasi
Interval dosis vaksin yang optimal harus dipertimbangkan, tidak hanya dari
imunogenisitas, melainkan juga dari
1. Prevalensi COVID-19 di komunitas
2. Kekebalan populasi dari infeksi alamiah
3. VOC yang bersirkulasi
4. Suplai vaksin
Payne RP, Longet S, Austin JA, Skelly DT, Dejnirattisai W, Adele S, et al. Immunogenicity of standard and extended dosing intervals of BNT162b2 mRNA vaccine. Cell. 2021;184(23):5699-714.e11
Superimmunity terhadap Omicron
Masih diperlukan studi lanjutan untuk menganalisis superimmunity terhadap varian Omicron
Namun, menurut beberapa laporan, potensi imunitas semakin menurun seiring waktu sehingga
disarankan untuk mendapatkan dosis booster
Belum diketahui apakah hybrid immunity lebih baik dibandingkan vaksinasi saja pada populasi
naïve ?
Pada kasus Omicron, reinfeksi dan infeksi pada individu yang tervaksinasi cenderung lebih
banyak terjadi à superimmunity (baik hybrid immunity atau boosted immunity) bisa jadi kunci
untuk mencegah infeksi yang berat
Kozlov M. Waning COVID super-immunity raises questions about Omicron. Nature. 2021.
Netralisasi silang terhadap varian
Omicron
Rossler et al: individu yang menerima vaksinasi homolog Pfizer atau heterolog Pfizer-AstraZeneca
à dilaporkan ada sebagian netralisasi silang (cross-neutralization) terhadap varian Omicron
Netralisasi silang ini tidak ditemukan pada individu yang menerima vaksinasi homolog
AstraZeneca, homolog Moderna, atau riwayat COVID-19 varian Alpha, Beta, atau Delta, tanpa
vaksinasi (Alpha-/Beta-/Delta-convalescent)
Rossler A, Riepler L, Bante D, von Laer D, Kimpel J. SARS-CoV-2 Omicron variant neutralization in serum from vaccinated and convalescent persons. NEJM. 2022. 10.1056/NEJMc2119236
Hybrid immunity terhadap varian
Omicron
Rossler et al menganalisis sampel serum individu
yang sudah pernah terinfeksi dan juga menerima
vaksinasi (hybrid immunity), baik infeksi terlebih dulu
baru divaksinasi (convalescent-vaccinated) maupun
vaksinasi terlebih dulu kemudian ada breakthrough
infection (vaccinated-convalescent)
9 dari 10 sampel serum dapat menetralisir varian
Omicron, meskipun lebih rendah dari varian Delta
Rossler A, Riepler L, Bante D, von Laer D, Kimpel J. SARS-CoV-2 Omicron variant neutralization in
serum from vaccinated and convalescent persons. NEJM. 2022. 10.1056/NEJMc2119236
Hybrid immunity terhadap varian
Omicron
Studi lain oleh Miyamoto et al: Omicron resisten terhadap
netralisasi pada individu yang menerima vaksinasi dosis
penuh tanpa riwayat breakthrough infection
Miyamoto S, Arashiro T, Adachi Y, Moriyama S, Kinoshita H, Kanno T, et al. Vaccination-infection interval determines cross-neutralization
potency to SARS-CoV-2 Omicron after breakthrough infection by other variants. medRxiv. https://doi.org/10.1101/2021.12.28.21268481
Dampak jarak antara vaksinasi dan
breakthrough infection terhadap
aktivitas netralisasi silang
Miyamoto S, Arashiro T, Adachi Y, Moriyama S, Kinoshita H, Kanno T, et al. Vaccination-infection interval determines cross-neutralization potency to
SARS-CoV-2 Omicron after breakthrough infection by other variants. medRxiv. https://doi.org/10.1101/2021.12.28.21268481
Boosted immunity
terhadap varian Omicron
Garcia-Beltran et al menilai potensi netralisir dari serum penerima vaksin
mRNA terhadap varian WT, Delta, dan Omicron
Memiliki tiket ketiga Di bawah 6 bulan Ditunda sampai 6 bulan post dosis 2
booster
Segera jalani suntikan ke 3 / Booster terutama untuk lansia, orang dengan komorbid
Superimmunity saja tidak cukup dan tidak bisa berdiri sendiri, harus tetap dilengkapi dengan protocol
Kesehatan